Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

Dalmawati¹, Wirnita Eska¹, Zulfa Amrina¹. ¹Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI

PEMANFAATAN VIDEO KARTUN ANIMASI BANG ONE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS OPINI SISWA KELAS XI IPB 1 DI SMA NEGERI 1 UBUD

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Rini Tri Irianingsih 47

Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DI SDN 02 V KOTO KAMPUNG DALAM PADANG PARIAMAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 6, Agustus 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Muhammad Mifta Fausan, Penerapan Strategi Numbered 154

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKTKAN HASIL BELAJAR IPS

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT. Kadek Hendra Setiawan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KARTU ARISAN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 08 LIMAU-LIMAU PESISIR SELATAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

Joyful Learning Journal

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET. Oleh Daniel Benu NIM

DI SD NEGERI 07 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW I UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH. Oleh Agus Suyasa NIM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Aydha Vadillah Kurniawati et al., Implementasi Kooperatif Learning NHT... Abstrak

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN 09 SUNGAI GERINGGING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Keywords: Snowball Throwing Cooperative Learning, Motivation, Learning Outcomes, Student Response, Social Science (IPS)

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

Keywords: REIS techniques and storytelling abilities.

Meningkatkan Aktivitas, Respon, dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERDISKUSI DENGAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER SISWA KELAS VIII F SMPN 1 PADANG PANJANG

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER ) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA BAHASA BALI BERHURUF LATIN SISWA KELAS VII 4 SMP LAB. UNDIKSHA SINGARAJA Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: goeswiajust@yahoo.co.id,sriindriani6161@yahoo.co.id,sap.sriasih@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan menerapkan model pembelajaran Together), (2) untuk mengetahui respons siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja terhadap pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan menerapkan model pembelajaran Together), (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan menerapkan model pembelajaran Together), dan (4) untuk mengetahui kiat-kiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan (Numbered Head Together) untuk meningkatkan kemampuan Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) observasi, (2) angket, dan (3) tes. Data yang didapatkan dari metode observasi, angket, dan tes dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin, (2) dari segi respons, siswa menyatakan sangat responsif mengikuti pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan penerapan, (3) terjadi peningkatan skor siswa dari sebelum tindakan dilaksanakan sebesar 60 menjadi 67,14 pada siklus I dan menjadi 75 pada siklus II, (4) kiat-kiat guru dalam proses pembelajaran, meliputi: (1) fase penomoran, (2) fase pengajuan pertanyaan, (3) fase berpikir bersama, dan (4) fase menjawab pertanyaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Kata kunci : Model pembelajaran Together), pembelajaran membaca pemahaman ABSTRACT This study aimed (1) to assess student learning activities in the learning of reading comprehension discourse Bali lettered Latin language by implementing cooperative learning model NHT (Numbered Head Together), (2) to determine the response of class VII 4 Junior High School Laboratory Undiksha Singaraja towards learning reading comprehension Bali lettered Latin language discourse with implementing cooperative learning model NHT (Numbered Head Together), (3) to assess the learning outcomes of students of class VII 4 Junior High School Laboratory Undiksha

