BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. pelaku, seperti yang dinyatakan Cooney, et al. berikut:...

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pengembangan potensi dirinya agar dapat menghadapi perubahan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan sekaligus mengembangkan dirinya. : 14) belajar adalah suatu proses dimana manusia mengalami penyesuaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II KAJIAN TEORETIS

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DI SMP

Alfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian strategi Think Talk Write

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Belajar yang Melandasi Problem Based Learning

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Penalaran Matematis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA POKOK BAHASAN BUNYI PESERTA DIDIK MTS AL-HIKMAH BANDAR LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi kimia di

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

Bab II Landasan Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

Penerapan Model Pembelajaran Word Square Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SDN Pengawu

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (MPG) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Macam-Macam Model Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

Transkripsi:

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsentrasi Belajar Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Subini (2012) mengartikan belajar adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Jadi belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri berkat pengalaman dan latihan. Menurut Slameto (2010) mengartikan konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Sedangkan menurut Dimyati (2009) mengartikan konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian atau pikiran

8 tehadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan dan latihan/pengalaman. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau tidak memikirkan hal-hal yang tidak ada hubungannya, jadi hanya memikirkan suatu hal yang dihadapi/dipelajari serta yang ada hubungannya saja. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelaslah belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran atau perhatian. Jadi kebiasaan untuk memusatkan pikiran atau perhatian ini mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa yang belajar dengan memperhitungkan waktu belajarnya dengan baik. Menurut Tabrani (1989) Ciri-ciri siswa yang konsentrasi anatara lain: 1) memiliki kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, 2) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, 3) mampu mengadakan analisis pengetahuan yang diperoleh, 4) adanya penerimaan atau tingkat perhatian tertentu, 5) respon, keinginan untuk menanggapi materi yang diajarkan, 6) mampu mengemukakan pendapat, 7) adanya

9 gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, 8) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan yang penuh arti. Ciri ciri diatas dapat digambarkan melalui aktivitas siswa sebagai berikut : Ciri-ciri 1. Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan 2. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh 3. Mampu mengadakan analisis pengetahuan yang diperoleh 4. Adanya penerimaan atau tingkat perhatian tertentu 5. Respon, keinginan untuk menanggapi materi yang diajarkan 6. Mampu mengemukakan pendapat 7. Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru Tabel 2. Aktivitas konsentrasi siswa Aktivitas siswa - Selalu tanggap ketika guru tiba-tiba memberikan pertanyaan - Mampu menjawab soal / pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanyakan - Dapat menjelaskan materi yang diberikan guru pada teman yang belum paham - Menanggapi jawaban teman dalam diskusi kelompok - Tidak bermain sendiri, ngobrol atau usil kepada teman yang lain - Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru - Memberikan pertanyaan pada guru - Menanggapi jawaban teman yang presentasi - Mampu mengeluarkan ideide atau pendapat bila diperlukan oleh guru - Memperhatikan papan tulis jika guru menjelaskan dengan menulis di papan tulis - Mencatat hal yang dianggap penting pada saat guru menjelaskan atau ketika guru memerintahkan untuk mencatat - Tidak mengantuk

10 8. Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan yang penuh arti - Tidak melamun pada saat pembelajaran - Tidak melakukan gerakan yang tidak diperlukan Berdasarkan pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian atau pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran, konsentrasi belajar dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perhatian siswa dalam belajar. B. Prestasi Belajar Belajar merupakan kebutuhan setiap orang sebab dengan belajar seseorang dapat memahami dan mengerti tentang suatu kemampuan sehingga kecakapan dan kepandaian yang dimiliki dapat ditingkatkan. Sebagai individu yang sedang belajar mempunyai kepentingan agar berhasil dalam belajar. Prestasi dapat dicapai setelah terjadi proses interaksi dengan lingkungan dalam jangka waktu tertentu. Prestasi dapat berupa pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sosial. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar seseorang dapat dilihat ditunjukkan dari prestasi belajar yang dicapainya. Menurut Winkel (1996) Prestasi belajar diberikan oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan instruksional sehingga nampak hasil belajar. Tepat atau tidak tepatnya prestasi belajar maka akan nampak, apakah hasil belajar akan tercapai atau belum tercapai. Sedangkan menurut Azwar (1996) Prestasi dapat

