PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA BENTUK LENGKUNG

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS DI BLITAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR PONDASI BORED PILE DAN SOLDIER PILE GEDUNG HOTEL HARPER BANDUNG, JAWA BARAT

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PEKERJAAN BAJA PROFIL TERHADAP BAJA RINGAN PADA PEMBANGUNAN PERSEKOLAHAN EBEN HAEZER MANADO

ANALISIS KONSTRUKSI BAWAH DERMAGA LAUT DENGAN METODE REKAYASA NILAI (RN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI VALUE ENGINEERING PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO CITY MALANG

APLIKASI REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN (STUDI KASUS PERUMAHAN TAMAN SARI METROPOLITAN MANADO PT. WIKA REALTY)

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Biaya, Alternatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Industrial Management Tahap Informasi, Kreatif, dan Analisa Pada Rekayasa Nilai Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Hotel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sudah lama dikembangkan dan diaplikasikan pada industri-industri maju dan. bidang manufacturing. (Iman Soeharto, 2001)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA REKAYASA NILAI PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG TEKNIK INFORMATIKA U P N VETERAN JATIM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya proyek. Sebelum pemilik

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Lawrence D. Miles : (Herry, P.A.,1997) 2. Menurut Fisk : (Yohanes, C.J., 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) pada Pekerjaan Struktur Balok dan Kolom Gedung Poliklinik Universitas Brawijaya Malang

Rekayasa nilai adalah suatu usaha yang terorganisir yang diarahkan untuk menganalisa fungsi dari suatu sistem untuk mencapai fungsi yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mengorganisasi beragam sumber daya selama masa proyek, yang tujuan

APLIKASI VALUE ENGINEERING DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) TERHADAP STRUKTUR PELAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL AZIZA SOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

REKAYASA NILAI VALUE ENGINEERING

Penerapan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Pekerjaan Arsitektural Pada Proyek Pembangunan Transmart Carrefour Padang

PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DENPASAR)

ANALISIS VALUE ENGINEERING PEKERJAAN CURINGPELAT BETON PADA HIGH RISE BUILDING

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DI KOTA SRAGEN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Value Engineering pada Pekerjaan Struktur Atap Gedung Kuliah Fakultas Perikanan Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat

EFISIENSI HARGA METODE PRACETAK PADA BANGUNAN BERTINGKAT RUSUNAWA PROTOTIPE DI WILAYAH JAKARTA DAN PAPUA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

Modifikasi Struktur pada Proyek Mall dan Apartemen Seasons City Jakarta Menggunakan Value Engineering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

PENERAPAN METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG

ANALISIS REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN TIPE MENENGAH DI KABUPATEN PASURUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Penentuan Tipe Bangunan Penghubung Yang Efektif dan Efisien Dengan Metode Rekayasa Nilai Di Desa Tirtomoyo Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

Pendekatan Value Engineering untuk Optimasi Proses Pemilihan Material

PERANCANGAN ULANG VACUUM FRYING PADA PROSES PRODUKSI KRIPIK BUAH INDUSTRI KECIL DENGAN METODE REKAYASA NILAI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

APLIKASI VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH IAIN IMAM BONJOL PADANG)

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN POLITEKNIK ELLEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan gedung biasanya dibangun dengan metode konvensional dimana

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

meneruskan beban bangunan tersebut ke tanah atau bebatuan yang insinyur teknik sipil merancang pondasi yang sesuai agar bangunan yang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Ganjil Tahun 2011/2012

PERHITUNGAN RAB GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH SURAKARTA

System Development Life Cycle [SDLC]

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG DAN STRUKTUR GEDUNG UNTUK OPTIMALISASI PEMBIAYAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam kurun waktu kurang lebih 11 tahun setelah terjadi krisis moneter

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

Penerapan Rekayasa Nilai pada Proyek Pembangunan Rumah Tipe 39 di Perumahan Sapphire Park Regency Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT

Andrianus Agus Santosa 1,*, Tiong Iskandar 1, Deviany Kartika 1 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil ITN Malang *

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

ANALISA REKAYASA NILAI DENGAN METODEFAST&ANALYTICAL HIERARCHY PROSES PADA PROYEK GEDUNG REGIONAL INDOSAT SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri. Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan kontraktor

berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data yang ada tiang bor, RAB total proyek sebesar Rp 10,116,868, dan RAB pekerjaan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bangunan dan Pembangunan Gedung Negara. dan/atau perolehan lainnya yang sah.

BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan, manfaat, ruang lingkup permasalahan dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mendefinisikan Rekayasa Nilai secara tepat terdapat berbagai. approach to seek out the best functional balance between the cost, reliability,

BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin

REDESAIN ALAT PEREKAT PLASTIK SISTEM PRESS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN REKAYASA NILAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. ditinjausebagaisuatuprosesadalahmerupakansuatu. MenurutRicky W. Griffin, manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. LAPORAN TUGAS AKHIR I 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-137

REKAYASA NILAI PROYEK VILLA BUKIT UBUD VALUE ENGINEERING OF VILLA BUKIT UBUD PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTEM DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KOMPOSISI BIAYA DOMINAN PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN

MODIFIKASI STRUKTUR PADA PROYEK MALL DAN APARTEMEN SEASONS CITY MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING

METODE FAST & ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM REKAYASA NILAI PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (STUDI KASUS GEDUNG KANTOR BUPATI ALOR)

Transkripsi:

Penerapan Value Engineering untuk Struktur Pondasi yang Efektif dan Efisien pada Pembangunan Gedung A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK STRUKTUR PONDASI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN PADA PEMBANGUNAN GEDUNG OLAH RAGA DI KOTA PASURUAN A. Agus Santoso 1, Tiong Iskandar 1, Mochammad Rizal 2 1 Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang 2 Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang ABSTRAK Perencanaan awal struktur pondasi Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan ini semula adalah dengan menggunakan pondasi minipile dengan ukuran 20x20x1100 cm dari muka tanah asli dengan biaya sebesar Rp.1.991.953.359,43. Berdasarkan pengamatan secara umum dari beberapa proyek pembangunan gedung yang telah dilaksanakan pada beberapa lokasi di Kota Pasuruan, terdapat potensi untuk melakukan penghematan terhadap desain pondasi serta kedalaman pondasi. Selain itu di dalam perencanaan juga terlihat untuk karakteristik tanah di Kota Pasuruan yang cukup bagus dimana σ tanah 1,5-2kg/cm2 oleh karenanya dipandang cocok untuk diadakan penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jenis pondasi yang lebih efisien dan efektif dengan penerapan Value Engineering dan untuk mengetahui besarnya penghematan biaya untuk struktur pondasi pada Proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan, setelah dilakukan Value Engineering. Metodologi analisis data yang digunakan adalah dengan Value Engineering dimana tahapan pemilihan alternatif yang dilaksanakan adalah dengan menentukan kriteria penilaian yaitu seperti biaya, pelaksanaan di lapangan, teknologi, pengawasan mutu dan daya dukung dengan menganalisa keuntungan dan kerugian, menganalisa kelayakan, menghitung bobot dengan metode zero-one dan mengevaluasi dengan analisa matriks dan perhitungan biaya. Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa alternatif jenis pondasi yang efektif dan efisien adalah jenis pondasi sumuran dengan Ø50 dan kedalaman 8 meter yang menghabiskan biaya sebesar Rp.971.908.464,00, oleh karena itu diperoleh penghematan biaya sebesar Rp.1.020.044.895,43 atau dengan prosentase penghematan 51,20% dari biaya rencana awal sebesar Rp.1.991.953.359,43. dan diperoleh penghematan penghematan biaya sebesar 4,25% dari biaya proyek keseluruhan sebesar Rp.24.009.998.000,00. Kata Kunci : Efektif dan Efisien, Penghematan Biaya 1. PENDAHULUAN Kota Pasuruan merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sebagai salah satu kota di Propinsi Jawa Timur, Kota Pasuruan berada pada lokasi Jurnal Info Manajemen Proyek 33

