dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam penilaian saham diketahui terdapat tiga jenis nilai saham, yaitu nilai

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

2.4. Hipotesis Penelitian Bursa Efek Jakarta Kelompok Industri Makanan dan Minuman

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... viii

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Indonesia Market Outlook Weekly 2H17 Brief

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

1/45 OVERVIEW

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. judul Evaluasi Kinerja Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. investasi, terlebih dahulu melakukan pengamatan dan penilaian terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui pasar modal. Pasar modal adalah sarana yang. masyarakat dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertimbangan investor dalam menentukan pilihannya terhadap saham yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menumbuhkan perusahaan. Merger berasal dari kata mergere yang berarti. (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi

SKRIPSI. Disusun oleh : B FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

DAFTAR ISI ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV PEMBAHASAN. Sebelum melangkah dalam penghitungan nilai instrinsik melalui pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dipasar perdana (primary market) maupun di pasar sekunder (secondary

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

PEMBAHASAN. 1. Nilai Intrinsik dan Nilai Pasar

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

Saham. Bukti kepemilikan Tidak ada waktu jatuh tempo Ada dua macam: Saham biasa Saham preferen

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan pilihan jenis-jenis investasi serta perantara untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdampak kepada Indonesia. Krisis keuangan tersebut disebabkan oleh jatuhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ermia Fayana/ Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko, M.Sc., S.Si

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

BAB IV PEMBAHASAN. dan dividend discounted model. Setiap model penilaian terdapat keuntungan dan

Transkripsi:

Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing bank dalam kurun waktu tahun 2010-2012 yang mencakup : a. Market & intrinsic value measurement yang terdiri dari nilai rata-rata EPS, DPS, P/E, P/B, divident payout, divident growth, book value per share, nilai intrinsik berdasarkan P/E, nilai intrinsik berdasarkan Discounted Dividend, nilai intrinsik berdasarkan FCF Perusahaan dan EVA. b. Traditional measurement yang terdiri dari ROA, ROE, cost to income ratio dan NIM. 2. Pembobotan 2 (dua) kelompok pengukuran yaitu market & intrinsic value measurement sebesar 73% [(11/15) x 100%] dan traditional measurement sebesar 27% [(4/15) x 100%], dimana angka 11 dan 4 merupakan item pengukuran dan angka 15 merupakan total item pengukuran. 3. Masing-masing item pengukuran diurutkan rangkingnya mulai no.1 dengan bobot sebesar 100% [(3/3) x 100%], no. 2 dengan bobot sebesar 67% [(2/3) x 100%] dan no. 3 dengan bobot sebesar 33% [(1/3) x 100%]. 4. Melakukan scoring dengan mengalikan bobot masing-masing item sesuai urutan dengan bobot masing-masing item berdasarkan pengelompokan pengukuran. 5. Melakukan totaling score baik per kelompok pengukuran maupun score total serta score untuk pengukuran nilai intrinsik. 50

Scoring tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kewajaran harga saham dari ketiga bank tersebut di atas secara lebih komprehensif dengan menggabungkan hasil penilaian dari beberapa aspek. Berdasarkan hasil penilaian scoring dari masing-masing bank tersebut, maka akan dapat diketahui score masing-masing bank dan dapat dibandingkan hasil scoring atas market & intrinsic value measurement dan hasil scoring atas traditional measurement serta hasil scoring secara gabungan dari kedua kelompok pengukuran tersebut masing-masing bank. Dengan scoring tersebut akan diketahui kekuatan/kelemahan masingmasing bank mana secara lebih komprehensif, sehingga dapat diketahui bank mana yang paling unggul. Hasil scoring tersebut dapat memberikan gambaran atau referensi yang lebih komprehensif kepada para investor untuk menentukan bank mana yang layak untuk untuk investasi atau menjual saham yang saat ini sudah dimiliki. Selain itu, bagi manajemen masing-masing bank dapat memberikan gambaran untuk perbaikan kinerja keuangannya. Bagi regulator seperti OJK dan Pemerintah dapat digunakan sebagai bahan dalam melakukan pengawasan dan menentukan kebijakan-kebijakan baru yang perlu dikeluarkan atau perbaikan kebijakan-kebijakan yang telah ada saat ini. Hasil scoring adalah sebagai berikut : 51

