BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintah yang kompleks dengan persoalan, terutama masalah pelayanan publik yang hingga saat ini belum tercapai dengan baik.pemerintahan yang baik (good governance) merupakan tuntutan masyarakat atas perubahan tatanan pemerintahan demi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Junaedi, 2002: 374-386). Menurut Effendi (2007) reformasi birokrasi merupakan perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi antara lain: kelembagaan, sumber daya manusia sebagai aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas aparatur, pengawasan dan pelayanan publik. Contoh reformasi birokrasi yang terjadi misalnya reformasi kelembagaan dan kepegawaian keuangan, perbendaharaan, perencanaan dan penganggaran, keimigrasian, dan yang terutama dari reformasi birokrasi yaitu perubahan tingkah laku dan kebiasaan lama yang sudah ada sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. 1
2 Sebagai bentuk pertanggung jawaban pemerintah kabupaten dan kota dalam mengelola sumber dayanya, maka pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut menginstruksikan kepada setiap pimpinan Lembaga/Kementerian, Lembaga Pemerintah non Kementerian, Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit di dalamnya wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP) secara berjenjang dan berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Hal ini dilakukan sesuai dengan pertimbangan pada Inpres tersebut yaitu dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/01 IM.PAN/01/2009 memiliki salah satu tugas, yakni melakukan penguatan akuntabilitas kinerja instansi-instansi pemerintah yang dilakukan melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berikut adalah peringkat nilai dengan sebutan rincian Interprestasi dan Karakteristik instansinya:
3 a. AA=Memuaskan:Memimpin perubahan, 100 berbudaya kinerja, berkinerja tinggi, dan akuntabel, perlu terus berinovasi. b. A=Sangat Baik: Akuntabilitas kinerjanya baik, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal, menggunakan knowledge management untuk membangun budaya berkinerja, perlu banyak inovasi. c. B= Baik: Akuntabilitas kinerjanya baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, perlu sedikit perbaikan untuk systems dan perlu banyak berfokus perbaikan soft systems. d. CC= Cukup Baik (memadai): Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja bagi pertanggungjawaban, tapi perlu banyak perbaikan, termasuk sedikit perbaikan yang mendasar. e. C= Agak Kurang: Memiliki sistem untuk manajemen kinerja, tapi kurang dapat diandalkan, perlu banyak perbaikan dan termasuk perbaikan yang mendasar f. D= Kurang: Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar. Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua telah melaksanakan sistem akuntabilitas kinerja untuk melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
4 Daerah (RPJMD) tahun 2012-2016 dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Jayapura. Pada tahun 2014 ini Kota Jayapura memiliki visi Terwujudnya Kota Jayapura yang Beriman, Bersatu, Mandiri, Sejahtera dan Modern Berbasis Kearifan Lokal. Evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah kabupaten/kota tahun 2012 yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi menunjukkan bahwa Kota Jayapura memperoleh predikat CC. Dengan memperoleh predikat CC ini berarti pemerintah Kota Jayapura memiliki akuntabilitas yang cukup baik, memiliki taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja bagi pertanggungjawaban, tapi perlu banyak perbaikan, termasuk sedikit perbaikan yang mendasar. Dinas Pendidikan Kota Jayapura memiliki visi Terwujudnya Kota Jayapura Barometer Pendidikan di Tanah PAPUA tahun 2016. Dengan visi tersebut Dinas Pendidikan memiliki cita-cita yang memerlukan dukungan dari dinas-dinas lainnya seperti: Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Seni dan Budaya, Dinas Kesehatan, dan sebagainya. Selain dukungan dari dinas-dinas lainnya, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Dinas Pendidikan Kota Jayapura telah menerbitkan LAKIP secara berkala untuk dapat mengukur pencapaian visi dan misi yang telah disusun. Metode penilaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Jayapura mengikuti ketentuan dalam SAKIP, yaitu dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran berdasarkan masing-masing sumber dana. Dinas Pendidikan Kota Jayapura memiliki 8 program dan 104 kegiatan, oleh
5 karena itu apabila metode penilaian kinerja hanya dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi dari aspek penyerapan anggaran, maka penilaian kinerja tersebut belum mampu menggambarkan pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan secara menyeluruh. 1.2 Rumusan Masalah Dinas Pendidikan Kota Jayapura merupakan pelaksana urusan wajib dalam penyelenggaraan pemerintah Jayapura. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan Kota Jayapura merupakan sarana mewujudkan visi dan misi yang telah diamanatkan oleh Pemerintah Daerah Kota Jayapura. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut: a. Visi Dinas Pendidikan Kota Jayapura: Terwujudnya Kota Jayapura Barometer Pendidikan di Tanah PAPUA tahun 2016. Visi merupakan pandangan ideal suatu keadaan di masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial dapat diwujudkan. Visi dari sebuah organisasi merupakan visi bersama, yang dirumuskan secara bersama dan menjadi pedoman bersama dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun penjelasan visi Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai berikut: Kota Jayapura dikenal sebagai Kota Transit, Kota Jasa dan Pariwisata, Kota Pendidikan, sekaligus Ibukota Provinsi Papua yang memiliki potensi sangat strategis terhadap arus informasi dan komunikasi yang cepat. Selain itu juga memiliki jalur
6 transportasi yang lancar. Semua pelayanan pendidikan tersedia mulai dari jalur Pendidikan Formal maupun Non Formal serta Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta sehingga memudahkan anak didik untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikannya. Kota Jayapura memiliki fasilitas IPTEK yang sangat memadai. Disamping itu, Kota Jayapura selalu dijadikan Pilot Projek terhadap rencana kebijakan Pembangunan Pendidikan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Provinsi Papua sehingga Kota Jayapura memiliki nilai kelebihan dibanding daerah lain di Provinsi Papua. b. Misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan Imtaq dan menciptakan lingkungan sekolah yang bersahabat (Bersih, Sejuk, Aman, Harmonis, Bagus dan Tertib). 2) Meningkatkan Standar Kompetensi Tenaga Pendidik dan Kependidikan. 3) Meningkatnya KBM secara Kurikuler dan Ekstrakurikuler. 4) Meningkatnya Sarana Prasarana Pendidikan. 5) Meningkatnya Prestasi Kelulusan Siswa dan Lomba Kompetensi Lainnya. 6) Meningkatkan layanan pendidikan khusus, non formal dan informal. 7) Meningkatnya sistem informasi dan pendataan. 8) Meningkatnya kerjasama antara DUDI dan Dunia Pendidikan. 9) Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan. 10) Meningkatnya Pelayanan Prima.
