HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA ULANG DENGAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA ULANG SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTKEL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NURJANIL NPM. 10080044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS CERITA ULANG DENGAN KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA ULANG SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh Nurjanil 1, Dra. Asmawati, M.Pd. 2, Adrias M.Pd 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga hal berikut ini. Pertama, mendeskripsikan kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Kedua, mendeskripsikan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Ketiga, menganalisis hubungan kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Pengumpulan data dilakukan melalui dua tes, yaitu tes objektif dan tes unjuk kerja. Penganalisisan data dilakukan secara deskriptif sesuai dengan penerapan konsep penelitian korelasi. Berdasarkan analisis data disimpulkan tiga hal. Pertama, kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman berada pada kualifikasi lebih dari cukup (73.17). Kedua, keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman berada pada kualifikasi lebih dari cukup (73,34). Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Kata Kunci : Keterampilan, Membaca Pemahaman, Memproduksi, Teks Cerita Ulang 1. Mahasiswa penulis Skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk wisuda periode Maret 2015. 2. Pembimbing I, dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumbar 3. Pembimbing II, dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumbar
UNDERSTANDING THE RELATIONSHIP SKILLS TEXT STORY RE TEXT STORY PRODUCED BY RE SKILLS CLASS XI SMA Negeri 1 Ulakan TAPAKIS Padang Pariaman By Nurjanil 1, Dra. Asmawati, M.Pd. 2, Adrias, M.Pd. 3 Language Study Program and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT This research aimed to describe the following three things. First, describe the ability to understand the story text on a class XI student of SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman. Second, the story describes the skills to produce text on a class XI student of SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman. Third, analyze the relationship between the ability to understand the story text on the text of the story re-skill manufactures a class XI student of SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman. Material collection was conducted through two tests, namely the objective test and test performance. Material Analyzing descriptively according to the application of the concept of correlation studies. Based on material analysis concluded three things. First, the ability to understand the story text on a class XI student of SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman are at more than enough qualificat ions (73.17). Second, the story text reskill manufactures a class XI student of SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman are at more than enough qualifications (73.34). Third, there is a significant correlation between the ability to understand the story text on the text of the story re-skill manufactures a class XI student of SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman. Key Word : Intelligence, Reading Concept, Re Text Story A. Pendahuluan Keterampilan menulis didasari oleh kemampuan membaca karena tanpa adanya kemampuan membaca, maka seseorang tidak akan bisa menulis sesuatu. Keterampilan menulis sama halnya dengan keterampilan memproduksi karena sama -sama mengahsilkan suatu tulisan. Keterampilan memproduksi merupakan kecakapan seseorang untuk menghasilkan atau membuat suatu tulisan. Dalam kurikulum 2013 bidang studi bahasa Indonesia SMA/MA, pembelajaran memahami khususnya teks cerita ulang dipelajari di kelas XI. Kompetensi inti (KI) 3 yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi dasar (KD) 3.1 yaitu memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan. Pelajaran memproduksi, khususnya memproduksi teks cerita ulang dipelajari di kelas XI. Kompetensi inti (KI) 4 adalah mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi dasar (KD) 4.2 yaitu memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara dengan salah seorang guru Bahasa Indonesia dan beberapa orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis pada tanggal 17 September 2014, terhadap proses belajar-mengajar bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran teks cerita ulang, penulis menemukan beberapa permasalahan. Pertama, kurangnya minat siswa untuk membaca hal-hal yang berkaitan dengan teks cerita ulang. Kedua, siswa kesulitan dalam memahami penokohan, latar, dan alur yang terdapat dalam teks cerita ulang.