Tabel 4.10 52

Berdasarkan scoring penilaian saham tersebut di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut : 1. Score nilai intrinsik saham (penjumlahan score P/B, P/E, Discounted Dividend, FCF Perusahaan & EVA) tertinggi BRI (score 46,93%) disusul Mandiri (score 43,02%) dan selanjutnya BCA (score 27,38%). 2. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan Discounted Dividend : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp10.000 vs intrinsik BRI Rp17.257 & pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp10.333), BCA overvalue (pasar BCA Rp10.950 vs intrinsik BCA Rp7.727). 3. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan FCF Perusahaan : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp10.000 vs intrinsik BRI Rp24.657 dan pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp18.880), sedangkan BCA overvalue (pasar BCA Rp10.950 vs intrinsik BCA Rp7.866). 4. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik semua bank berdasarkan P/E lebih rendah, sehingga semua saham bank overvalue. Saham BCA paling overvalue (Rp3.270), disusul BRI (Rp3.028) dan selanjutnya Mandiri (Rp2.609). 5. Nilai P/B Mandiri paling rendah, disusul BRI dan selanjutnya BCA, sehingga Mandiri mempunyai ruang kenaikan harga saham paling tinggi. 6. Nilai EVA BRI paling tinggi, disusul Mandiri dan selanjutnya BCA, sehingga tambahan nilai ekonomi BRI paling tinggi. 53

7. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 56,71%), disusul Mandiri (score 53,61%) dan selanjutnya BCA (score 36,34%). 8. Berdasarkan ukuran tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 24,44%), disusul BCA (score 20%) dan selanjutnya Mandiri (score 8,89%). 9. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value & tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 81,16%), disusul Mandiri (score 62,50%) dan selanjutnya BCA (score 56,34%). 10. Range harga saham : Mandiri: Rp7.341 - Rp18.880, BRI: Rp6.972 - Rp24.657, BCA: Rp7.680 - Rp7.866. 11. Preferensi beli saham berdasarkan scoring di atas adalah BRI yang pertama dan Mandiri pilihan kedua serta BCA pilihan ketiga. 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.a. Simpulan Berdasarkan analisis fundamental nilai kewajaran harga saham Bank Mandiri, BRI dan BCA dengan menggunakan pendekatan top-down approach dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Meskipun pada awal dan pertengahan tahun 2013 perekonomian global dan domestic mengalami penurunan dan ketidakstabilan, namun pada akhir tahun 2013 sudah mulai tumbuh dan stabil kembali. Perekonomian global pada 2014 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2013. Current account deficit 2014 diperkirakan mengalami perbaikan. Kinerja ekspor diperkirakan meningkat. Inflasi juga mulai membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 diperkirakan membaik ke batas bawah dari kisaran 5,8%-6,2%. Inflasi diperkirakan terjaga pada kisaran target sebesar 4,5% +/- 1%. IHSG diperkirakan juga akan mengalami peningkatan. Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga sebagaimana terlihat pada Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) pada akhir 2013 yang berada pada level normal. Pada akhir 2013, risiko di pasar keuangan mulai menurun. Volatilitas nilai tukar dan IHSG serta yield SBN telah kembali ke level normal. 55

Dengan demikian, prospek harga saham pada beberapa tahun ke depan diperkirakan cukup baik termasuk saham-saham perbankan. 2. Secara umum, dalam kurun waktu 2010-2012 kinerja keuangan ketiga bank tersebut lebih baik dibandingkan dengan rata-rata industri. Untuk CAR dan NIM masih dibawah rata-rata industri, kecuali NIM BRI selama 3 (tiga) tahun tersebut jauh diatas rata-rata industri dan pada tahun 2012 CAR BRI sudah diatas rata-rata industri. Berdasarkan analisis industri tersebut di atas, diketahui bahwa BRI unggul disemua aspek keuangannya kecuali dari sisi aset, P/E Ratio dan PBV. Dengan demikian, harga saham BRI mempunyai ruang yang lebih besar untuk naik atau paling undervalue, disusul Bank Mandiri dan selanjutnya BCA. 3. Kinerja keuangan masing-masing Bank berikut kekuatan/kelemahannya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan analisis traditional measurement of performance diketahui bahwa secara rata-rata dalam periode 2010 2012, BRI paling unggul di ROA, ROE dan NIM, disusul oleh BCA dan selanjutnya Bank Mandiri. Keunggulan BRI terutama ditopang oleh Net Income dan NIM yang tinggi (paling tinggi). Dengan keunggulan di transaction banking, BCA berhasil mendapatkan dana yang lebih murah sehingga cost to income ratio paling rendah. b. Berdasarkan analisis market base measure diketahui bahwa dalam kurun waktu 2010-2012, rata-rata EPS BRI lebih tinggi disusul Bank Mandiri dan BCA. Bank Mandiri lebih tinggi pada rata-rata DPS dan Book Value 56