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012 strategis yang memiliki kawasan perindustrian besar, sehingga pengembangan sumber daya manusia di wilayah ini terus ditingkatkan. Salah satunya adalah melalui peningkatan sarana dan prasarana dibidang olah raga. Usaha ini diwujudkan dengan didirikannya Gedung Olah Raga Kota Pasuruan yang bertujuan untuk meberikan fasilitas olah raga yang memadai. Selama ini satusatunya fasilitas olah raga di kota ini adalah sebuah stadion yang hanya memiliki fasilitas berupa lapangan, sepak bola, tribun dan kantor stadion. Minimnya fasilitas dan kapasitas Stadion Untung Suropati ini merupakan suatu faktor utama perlunya dibangun Gedung Olah Raga yang lebih representatif dan menyediakan berbagai jenis fasilitas olah raga, baik yang bersifat indoor maupun outdoor. Selain itu, berdirinya Gedung Olah Raga ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan sportivitas generasi muda pada umumnya di Kota Pasuruan dalam rangka menghasilkan atlet-atlet daerah yang mampu bersaing di kancah yang lebih luas. Dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek pada umunya, dan Gelanggang Olah Raga Kota Pasuruan pada khususnya, baik perencana maupun kontraktor selalu dihadapkan pada pemilihan desain dan metode pelaksanaan yang tepat agar dapat mewujudkan bangunan yang tidak saja memenuhi syarat ditinjau dari segi desain namun juga ekonomis. Dalam hal ini, pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan menunjukkan mutu dan kualitas bangunan tersebut. Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value Engineering digunakan untuk mencari suatu alternatifalternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan Value Engineering biasanya melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman dibidangnya masing-masing dan konsultan Value Engineering. Value Engineering adalah suatu usaha teknik manajemen yang menggunakan pendekatan-pendekatan secara sistematis dan terorganisir, dan diarahkan untuk menganalisa fungsi yang diperlukan dengan biaya serendahrendahnya, konsisten dengan ketentuan untuk penampilan, kualitas dan pemeliharaan dari proyek tersebut. Dan sesuai dengan peraturan Departemen Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991 Direktorat Jenderal Cipta Karya disebutkan bahwa bangunan yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan lebih dari 1 milyar harus diadakan suatu analisis Value Engineering. Dalam Value Engineering digunakan suatu metode evaluasi yang menganalisis teknik dan nilai dari suatu proyek, dimana dalam hal ini dicari suatu alternatif-alternatif baru dengan tujuan menghasilkan biaya yang lebih efisien dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat mengidentifikasi dan mengoptimalkan biaya-biaya itu serta usaha yang tak perlu. Dengan mengadakan improvement (perbaikan) terhadap Value produk tersebut tanpa mengurangi sedikitpun kualitas dan keamanan. Atas pertimbangan-pertimbangan diatas, yang melatar belakangi untuk diadakannya suatu penelitian dengan dilakukan penganalisisan Value Engineering pada proyek Pembangunan Gedung Jurnal Info Manajemen Proyek 34