7 Kemudian Dinas Pendidikan menetapkan program, tujuan, strategi, arah dan kebijakan, adapun 8 program utama dari Dinas Pendidikan Kota Jayapura adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan wajib belajar 9 tahun, 2) Peningkatan Pendidikan Menengah, 3) Peningkatan Pendidikan anak usia dini, 4) Peningkatan Pendidikan non formal, 5) Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan, 6) Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan, 7) Terlaksananya kerjasama dan penguatan tata kelola, 8) Pencitraan dan akuntabilitas Publik. Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura sesuai dengan Renstra Dinas Pendidikan Kota Jayapura Periode 2012-2016 adalah: (1) meningkatkan sarana prasarana pendidikan dan (2) peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Tujuan inilah yang membuat Dinas Pendidikan Kota Jayapura perlu melakukan pengukuran kinerja dari berbagai aspek secara menyeluruh, guna mengetahui sejauh mana visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura sudah tercapai. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang
8 Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2008 tentang Kewajiban Setiap Instansi Pemerintah untuk melakukan AKIP, dan keputusan Kepala LAN-RI Nomor 239/IX/6/8/2003, serta Peraturan Mendiknas Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai bentuk pertanggung jawaban atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Akan tetapi, bentuk pelaporan LAKIP, indikator kualitatif dan kuantitatif berupa input, output, outcome yang disajikan dalam LAKIP Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai sasaran indikator kinerja, penilaiannya masih terlihat berfokus pada aspek keuangan, yaitu dengan mengukur presentase penyerapan alokasi anggaran atas program dan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan menetapkan visi Terwujudnya Kota Jayapura Barometer Pendidikan di Tanah PAPUA tahun 2016 dan disertai 8 program dan 104 kegiatan, Evaluasi Kinerja dengan LAKIP seperti yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura belum menggambarkan hasil evaluasi kinerja yang sesungguhnya dan komprehensif karena hanya melihat aspek finansial dan kurang memperhatikan aspek non keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian visi dan misi dari Dinas Pendidikan Kota Jayapura diperlukan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya dari aspek penyerapan anggaran saja. Perlu dikembangkan sebuah metode pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja secara menyeluruh, yaitu dengan metode Balanced scorecard.
9 Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengukuran kinerja yang saat ini digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura sudah cukup efektif? 2. Apakah Balanced scorecard dapat menjadi alat untuk merumuskan pengukuran kinerja sebagai gambaran pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura? 3. Apakah keunggulan pengukuran kinerja Balanced scorecard jika dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura saat ini? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi penerapan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced scorecard pada Dinas Pendidikan Kota Jayapura. 2. Memberikan alternatif metode perumusan pengukuran kinerja dalam pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Jayapura
10 Penelitan ini diharapkan memberikan manfaat kepada Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai usulan atas metode pengukuran kinerja yang digunakan dengan metode balanced scorecard dimana pengukuran kinerja akan lebih komprehensif yang bukan hanya mengukur realisasi anggaran saja. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat tambahan landasan teoritis dan praktik kepada peneliti berikutnya yang tertarik untuk mengevaluasi pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard. 1.5 Sistematika Penulisan Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terstruktur maka penelitian ini disusun secara sistematis. Adapun sistematika penelitian disusun sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bagian ini menguraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang, rumusan masalah studi kasus, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II: Tinjauan Literatur Bagian ini membahas mengenai teori-teori utama yang digunakan, serta yang berhubungan dengan pokok permasalahan sebagai dasar analisis data dan pembahasan kasus.
11 BAB III:Latar Belakang Kontekstual Objek Penelitian Bagian ini menjelaskan secara deskriptif tentang objek penelitian dan aplikasi teori atau konsep yang diterapkan didalam objek penelitian, untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik mengenai karakteristik objek penelitian terkait dari teori dan konsep yang digunakan di bab tinjauan pustaka. BAB IV: Metodologi Penelitian Bagian ini menguraikan metode dan alasan menggunakan penelitian kualitatif, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB V: Pemaparan Temuan Penelitian Lapangan Bagian ini berisi uraian temuan dalam penelitian di lapangan yang menggambarkan fakta-fakta yang dapat menjawab tujuan penelitian. BAB VI: Analisis dan Diskusi Hasil Penelitian Bagian ini menjelaskan analisis dan diskusi mengenai temuan hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian. BAB VII: Penutup
12 Bagian ini berisi kesimpulan dari analisis permasalahan yang ada. Bab ini juga membahas keterbatasan penelitian dari sudut pandang keilmuan dan efektivitas penelitian yang menjawab permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, bab ini juga akan memberikan informasi dan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak akademisi.