Singaraja in teaching reading comprehension discourse Bali lettered Latin language by implementing cooperative learning model NHT (Numbered Head Together), and (4) to determine the tips of teachers in the learning process by implementing cooperative learning model NHT (Numbered Head Together) for improve reading comprehension of discourse Bali lettered Latin language class VII 4 Junior High School Laboratory Undiksha Singaraja. This research is a classroom action research was conducted in two cycles. The subjects were teachers and students of class VII 4 Junior High School Laboratory Undiksha Singaraja. Data collection in this study was conducted using (1) observation, (2) questionnaires, and (3) test. Data were obtained from observations, questionnaires, and test were analyzed with descriptive quantitative and qualitative techniques. The results showed that (1) an increase in student learning activities in the learning of reading comprehension Bali lettered Latin language discourse, (2) in terms of response, students expressed very responsive participating in learning reading comprehension Bali lettered Latin language discourse with application of cooperative learning model NHT, (3) an increase in students scores on the prior action performed by 60 to 67,14 in the first cycle and become 75 in the second cycle, (4) tips the teacher in the learning process, including: (1) phase numbering, (2) phase asking questions, (3) phase thinking together, and (4) phase to answer the question. The result is expected to contribute to the development of science. Keyword: cooperative learning model NHT (Numbered Head Together), teaching reading comprehension. PENDAHULUAN Kegiatan membaca pada era globalisasi seperti saat ini sangat penting adanya, khususnya untuk para pelajar maka, diperlukan kemampuan membaca yang sangat memadai. Carnine, Silbert, dan Kameenui (dalam Sudiana, 2007:2) menyatakan bahwa, sukses dalam membaca sangat penting bagi pelajar dalam rangka pengembangan kemampuan akademik, keahlian, dan kecerdasan. Tanpa kemampuan membaca, keunggulan dalam sekolah tidak akan tercapai. Oleh karena itu, keterampilan membaca yang memadai sangat vital adanya, khususnya kemampuan dalam membaca pemahaman wacana berbahasa Bali berhuruf Latin. Menurut Yasin (dalam Arthana, 1997:7) membaca pemahaman adalah suatu perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa kemampuan, yaitu mengamati, memahami, dan sekaligus memikirkan isi bacaan. Melalui pengertian tersebut, sebuah proses membaca harus disertai dengan kemampuan memahami dan memikirkan sesuatu yang tersirat dalam bacaan tersebut. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa, kegiatan membaca memiliki proses yang sangat kompleks, sehingga akan muncul berbagai kesulitan yang akan dialami dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan membaca dalam pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hal itu, peneliti juga menemukan hambatan dalam pengembangan dan peningkatan wacana berbahasa Bali berhuruf Latin, yaitu pada siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Bali di kelas VII SMP Lab. Undiksha Singaraja, hal itu disebabkan, karena rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Bali, terutama pada materi pembelajaran membaca pemahaman, sehingga menyebabkan aktivitas di dalam pembelajaran menjadi rendah dan juga menyebabkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman menjadi rendah. Hal ini terbukti, jika siswa disuruh menceritakan kembali apa yang telah dibacanya, sebagian besar siswa masih belum mampu menceritakan isi dari wacana yang dibaca dengan bahasanya sendiri. Selain itu, siswa juga belum mampu membedakan ide pokok maupun ide penjelas suatu bacaan dan juga perhatian siswa kurang ditujukan pada bacaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam

memahami isi bacaan dan siswa kesulitan memahami makna kata, serta merekonstruksi ide-ide yang terdapat dalam bacaan, sehingga kemampuan membaca siswa dalam memahami keseluruhan isi bacaan masih kurang. Selain itu, diperkuat juga dengan adanya bukti bahwa, pada saat peneliti melakukan PPL- Real di SMP Lab. Undiksha Singaraja dan mengajar di kelas VII 4, memang benar aktivitas dan respons siswa dalam proses pembelajaran tergolong rendah. Selain itu, diperkuat juga dengan adanya bukti, yaitu melalui tes awal membaca pemahaman yang diberikan pada siswa. Hasilnya banyak siswa yang belum bisa mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ingin dicapai yaitu 70. Hanya beberapa siswa saja yang sudah mampu mencapai KKM tersebut, sedangkan yang lainnya sebagian besar mendapatkan skor ratarata, yaitu 60. Secara keseluruhan keadaan tersebut menunjukkan bahwa, dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin di kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja belum ditemukan metode yang tepat untuk merangsang minat siswa dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin. Fenomena pembelajaran membaca pemahaman wacana bahasa Bali berhuruf Latin tersebut perlu diatasi dengan mengupayakan model pembelajaran alternatif yang secara kreatif dapat memperdayakan potensi membaca siswa. Model pembelajaran yang ingin peneliti terapkan adalah model pembelajaran Together). Tipe NHT (Numbered Head Together) dipilih oleh peneliti karena tipe ini memiliki beberapa kebaikan. Adapun beberapa kebaikan tersebut (dalam http://sawali.info/2008/01/01/inovasipembelajaran/), yaitu: (1) cukup praktis dan mudah dilaksanakan oleh setiap guru Bahasa Bali di SMP karena alat bantunya mudah diperoleh dan mudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, (2) cukup efektif untuk menumbuhkembangkan kedisiplinan, minat, kerja sama, keaktifan, dan tanggung jawab siswa karena metode diskusi kelompok model kepala bernomor menekankan kemampuan siswa secara individual meskipun dilaksanakan secara berkelompok, (3) cukup efektif untuk menumbuhkan budaya kompetitif di kalangan siswa karena secara kejiwaan siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk tampil sebaik-baiknya secara individual dan memiliki keterlibatan emosional untuk menjaga solidaritas kelompok ketika menyampaikan hasil diskusi, (4) kegiatan pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa, sehingga dapat menemukan jawaban sendiri terhadap permasalahan yang didiskusikan. Guru hanya sebatas menjadi fasilitator yang membantu siswa dalam menumbuhkembangkan potensi dirinya. Sesuai dengan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah penelitian. Secara rinci masalah penelitian tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran membaca Latin dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together)? (2) Bagaimanakah respons siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja terhadap pembelajaran membaca pemahaman wacana bahasa Bali berhuruf Latin dengan menerapkan model pembelajaran Together)? (3) Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan menerapkan (Numbered Head Together)? (4) Bagaimanakah kiat-kiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan (Numbered Head Together) untuk meningkatkan kemampuan membaca Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja? METODE PENELITIAN Dalam Penelitian ini, digunakan beberapa metode yang disesuaikan dengan tahapan kerja yang ditempuh. Metode metode yang dimaksud adalah