Penerapan Value Engineering untuk Struktur Pondasi yang Efektif dan Efisien pada Pembangunan Gedung A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal Olah Raga Kota Pasuruan. Maka dengan dilakukan penelitian dengan penganalisaan Value Engineering, diharapkan akan diperoleh suatu nilai efisiensi serta efektifitas dari gedung tersebut dengan munculnya cost saving. Penerapan Value Engineering pada pekerjaan konstruksi umumnya dilakukan dengan memberikan desain ulang pada pekerjaan struktur, baik pada balok, plat, maupun struktur pondasi. Alasan ini didasari besarnya nilai rencana anggaran biaya pekerjaan struktur dibandingkan pekerjaan arsitektural lain pada umumnya. Value Engineering dilakukan pada Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan yang berdiri pada area seluas 3259,44 m2 ini terdiri dari 2 lantai, yaitu lantai 1 yang meliputi ruang ganti dan toilet serta ruang kantor dan area pertokoan, sedangkan lantai 2 merupakan area tribun. Pada penelitian ini, penerapan Value Engineering difokuskan pada strukur pondasi. Hal ini dilakukan karena pondasi merupakan suatu struktur awal yang akan menopang bangunan secara keseluruhan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah sehingga diperlukan desain dan metode pelaksanaan yang tepat pada konstruksi ini selain itu didalam perencanaan juga terlihat untuk karakteristik tanah di Kota Pasuruan yang cukup bagus dimana σ tanah 1,5-2kg/cm2 oleh karenanya dipandang cocok untuk diadakan penelitian. Peninjauan kembali desain dan metode pelaksanaan pada struktur pondasi sebagai suatu alternatif desain ini diberikan karena penulis melihat adanya potensi untuk dapat melakukan penghematan dari segi biaya pada proyek ini. Perencanaan awal struktur pondasi Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan ini semula adalah dengan menggunakan pondasi minipile dengan ukuran 20 x 20 x 1100 cm dari muka tanah asli. Berdasarkan pengamatan secara umum dan dari beberapa proyek pembangunan yang telah dilaksanakan pada beberapa lokasi di Kota Pasuruan, terdapat potensi untuk melakukan penghematan terhadap desain pondasi serta kedalaman pondasi pada proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan. Alternatif desain pondasi yang diusulkan baru diharapkan dapat memberikan penghematan biaya, sehingga menghasilkan anggaran biaya yang efisien dan optimal 2. LANDASAN TEORI Waktu Mengaplikasikan Rekayasa Nilai (Value Engineering) Penerapan rekayasa nilai (value engineering) harus diusahakan pada tahap konsep perencanaan. Sebab akan mempunyai fleksibilitas yang maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk perencanaan ulang. Dengan berkembangnya proses perencanaan, biaya untuk mengadakan perubahan-perubahan akan bertambah, sampai akhirnya tiba pada suatu titik yang tidak mempunyai penghematan yang dapat dicapai. Faktor penting yang harus diyakini adalah bahwa hampir semua desain proyek selalu mengandung biaya-biaya yang tidak perlu, bagaimanapun juga bagusnya tim perencana. Hal ini terjadi karena tidak mungkin menyelesaikan secara bersama sejumlah banyak detail untuk suatu proyek dengan tetap menjaga keseimbangan fungsional antara biaya, kinerja dan keandalan mutu tanpa tinjauan Rekayasa Nilai. Sifat dari desain konstruksi menuntut sedemikian banyak variabel Jurnal Info Manajemen Proyek 35

