BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Pada PTP VII Nusantara Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Keterkaitan perusahaan dengan daerah lingkungan sosialnya menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perusahaan muncul sebagai suatu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan melalui. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mewajibkan seluruh

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dewasa ini, perkembangan perekonomian serta perubahan lingkungan

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebuah perusahaan berdiri untuk dapat berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan rasa kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosial yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan.

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dilihat dari harga

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

KUESIONER SURVEI TERKAIT PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) BADAN USAHA MILIK NEGARA

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya hal demikian perusahaan mengadakan program Corporate Social

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai PKBL BUMN pasca

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Setelah disahkannya Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Udang Nomor 25 Tahun

DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL, KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PEMBERDAYAAN UKM PADA BANK MANDIRI

PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dunia bisnis yang semakin meluas dan meningkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Telkom Witel Sumbar yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam hitungan

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (selanjutnya disebut dengan CSR)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi

Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. 5. Bantuan kepada masyarakat terdiri dari bantuan korban bencana alam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BUPATI KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Dan Forum CSR Kab. Rembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB II PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Medan

BAB VI PENUTUP. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan Pergub No.

BUPATI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan pembangunan nasional dapat diwujudkan antara lain dengan melakukan pembangunan di bidang ekonomi. Pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan pembangunan ekonomi dengan disertai pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan dengan menciptakan keseimbangan antara kepentingan perusahaan, masyarakat, dan lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan adanya kewajiban dari setiap perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan / Corporate Social Responsibikity yang selanjutnya disingkat CSR. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dan diiringi dengan meningkatnya persaingan menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan kinerjanya. Keberadaan perusahaan tersebut dalam masyarakat dapat memberikan citra yang positif dan negatif.

2 Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat, namun di sisi lain tidak jarang masyarakat mendapatkan dampak buruk dari aktivitas perusahaan. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya tentu dapat terwujud jika masyarakat dan lingkungan memiliki citra yang positif mengenai perusahaan yang bersangkutan. Citra yang positif ini bisa di bentuk dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang secara umum dapat didefiisikan sebagai komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap satu isu tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan di Indonesia istilah CSR baru digunakan sejak tahun 1990-an itupun masih kerap disamakan dengan konsep community development. Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti LSM, perguruan tinggi atau lembaga konsultan. Konsep tentang CSR dijelaskan menurut pendapat beberapa ahli. Salah satu konsep menyatakan tentang CSR adalah komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas. Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia dan lingkungan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur yang tepat dan professional merupakan wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

3 Oleh karena itu, banyak perusahaan menerapkan CSR, terbukti hasil riset menunjukkan 94,12% perusahaan beroperasi di Lampung dari 17 perusahaan yang merespon menerapkan aktivitas CSR. Bahkan, 100% responden perusahaan menyatakan setuju bahwa aktivitas CSR merupakan tugas dan tanggung jawab pada aktivitas sosial dan kepedulian terhadap lingkungan sosial selain memperoleh laba pada jangka panjang demi terwujudnya masyarakat sejahtera, madani, dan memiliki kehidupan masyarakat lebih berkualitas. Demikian juga 100% responden masyarakat setuju jika CSR diterapkan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat demi menuju masyarakat madani, sejahtera, serta memiliki kehidupan yang lebih berkualitas, sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mempercepat proses pembangunan di Lampung, perusahaan swasta, BUMN, dan PemProv Lampung sepakat menyinergikan program sosial kemasyarakatan. PemProv Lampung memjabarkan sedikitnya 174 program kabupaten/kota se-provinsi Lampung yang bisa dibiayai melalui dana CSR. Dari program-program itu nantinya akan diseleksi program yang tepat untuk dijadikan sebagai sasaran CSR. Untuk mensinergikan pelaksanaan CSR/PKBL oleh sektor swasta dan BUMN Pemerintah Provinsi Lampung melakukan upaya melalui penyusunan Blue Book program CSR, penerbitan Peraturan Gubernur Lampung Nomor. 30 Tahun 2011 sebagai pedoman pengelolaan CSR/PKBL di Provinsi Lampung, dan Keputusan Gubernur Nomor : G/480/II.02/HK/2011 Tentang Pembentukan Tim Fasilitasi Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi Perusahaan CSR di Provinsi

4 Lampung, serta menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor. 16 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Banyak program yang disajikan pemerintah, tidak berarti perusahaan dan BUMN mengambil program itu secara Tegas. Sebab, CSR harus dilaksanakan sesuai keahlian dan visi-misi perusahaan. CSR tidak hanya meliputi pembangunan fisik tetapi, bisa berupa pembinaan kerohanian sebab, ini merupakan tolok ukur keberhasilan CSR. Berbagai kegiatan yang dipaparkan merupakan konsep pengembangan ekonomi mikro, kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan infrastruktur. CSR milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang selanjutnya di singkat PKBL. Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, dimana dalam Pasal 2 UU BUMN menentukan bahwa selain mencari keuntungan, peran BUMN adalah memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat, Pasal 88 Ayat (1) UU BUMN menentukan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN. PTPN VII mengikuti ketentuan pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility yang tertuang dalam Undang-undang Nomor. 19 tahun 2003 Pasal 88 tentang BUMN, dimana disebutkan bahwa program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh BUMN adalah program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PTPN VII (Persero) adalah sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan di Provinsi Lampung karena kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, karena itu perusahaan tersebut wajib menerapkan tanggung jawab sosial

