DELPHINE PSIKOPAT. Penerbit Jinggastory.blogspot.com PSIKOPAT. Oleh: Delphine. Copyright 2010 by Delphine. Penerbit. Jinggastory

dokumen-dokumen yang mirip
Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Belajar Memahami Drama

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Cermin. Luklukul Maknun

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

SATU. Plak Srek.. Srek

Kapter dan Master. Ugh rasa dingin ini! Aku ingin cepat-cepat melihat matahari lagi.!

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Kisah Dari Negeri Anggrek

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Yang Mencinta dalam Diam

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Mencintai, adalah satu kata bermakna kompleks yang dapat mengubah seluruh hidup manusia. Mencintai adalah aku dan kamu. Dia dan orang lain.

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

[CERITA DARI FASCHEL-SECANGKIR RINDU] August 27, Secangkir Rindu

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.

Sang Pangeran. Kinanti 1

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

wanita dengan seribu pesona yang ada disebelahku. Terkadang Rini berteriak dan memeluk erat lenganku. Lucu rasanya jika memikirkan setiap kali ia

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Matahari dan Kehidupan Kita

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Sayangnya, bukan karena faktor-faktor positifnya. Gang Eyeri-Headburry terkenal sebagai gang terkumuh di kota Headburry. Terkotor, terbobrok, dan

A Y U R I A N N A. There s Something Between Us

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

"ne..cheonmaneyo" jawab Yunho mewakili DBSK sambil sedikit membungkuk.

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

My Love Just For You vol1

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

Wilangan 17 Kota Emas

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.


Sepasang Sayap Malaikat

Nama: Alphent Nichola DD Nim: Kelas: 09-S1TI-02 KOTA KEGELAPAN

Tanpa awan dan angin, takkan pernah ada hujan. Tapi jika awan, angin dan hujan bersama, bukankah akan timbul badai besar?

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

2. Gadis yang Dijodohkan

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

TEKNIK EDITING DALAM FILM BELENGGU

perhiasan Xi Lin berada, Xi Lin adalah suami dari wanita paruh baya itu dan ayah dari si wanita muda.

Penerbit Kin S Gallery

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

Oh tidak, tidak, tidak... Seharusnya Mr. Henry tidak bisa menemukannya di sini. Lemari ini adalah tempat aman Mallory setiap kali Mr.

Kaki Langit. Bulan dan Matahari

ZEITMASCHINE. Kumpulan Prosa MAS OKIS

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

Mataram Binangkit Jilid 1

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Apa yang kau lakukan di sini? Apa Suster Kepala yang

BigPut. FINDING the LOST PRECIOUS MEMORIES

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Mentari Senja. Niko Cahya Pratama. This book is for sale at This version was published on

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

P A D A M U E M B U N

Cara Melihat Aura & Merasakannya

Chapter 01: What will you do to protect me?

Transkripsi:

DELPHINE PSIKOPAT Penerbit Jinggastory.blogspot.com PSIKOPAT Oleh: Delphine Copyright 2010 by Delphine Penerbit Jinggastory (http://jinggastory.blogspot.com)