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012 dan penyelesaiannya dibatasi dalam waktu ketat sehingga perencana tidak sempat untuk meninjau ulang hal-hal tersembunyi yang mengakibatkan timbulnya biayabiaya yang tidak perlu. Namun harus disadari bahwa timbulnya biaya-biaya yang tidak perlu didalam suatu desain bukan mencerminkan tingkat kemampuan professional seorang perencana, tetapi lebih merupakan pada masalah manajerial (Zimmerman, 1982). Secara umum ada enam tahapan dasar yang memberikan sumbangan dalam pengembangan suatu proyek mulai dari suatu gagasan hingga menjadi suatu kenyataan, yang dikenal dengan sebutan daur hidup proyek konstruksi (the life cycle of construction project), yaitu: 1. Konsep dan studi kelayakan (concept and feasibility studies). 2. Rekayasa dan desain (engineering and design). 3. Pengadaan (procurement). 4. Kontruksi (contruction). 5. Memulai dan penerapan (start up and implementation). 6. Operasi dan pemanfaatan (operation or utilization). Setiap tahap diatas berhubungan satu sama lain, besarnya waktu dalam prosentase yang dibutuhkan masing-masing tahap tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Secara teoritis program Value Engineering dapat diaplikasikan pada setiap tahap sepanjang waktu berlangsungnya proyek, dari awal hingga selesainya pelaksanaan konstruksi, bahkan sampai pada tahap penggantian (replacement) (Zimmerman, 1982). Meskipun program Value Engineering dapat diterapkan sepanjang waktu berlangsung proyek, tetapi lebih efektif bila program Value Engineering sudah diaplikasikan pada saat tertentu dalam tahap perencanaan untuk menghasilkan penghematan potensial yang sebesar-besarnya. Secara umum untuk mendapatkan penghematan potensial maksimum penerapan Value Engineering harus dimulai sejak dini pada tahap konsep dan secara kontinu hingga selesainya perencanaan. Semakin lama saat menerapkan program Value Engineering, nilai penghematan akan semakin kecil. Nilai Arti nilai (value) sulit dibedakan dengan biaya (cost) atau harga (price). Nilai mengandung arti subyektif apalagi bila dihubungkan dengan moral, estetika, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Dalam pembahasan Rekayasa Nilai, nilai hanya dikaitkan dengan ekonomi. Pengertian nilai dibedakan dengan biaya karena halhal sebagai berikut (Soeharto, 2001). 1. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau kegunaannya, sedangkan harga atau biaya ditentukan oleh substansi barangnya atau harga komponenkomponen yang membentuk barang tersebut. 2. Ukuran nilai condong ke arah subyektif sedangkan biaya tergantung kepada angka (monetary value) pengeluaran yang telah dilakukan untuk mewujudkan barang tersebut. Jurnal Info Manajemen Proyek 36

Penerapan Value Engineering untuk Struktur Pondasi yang Efektif dan Efisien pada Pembangunan Gedung A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal Biaya Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan aplikasi produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari adanya biaya terhadap kualitas, reliabilitas, dan maintainability karena ini akan berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya pengembangan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya. Sedangkan perhatian terhadap biaya produksi amat diperlukan karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu (unnecessary cost) (Soeharto, 2001). Seperti halnya dengan kegiatan pengendalian yang lain, analisis biaya juga diperlukan untuk tolok ukur atau pembanding guna mengukur fakta-fakta yang telah terkumpul pada tahap informasi. Pentingnya analisis biaya bertambah karena rekayasa nilai bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi yang sesungguhnya terhadap biaya yang diperlukan, dan memberikan cara pengambilan keputusan mengenai usaha-usaha yang diperlukan selanjutnya. Misalnya, apabila berdasarkan rekayasa nilai diperkirakan bahwa biaya untuk memproduksi suatu produk terlalu mahal mungkin sekali lebih baik produksi dihentikan atau dicari alternatif lain Fungsi Pemahaman akan arti fungsi amat penting dalam mempelajari Rekayasa Nilai, karena fungsi akan menjadi obyek utama dalam hubungannya dengan biaya. Untuk mengidentifikasinya L.D. Miles menerangkan sebagai berikut (Soeharto, 2001): 1. Suatu sistem memiliki bermacam-macam fungsi yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu : a. Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu terwujud. Misalnya jalan, fungsi pokoknya adalah sebagai alat untuk melancarkan lalulintas dan inilah yang mendorong untuk memeliharanya. Sifat-sifat fungsi dasar adalah sekali ditentukan tidak dapat diubah lagi. Bila suatu peralatan kehilangan fungsi dasarnya, berarti kehilangan nilai jual di pasaran yang melekat pada fungsi tersebut. b. Fungsi kedua (secondary function), adalah kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi fungsi dasar, tetapi diperlukan untuk menunjangnya. Fungsi kedua kadang-kadang dapat menimbulkan halhal yang tidak disukai. 2. Untuk mengidentifikasi fungsi dengan cara yang mudah adalah dengan menggunakan kata kerja dan kata benda. Bila belum dapat menjelaskan fungsi dengan dua kata seperti di atas, berarti informasi yang tersedia masih kurang untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan fungsi yang dimaksud. Adapun hubungan antara nilai, biaya, dan fungsi dijabarkan dengan memakai rumus-rumus berikut : Fungsi Manfaat Nilai...(2.1). Biaya Biaya Jurnal Info Manajemen Proyek 37