sebagai berikut. (1) Rancangan Penelitian. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan, yaitu rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008:45) menyatakan bahwa, PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus PTK pada siswa atau proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. (2) Subjek dan Objek Penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja, sedangkan objek dari penelitian ini, yaitu aktivitas belajar siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja dalam pembelajaran, respon siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together), dan hasil belajar siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan penerapan (Numbered Head Together), serta kiat-kiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Together) untuk meningkatkan wacana bahasa Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja. (3) Metode Pengumpulan Data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode observasi, metode angket atau kuesioner, dan metode tes. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan juga kiat-kiat guru dalam pembelajaran. Metode angket atau kuesioner digunakan untuk memeroleh data mengenai respons siswa terhadap pembelajaran, sedangkan metode tes digunakan untuk mengukur hasil pencapaian belajar siswa. (4) Instrumen Penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Instrumen yang digunakan untuk mendukung metode observasi adalah pedoman observasi. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai aktivitas siswa dan kiat-kiat guru dalam pembelajaran. (2) Instrumen yang digunakan dalam metode kuesioner berupa pedoman kuesioner. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai respons siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. (3) Instrumen yang digunakan dalam metode tes adalah tes tulis untuk mengetahui hasil pembelajaran membaca pemahaman yang dicapai siswa. Tes yang digunakan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda yang terkait dengan isi wacana yang telah dibaca. Jumlah tes objektif tersebut, yaitu 20 butir soal, dan (5) Teknik Analisis Data. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif dan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data mengenai aktivitas belajar siswa dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data mengenai respons siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data mengenai hasil belajar siswa dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif, sedangkan data mengenai kiat-kiat guru dalam pembelajaran dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pemaparan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti terlebih dahulu akan memaparkan hasil refleksi awal, yaitu sebagai berikut. (1) Hasil refleksi awal aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan ketiga observer (pengamat) tersebut yang dinyatakan dalam bentuk skor, secara keseluruhan observer I memberikan skor, yaitu 45 dengan rata-rata 3, observer II memberikan skor, yaitu 50 dengan ratarata 3,33, dan observer III memberikan skor 48 dengan rata-rata, yaitu 3,2. Ratarata secara keseluruhan, yaitu 3,18, maka aktivitas belajar siswa secara umum tergolong cukup aktif. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa keantusiasan dalam pembelajaran masih kurang. (2) Hasil refleksi awal hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tes kemampuan

Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja yang didapat sebelum diterapkan model pembelajaran Together) menunjukkan bahwa, dari 28 siswa, siswa yang tuntas secara individual berjumlah 5 orang dan siswa yang belum tuntas secara individual berjumlah 23 orang. Dengan keadaan seperti itu, peneliti menerapkan model pembelajaran Together) dengan tujuan meningkatkan keantusiasan sekaligus kemampuan Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja. Hasil Penelitian. Hasil penelitian pada siklus I. Adapun hasil penelitian siklus I adalah sebagai berikut. (1) Data aktivitas belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan ketiga observer (pengamat) tersebut yang dinyatakan dalam bentuk skor, secara keseluruhan observer I memberikan skor, yaitu 51 dengan rata-rata 3,4, observer II memberikan skor, yaitu 60 dengan ratarata 4, dan observer III memberikan skor 56 dengan rata-rata, yaitu 3,73. Skor ratarata secara keseluruhan, yaitu 3,71, maka aktivitas belajar siswa secara umum tergolong cukup aktif. (2) Data respons siswa pada siklus I. Secara keseluruhan, skor rata-rata respons siswa terhadap, yaitu 23,96. Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dikatakan bahwa rata-rata respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan membaca Latin adalah responsif. Jadi, dapat disimpulkan jumlah siswa yang merespons positif (responsif) telah memenuhi standar pencapaian minimum, yaitu 50%. (3) Data hasil belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan persentase yang didapat, secara klasikal penerapan untuk meningkatkan kemampuan Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja belum bisa dikatakan berhasil karena hanya 14 orang atau 50% dari jumlah siswa yang mengikuti tes membaca pemahaman wacana bahasa Bali berhuruf Latin memperoleh skor 70 ke atas. Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan pada bab III, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa memeroleh skor 70 ke atas. Meskipun penelitian ini belum berhasil, skor rata-rata kemampuan membaca Latin siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih besar daripada skor rata-rata kemampuan Bali berhuruf Latin siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT tersebut. Skor ratarata wacana bahasa Bali berhuruf Latin siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 60, sedangkan skor rata-rata kemampuan Bali berhuruf Latin siswa setalah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 67,14. (4) Data Kiat-kiat Guru pada Siklus I. Adapun kiatkiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan membaca wacana bahasa Bali berhuruf Latin siswa adalah sebagai berikut. Pertama, fase penomoran. Kiat-kiat guru dalam fase ini, yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Dari siswa yang berjumlah 28 orang, siswa dibagi menjadi tujuh kelompok. Masingmasing kelompok terdiri atas 4 orang siswa. Strategi pembentukan kelompok dilakukan oleh guru, yaitu dengan meminta siswa berhitung 1-7 secara bergiliran. Siswa yang berhitung dan mendapat hitungan nomor satu akan bergabung menjadi kelompok 1, sedangkan siswa dengan hitungan nomor dua bergabung dengan siswa lain menjadi kelompok 2, demikian seterusnya. Setelah dibentuk tujuh kelompok, pada fase ini, masing-masing anggota kelompok mendapat satu nomor. Pembagian nomor dilakukan dengan cara membagikan

