FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA 12090014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016 1
2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh,,, Jl. Gunung Panggilun No.1 Padang Sumatera Barat, Telp. (0751) 7053731 Fax (0751) 7053826 1 Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi 2.3 Dosen STKIP PGRI Sumbar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh perubahan iklim secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 2) pengaruh luas lahan secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 3) pengaruh modal secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 4) pengaruh tingkat pendidikan secara parsial terhadap pendapatan petani karet. 5) pengaruh perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama terhadap pendapatan petani karet di nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet, nilai t hitung 3,304>t tabel 1,974, petani lahan sempit t hitung 3,284> t tabel sebesar 1,998 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,134>t tabel 1,9837; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet, t hitung 26.986> t tabel sebesar 1,974, petani lahan sempit t hitung 7,628> t tabel sebesar 1,998 dan petani lahan luas nilai t hitung 15,531>t tabel 1,9837; (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara modal terhadap pendapatan petani karett hitung 2.148>t tabel 1,974, petani lahan sempit t hitung 0,497<t tabel 1,998 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,531>t tabel 1,9837; (4) terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pendapatan petani karet, t hitung 2,070<t tabel 1,974, petani lahan sempit t hitung 2,070<t tabel 1,998 dan petani lahan luas t hitung 2,074>t tabel 1,9837; (5) terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan dimana nilai koefisien dengan F hitung pada petani keseluruhan 216.722>F tabel 2,6, F hitung pada petani lahan sempit 19,050>F tabel 2,77 dan F hitung pada petani lahan luas 69,315>F tabel 2,69. Kata Kunci: Perubahan Iklim, Luas Lahan, Modal, dan Tingkat Pendidikan. ABSTRACT This study aims to analyze 1) the effect of climate change is partially on the income of rubber farmers, 2) the impact of land partially on the income of rubber farmers, 3) the impact of capital partially on the income of rubber farmers, 4) the effect of educational level partially to farmers' income Rubber in Nagari Koto Baru Ampang Kuranji District of Dharmasraya. The results of data analysis showed that (1) there is a significant effect of climate change on farmers' income of rubber, tcount 3,304> t-table 1.974, 3.284 thitung smallholders> t-table 1,998 and spacious land farmers tcount 2,134> ttabel1,9837; (2) a significant difference between the land area of the rubber farmers' income, thitung 26 986> ttable of 1.974, 7.628 thitung smallholders> ttable 1,998 and spacious land farmers tcount 15.531> ttabel 1.9837; (3) a significant difference between the capital of the rubber farmers' income thitung 2148> ttable 1.974, 0.497 thitung smallholders <ttable 1,998 and spacious land farmers tcount 2,531> ttabel 1.9837; (4) there is a significant relationship between the level of education of the rubber farmers' income, thitung 2,070 <ttable 1.974, 2.070 thitung smallholders <ttable 1,998 and 2,074 farmers vast land thitung> ttabel 1.9837; (5) there is a significant relationship between climate change, land, capital and education level where the coefficient value to the farmer overall Fhitung 216 722> F table 2.6, Fhitung on smallholders 19.050> F table 2,77 and Fhitung on land farmers spacious 69.315> Ftabel 2.69. Keywords:climatechange, land,capita, andeducational 3
PENDAHULUAN Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet, dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet. Indonesia memiliki perkebunan karet terluas di dunia, pada tahun 2011 luas areal perkebunan karet Indonesia adalah sekitar 3,4 juta Ha dengan produksi mencapai 2,82 juta ton. Pada tahun 2011 produksi karet alam Indonesia memberikan kontribusi sebesar 31% dari total produksi karet alam dunia (9,9 juta ton). Meskipun Indonesia mempunyai areal terluas didunia, namun Indonesia masih merupakan produsen karet alam terbesar kedua setelah Thailand. Rendahnya produksi karet alam Indonesia antara lain disebabkan oleh sistem agribisnis karet yang belum optimal. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2011) mayoritas atau sebesar 87% perkebunan karet nasional merupakan perkebunan karet rakyat dengan produktivitas yang masih rendah akibat tingginya proporsi areal tanaman karet yang telah tua dan tidak produktif. Disamping itu adanya keterbatasan petani untuk menggunakan dan mendapatkan bibit unggulserta sarana produksi lainnya. Dari sisi pengolahan hasil dan pemasaran juga menunjukan kondisi yang belum optimal, dimana bahan olah karet rakyat (bokar) yang dihasilkan umumnya masih bermutu rendah. Pada sebagian lokasi harga yang diterima petani masih relatif rendah akibat kurang efisiennya sistem pemasaran. Pengembangan agribisnis karet Indonesia ke depan memerlukan perencanaan yang lebih terarah dengan sasaran yang lebih jelas serta mempertimbangkan berbagai permasalahan, peluang, dan tantangan yang sudah ada ataupun yang diperkirakan akan ada sehingga diharapkan akan dapat mewujudkan agribisnis karet yang berdaya saing dan berkelanjutan serta memberikan manfaat yang optimal bagi pelaku usahanya. Sesuai dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Sumatera Barat, pengembangan kegiatan perkebunan masih merupakan salah satu prioritas dalam proses pembangunan daerah. Kondisi alam yang subur, topografi yang mendukung serta pengalaman yang memadai merupakan modal dasar untuk pengembangan kegiatan perkebunan tersebut. Komoditi perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam aspek kehidupan masyarakat Provinsi Sumatera Barat baik ekonomi, sosial maupun ekologi. Dari aspek 4
ekonomi, perkebunan telah menghasilkan devisa negara. Dari aspek sosial perkebunan dapat mengatasi pengangguran dengan kemampuannya menyerap tenaga kerja. Sedangkan dari aspek ekologi mampu menjaga dan mempertahankan kelestarian alam. Beberapa komoditi perkebunan yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat, salah satunya adalah perkebunan karet, Pada tahun 2011 produksi perkebunan karet di Provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 137.193,00 ton. Perkebunan karet di Provinsi Sumatera Barat tersebar di beberapa Kabupaten dan kota, diantaranya Kabupaten Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman, Solok Selatan dan Kabupaten/Kota lainnya. Perkebunan karet di Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu daerah yang mengembangkan karet cukup besar di Provinsi Sumatera Barat. Dilihat dari luas lahan pertanian, dengan luas lahan pertanian di Kabupaten Dharmasraya secara keseluruhan seluas 99.314 Ha (33,52% dari luas wilayah). Lapangan pertanian yang dominan di Kabupaten Dharmasraya yaitu perkebunan (sawit dan karet) seluas 89.901 Ha (31,02%). Lahan pertanian tanaman pangan lahan basah/persawahan seluas 9.412 Ha (1,52%) yang terdiri atas lahan sawah beririgasi teknis dan lahan sawah tadah hujan dan lahan pertanian tanaman pangan lahan kering seluas 3.623 Ha (1,03%) (sumber: Peta Digitasi Citra Spot 5 Provinsi Sumbar Tahun 2011). Kabupaten Dharmasraya memiliki sebelas Kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Koto Baru dengan lahan pertanian yang dimiliki oleh Kecamatan Koto Baru pada umumnya di dominasi oleh perkebunan sawit dan karet. Pada tahun 2014 tercatat luas perkebunan karet sebesar 6794,5 Ha dan luas perkebunan sawit sebesar 1854,3 Ha. Sedangkan kelapa sebesar 155 Ha, kopi sebesar 7,5 Ha, kulit manis sebesar 30 Ha, pinang sebesar 14,5 Ha dan coklat sebesar 298,78 Ha. (sumber: Kecamatan Koto Baru dalam Angka 2014). Kecamatan Koto Baru dengan luas wilayah 488,19 Ha memiliki 4 jumlah nagari dan 26 jumlah jorong, salah satunya nagari Ampang Kuranji dengan jumlah jorong 4 yang didominasi oleh perkebunan karet dan sebagian besar penduduk di Nagari Ampang Kuranji bekerja sebagai petani karet. Selain itu, pendapatan paling besar diperoleh oleh penduduk Ampang Kuranji berasal dari perkebunan karet. (sumber: Kecamatan Koto Baru, 2012). 5
Tabel 1: Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Dharmasraya Tahun 2012-2013 No Uraian 2012 2013 1 Indeks harga yang diterima petani (it) 105,11 103,52 2 Indeks harga yang dibayar petani (ib) 102,99 102,56 3 Nilai Tukar Petani (NTP) 101,95 101,02 Sumber : Nilai Tukar Petani Kabupaten Dharmasraya, 2014 Dari tabel 2 indeks nilai tukar petani (NTP) sebesar 101,02 persen pada tahun 2013 menunjukkan bahwa kesejahteran petani pada tahun 2013 menurun dibandingkan dengan tahun 2012 sebagai tahun dasar. Dari nilai NTP petani kabupaten Dharmasraya pada dasarnya sudah mampu mencukupi kebutuhan faktor produksi pertanian dan konsumsi sehari-hari dari hasil usaha petani, namun petani sering mengalami rendahnya pendapatan. Menurut Adji, dkk (2007:165) Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba; termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun. Dalam analisis ekonomi mikro, istilah pendapatan menunjuk pada aliran penghasilan dari penyediaan faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Menurut Adji, dkk (2004:16) pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata untuk masingmasing penduduk dalam suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan pendapatan perkapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani karet yang ada di nagari Ampang Kuranji kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasrayayang terdiri dari 275 Kepala Keluarga (KK). dan jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 172 orang petani karet. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah variabel pendapatan sebagai variabel terikat(y), perubahan iklim (X1), luas lahan (X2), modal (X3), dan tingkat pendidikan (X4) sebagai variabel bebasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda. HASIL PENELITIAN Deskripsi Variabel Pendapatan (Y) Pendapatan adalah hasil dari rata-rata penerimaan dikurangi dengan rata-rata pengelauran dalam satu bulan yang responden bisa dapatkan setiap bulannyapada responden karet di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 6