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012 Pemilihan Proyek Untuk Studi Value Engineering Soeharto (2001) mendefinisikan value engineering atau rekayasa nilai adalah suatu usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengapikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terrendah atau paling ekonomis. Teori dalam rekayasa nilai bermaksud memberikan sesuatu yang optimal bagi sejumlah uang yang dikeluarkan dengan memakai teknik yang sistematis untuk menganalisis dan mengendalika total biaya produk. Rekayasa nilai akan membantu membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, di mana dapat dikembangkan alternatif yang memenuhi keperluan dan meninggalkan yang tidak diperlukan dengan biaya terendah Teknik Rekayasa Nilai (Value Engineering) Agar Rekayasa Nilai (Value Engineering) memperoleh hasil yang diharapkan, perlu digunakan teknik-teknik tertentu yang didasarkan atas pengertian bahwa rekayasa nilai banyak berurusan langsung dengan sikap dan perilaku manusia, juga dengan masalah-masalah pengambilan keputusan dan pemecahan persoalan. Teknik ini terutama digunakan untuk pekerjaan desain engineering pada awal proyek. Para ahli semula berpendapat bahwa proyek tersebut sudah merupakan alternatif yang terbaik. Di antara teknik-teknik tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut : 1. Bekerja atas dasar spesifik Semua pekerjaan diarahkan dengan menggunakan analisis persoalan pada bagian-bagian atau area yang spesifik. Pilih suatu area tertentu untuk dipelajari secara mendalam, konsentrasikan kepada persoalan ini sampai menjumpai inti masalah, kemudian disusun suatu usulan atau alternatif. Usulan yang bersifat umum akan mudah dibantah atau disanggah. Sebaliknya, bila masalah khusus didukung oleh fakta-fakta akan mengundang tanggapan yang positif. 2. Dapatkan informasi dari sumber terbaik Untuk mendapatkan sumber informasi yang tepat dan terbaik, diusahakan dari berbagai sumber, kemudian mengkaji dan menyaringnya. Pada saat tingkat perkembangan ilmu dan teknologi yang demikian tinggi, para ahlilah yang dianggap mengetahui hal-hal yang bersifat khusus. Oleh karena itu, mereka dapat dianggap sebagai sumber terbaik untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. 3. Hubungan antar manusia Hubungan antar manusia sama bobotnya dengan penguasaan aspek teknis. Keberhasilan program Rekayasa Nilai tergantung kepada pengertian dasar hubungan antar manusia, bagaimana bekerjasama dengan semua pihak yang akan ikut berperan. Pentingnya hubungan tersebut tergantung dari besarnya derajat ketergantungan terhadap masing-masing pihak. Dalam kegiatan Rekayasa Nilai, derajat ketergantungan relatif tinggi, sehingga penguasaan hubungan yang baik akan amat menentukan keberhasilan program Rekayasa Nilai. Jurnal Info Manajemen Proyek 38