sebuah kantong plastik bening untuk masing-masing kelompok yang di dalamnya berisi gulungan kertas kecil. Adapun yang tertulis di dalam gulungan kertas itu adalah angka/nomor 1-4. Setelah semua siswa mendapat pipet tersebut, guru menjelaskan bahwa di dalam pipet itu terdapat angka/nomor yang harus diingat oleh siswa. Untuk menghindari kecurangan, siswa diminta mengingat nomor yang diperolehnya, dan mengisi keterangan nama kelompok serta nomor absen siswa dalam gulungan kertas itu, lalu dikimpulkan kembali kepada guru. Kemudian, guru dibantu peneliti dan teman sebaya peneliti membagikan sebuah wacana yang berjudul Ramadewa. Guru menyuruh siswa untuk membaca dan memahami isi dari wacana tersebut. Kedua, fase pengajuan pertanyaan. Kiat-kiat guru pada fase ini, yaitu Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku catatan untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Ketiga, fase berpikir bersama. Kiat-kiat guru pada fase ini, yaitu Setelah siswa mencatat pertanyaanpertanyaan tersebut, siswa pun diberikan kesempatan untuk mendiskusikan jawaban bersama anggota kelompoknya masing-masing. Waktu yang diberikan adalah 15 menit. Keempat, fase menjawab pertanyaan. Kiat-kiat guru pada fase ini, yaitu setelah waktu yang ditentukan untuk berdiskusi selesai, guru meminta siswa untuk menaruh alat tulis dan bukunya di atas meja. Kemudian, guru menyebutkan salah satu dari empat nomor yang ada, semua siswa dari masing-masing kelompok yang disebut nomornya disuruh berdiri. Kemudian, guru mengajukan salah satu pertanyaan dari empat pertanyaan yang ada, lalu guru menunjuk salah satu siswa dari salah satu kelompok yang ada dan siswa tersebut disuruh menjawab pertanyaan yang telah diajukan, kemudian siswa dari kelompok yang lainnya menanggapi jawabannya, dan begitu seterusnya sampai empat pertanyaan tersebut dijawab dan ditanggapi oleh siswa. Setelah semua siswa menyampaikan jawabannya, guru pun menyimpulkan jawaban yang benar dari empat pertanyaan yang diberikan. Hasil penelitian pada siklus II. Adapun hasil penelitian siklus II adalah sebagai berikut. (1) Data Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan ketiga observer (pengamat) tersebut yang dinyatakan dalam bentuk skor, secara keseluruhan observer I memberikan skor, yaitu 62 dengan ratarata 4,13, observer II memberikan skor, yaitu 63 dengan rata-rata 4,2, dan observer III memberikan skor 63 dengan rata-rata, yaitu 4,2. Skor rata-rata secara keseluruhan, yaitu 4,18, maka aktivitas belajar siswa secara umum tergolong aktif. (2) Data Respons Siswa pada Siklus II. Secara keseluruhan, skor rata-rata respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu 25,25. Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dikatakan bahwa rata-rata respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan membaca Latin tergolong sangat responsif. Jadi, dapat disimpulkan jumlah siswa yang responsif telah memenuhi standar pencapaian minimum, yaitu 50%. (3) Hasil Belajar Siswa pada Siklus II. Berdasarkan persentase yang didapat, secara klasikal penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan wacana bahasa Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja sudah berhasil karena 26 orang atau 92,86% dari jumlah siswa yang mengikuti tes membaca pemahaman wacana bahasa Bali berhuruf Latin memperoleh skor 70 ke atas. Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan pada bab III, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa memperoleh skor 70 ke atas. Sedangkan, pada siklus II ini keberhasilan belajar siswa sudah melebihi 75 %, yaitu 92,86 % dengan skor rata-rata 75. Berarti, bila dikonversikan dengan perolehan skor membaca pemahaman, hasil belajar siswa tergolong baik. Dibandingkan dengan skor rata-rata pada siklus sebelumnya, hasil belajar pada siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi. (4) Data