pendapatan responden dari hasil karet setiap bulannya paling banyak adalah 2.512.463-3.693.695 yaitu (31,4%) responden dan paling sedikit adalah 7.237.392-8.418.623 yaitu (0,6%) responden dengan rata-rata pendapatan 2906255, pendapatan tertinggi 9.450.000 dan terendah 150.000. Deskripsi Variabel Perubahan Iklim (X1) Perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet dalam hal ini adalah lama hari hujan.perubahan iklim paling banyak terjadi yaitu selama 5 hari hujan yang disampaikan oleh 94,2% responden dan paling sedikit selama 4 hari hujan dengan jumlah responden 0,6% dan rata-rata perubahan iklim terjadi selama 5 hari hujan. Deskripsi Variabel Luas Lahan (X2) Luas lahan dalam penelitian ini adalah luas tanam karet per kecamatan padapetani karet di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. luas lahan responden paling luas adalah 2 Ha pada 40,1% responden dan paling sedikit adalah 3,5 Ha yaitu 0,6% responden dan rata-rata luas lahan responden adalah 1,9 Ha. 504.507-670.000 yaitu hanya 1 orang (0,6%) responden dan rata-rata modal petani yaitu 83.979 dan modal terendah adalah 8.000 dan tertinggi 670.000.Modal dengan jumlah 8.000-90.750 hannya digunakan untuk membeli bibit dan tidak digunakan untuk pembelian pupuk, upah, dan pestisida.selain dari jumlah 8.000-90.750 modal digunakan untuk pembelian bibit, pupuk, upah, dan pestisida. Deskripsi Variabel Tingkat Pendidikan (X4) Pendidikan dalam hal ini adalah pengalaman pelatihan yang pernah diikuti respondenkaret di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya dengan sampel penelitian sebanyak 172 responden. pengalaman pelatihan responden seperti pelatihan pembibitan, perawatan, penanaman dan pemupukan paling banyak adalah 7 kali pelatihan yaitu sebanyak 26,2% responden dan paling sedikit 10 kali pelatihan hanya ada 1 orang responden dan rata-rata petani pernah mengikuti pelatihan yaitu 6 kali. Pelatiahan itu diadakan oleh dinas pendidikan kabupaten Dharmasraya. Deskripsi Variabel Modal (X3) Modal dalam penelitian ini adalah biaya input seperti biaya bibit dan pupuk dalam satu bulanpada responden karet di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. modal petani tertinggi adalah 8.000-90.750 yaitu sebanyak 63,4% responden dan paling rendah adalah 5
Konstanta dan Variabel Bebas Konstanta (a) Tabel 2: Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien Regresi Petani Pendapatan (Y) Koefisien Regresi (Sempit) 3,2436 2,740 Koefisien Regresi (Luas) 5,102 Perubahan iklim (X1) 379.228,400 292.705,444 609.131,524 Luas lahan (X2) 1,9246 2,133 2,015 Modal (X3) 1.818 0.368 3.969 Pendidikan (X4) 76.438,524 51.725,131 116.246,758 Sumber: Olahan Data Primer, 2016 Dari model persamaanregresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa pendapatan petani keseluruhan nilai konstanta sebesar 3.2436, lahan sempit 2,74 dan lahan luas 5.102 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variable perubahan iklim, luas lahan, modal, dan pendidikan petani maka pendapatan petani keseluruhan telah mencapai 3.2436, lahan sempit 2,74 dan lahan luas 5.102. Nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 379.228,400, lahan sempit 292.705,444 dan lahan luas 609.131,524. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif perubahan iklim terhadap pendapatan, apabila perubahan iklim menurun sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 379.228,400, lahan sempit 292.705,444 dan lahan luas 609.131,524 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi luas lahan sebesar 1.9246, lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015. Hal ini berarti adanya pengaruh luas lahan terhadap pendapatan, apabila luas lahan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 1.9246,lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Nilai koefisien regresi modal petani keseluruhan sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila modal meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969dalam setiap satuannya. Nilai koefisien regresi pendidikan petani keseluruhan sebesar 76438.524, petani lahan sempit 51.725,131 dan petani lahan luas 116.246,758. Hal ini berarti adanya pengaruh pendidikan terhadap pendapatan, apabila 6