Apakah ketika keinginan untuk mati melebihi keinginan duniawi yang lain, aku pantas disebut psikopat..?? BAB I Semilir angin sore mempermainkan kuncir kudaku. Halaman rumah Eyang Putri dengan pepohonan di kanan kirinya seolah memanjakan mata kecilku. Aku terpejam sejenak, membaui angin, merasakan lembutnya angin sore. Mbok Darmi abdi dalem Eyang Putri dengan cekatan sedang membereskan kursi-kursi kayu ruang tengah. Rupanya sejenak yang lalu ada tamu. Mataku memperhatikan Mbok Darmi mengelap meja, memindahkan cangkir-cangkir kopi, dan yang terakhir menata bantal-bantal kecil di atas kursi. Mbok Darmi tersenyum sekilas ketika mata kami bertemu. Setelah membalas senyum Mbok Darmi, aku kembali asyik dengan biji congklak di tanganku. Memindahkan mereka dari satu lubang ke lubang yang lain, sembari menghitung pelan dalam hati. Pak Surip dan anaknya Min sedang bersusah payah merapihkan tanaman-tanaman kesayangan Eyang Putri. Aku duduk di teras belakang, bermain-main dengan biji congklak kesayanganku sambil sesekali memperhatikan ke selilingku. Cuaca sore ini cerah, matahari masih bersinar, dan itu tandanya Pak Surip dan anaknya harus ekstra keras menyiram seluruh tanaman Eyang. Congklak adalah permainan favorite-ku. Entah kenapa, mungkin karena keampuhannya dalam membunuh waktu, atau karena bunyinya yang khas bisa membuatku lupa bahwa tak ada seorangpun yang menemaniku. Singkatnya aku tak punya teman. Anak-anak seusiaku biasa bermain di balik tembok itu. Tembok tinggi yang memisahkan rumah ini dengan dunia luar. Aku bisa mendengar suara mereka, tertawa, berteriak, bahkan sesekali tangis pertengkaran. Giliranmu, sebuah suara mengagetkanku. Dan yang lebih mengejutkan lagi sebuah tangan yang kokoh tiba-tiba hadir di atas papan congklakku. Aku melirik sejenak. Si pemilik tangan mengenakan corak batik sebagai jarik yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Aku memberanikan diri menatap wajah Si pemilik tangan. Ia mengenakan pakaian khas pewayangan mahabrata. Kilau yang keemasan, busur dan anak panah di punggungnya. Tutup kepalanya yang gemerlap, dan garis wajahnya yang tegas membuatku sejenak terperangah. Ayo Giliranmu, katanya lagi. Dengan masih menganga aku mengambil biji congklak di hadapanku. Membaginya dari satu lubang ke lubang yang lain. Ketika biji congklak di tanganku habis aku memberanikan diri mengeluarkan suara, Giliranmu, kataku.

Entah kenapa bukannya bertanya siapa dia, atau bagaimana dia masuk kemari, aku malah mengajaknya melanjutkan permainan. Raden Ayu Lingga Prameswari, ujarnya. Hey, bagaimana kau tahu namaku? sahutku. Ia hanya tersenyum memainkan biji congklaknya. Aku heran, Kami baru kenal sekitar lima menit yang lalu. Tidak bisa dibilang kenal karena hanya dia yang tahu aku, dan tidak sebaliknya. Bagaimana mungkin dia tahu aku? Giliranmu ujarnya lagi. Aku kembali memainkan giliranku. Dengan rasa penasaran aku terdiam. Mati itu tidak enak lho. Cetusnya. Aku kaget, benar-benar kaget, sampai-sampai menumpahkan biji-biji congklak dalam genggamanku. Bagaimana mungkin dia tahu? Ini benar-benar kelewatan! Bagaimana mungkin orang yang baru saja bertemu denganmu bisa tahu tentang serangkaian mimpi burukmu. Ribuan pertanyaan berkelebat dalam pikiranku. Siapa kamu? tanyaku lirih Pria di hadapanku hanya tersenyum. Sekian detik kemudian mencabut salah satu busur panah di punggungnya. Mengangkatnya ke atas dan seolah-olah menulis di udara. Sekelebat cahaya keemasan tersembur dari ujung busur panahnya dan membentuk serangkaian huruf sansekerta di langit-langit-langit yang tak kumengerti artinya. Aku ternganga sejenak. Keanehan yang nyata dan terkesan magis. Aku mengalihkan pandanganku dari tulisan yang kini melayang-layang di udara kemudian menatap serius wajah pria di hadapanku. Ia hanya tersenyum hangat dan bersahabat. Raden Ayu boleh memanggil saya Arjuna katanya. *** Gelap, kosong, senyap. Nafasku memburu, terengah-engah dan penuh ketakutan. Kolong tempat tidur ini terlalu luas untuk menyembunyikanku. Aku memandang sekeliling dan sejenak aku lupa apa yang kutunggu. Apa yang kau lakukan dengannya?, suara pria paruh baya menggelegar menakutkan dari ruang sebelah.