11 dioperasionalkan dalam bentuk indikator indikator berupa nilai rapot, indek prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya. Jadi, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui penyelesaian tugas yang dioperasionalkan dalam bentuk nilai tes yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes di setiap akhir siklusnya. C. Strategi Pembelajaran Generatif Pembelajaran Generatif pertama kali diperkenalkan oleh Osborne. Menurut Katu (1995), pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika pengetahuan baru itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang. Kelebihan Pembelajaran Generatif diantaranya adalah :a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pikiran/ pendapat/pemahamannya terhadap konsep matematika. b) Melatih siswa untuk mengkomunikasikan konsep matematika. c) Melatih siswa untuk menghargai gagasan orang lain. d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk perduli terhadap kosepsi awal (terutama siswa yang mengkonsepsi),

12 siswa diharapkan menyadari miskonsepsi yang terjadi dalam pikirannya dan bersedia memperbaiki miskonsepsi tersebut. e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuaannya sendiri. f) Dapat menciptakan suasana kelas yang aktif karena siswa dapat membandingkan gagasan dengan gagasan siswa lainnya serta intervensi guru. g) Guru mengajar menjadi kreatif dalam mengarahkan siswanya untuk mengkonstruksi konsep yang akan dipelajari. h) Guru menjadi terampil dalam memahami pandangan siswa, dan mengorganisasi pembelajaran. Kelemahan Pembelajaran Generatif adalah : a) Siswa yang pasif merasa diteror untuk mengkonstruksi konsep. b) Membutuhkan waktu yang lama. c) Bagi guru yang tidak berpengalaman akan merasa kesulitan untuk mengorganisasi pembelajaran. Bagan 1.1 Tahap - tahap Pembelajaran Generatif Pendahuluan / Eksplorasi Pemfokusan STRATEGI PEMBELAJARAN GENERATIF Tantangan / Pengenalan Konsep Penerapan Konsep

13 Menurut wena (2010) Tahap - tahap Pembelajaran Generatif adalah: a. Eksplorasi Tahap pertama yaitu tahap eksplorasi yang disebut juga tahap pendahuluan. Pada tahap eksplorasi guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide, atau konsepsi awal yang dimiliki siswa yang diperoleh dari pengalaman sehari-harinya atau dari pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Untuk mendorong siswa agar mampu melakukan eksplorasi, guru dapat memberikan stimulus berupa beberapa aktivitas/tugas-tugas seperti melalui demonstrasi/ penelusuran terhadap suatu permasalahan yang dapat menunjukan data dan fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari. Pada proses pembelajaran ini guru berperan memberikan dorongan, bimbingan, memotivasi dan memberi arahan agar siswa mau dan dapat mengemukakan pendapatnya. Pendapat atau ide sebaiknya disajikan dalam bentuk tertulis. Pendapat diatas berdasarkan atas asas pembelajaran kuantum disebut alami sebelum memberi nama, yang artinya biarkan siswa melakukan proses penelusuran terlebih dahulu, kemudian baru menyimpulkan. b. Pemfokusan Tahap kedua yaitu tahap pemfokusan atau pengenalan konsep atau intervensi. Pada tahap pemfokusan siswa diberikan tugas-tugas untuk diselesaikan suatu permasalahan. Pada tahap ini guru berperan sebagai

14 fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan. Tugas-tugas yang diberikan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga memberi peluang dan merangsang siswa menyelesaikan tugas tersebut dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Tugas-tugas pembelajaran yang disusun/dibuat guru hendaknya tidak seratus persen merupakan petunjuk atau langkah-langkah kerja, tetapi tugas-tugas haruslah memberikan kemungkinan siswa beraktivitas sesuai dengan caranya sendiri. Penyelesaian tugas dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 2 sampai 5 siswa. c. Tantangan Tahap ketiga yaitu tahap tantangan disebut juga tahap pengenalan konsep. Setelah siswa melakukan penelusuran terhadap permasalahan yang diberikan selanjutnya siswa menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Para siswa diminta mempresentasikan pekerjaannya melalui diskusi kelas. Melalui diskusi kelas akan terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa. Dalam tahap ini siswa berlatih untuk mengeluarkan ide, kritik, berdebat, menghargai pendapat teman, dan menghargai adanya perbedaan diantara pendapat temannya. Pada saat diskusi, guru berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat terarah. Diharapkan pada akhir diskusi siswa memperoleh kesimpulan dan pemantapan konsep yang benar.