Ketiga, kurangnya minat siswa dalam memproduksi teks cerita ulang. Keempat, siswa kurang me mpunyai wawasan dalam mengungkapkan ide-ide kedalam bentuk teks cerita ulang. Kelima, siswa kesulitan memasukkan penokohan, latar, dan alur dalam memproduksi teks cerita ulang. Masalah inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Kemampuan Memahami Teks Cerita Ulang Dengan Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Ulang Siswa Kelas XI SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini dibatasi pada Kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 ulakan Tapakis kabupaten padang pariaman. Penelitian ini dirumuskan pada adakah terdapat hubungan antara kemapuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kemampuan memahami teks cerita ulang dengan Kabupaten Padang Pariaman. Mahsun (2014:1) mengatakan teks merupakan satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap. Selanjutnya Priyatni (2014:65) juga mengemukakan bahwa teks merupakan ujaran (lisan) atau tertulis bermakna yang berfungsi untuk mengekspresikan gagasan. Ketika mengekspresikan gagasan dalam bentuk teks, kita harus memilih kata-kata dan memiliki strategi untuk menyajikan kata-kata itu agar gagasan tersampaikan dengan baik. Pilihan kata dan strategi penyajian kata-kata tersebut sangat ditentukan oleh tujuan dan situasi (konteks). Kosasih (2014:110) mengatakan cerita ulang adalah cerita yang penyampaiannya merupakan hasil pengulangan dari cerita-cerita pada masa lampau. Cerita ulang selain menyajikan peristiwa-peristiwa imajinatif, cerita ulang juga berupa laporan peristiwa atau laporan kegiatan (factual recount), mungkin pula berupa pengalaman pribadi (personal recount), misalnya tentang kisah perjalanan (petualangan) atau autobiografi. B. Metode Penelitian Penelitian in i adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasi. Dikatakan penelitian kuantitatif karena data yang akan dikumpulkan berupa angka-angka, yaitu skor kemampuan memahami teks cerita ulang dan skor keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Metode korelasi digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan suatu variabel atau untuk mendeskripsikan hubungan kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa tersebut 139 orang, tersebar dalam 6 kelas, yakni empat kelas kelas program MIA dan dua kelas program MIS. Menurut Arikunto (2006:134) apabila subjek leb ih dari 100 orang, sampel dapat diamb il antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, sampel penelitian berjumlah 20 orang (15% x jumlah populasi per kelas). Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman sebagai variabel bebas (X) dan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman sebagai variabel terikat (Y). Data penelitian ini, yaitu hasil tes kemampuan memahami teks cerita ulang dan hasil tes keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes objektif dan unjuk kerja. Tes objektif digunakan untuk mengukur kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Tes unjuk kerja digunakan untuk mengukur kterampilan memproduksi teks cerita ulang iswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Sebelum dijadikan instrumen penelitian, tes diujicobakan kepada populasi di luar sampel penelitian. Untuk keperluan uji coba tersebut, dirumuskan sebanyak 50 butir soal. Dari 50 butir soal yang diujicobakan diperoleh 28 soal yang valid dan 22 soal yang tidak valid.
Frekuensi Uji coba instrumen bertujuan untuk menentukan validitas item tes dan reliabilitas tes, sehingga data yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Menurut Sugino (dalam Abdurrahman dan Ratna, 2003:178), validitas adalah tingkat ketepatan suatu tes dalam mengukur apa yang mestinya diukur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan dua tes. Pertama, tes objektif untuk mengukur kemampuan memahami teks cerita ulang. Kedua, tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Selesai mengadakan tes tersebut, lembar jawaban siswa dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan indikator penilaian. Penganalisisan data dilakukan melalui sembilan tahapan. Tahap pertama, melakukan penyekoran (skoring) terhadap tes memahami teks cerita ulang. Penyekoran bersifat mutlak, skor 0 untuk jawaban salah dan 1 untuk jawaban benar. Kedua, menentukan skor keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Ketiga, mengubah skor memahami teks cerita ulang dan skor keterampilan memproduksi teks cerita ulang menjadi nilai. Keempat, mencari nilai rata-rata, baik nilai kemampuan memahami teks cerita ulang maupun nilai keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Kelima, mengklasifikasikan nilai kemampuan memahami teks cerita ulang dan nilai keterampilan memproduksi teks cerita ulang berdasarkan konversi skala 10. Keenam, membuat histogram kemampuan memahami teks cerita ulang dan keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Ketujuh, mengkorelasikan nilai kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang. Kedelapan, menguji keberartian hipotesis yang diujikan. Kesembilan, menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan. C. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini dibahas tiga hal berikut ini. Pertama, kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Kedua, Kabupaten Padang Pariaman. Ketiga, hubungan kemampuan memahami teks cerita ulang dengan Kabupaten Padang Pariaman. 1. Kemampuan Me mahami Teks Cerita Ulang Siswa Kelas XI S MA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dianalisis berdasarkan tiga indikator berikut. Pertama, penokohan. Nilai rata-rata kemampuan memahami teks cerita ulang siswa untuk indikator penokohan, berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata hitung 75.39. Kedua, alur. Nilai rata-rata kemampuan memahami teks cerita ulang untuk indikator alur, berada pada kualifikasi cukup dengan rata-rata hitung 60.56. Ketiga, latar. Nilai rata-rata kemampuan memahami teks cerita ulang siswa untuk indikator latar, berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata hitung 83,75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapakis Kabyupaten Padang Pariaman tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata 73.17 berada pada rentangan 76-85%. Nilai siswa tersebut sudah memenuhi KKM SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Selanjutnya, Hasil penelitian keterampilan me mproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada histogram berikut. 20 15 10 5 0 HC C LDC B BS Kualifikasi