per Share disusul BRI dan BCA. Sedangkan BCA lebih tinggi pada rata-rata P/E, P/B dan Dividend Payout. c. Rata-rata EVA BRI selama periode 2010-2012 menunjukkan yang tertinggi yaitu Rp11,78 trilliun, sedangkan Bank Mandiri dan BCA relatif sebanding masing-masing sebesar Rp8,65 trilliun dan Rp8,07 trilliun. EVA BRI lebih unggul karena profitnya cukup tinggi dengan rata-rata biaya modal (WACC) yang relatif kecil. 4. Nilai kewajaran/intrinsik dan harga pasar saham masing-masing bank : a. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan Discounted Dividend : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp10.000 vs intrinsik BRI Rp17.257 & pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp10.333), BCA overvalue (pasar BCA Rp10.950 vs intrinsik BCA Rp7.727). b. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik berdasarkan FCF Perusahaan : BRI dan Mandiri undervalue (pasar BRI Rp10.000 vs intrinsik BRI Rp24.657 dan pasar Mandiri Rp9.950 vs intrinsik Mandiri Rp18.880), sedangkan BCA overvalue (pasar BCA Rp10.950 vs intrinsik BCA Rp7.866). 5. Berdasarkan scoring penilaian saham tersebut di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut : a. Score nilai intrinsik saham (penjumlahan score P/B, P/E, Discounted Dividend, FCF Perusahaan & EVA) tertinggi BRI (score 46,93%) disusul Mandiri (score 43,02%) dan selanjutnya BCA (score 27,38%). 57

b. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 56,71%), disusul Mandiri (score 53,61%) dan selanjutnya BCA (score 36,34%). c. Bila dibandingkan Harga Pasar per tanggal 1 April 2014, maka nilai intrinsik semua bank berdasarkan P/E lebih rendah, sehingga semua saham bank overvalue. Saham BCA paling overvalue (Rp3.270), disusul BRI (Rp3.028) dan selanjutnya Mandiri (Rp2.609). d. Nilai P/B Mandiri paling rendah, disusul BRI dan selanjutnya BCA, sehingga Mandiri mempunyai ruang kenaikan harga saham paling tinggi. e. Nilai EVA BRI paling tinggi, disusul Mandiri dan selanjutnya BCA, sehingga tambahan nilai ekonomi BRI paling tinggi. f. Berdasarkan ukuran tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 24,44%), disusul BCA (score 20%) dan selanjutnya Mandiri (score 8,89%). g. Berdasarkan ukuran market & intrinsic value & tradisional, BRI mempunyai kinerja yang paling baik (score 81,16%), disusul Mandiri (score 62,50%) dan selanjutnya BCA (score 56,34%). h. Range harga saham : Mandiri: Rp7.341 - Rp18.880, BRI: Rp6.972 - Rp24.657, BCA: Rp7.680 - Rp7.866. i. Preferensi beli saham berdasarkan scoring di atas adalah BRI yang pertama dan Mandiri pilihan kedua serta BCA pilihan ketiga. 58

5.b. Keterbatasan Pendekatan yang digunakan dalam analisis fundamental nilai kewajaran harga saham Bank Mandiri, BRI dan BCA adalah pendekatan top-down approach dan tidak menggunakan analisis teknikal. Analisis kinerja bank menggunakan pendekatan pengukuran kinerja tradisional, pengukuran kinerja economic dan pengukuran kinerja market-based dengan data laporan keuangan yang akan digunakan adalah laporan keuangan tahun buku 2010, 2011 dan 2012. Dalam penelitian ini menggunakan metode, rumus dan asumsi perhitungan sebagaimana dijelaskan dalam bab hasil penelitian dan pembahasan. Misalnya, metode dalam penilaian intrinsik saham masing masing bank yang digunakan adalah Free Cash Flow Dividen (Discounted Dividend), Free Cash Flow Perusahaan (FCF Perusahaan), Price Earning Ratio (P/E), Price to Book Value (P/B) dan Economic Value Added (EVA). Perhitungan EVA juga menggunakan asumsi misalnya Risk Free Rate menggunakan BI rate, Expected Rate of Return menggunakan Return IHSG dan Beta (β) menggunakan Single Index Model. 5.c. Implikasi Implikasi dari temuan penelitian ini adalah secara teoritis pendekatan topdown approach dapat digunakan untuk menilai kewajaran harga saham dengan melakukan perbandingan beberapa perusahaan yang sejenis dengan menggunakan metode, rumus dan asumsi perhitungan sebagaimana dijelaskan dalam bab hasil penelitian dan pembahasan. 59