Kiat-kiat Guru pada Siklus II. Adapun kiatkiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan membaca wacana bahasa Bali berhuruf Latin siswa pada siklus II adalah sebagai berikut. Pertama, fase penomoran. Kiatkiat guru dalam fase ini, yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Dari siswa yang berjumlah 28 orang, siswa dibagi menjadi tujuh kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang siswa. Strategi pembentukan kelompok dilakukan oleh guru, yaitu pada setiap kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, pengelompokkan ini berdasarkan atas skor yang didapatkan pada tes objektif yang diberikan pada siklus I. Hal ini dilakukan, agar siswa yang memiliki kemampuan yang rendah dapat dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam memahami isi wacana. Biasanya, siswa tidak akan merasa canggung bila bertanya pada teman sebayanya bila nantinya ada halhal yang kurang mereka pahami. Setelah dibentuk tujuh kelompok, pada fase ini, masing-masing anggota kelompok mendapat satu nomor. Pembagian nomor dilakukan dengan cara membagikan sebuah kantong plastik bening untuk masing-masing kelompok yang di dalamnya berisi gulungan kertas kecil. Adapun yang tertulis di dalam gulungan kertas itu adalah angka/nomor 1-4. Setelah semua siswa mendapat pipet tersebut, guru menjelaskan bahwa di dalam pipet itu terdapat angka/nomor yang harus diingat oleh siswa. Untuk menghindari kecurangan, siswa diminta mengingat nomor yang diperolehnya, dan mengisi keterangan nama kelompok serta nomor absen siswa dalam gulungan kertas itu, lalu dikimpulkan kembali kepada guru. Hal ini sama dengan proses pada siklus I. Kemudian, guru dibantu peneliti dan teman sebaya peneliti membagikan sebuah wacana. Wacana yang diberikan pada setiap kelompok adalah sama, yaitu berjudul Katuturan Gajah Nyapa Kadi Aku. Setelah wacana dibagikan, guru menyuruh siswa untuk membaca dan memahami isi dari wacana tersebut. Kedua, fase pengajuan pertanyaan. Kiat-kiat guru pada fase ini, yaitu Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku catatan untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Ketiga, fase berpikir bersama. Kiat-kiat guru pada fase ini, yaitu Setelah siswa mencatat pertanyaanpertanyaan tersebut, siswa pun diberikan kesempatan untuk mendiskusikan jawaban bersama anggota kelompoknya masing-masing. Waktu yang diberikan adalah 15 menit. Keempat, fase menjawab pertanyaan. Kiat-kiat guru pada fase ini, yaitu setelah waktu yang ditentukan untuk berdiskusi selesai, guru meminta siswa untuk menaruh alat tulis dan bukunya di atas meja. Kemudian, guru menyebutkan salah satu dari empat nomor yang ada, semua siswa dari masing-masing kelompok yang disebut nomornya disuruh berdiri. Kemudian, guru mengajukan salah satu pertanyaan dari empat pertanyaan yang ada, lalu guru menunjuk salah satu siswa dari salah satu kelompok yang ada dan siswa tersebut disuruh menjawab pertanyaan yang telah diajukan, kemudian siswa dari kelompok yang lainnya menanggapi jawabannya, dan begitu seterusnya sampai empat pertanyaan tersebut dijawab dan ditanggapi oleh siswa. Setelah semua siswa menyampaikan jawabannya, guru pun menyimpulkan jawaban yang benar dari empat pertanyaan yang diberikan. Pembahasan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin dengan menerapkan (Numbered Head Together) tergolong aktif. Siswa tidak segan-segan bertanya mengenai kesulitan yang dihadapinya dalam hal memahami isi wacana. meskipun, masih ada beberapa siswa yang masih terlihat kurang aktif, namun sebagian besar siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Ini terbukti dari skor aktivitas belajar siswa, sebelum diadakannya tindakan skor rata-rata aktivitas belajar siswa, yaitu 3,18 berdasarkan konversi perolehan skor