Penerapan Value Engineering untuk Struktur Pondasi yang Efektif dan Efisien pada Pembangunan Gedung A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal 4. Kerjasama tim Sifat dari Rekayasa Nilai memerlukan usaha bersama dari berbagai pihak, maka proses Rekayasa Nilai dilakukan oleh suatu tim. Menyusun suatu tim Rekayasa Nilai yang dapat bekerja efektif sama pentingnya dengan proses Rekayasa Nilai itu sendiri. Dalam hal ini, minimal 4 kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu disiplin yang diwakili, peranan, jumlah anggota, dan kompetensi masing-masing anggota yang bersangkutan. Jenis obyek (masalah) menentukan komposisi disiplin yang diserahi tugas untuk menanganinya. Bila tim rekayasa nilai disusun dari tenaga-tenaga di dalam perusahaan yang bersangkutan (bukan dari konsultan) umumnya komposisi tersebut terdiri dari hal-hal berikut ini : a. Mereka yang memiliki masalah b. Mereka yang ditugaskan memecahkan masalah c. Mereka yang terkena dampak pemecahan masalah 5. Mengatasi rintangan Rintangan merupakan hal yang tidak asing dalam proses menuju kemajuan. Misalnya usaha melakukan perubahan pekerjaan sehari-hari yang telah terbiasa dalam kurun waktu yang lama, umumnya akan mengalami tantangan atau hambatan. Untuk menghadapinya, prosedur Rekayasa Nilai disusun sebagai berikut: a. Dikaji apakah rintangan kemungkinan besar akan terjadi atau hanya imajinasi. b. Bila kemungkinan besar akan terjadi, rintangan dianalisis lebih jauh dan ditentukan tindakan yang diperlukan unatuk mengatasinya. Pengkajian yang sistematis dan seksama dengan mengklasifikasi jenis dan sebab rintangan, akan mempermudah mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Rencana Kerja Rekayasa Nilai Soeharto (2001) mengatakan proses pelaksanaan rekayasa nilai mengikuti metodologi berupa langkah yang tersusun secara sistematis yang dikenal dengan rencana kerja rekayasa nilai. Urutannya adalah mendefinisikan masalah, merumuskan pendapat, kreativitas, analisis dan penyajian. Adapun langkah-langkah dalam proses rekayasa nilai adalah tahap informasi, tahap spekulasi, tahap analisis, tahap pengembangan dan tahap penyajian dan tindak lanjut Pengertian Pondasi Pondasi menurut disiplin ilmu Teknik Sipil adalah suatu bagian struktur atau lapisan tanah padat yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper structure) kelapisan tanah dibawahnya yang mempunyai daya dukung cukup dan tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan Jurnal Info Manajemen Proyek 39

Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012 3. METODOLOGI PENELITIAN Sasaran Studi Penelitian ini merupakan proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan untuk menjalankan tahapan selanjutnya. Teori-teori yang sudah ada merupakan dasar dalam melaksanakan penelitian dan mengacu pada latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mendapatkan penelitian yang baik, diperlukan suatu urutan langkah yang cermat. Hal ini dikarenakan penelitian merupakan suatu proses yang saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga setiap langkah perlu dilaksanakan secara cermat. Metodologi penelitian adalah langkah-langkah dan rencana dari proses berpikir dan memecahkan masalah, mulai dari penelitian pendahulu, penemuan masalah, pengamatan, pengumpulan data baik dari referensi tertulis maupun observasi langsung di lapangan, kemudian melakukan pengolahan dan interpretasi data sampai penarikan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti Sasaran studi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif jenis pondasi yang lebih efektif dan efisien setelah dilakukan Value Engineering pada Proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan dan untuk mendapatkan besarnya penghematan biaya untuk pekerjaan pondasi pada Proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Kota Pasuruan, setelah dilakukan Value Engineering. Dari alternatif jenis pondasi diharapkan dapat dilakukan optimasi, sehingga dapat diperoleh suatu nilai konstruksi yang efisien. Penelitian ini difokuskan kepada alternatif jenis pondasi berdasarkan perhitungan serta data-data teknis dari proyek-proyek sejenis yang telah dilakukan sebelumnya di wilayah Kota Pasuruan. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh hasil alternatif jenis pondasi yang lebih efisien dan efektif baik dari segi pelaksanaan maupun dari segi biaya yang ekonomis. Menentukan Peringkat Alternatif Salah satu bentuk dari analisa ide-ide kreatif ini membahas penilaian dengan sangat subyektif karena sulit untuk mendapatkan nilai yang ideal. Oleh karena itu aspek yang diperhitungkan dalam perhitungan peringkat alternatif dari pondasi yang akan digunakan adalah : a. Biaya b. Pelaksanaan di lapangan c. Teknologi d. Pengawasan mutu e. Daya dukung Jurnal Info Manajemen Proyek 40