Penelitian dengan menggunakan pendekatan yang sama memungkinkan diterapkan untuk jenis perusahaan yang lain. Secara praktis, temuan penelitian ini dapat menunjukkan kinerja keuangan dari ketiga bank tersebut dan perbandingan keunggulan/kekurangan masing-masing bank termasuk dibandingkan dengan kinerja industri perbankan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh investor, manajemen, pemerintah dan stakehoder lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan investasi, corrective action dan kebijakan-kebijakan lainnya. 5.d. Saran Dengan mempertimbangkan hasil analisis dan pembahasan nilai kewajaran harga saham Bank Mandiri, BRI dan BCA dengan menggunakan pendekatan topdown approach, maka saran kepada investor, BRI, Bank Mandiri dan BCA adalah sebagai berikut: 5.b.1) Investor Berdasarkan analisis fundamental atas kewajaran nilai saham Bank Mandiri, BRI dan BCA tersebut di atas menunjukan bahwa scoring kinerja keuangan berdasarkan market & intrinsic value measurement dan traditional measurement, score kinerja BRI paling tinggi disusul Bank Mandiri dan selanjutnya BCA. Harga saham BRI dan Mandiri per 1 April 2014 undervalue dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Sedangkan harga saham BCA per 1 April 2014 overvalue dibandingkan dengan nilai intrinsiknya. Dengan hasil analisis tersebut disarankan kepada investor : 60

1. Memilih BRI (pilihan pertama) dan Bank Mandiri (pilihan kedua) sebagai pilihan portofolio saham. 2. Tidak membeli saham BCA dan segera menjual saham BCA. 5.b.2) BRI Kinerja keuangan BRI saat ini ditopang oleh NOPAT yang tinggi, yang berasal terutama dari NIM yang tinggi karena bisnis BRI lebih banyak disektor ritel yang high yield dan dana pihak ketiga yang lebih murah. Dalam kurun waktu tahun 2010 2012 telah terjadi tren penurunan NIM BRI dan ke depan pihak regulator akan mendorong adanya penurunan suku bunga pinjaman. Dengan demikian, disarankan kepada BRI untuk menggali potensi pendapatan selain dari pinjaman yaitu meningkatkan fee base income dan tetap mempertahankan WACC yang rendah serta menjaga Non Performing Loan tetap rendah. 5.b.3) Bank Mandiri Rata-rata WACC Bank Mandiri kurun waktu tahun 2010 2012 relatif tinggi, sehingga EVA tidak bisa maksimal. Earning Asset Bank Mandiri berupa recap bond masih cukup besar lebih dari Rp60 triliun, sehingga kurang dapat memaksimalkan earning dari asset tersebut. Pada tahun 2012 WACC Bank Mandiri sudah menurun menjadi 5%, disarankan agar Bank Mandiri tetap menjaga WACC tersebut dan untuk meningkatkan EVA perlu mengupayakan maksimalisasi earning dengan mengubah 61

recap bond menjadi asset yang lebih high yield. Disamping itu, perlu meningkatkan bisnis sektor ritel yang high yield. 5.b.4) BCA Terdapat penurunan growth NOPAT yang luar biasa akibat dari kenaikan net plan & equipment & other asset yang cukup besar pada tahun 2011-2012. Untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan tidak ada atau kecil sekali growth plan & equipment & other asset karena nilai plan & equipment & other asset tersebut sudah cukup besar. Disamping hal tersebut, growth return saham BCA juga kecil sehingga nilai intrinsiknya juga kecil. Disarankan BCA meningkatkan NOPAT dengan menjual non earning asset yang kurang bermanfaat dan membebani profit bank serta mencari modal tambahan untuk dapat melakukan ekspansi. 62