kategori cukup aktif. Setelah diadakan tindakan, pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 3,71 berdasarkan konversi perolehan skor kategori cukup aktif. Selanjutnya, pada siklus II skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 4,18 berdasarkan konversi perolehan skor kategori aktif. Berdasarkan hal tersebut, secara keseluruhan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin tergolong aktif. Mengacu pada hasil angket, siswa sangat responsif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini. Siswa tidak lagi merasa enggan dalam proses pembelajaran dan justru merasa tertantang untuk telibat di dalamnya. Apabila dalam kegiatan membaca Latin, siswa merasa enggan atau terpaksa maka apa yang dibacanya tidak akan bisa dipahami dengan baik karena konsenterasi siswa tidak fokus dengan apa yang dibacanya. Berdasarkan refleksi siklus II, dapat dilihat skor siswa dari sebelum tindakan sampai siklus I, yaitu yang memperoleh skor tetap sebanyak 7 orang (25%), dan 21 orang (75%) memperoleh peningkatan skor. Walaupun, sudah mengalami peningkatan skor namun, belum mampu memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang telah ditentukan, yaitu 70. Dari 21 orang (75%) yang memperoleh peningkatan skor hasil belajar, hanya 14 orang (50%) yang mampu memenuhi KKM, sedangkan sisanya, skornya masih belum memenuhi KKM. Hal ini disebabkan, siswa masih mengalami permasalahan ataupun memiliki kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan sehingga, hasil belajar siswa kurang maksimal. Pada siklus I sampai siklus II, perbandingan skor siswa, yaitu yang memperoleh skor tetap sebanyak 1 orang (3,57%), dan 27 orang (96,43%) memperoleh peningkatan skor hasil belajar. Pada tahap ini, sebagian besar siswa sudah mampu memenuhi KKM, yaitu sebanyak 25 orang (89,29%), sedangkan sisanya 3 orang (10,71%) belum mampu memenuhi KKM. Secara umum, pembelajaran membaca Latin termasuk dalam kriteria tuntas, karena berdasarkan atas Kriteria Keberhasilan pada Bab III yang sudah ditetapkan sebelumnya, bahwa jika 75% siswa mendapatkan skor 70 ke atas, maka penelitian dapat dihentikan dan dapat dikatakan berhasil, ini berarti penelitian ini sudah berhasil dan dapat dihentikan karena sudah melebihi target, yaitu 89,29% atau 25 orang mendapatkan skor 70 ke atas. Pada tahap ini, guru sudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan baik. Ini terbukti dari hasil belajar siswa yang meningkat secara signifikan, yaitu skor rata-rata siswa yang diperoleh dari sebelum tindakan, siklus I sampai siklus II terus mengalami peningkatan, yaitu 60, 67,14, dan 75. Sebagai seorang guru yang kreatif dan inovatif, bawalah situasi yang menyenangkan dan menarik ke dalam kelas. Untuk itu, diperlukan kiat-kiat guru dalam proses pembelajaran. Adapun kiatkiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Together) untuk meningkatkan wacana bahasa Bali berhuruf Latin siswa kelas VII 4 SMP Lab. Undiksha Singaraja pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut. Pertama, fase penomoran. Kiatkiat guru dalam fase ini hampir sama antara siklus I dengan siklus II, yaitu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Dari siswa yang berjumlah 28 orang, siswa dibagi menjadi tujuh kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 4 orang siswa. Strategi pembentukan kelompok dilakukan oleh guru pada siklus I, yaitu dengan meminta siswa berhitung 1-7 secara bergiliran. Siswa yang berhitung dan mendapat hitungan nomor satu akan bergabung menjadi kelompok 1, sedangkan siswa dengan hitungan nomor dua bergabung dengan siswa lain menjadi kelompok 2,