15 Pada tahap ini sebaiknya guru memberikan pemantapan konsep dan latihan soal. Latihan soal dimaksudkan agar siswa memahami secara mantap konsep tersebut. Pemberian soal dimulai dari yang paling mudah kemudian menuju yang sukar. Dengan soal-soal yang tingkat kesukarannya rendah, sebagian besar siswa akan mampu menyelesaikan dengan benar, hal ini akhirnya akan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya jika langsung diberikan soal yang tingkat kesukarannya tinggi maka sebagian besar siswa tidak akan mampu menyelesaikan dengan benar maka akan dapat menurunkan motivasi belajar siswa. d. Penerapan Tahap keempat adalah tahap penerapan. Pada tahap ini siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi baru yang berkaitan dengan halhal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian tugas rumah yang dikerjakan siswa diluar jam pembelajaran merupakan bentuk penerapan yang baik untuk dilakukan. Pada tahap ini siswa perlu diberikan banyak latihan-latihan soal. Dengan adanya latihan soal, siswa akan semakin memahami konsep secara lebih mendalam dan bermakna. Pada akhirnya konsep yang dipelajari siswa akan masuk kememori jangka panjang. Tabel 3.Tahap pelaksanaan dikelas menggunakan Strategi Pembelajaran Generatif. No Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa pembelajaran 1 Pendahuluan Memberikan aktivitas melalui demonstrasi/contohcontoh Mengeksplorasi pengetahuan, ide atau konsepsi awal yang yang dapat diperoleh dari

16 merangsang siswa untuk melakukan eksplorasi Mendorong dan merangsang siswa untuk mengemukakan ide/mengemukakan pendapat 2 Pemfokusan Membimbing dan mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks permasalahan berkaitan dengan ide siswa. Menginterpretasi respon siswa. Menginterpretasi dan menguraikan ide siswa. 3. Tantangan Mengarahkan dan memfasilitasi agar terjadi pertukaran ide antar siswa. Membuka diskusi. Mengusulkan melakukan demonstrasi jika diperlukan. pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. Mengemukakan ideide yang dimiliki. Menetapkan konteks permasalahan, memahami, mencermati permasalahan sehingga siswa menjadi familier terhadap bahan yang digunakan untuk mengeksplorasi konsep Membimbing siswa Berpikir dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan konsep. Mempresentasikan ide ke dalam kelompok dan juga forum kelas melalui diskusi. Memberikan pertimbangan kepada siswa. ide 4 Aplikasi/ penerapan Membimbing siswa merumuskan permasalahan yang sederhana. Membimbing siswa agar mampu menggambarkan secara verbal Menerapkan kosep yang baru dipelajari dalam berbagai konteks yang berbeda. Mempresentasikan penyelesaian permasalahan dihadapan teman.

17 penyelesaian masalah. Ikut terlibat dalam merangsang dan berkontribusi kedalam diskusi untuk menyelesaikan permasalahan Memberikan latihanlatihan soal agar siswa semakin mendalami konsep. Diskusi dan debat tentang penyelesaian masalah, mengkritisi dan menilai penyelesaian masalah. Manarik kesimpulan akhir Mengerjakan latihan soal yang diberikan guru agar semakin menguasai dan memahami konsep Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahap - tahap Pembelajaran Generatif diantaranya adalah eksplorasi merupakan tahap pertama dimana guru mengeksplor pengatahauan yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan materi. Tahap kedua adalah pemfokusan merupakan tahap pengenalan konsep dimana siswa diberikan tugas-tugas yang mana tugas-tugas tersebut dapat merangsang siswa menyelesaikan tugas tersebut dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dan guru berperan sebagai fasilitator berkaitan dengan kebutuhan sumber. Tahap ketiga adalah tantangan dimana guru meminta siswa untuk membagi jawaban dengan siswa lain dengan diskusi kelas. Dan pada tahap terakhir yaitu tahap penerapan dimana guru memberikan banyak latihan soal hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas rumah. D. Materi matematika SMK kelas X semester 2 Materi pelajaran matematika pokok bahasan menyelesaikan sistem persamaan linier yang diberikan di kelas X SMK Negeri 3 Purwokerto tahun pelajaran 2012/ 2013 terdiri dari: Menentukan penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel

18 dengan menggunakan metode subtitusi, eliminasi dan gabungan Menentukan penyelesaian sistem persamaan linier tiga variabel dengan menggunakan metode gabungan (subtitusi dan eliminasi)