Penerapan Value Engineering untuk Struktur Pondasi yang Efektif dan Efisien pada Pembangunan Gedung A. Agus Santoso, Tiong Iskandar, Mochammad Rizal Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut Ini adalah tahap akhir dari proses rekayasa nilai, yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan hasil Rekayasa Nilai (Value Engineering) kepada pihak yang berkepentingan. Hal- hal yang dilaporkan adalah: Model desain dan spesifikasi Pilihan alternatif Konsep pemilihan alternatif Penghematan yang terjadi Gambar desain dari alterntif yang dipilih. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap Rekomendasi Tahap ini adalah tahap akhir proses Value Engineering, yang terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan hasil Value Engineering kepada yang berkepentingan. Laporan hanya mengetengahkan fakta dan informasi untuk mendukung argumentasi. Semua variasi aspek teknik dan biaya desain semula dibandingkan dengan hasil VE dipaparkan dengan jelas. Jadi laporan akhir akan berisikan sebagai berikut : Identitas objek atau proyek. Penjelasan fungsi masing-masing komponen dan keseluruhan komponen, sebelum dan sesudah dilakukan Value Engineering. Perubahan desain (pengurangan dan peningkatan) yang diusulkan. Perubahan biaya. Total penghematan biaya yang akan diperoleh. Untuk Hasil VE Pekerjaan Struktur Pondasi dengan Pondasi Sumuran dapat dilihat dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1 Usulan Pekerjaan Struktur Pondasi dengan Pondasi Sumuran USULAN PEKERJAAN Proyek : Pembangunan Gedung Olah Raga Pasuruan Lokasi : Jl. Sultan Agung Kecamatan Pondasi Rencana Awal : Pondai tiang pancang 20x20 kedalaman 11,8 m Usulan : Pondasi sumuran Ø 50 kedalaman 8 m Alasan : - Biaya lebih murah - Mudah dalam pelaksanaan - Mutu dapat diawasi dengan baik Biaya : Rencana Awal : Rp. 1.991.953.359,43 Setelah Usulan : Rp. 971.908.464,00 Penghematan : Rp.1.020.044.895,43 Persentase penghematan yang terjadi, yaitu : Jurnal Info Manajemen Proyek 41

= ( Penghematan/Biaya Awal ) x 100 % = ( Rp.1.020.044.895,43/ Rp. 1.991.953.359,43) x 100 % = 51,20% Sumber : Hasil Perhitungan, 2012 Jurnal Info Manpro Volume 3, September 2012 5. KESIMPULAN Dari analisis Value Engineering (VE) yang dilakukan pada proyek Pembangunan Gedung Olah Raga Pasuruan dengan Rencana awal menggunakan pondasi tiang pancang 20x20 kedalaman 11,8 meter dengan menghabiskan dana sebesar Rp.1.991.953.359,43, setelah dilakukan perbaikan perhitungan desain dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Alternatif pengganti struktur pondasi tiang pancang 20x20 adalah pondasi sumuran Ø50 kedalaman 8 meter dan menghabiskan dana sebesar Rp. 971.908.464,00 2. Diperoleh penghematan biaya pekerjaan struktur pondasi sebesar Rp.1.020.044.895,43 atau dengan prosentase penghematan sebesar 51,20% dari biaya rencana awal sebesar Rp. 1.991.953.359,43. dan diperoleh penghematan penghematan biaya sebesar 4,25% dari biaya proyek keseluruhan sebesar Rp. 24.009.998.000,00 Saran 1. Dalam melakukan penerapan Value Engineering (VE), konsultan (VE) harus berkoordinasi dengan pemilik, perencana maupun pelaksana lapang agar pelaksanaannya dapat diterapkan. 2. Untuk penelitian lanjutan dapat dicoba dengan berbagai alternatif dalam merekayasa nilai untuk mengatasi pemborosan biaya proyek atau lingkup pekerjaan yang lain 6. DAFTAR PUSTAKA Soeharto, I, 2001. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga. Jakarta. Zimmerman, 1982. Value Engineering : A practical Approact Owners for Owners, designer and Contractors, Van Nostrand Reinhold Company, New York Jurnal Info Manajemen Proyek 42