Frekuensi Agustina (2008:1), menyatakan membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara. Dalam membaca jenis ini tidak dituntut pembacanya unt uk membunyikan atau menguraikan bacaannya, tetapi hanya menggunakan mata un tuk melihat dan hati serta pikiran untuk memahami. Hal yang ditekankan dalam membaca pemahaman ini adalah penangkapan atau pemahaman terhadap isi atau gagasan yang terdapat dalam bacaan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan mampu memahami teks cerita ulang jika dapat memahami isi atau gagasan yang terdapat dalam sebuah teks cerita ulang. Dari data yang diperoleh belum ada siswa yang mampu memperoleh nilai maksimal. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa belum mampu memahami isi atau gagasan yang terdapat dalam sebuah teks cerita ulang. 2. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Ulang Siswa Kelas XI S MA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 ulakan tapakis kabupaten padang pariaman dianalisis berdas arkan tiga indikator berikut. Pertama, nilai rata-rata keterampilan memproduksi teks cerita ulang untuk indikator penokohan berada pada kualifikasi cukup dengan nilai 63.34. Kedua, nilai rata-rata keterampilan memproduksi teks cerita ulang untuk indikator alur berada pada kualifikasi baik dengan nilai 76.67. Ketiga, nilai rata-rata keterampilan memproduksi teks cerita ulang untuk indikator latar berada pada kualifikasi baik dengan nilai 80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tapakis Kabupaten Padang Pariaman tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata 73.34 berada pada rentangan 76-85%. Nilai siswa tersebut sudah memenuhi KKM SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Selanjutnya, Hasil penelitian Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada histogram berikut. 20 15 10 5 0 K C LDC B BS S Kualifikasi Kosasih (1986:4) menyatakan bahwa ada beberapa unsur teks cerita ulang yaitu; penokohan, latar, alur, tema dan amanat, serta nilai-nilai yang terkandung dalam teks cerita ulang. Unsur utama dari kelima unsur teks cerita ulang tersebut adalah penokohan, latar, dan alur. Dengan adanya ketiga unsur utama tersebut, maka sebuah karangan atau teks akan tercipta secara kronologis. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan terampil memproduksi teks cerita ulang jika menguasai ketiga unsur di atas. Namun,dari ketiga aspek tersebut masih banyak siswa yang belum menguasai secara keseluruhan. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa belum terampil memproduksi teks cerita ulang.
3. Hubungan Kemampuan Memahami Teks Cerita Ulang dengan Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Ulang Siswa Kelas XI S MA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dengan derajat kebebasan n-2 (20-2=18) dan p= 0,95. Dengan demikian, H 0 ditolak dan H 1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 4,221>1,734. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kemampuan memahami teks cerita ulang mempengaruhi keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa. Semakin tinggi kemampuan memahami teks cerita ulang siswa, semakin baik pula keterampilan siswa dalam memproduksi teks cerita ulang. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai hubungan kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, disimpulkan tiga hal sebagai berikut. Pertama, kemampuan memahami teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis secara umum berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata 73,17. Kedua, keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis secara umum berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata 73.34. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan memahami teks cerita ulang dengan keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman dengan t hitung lebih besar dati t tabel yaitu thitung 4.221>t tabel 1.734. Dengan arti lain, semakin tinggi kemampuan memahami teks cerita ulang siswa maka semakin tinggi pula keterampilan memproduksi teks cerita ulang siswa. Temuan penelitian ini perlu dipahami dan dipedomani oleh, (1) guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis, sebaiknya lebih banyak memberikan latihan membaca pemahaman dan memproduksi sebuah teks khususnya teks cerita ulang kepada siswa. (2) siswa, sebaiknya menambah pengetahuan tentang konsep membaca pemahaman dan me mproduksi serta memperbanyak latihan membaca pemahaman dan memproduksi sebuah teks, khususnya teks cerita ulang. (3) peneliti lain, sebaiknya bisa dijadikan acuan atau pedoman untuk peneitian selanjutnya. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulisan dengan pembimbing I Dra. Asmawati, M.Pd. dan pembimbing II Adrias, M. Pd. KEPUS TAKAAN Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP. Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. (Buku Ajar). Padang: FBSS UNP. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kosasih, Engkos. 2014. Kreatif Berbahasa Indonesia Untuk SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: penerbit Erlangga Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.