19 E. Kerangka berpikir Kondisi awal Guru mengunakan pembelajaran langsung Konsentrasi belajar siswa masih rendah dan prestasi belajarnya kurang memuaskan Diberikan perlakuan melalui Strategi Pembelajaran Generatif, adapun langkah-langkahnya adalah : Tahap I : Eksplorasi disebut juga tahap pendahuluan. Guru memberikan dorongan, bimbingan, motivasi, stimulus dan memberi arahan agar siswa mau dan dapat mengemukakan pendapat. Pada tahap ini guru berupaya membangkitkan konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Tahap II : Pemfokusan atau pengenalan konsep atau intervensi. Guru bertugas sebagai fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan dan membantu membagi tugas dengan temannya. Pada tahap ini siswa dituntut untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas. Siswa dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, berdiskusi, dan mampu mengeluarkan pendapat. Tahap III : Tantangan, siswa diminta mempresentasikan temuannya melalui diskusi kelas, guru berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat terarah. Siswa dilatih untuk tanggap terhadap masalah yang sedang dipelajari dan memberi pendapat apabila diperlukan Tahap IV : Penerapan. Guru memberikan tugas rumah sebagai latihan karena pada tahap ini siswa perlu diberikan banyak latihan soal agar siswa semakin memahami konsep. Setelah itu guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran. Dengan menggunakan Stategi Pembelajaran Generatif, diduga konsentrasi dan prestasi belajar matematika siswa dapat meningkat.

20 Konsentrasi belajar adalah kemampuan memusatkan perhatian atau pikiran tehadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi dapat dilihat pada perilaku siswa yang ditunjukan baik selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas X BB 1 SMK N 3 Purwokerto, didapat bahwa konsentrasi masih rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perlakuan yang tepat, yaitu melalui Pembelajaran Generatif. Tahap pertama eksplorasi disebut juga tahap pendahuluan, diawali dengan guru membimbing siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan, ide, konsepsi awal yang diperoleh dari pengetahuan dasar yang dimiliki siswa atau yang diperoleh dari pembelajaran pada tingkat kelas sebelumnya. pada proses ini guru berperan memberikan dorongan, bimbingan, minat, motivasi dan memberikan arahan agar siswa mau mengemukakan pendapat. Pada tahap pertama ini guru diharapkan mampu membangkitkan konsentrasi dengan cara membuat siswa berminat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan memiliki keinginan untuk merespon atau menanggapi materi yang diajarkan. Tahap kedua pemfokusan, pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan dan membatu membagi tugas dengan temannya. Tugas-tugas pembelajaran yang diberikan hendaknya dibuat sedemikian rupa hingga memberi peluang dan merangsang siswa untuk menyelesaikan dengan

21 caranya sendiri. Tahap ini siswa diberikan tugas-tugas untuk melatih siswa agar lebih berkonsentrasi dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memperhatikan guru pada saat mengajar dan siswa dituntut untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung, serta berlatih berdiskusi dan bertukar pendapat dengan teman dalam kelompoknya. Tahap ketiga tantangan, pada tahap ini siswa menyimpulkan dan menulis dalam lembar kerja. Untuk selanjutnya siswa diminta mempresentasikan hasil pekerjaannya melalui diskusi kelas agar terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa. Pada saat diskusi guru berperan sebagai moderator dan fasilitator agar jalannya diskusi dapat terarah, diharapkan pada akhir diskusi siswa memperoleh kesimpulan dan pemantapan konsep yang benar. Pada tahap ini guru sebaiknya memberikan pemantapan konsep dan latihan soal agar siswa memahami secara mantap konsep yang sedang dipelajari. Pada tahap ini siswa diminta untuk memperhatikan teman yang presentasi dan dilatih untuk tanggap terhadap permasalahan yang sedang dipelajari misalnya mampu mengeluarkan pendapat apabila diperlukan. Tahap keempat penerapan, pada tahap ini siswa diajak untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar pada situasi baru yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari - hari. Pemberian tugas rumah yang dikerjakan diluar jam pelajaran merupakan bentuk penerapan yang baik untuk dilakukan.

22 Pada tahap ini siswa perlu diberikan banyak latihan soal agar semakin memahami konsep secara lebih mendalam dan selanjutnya siswa diberikan tes evaluasi agar guru mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi dan mengetahui prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditunjukan bahwa dengan menggunakan strategi pembelajaran generatif konsentrasi dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan. Berdasarkan alasan tersebut, maka penelitian dengan pembelajaran generatif diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar matematika siswa di SMK N 3 Purwokerto. F. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : a. Dengan menggunakan Pembelajaran Generatif, konsentrasi belajar matematika siswa kelas X BB 1 SMK Negeri 3 Purwokerto meningkat. b. Dengan menggunakan Pembelajaran Generatif, prestasi belajar matematika siswa kelas X BB 1 SMK Negeri 3 Purwokerto meningkat.