Tidak ada, mas kali ini suara seorang wanita disertai isak tangis, Tidak ada tangisnya semakin menjadi. Bohong bentak Sang pria. Kali ini suaranya meninggi. Ada apa ini? Siapa mereka? Apa? Apa yang mereka lakukan di luar sana? Rasa penasaranku mengalahkan ketakutanku. Aku keluar perlahan dari persembunyianku menarik susah payah gaun merah jambuku. Sebuah tempat tidur besar yang tadi menyembunyikanku, kini berdiri kokoh di sampingku. Warna kain penutupnya putih senada dengan warna dinding yang pucat dengan cat yang mengelupas di beberapa bagian. Sebuah lemari tua berdiri di dekat pintu. Cahaya lampu yang remang-remang, sebuah meja rias lengkap dengan kaca tua yang berdebu. Bayanganku terpantul dari kaca itu. Anak kecil berambut hitam panjang dengan gaun megah warna merah jambu. Sekali lagi aku bertanya, apa yang kau lakukan dengannya?, suara Sang Pria terdengar lebih sendu, dan aku masih bisa mendengar Si Wanita menangis. Aku bergegas menuju pintu yang hanya berjarak lima langkah dariku. Rasa ingin tahu membuncah dalam dadaku. Pertanyaan-pertanyaan kecil yang mengganggu pikiranku. Dan ketika aku memutuskan menengok apa yang terjadi, rasa ingin tahuku berubah menjadi kepanikan tersendiri. Seorang pria paruh baya dengan pistol di tangannya. Nafasnya tidak teratur, memancarkan kemarahan yang tak dapat dibendung lagi. Keringatnya deras mengalir dan urat-urat kepalanya menyembul dari garis wajahnya yang tegas Kau bohong padaku! raungnya, Dia pasti pria yang telah menidurimu!, Kata-kata yang terakhir terdengar terucap dengan pasti dari mulut Sang Pria. Tidak, Mas! bujuk Si Wanita, Percayalah padaku Wanita itu bersimpuh, berlutut dengan tangan kanannya memegang erat celana hitam Sang Pria. Sedang tangan lainnya berusaha menghapus air mata yang keluar dari kedua mata indahnya. Aku tetap tidak tahu apa yang terjadi. Mereka sepertinya sedang bertengkar demikian hebatnya. Entahlah Sang Pria duduk di sebuah bangku kayu kecoklatan, mencoba mengatur nafasnya. Sesaat ia mengarahkan pistol di tangannya ke langit-langit sebelum akhirnya dengan dramatis mendaratkan pistol tersebut ke pelipis kanannya. Aku lebih baik mati ratap Sang Pria. Jangan, Mas.. Si wanita berusaha mencegah. Berusaha sekuat tenaga menarik tangan berisi pistol Sang Pria. Si Wanita merengek lebih keras.

Aku lebih baik mati, daripada menanggung aib ini kata Sang Pria. Aib apa Mas? sahut Si wanita Permainanmu dengan dia! Raung Sang Pria. Aku tidak punya hubungan apa-apa Aku tahu!! Perasaanku cukup peka untuk sekedar mengetahui dengan siapa kau menghabiskan malam-malammu! Percayalah padaku, Mas. Aku mohon Ibu Sebuah suara mengalihkan perhatianku dari sepasang insan yang tengah berseteru ini. Seorang anak kecil berjalan terseret dari ujung sana. Salah satu tangannya menyeka kantuk pada matanya. Piyama biru laut, dengan teddy bear besar di tangan kirinya. Anak kecil tadi berjalan dengan lemas ke arah Si Wanita. Ibu sedang apa? Tanya Anak kecil tadi. Si Wanita melepaskan pegangannya pada kaki Sang Pria. Kemudian dengan cepat ia memeluk erat anak kecil tadi. Menumpahkan semua kegalauan hatinya pada pelukan si kecil Sebelum akhirnya mengecup keningnya dan berkata, Ibu sedang mengobrol dengan ayahmu Dia bukan anakku!!! jerit Sang Pria. Si Wanita tersentak kaget, matanya membelak ke arah Sang Pria. Dan secara spontan Si wanita mengumpulkan keberaniaanya untuk berteriak lebih kencang, Dia anakmu, Mas!! Si wanita memeluk Anak kecil tadi. Kali ini lebih erat. Anak kecil tadi hanya terdiam. Membisu dalam ketidak tahuannya. Ayah.. panggil Anak kecil tadi. Tanpa aba-aba, Sang Pria langsung menodongkan pistol di tangannya tepat ke tengah dahi Anak kecil tadi. Anak kecil itu hanya bisa terbelak, dan menangis karena takut. Isak tangisnya terdengar pilu dan