pendidikan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 76438.524, petani lahan sempit 51.725,131 dan petani lahan luas 116.246,758dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Tabel 3: Hasil Analisis Koefisien Determinasi Petani R 2 Petani Keseluruhan 0,838 Petani Lahan Sempit 0,551 Petani Lahan Luas 0,735 Berdasarkan nilai R square pada petani keseluruhansebesar 0,838 yang artinya 83,8% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan) sedangkan sisanya sebesar 16,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Berdasarkan nilai R square pada petani lahan sempitsebesar 0,551 yang artinya 55,1% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan) sedangkan sisanya sebesar 44,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini. Berdasarkan nilai R square pada petani lahan luassebesar 0,735 yang artinya 73,5% perubahan pada variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perubahan iklim, luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan) sedangkan sisanya sebesar 26,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji F (simultan). 7
Tabel 4: Uji Hipotesis Konstanta Pendapatan (Y) dan Variabel Keseluruhan Lahan Luas Lahan Sempit Bebas t Sig t Sig t Sig Konstanta (a) 5.685 0.000 5.002 0.000 3.556 0.001 Perubahan iklim (X1) 3.304 0.001 3.284 0.002 2.134 0.035 Luas lahan (X2) 26.986 0.000 7.628 0.000 15.531 0.000 Modal (X3) 2.148 0.033.497 0.621 2.531 0.013 Pendidikan (X4) 2.076 0.039 1.373 0.175 2.074 0.041 F hitung 216,722 19,050 69,315 Sig 0,000 0,000 0,000 Sumber: Olahan Data Primer, 2016 a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh negatif antara perubahan iklim (X 1 ) terhadap pendapatan (Y) petani keseluruhan dengan nilai t hitung 3,304>t tabel 1,974 dan nilai signifikan 0,001 <0,05, petani lahan sempit t hitung 3,284> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,002<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,134>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,035<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet lahan sempit dan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif antara luas lahan (X 2 ) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai t hitung 26.986> t tabel sebesar 1,974 nilai signifikan 0,000<0,05, petani lahan sempit t hitung 7,628> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,000<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 15,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,000<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif antara modal (X 3 ) terhadap pendapatan (Y) dengan nilai t hitung 2.148>t tabel 1,974, nilai signifikan 0,033<0,05, petani lahan sempit t hitung 0,497<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,621>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,013<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat 8
pengaruh modal dengan pendapatan petani pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh positif antara pendidikan (X 4 ) terhadap pendapatan (Y) dengan t hitung sebesar 2.076> t tabel sebesar 1,974 sedangkan nilai signifikan 0,039<0,05, petani lahan sempit t hitung 1,373<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,1751>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,074>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,041<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh pendidikan dengan pendapatan pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. F hitung pada petani keseluruhan 216.722>F tabel 2,6 dan nilai signifikan 0,000<0,05, F hitung pada petani lahan sempit 19,050>F tabel 2,77 dan nilai signifikan 0,000<0,05 dan F hitung pada petani lahan luas 69,315>F tabel 2,69 dan nilai signifikan 0,000<0,05 Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan iklim. Luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan secara stimultan berpengaruh terhadap pendapatan petani karet pada lahan sempit dan lahan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh antara perubahan iklim (X 1 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi perubahan iklim sebesar 379.228,400, lahan sempit 292.705,444 dan lahan luas 609.131,524. Hal ini berarti adanya pengaruh negatif perubahan iklim terhadap pendapatan, apabila perubahan iklim menurun sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 379.228,400, lahan sempit 292.705,444 dan lahan luas 609.131,524 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai t hitung 3,304>t tabel 1,974 dan nilai signifikan 0,001 <0,05, petani lahan sempit t hitung 3,284> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,002<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,134>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,035<0,05berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara perubahan iklim terhadap pendapatan petani karet lahan sempit dan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 2. Terdapat pengaruh antara luas lahan (X 2 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi luas lahan sebesar 1.9246, lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015. Hal ini berarti adanya pengaruh luas lahan terhadap pendapatan, apabila luas lahan 9
meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 1.9246, lahan sempit 2,133 dan lahan luas 2,015 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai t hitung 26.986> t tabel sebesar 1,974 nilai signifikan 0,000<0,05, petani lahan sempit t hitung 7,628> t tabel sebesar 1,998 sedangkan nilai signifikan 0,000<0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 15,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,000<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara luas lahan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 3. terdapat pengaruh antara modal (X 3 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi modal petani keseluruhan sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969. Hal ini berarti adanya pengaruh modal terhadap pendapatan, apabila modal meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 1.818, petani lahan sempit 0,368 dan petani lahan luas 3,969 dalam setiap satuannya dan nilai t hitung 2.148>t tabel 1,974, nilai signifikan 0,033<0,05, petani lahan sempit t hitung 0,497<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,621>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,531>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,013<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara modal terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh modal dengan pendapatan petani pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 4. terdapat pengaruh antara pendidikan (X 4 ) terhadap pendapatan (Y) dengan Nilai koefisien regresi pendidikan petani keseluruhan sebesar 76438.524, petani lahan sempit 51.725,131 dan petani lahan luas 116.246,758. Hal ini berarti adanya pengaruh pendidikan terhadap pendapatan, apabila pendidikan meningkat sebesar satu satuan maka pendapatan akan meningkat sebesar 76438.524, petani lahan sempit 51.725,131 dan petani lahan luas 116.246,758 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai t hitung 2,070<t tabel sebesar 1,974 signifikan 0,039<0,05, petani lahan sempit t hitung 2,070<t tabel sebesar 1,998 nilai signifikan 0,1751>0,05 dan petani lahan luas nilai t hitung 2,074>t tabel 1,9837 dan nilai signifikan 0,041<0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan terhadap pendapatan petani karet pada lahan luas dan H a ditolak dan H 0 diterima artinya tidak terdapat pengaruh pendidikan dengan pendapatan pada lahan sempit di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. 10
5. Terdapat pengaruh antara perubahan iklim, luas lahan, modal dan pendidikan terhadap pendapatan (Y) denganf hitung pada petani keseluruhan 216.722>F tabel 2,6 dan nilai signifikan 0,000<0,05, F hitung pada petani lahan sempit 19,050>F tabel 2,77 dan nilai signifikan 0,000<0,05 dan F hitung pada petani lahan luas 69,315>F tabel 2,69 dan nilai signifikan 0,000<0,05 Hal ini berarti H 0 ditolak dan H a diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan iklim. Luas lahan, modal, dan tingkat pendidikan secara stimultan berpengaruh terhadap pendapatan petani karet pada lahan sempit dan lahan luas di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya Saran Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan yang ditunjukan kepada petani karet. 1. Variabel perubahan iklim. Disarankan kepada para petani agar memanfaatkan semaksimal mungkin musim panas untuk melakukan panen karet, karena pada musim penghujan, petani tidak bermasalah terhadap pendapatan. 2. Variabel luas lahan. Diharapkan kepada petani lahan sempit untuk bisa mengolah lahan yang sempit tersebut dalam penanaman karet bisa meningkatkan pendapatan dengan cara pemberian pupuk yang bertahap sehingga getah yang dihasilkan bisa lebih banyak. 3. Variabelmodal, disarankan kepada petani karet baik pada lahan sempit dan luas untuk menambah modal pada pengelolaan karet untuk perawatan dan pembersihan ladang dari ganggguan tanaman lainnya dengan cara pemberian pupuk yang lebih bagus dan juga memanfaatkan pupuk organik yang ada disekitar tempat tinggal, sehingga hasil panen karet tersebut bisa menignkatkan pendapatan petani. 4. Variabeltingkat pendidikan. Diharapkan kepada para petani karet untuk meningkatkan pengalaman pendidikan pada pertanian karet dengan mencari informasi sebanyak mungkin tentang pemakaian pupuk, cara panen yang baik dan benar agar tidak melukai batang karet sehingga pengalaman pelatiahn tersebut bisa menjadi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani karet. Daftar Pustaka Adji, Wahyu, dkk. 2004. Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Adji, Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Penyusunan:Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta. 11
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta 12