5 dan lingkungan. PTPN VII (Persero) merupakan koordinator CSR BUMN di Lampung memiliki program kepedulian yang sangat jelas terutama kepedulian BUMN tersebut sangat berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebab tidak mungkin semuanya bisa ditangani oleh pemerintah. Implementasi CSR di lingkungan PTPN VII Bandar Lampung digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu CSR melalui program Community Relation (CR) yaitu usaha yang dilakukan oleh PTPN VII untuk menjalin hubungan kemitraan baik dengan komunitas sekitar perusahaan dan CSR melalui program Community Development (CD) yaitu kegiatan pengembangan masyarakat yang diselenggarakan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan lebih baik. Terdapat beberapa titik masalah yang ada di masing-masing BUMN, sehingga penyaluran PKBL masih belum mampu mencapai harapan tersebut secara maksimal, diantaranya : Pertama, PKBL disalurkan melalui BUMN yang bersangkutan. Memang ada koordinasi lintas BUMN (melalui korwil) dan disupervisi oleh Kementerian BUMN, tetapi untuk penyalurannya diserahkan kepada masing-masing BUMN. Di masingmasing BUMN ada kepala bidang PKBL khusus, pertimbangan layak atau tidaknya ajuan dari masyarakat ditentukan oleh tim tersebut dan disetujui oleh Dirut BUMN yang bersangkutan. Disinilah permasalahan dimula. Seringkali dana PKBL diarahkan kepada para penerima yang sudah diatur oleh tim, atau orang terdekat tim, sehingga dari tahun ke tahun penerimanya di banyak kasus itu-itu saja. Hal ini pun sering mengemuka pada rapat-rapat di Komisi VI DPR, di mana para anggota umumnya

6 mengkritik penyaluran BUMN yang tidak transparan. Intinya PKBL adalah mainan dari oknum karyawan BUMN. Kedua, laporan keuangan penggunaan dana PKBL kadang tidak sama dengan kegiatan riilnya. Hal ini berpotensi merugikan negara, karena PKBL diambil dari laba bersih setelah pajak, dengannya mempengaruhi besarnya dividen yang harus disetor ke negara. Beda lagi cerita kalau memang betul-betul disalurkan sebagaimana mestinya seperti tertera dalam laporan. Dibuat laporan yang bagus-bagus, tetapi tidak sama pada prakteknya. Ketiga, penyalahgunaan dana PKBL tidak saja dilakukan oleh BUMN tetapi juga oleh penerima. Tidak bermaksud menyalahkan masyarakat atau membuat generalisasi, tetapi berdasarkan kasus-kasus yang terjadi, hal ini dapat menjadi pelajaran agar tidak terulang. Penyalahgunaan tersebut di antaranya proposal fiktif, penggunaan anggaran yang tidak sama dengan yang ada di proposal, dan bahkan upaya penggelapan dengan alasan yang dibuat-buat. Mungkin karena banyak kasus seperti ini yang menyebabkan tim BUMN memprioritaskan orang-orang yang sudah mereka kenal. Tetapi, tentu saja jika mereka membuat generalisasi bahwa masyarakat seperti itu semua, tidak dapat dibenarkan juga. Perlu benar-benar disurvey oleh tim BUMN terhadap para calon penerima. Survey dari tim PKBL BUMN selama ini terkesan tidak serius, apalagi jika mensurvey daerah yang jauh dari perkotaan, daerah terpencil umumnya mereka tidak mau mensurvey, alasannya biaya survey bisa lebih mahal daripada bantuannya. Padahal justru daerah yang terpencillah yang harus diutamakan.

7 Berdasarkan pada uraian di atas, peneliti sangat tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN BUMN PTPN VII DI BANDAR LAMPUNG. 1.2. Rumusan Masalah : Berdasarkan pada uraian yang telah sebelumnya dipaparkan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian skripsi ini adalah : 1. Bagaimana Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan oleh Perusahaan PTPN VII (Persero) di Bandar Lampung 2. Kendala-kendala apakah yang dihadapi Perusahaan PTPN VII (Persero) dalam Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan 1.3. Tujuan Penelitian : Sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan Perusahaan PTPN VII (Persero) di Bandar Lampung. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Perusahaan PTPN VII (Persero) didalam pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan.

8 1.4. Kegunaan Penelitian : A. Kegunaan Secara Teoritis Manfaat secara teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang mendukung perkembangan ilmu hukum khususnya hukum administrasi negara yaitu hukum lingkungan dan hukum tenaga kerja terkait dengan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Perusahaan BUMN PTPN VII Bandar Lampung, dan menambah wawasan dan pemahaman mengenai Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). B. Kegunaan Secara Praktis Manfaat secara Praktis, penelitian ini dapat dipakai dan berguna sebagai bahan penelitian kepada masyarakat yang berupa bahan bacaan, bahan penyuluhan hukum, bahan referensi penelitian hukum, dan sumbangan pikiran kepada para praktisi hukum dan pengusaha, khususnya bidang hukum administrasi negara tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Adapun kontribusi untuk Perusahaan BUMN PTPN VII Bandar Lampung yaitu selain memberikan sumbangan pikiran dan pemahaman tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), perusahaan diharapkan dapat menjalankan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL sesuai dengan baik, khususnya melalui perspektif hukum.