demikian seterusnya. Strategi pembentukan kelompok dilakukan oleh guru pada siklus II, yaitu pada setiap kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, pengelompokkan ini berdasarkan atas skor yang didapatkan pada tes objektif yang diberikan pada siklus I. Hal ini dilakukan, agar siswa yang memiliki kemampuan yang rendah dapat dibantu oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam memahami isi wacana. Biasanya, siswa tidak akan merasa canggung bila bertanya pada teman sebayanya bila nantinya ada hal-hal yang kurang mereka pahami. Setelah dibentuk tujuh kelompok, pada fase ini, masingmasing anggota kelompok mendapat satu nomor. Pembagian nomor dilakukan dengan cara membagikan sebuah kantong plastik bening untuk masingmasing kelompok yang di dalamnya berisi gulungan kertas kecil. Adapun yang tertulis di dalam gulungan kertas itu adalah angka/nomor 1-4. Setelah semua siswa mendapat pipet tersebut, guru menjelaskan bahwa di dalam pipet itu terdapat angka/nomor yang harus diingat oleh siswa. Untuk menghindari kecurangan, siswa diminta mengingat nomor yang diperolehnya, dan mengisi keterangan nama kelompok serta nomor absen siswa dalam gulungan kertas itu, lalu dikimpulkan kembali kepada guru. Kemudian, guru dibantu peneliti dan teman sebaya peneliti membagikan sebuah wacana. Wacana yang diberikan pada setiap kelompok adalah sama, yaitu pada siklus I berjudul Ramadewa sedangkan, pada siklus II wacana yang diberikan berjudul Katuturan Gajah Nyapa Kadi Aku. Setelah wacana dibagikan, guru menyuruh siswa untuk membaca dan memahami isi dari wacana tersebut. Kedua, fase pengajuan pertanyaan. Kiatkiat guru pada fase ini antara siklus I dan Siklus II sama, yaitu Guru meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku catatan untuk mencatat pertanyaanpertanyaan yang diajukan guru. Ketiga, fase berpikir bersama. Kiat-kiat guru pada fase ini sama antara siklus I dengan siklus II, yaitu Setelah siswa mencatat pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa pun diberikan kesempatan untuk mendiskusikan jawaban bersama anggota kelompoknya masing-masing. Waktu yang diberikan adalah 15 menit. Keempat, fase menjawab pertanyaan. Kiat-kiat guru pada fase ini hampir sama antara siklus I dengan siklus II, yaitu setelah waktu yang ditentukan untuk berdiskusi selesai, guru meminta siswa untuk menaruh alat tulis dan bukunya di atas meja. Kemudian, guru menyebutkan salah satu dari empat nomor yang ada, semua siswa dari masing-masing kelompok yang disebut nomornya disuruh berdiri. Kemudian, guru mengajukan salah satu pertanyaan dari empat pertanyaan yang ada, lalu guru menunjuk salah satu siswa dari salah satu kelompok yang ada dan siswa tersebut disuruh menjawab pertanyaan yang telah diajukan, kemudian siswa dari kelompok yang lainnya menanggapi jawabannya, dan begitu seterusnya sampai empat pertanyaan tersebut dijawab dan ditanggapi oleh siswa. Setelah semua siswa menyampaikan jawabannya, guru pun menyimpulkan jawaban yang benar dari empat pertanyaan yang diberikan. PENUTUP Berdasarkan uraian pada bab IV dalam penelitian ini, dapat ditarik beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut. (1) Penerapan model pembelajaran Together) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, ini terbukti dari skor aktivitas belajar siswa dari sebelum diadakannya tindakan sampai dengan setelah diadakannya tindakan (siklus I dan siklus II). Sebelum diadakannya tindakan skor rata-rata aktivitas belajar siswa, yaitu 3,18 berdasarkan konversi perolehan skor kategori cukup aktif. Setelah diadakan tindakan, pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 3,71 berdasarkan konversi perolehan skor kategori cukup aktif. Selanjutnya, pada siklus II skor rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 4,18 berdasarkan konversi perolehan skor kategori aktif. Berdasarkan hal tersebut,

secara keseluruhan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran Bali berhuruf Latin tergolong aktif. (2) Respons siswa terhadap penerapan dalam pembelajaran membaca Latin secara keseluruhan tergolong sangat responsif. Ini terbukti dari keantusiasan siswa dalam mengikuti proses belajarmengajar. (3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar (kemampuan Bali berhuruf Latin) siswa, yaitu sebelum diadakannya tindakan skor rata-rata siswa, yaitu 60. Setelah diadakannya tindakan, pada siklus I, skor rata-rata siswa meningkat menjadi 67,14, sedangkan pada siklus II, skor rata-rata siswa meningkat menjadi 75. Berdasarkan hal tersebut, secara keseluruhan hasil belajar siswa tergolong dalam kategori baik, ini berdasarkan atas hasil belajar siswa yang meningkat cukup signifikan. (4) Kiat-kiat guru dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan kemampuan membaca Latin ini disesuaikan dengan fase-fase yang terdapat dalam model pembelajaran NHT tersebut, seperti fase penomoran, fase pengajuan pertanyaan, fase berpikir bersama, dan fase menjawab pertanyaan. DAFTAR PUSTAKA Arthana, I Made. 1997. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Metode Kosakata pada Siswa kelas VI SDN 1 Songan Kintamani. (Skripsi tidak diterbitkan). Singaraja: Undiksha. http://sawali.info/2008/01/01/inovasipembelajaran/. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudiana, I Nyoman. 2007. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang.