BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam Wina Sanjaya (20011: 26) PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. PTK dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui masalah pembelajaran yang ada di dalam kelas. Apabila permasalahan tersebut sudah diketahui, maka peneliti merencanakan suatu kegiatan untuk memecahkan suatu permasalahan tersebut. Dalam pembelajaran siswa harus dilibatkan secara langsung. Keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan nyata. Desain penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart. Pardjono (2007: 21-22) menyatakan bahwa model penelitian Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan model Kurt Lewin. Menurut Kasihani Kasbolah (1998: 113) dalam perencanaan Kemis dan Mc. Taggart menggunakan siklus sistem spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari empat komponen, yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya, pada 34
komponen tindakan (act) dan observasi (observe) menjadi satu komponen sebab kedua kegiatan ini dilakukan secara simultan. Adapun alur pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan pada Gambar 1. Keterangan: 1. Perencanaann I 2. Tindakan I dan Observasi I 3. Refleksi I 4. Perencanaann II 5. Tindakan II dan Obervasi II 6. Refleksi Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis & Mc Taggart (Pardjono, dkk, 2007: 22) Ketiga langkah tersebut merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ketiga (refleksi), apabila belum memenuhi target maka kembali pada perencanaan dan seterusnya. Meski sifatnya berbeda, langkah kedua dan ketiga dilakukan secara bersamaan. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan atau perencanaan Menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dengan 35
demikian penelitian tindakan yang baik adalah apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Pada penelitian ini pihak yang melakukan tindakan adalah guru kelas, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Sebagai tahap persiapan awal, peneliti mengadakan observasi mengenai keadaan sekolah secara umum, sarana prasarana pendukung, proses pembelajaran, aktivitas anak selama pembelajaran, dan kegiatan proses pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru. Peneliti membuat rencana atau rancangan tindakan yang akan diberikan pada anak yaitu tema, permasalahan, media, strategi pembelajaran, aktivitas anak, aktivitas guru, hal-hal yang akan diobervasi dan evaluasi kegiatan. Persiapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran. Menentukan tema, sub tema, indikator, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Mempersiapkan media atau alat yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media atau alat tersebut disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan. c. Menyusun instrumen penilaian atau lembar observasi yang memuat tingkat pencapaian kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A. 36
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan dan Obervasi Pelaksanaan tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung. Tindakan merupakan Implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat dalam rencana kegiatan harian (RKH). Pelaksanaan tindakan dilakukan secara fleksibel atau terbuka terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi saat pelaksanaan pembelajaran. Saat pelaksanaan tindakan berlangsung dilaksanakan pula observasi (pengamatan). Pelaksanaan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Pada kegiatan penelitian tindakan kelas ini, peneliti sebagai observer yaitu mengamati dan memberikan penilaian terhadap proses tindakan yang sedang berlangsung sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan. Tahap 3: Refleksi Setelah diadakan tindakan dan pengamatan, peneliti melakukan refleksi. Dari hasil pengamatan atau observasi, apabila belum sampai pada pencapaian target yang sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka dengan demikian dilakukan tindakan berikutnya pada siklus II dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran sebelumya, yaitu meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan observasi ulang sampai permasalahan tersebut dapat diatasi. 37
B. Subjek Penelitian Dalam kegiatan penelitian cara penentuan subjek penelitian sangat diperlukan karena pada subjek penelitian adalah data tentang variabel yang diteliti berada. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelompok A (usia 4-5 tahun) Tahun Ajaran 2011/2012 TK ABA Pampang II Gunungkidul berjumlah 13 anak yang terdiri dari 4 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. C. Lokasi, Setting dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan dimana lokasi penelitian dilaksanakan. Lokasi penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di TK ABA Pampang II dengan alamat Pampang, Paliyan, Gunungkidul. Alasan penelitian tindakan kelas di sekolah ini karena perkembangan kognitif anak dalam mengenal angka masih perlu ditingkatkan. 2. Setting Penelitian Setting penelitian merupakan tempat yang digunakan untuk berlangsungnya kegiatan penelitian. Pada penelitian ini akan dilakukan di dalam kelas kelompok A. 3. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan April sampai Mei pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012. 38
D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes lisan, dan dokumentasi. 1. Observasi Observasi merupakan teknik atau cara mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya (2009: 86) bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Observasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang perilaku-perilaku anak sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan. Data observasi dalam penelitian ini berupa pengamatan yang berisi tentang kemampuan anak mengenal angka 1-10. Observasi dalam penelitian ini berisi aspek-aspek yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diobservasi. Kisi-kisi observasi terhadap kemampuan anak mengenal angka 1-10 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Kisi-Kisi Observasi Variabel Sub Variabel Indikator Kemampuan mengenal konsep bilangan Kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 1. Membilang dengan menunjuk benda 1-10 2. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda 1-10 (anak tidak disuruh menulis). 39
Tabel 2. Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Angka No Aspek yang Diamati 1. Membilang dengan menunjuk benda 1-10 Kriteria Skor Deskripsi Kurang 1 membilang dengan benda 1-4 Cukup 2 membilang dengan benda 5-7 Baik 3 membilang dengan benda 8-10 2.. Menghubungkan lambang bilangan dengan bendabenda 1-10 (anak tidak disuruh menulis) Kurang Cukup 1 2 menghubungkan lambang bilangan dengan benda 1-4 menghubungkan lambang bilangan dengan bendabenda 5-7 Baik 3 menghubungkan lambang bilangan dengan bendabenda 8-10 2. Tes Lisan Tes akan digunakan untuk mengukur kemampuan anak dalam mengenal angka. Bentuk tes menggunakan bahasa secara lisan. Anak akan diberi beberapa pertanyaan tentang kemampuan anak mengenal angka. 40
3. Dokumentasi Dokumentasi berupa semua hasil belajar anak yang diarsipkan. Dokumentasi merupakan kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan atau catatan-catatan guru tentang gambaran perkembangan anak berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Menurut Harun Rasyid (2009: 80) Selain itu pendokumentasian ini berkaitan dengan perilaku anak selama dalam pengamatan, misalnya dengan anecdotal record yaitu catatan kejadian khusus merupakan deskripsi tertulis mengenai perilaku anak dalam situasi tertentu. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil tindakan yang dilakukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2005: 101) instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data, maka ada kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian ini telah divalidasi dengan cara berkonsultasi kepada seorang ahli matematika untuk anak usia dini. Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa daftar cek (checklist), tes lisan, dan dokumentasi yang dijelaskan sebagai berikut. 41
1. Daftar Cek (Checklist) Wina Sanjaya (2011: 93) mengatakan bahwa checklist atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer hanya memberi tanda cek ( ) tentang aspek yang diobservasi. Adapun daftar checklist selengkapnya terlampir. 2. Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan menggunakan bahasa secara lisan yang diajukan kepada anak. Melalui tes lisan dapat mengetahui secara mendalam tentang pemahaman anak pada sesuatu yang dievaluasi. Adapun daftar pertanyaan selengkapnya terlampir. 3. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai keaktifan anak pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumentasi tersebut berupa catatan guru dan foto yang memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan siswa. Foto berfungsi untuk merekam berbagai kegiatan penting di dalam kelas dan menggambarkan keaktifan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk mengolah dan menginterpretasi data untuk memperoleh informasi yang bermakna dan jelas sesuai dengan tujuan penelitian dalam Wina Sanjaya (2011: 106-107). Kegiatan analisis data dalam penelitian tindakan kelas bertujuan untuk membuktikan tentang ada tidaknya 42
perbaikan yang dihasilkan setelah dilakukan penelitian tindakan. Melalui analisis data, dapat diketahui seberapa besar mengenai peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai dengan ciri dan karakteristik serta bentuk hipotesis PTK, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Analisis data dapat dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Wina Sanjaya (2011: 106) mengatakan bahwa analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru; sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data yang akan dianalisis berupa data dari tes lisan dan lembar observasi aktivitas siswa saat kegiatan mengenal angka melalui penggunaan benda konkrit yang sedang berlangsung. Data peningkatan kemampuan mengenal angka yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan statistik deskriptif sederhana. Menurut Anas Sudjiono (1986: 43) dapat dianalisa dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: P = 100 % P= Angka Persentase F= Frekuensi yang sedang dicari persentase N= Jumlah responden anak 43
Data yang diperoleh akan diinterpretasikan ke dalam empat tingkatan, menurut Suharsimi Arikunto (1992: 208) yaitu: a. Kriteria baik, yaitu 76% - 100% b. Kriteria cukup, yaitu 56% - 75% c. Kriteria kurang baik, yaitu 45% -55% d. Kriteria tidak baik, yaitu kurang dari 40% G. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan kognitif anak dalam mengenal angka. Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari peningkatan rata-rata persentase setiap aspek kemampuan yang diamati yaitu apabila 80% (10 anak) dari jumlah anak (13 anak) memperlihatkan indikator dalam persentase baik. 44