BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi

BAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting. RS swasta maupun milik organisasi nirlaba (publik/pemerintah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya isu di masyarakat yang menggambarkan kegagalan

User [Pick the date]

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

BAB. I PENDAHULUAN. Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. governance, maka dibutuhkan laporan hasil dari kegiatan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi menjadi tonggak sejarah perubahan dari tatanan kehidupan

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, serta untuk meningkatkan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

Rencana Strategis BAB 1 PENDAHULUAN

B A B P E N D A H U L U A N

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

L A P O R A N K I N E R J A

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

good governance dan clean government; (4) aspek sosial dan budaya ditunjukkan oleh keadaan politik yang stabil, derajat kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR


BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sejalan dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

Sasaran Reformasi Birokrasi

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai Negara,

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya krisis kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintah yang kompleks dengan persoalan, terutama masalah pelayanan publik yang hingga saat ini belum tercapai dengan baik.pemerintahan yang baik (good governance) merupakan tuntutan masyarakat atas perubahan tatanan pemerintahan demi terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Junaedi, 2002: 374-386). Menurut Effendi (2007) reformasi birokrasi merupakan perubahan signifikan elemen-elemen birokrasi antara lain: kelembagaan, sumber daya manusia sebagai aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas aparatur, pengawasan dan pelayanan publik. Contoh reformasi birokrasi yang terjadi misalnya reformasi kelembagaan dan kepegawaian keuangan, perbendaharaan, perencanaan dan penganggaran, keimigrasian, dan yang terutama dari reformasi birokrasi yaitu perubahan tingkah laku dan kebiasaan lama yang sudah ada sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. 1

2 Sebagai bentuk pertanggung jawaban pemerintah kabupaten dan kota dalam mengelola sumber dayanya, maka pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut menginstruksikan kepada setiap pimpinan Lembaga/Kementerian, Lembaga Pemerintah non Kementerian, Pemerintah Daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit di dalamnya wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP) secara berjenjang dan berkala untuk disampaikan kepada atasannya. Hal ini dilakukan sesuai dengan pertimbangan pada Inpres tersebut yaitu dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, serta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/01 IM.PAN/01/2009 memiliki salah satu tugas, yakni melakukan penguatan akuntabilitas kinerja instansi-instansi pemerintah yang dilakukan melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Berikut adalah peringkat nilai dengan sebutan rincian Interprestasi dan Karakteristik instansinya:

3 a. AA=Memuaskan:Memimpin perubahan, 100 berbudaya kinerja, berkinerja tinggi, dan akuntabel, perlu terus berinovasi. b. A=Sangat Baik: Akuntabilitas kinerjanya baik, berkinerja baik, memiliki sistem manajemen kinerja yang andal, menggunakan knowledge management untuk membangun budaya berkinerja, perlu banyak inovasi. c. B= Baik: Akuntabilitas kinerjanya baik, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk manajemen kinerja, perlu sedikit perbaikan untuk systems dan perlu banyak berfokus perbaikan soft systems. d. CC= Cukup Baik (memadai): Akuntabilitas kinerjanya cukup baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja bagi pertanggungjawaban, tapi perlu banyak perbaikan, termasuk sedikit perbaikan yang mendasar. e. C= Agak Kurang: Memiliki sistem untuk manajemen kinerja, tapi kurang dapat diandalkan, perlu banyak perbaikan dan termasuk perbaikan yang mendasar f. D= Kurang: Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak sekali perbaikan dan perubahan yang sangat mendasar. Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi Papua telah melaksanakan sistem akuntabilitas kinerja untuk melaksanakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

4 Daerah (RPJMD) tahun 2012-2016 dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kota Jayapura. Pada tahun 2014 ini Kota Jayapura memiliki visi Terwujudnya Kota Jayapura yang Beriman, Bersatu, Mandiri, Sejahtera dan Modern Berbasis Kearifan Lokal. Evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah kabupaten/kota tahun 2012 yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi menunjukkan bahwa Kota Jayapura memperoleh predikat CC. Dengan memperoleh predikat CC ini berarti pemerintah Kota Jayapura memiliki akuntabilitas yang cukup baik, memiliki taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat digunakan untuk memproduksi informasi kinerja bagi pertanggungjawaban, tapi perlu banyak perbaikan, termasuk sedikit perbaikan yang mendasar. Dinas Pendidikan Kota Jayapura memiliki visi Terwujudnya Kota Jayapura Barometer Pendidikan di Tanah PAPUA tahun 2016. Dengan visi tersebut Dinas Pendidikan memiliki cita-cita yang memerlukan dukungan dari dinas-dinas lainnya seperti: Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Seni dan Budaya, Dinas Kesehatan, dan sebagainya. Selain dukungan dari dinas-dinas lainnya, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Dinas Pendidikan Kota Jayapura telah menerbitkan LAKIP secara berkala untuk dapat mengukur pencapaian visi dan misi yang telah disusun. Metode penilaian kinerja Dinas Pendidikan Kota Jayapura mengikuti ketentuan dalam SAKIP, yaitu dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran berdasarkan masing-masing sumber dana. Dinas Pendidikan Kota Jayapura memiliki 8 program dan 104 kegiatan, oleh

5 karena itu apabila metode penilaian kinerja hanya dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi dari aspek penyerapan anggaran, maka penilaian kinerja tersebut belum mampu menggambarkan pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan secara menyeluruh. 1.2 Rumusan Masalah Dinas Pendidikan Kota Jayapura merupakan pelaksana urusan wajib dalam penyelenggaraan pemerintah Jayapura. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan Kota Jayapura merupakan sarana mewujudkan visi dan misi yang telah diamanatkan oleh Pemerintah Daerah Kota Jayapura. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut: a. Visi Dinas Pendidikan Kota Jayapura: Terwujudnya Kota Jayapura Barometer Pendidikan di Tanah PAPUA tahun 2016. Visi merupakan pandangan ideal suatu keadaan di masa depan yang ingin diwujudkan dan secara potensial dapat diwujudkan. Visi dari sebuah organisasi merupakan visi bersama, yang dirumuskan secara bersama dan menjadi pedoman bersama dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Adapun penjelasan visi Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai berikut: Kota Jayapura dikenal sebagai Kota Transit, Kota Jasa dan Pariwisata, Kota Pendidikan, sekaligus Ibukota Provinsi Papua yang memiliki potensi sangat strategis terhadap arus informasi dan komunikasi yang cepat. Selain itu juga memiliki jalur

6 transportasi yang lancar. Semua pelayanan pendidikan tersedia mulai dari jalur Pendidikan Formal maupun Non Formal serta Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta sehingga memudahkan anak didik untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikannya. Kota Jayapura memiliki fasilitas IPTEK yang sangat memadai. Disamping itu, Kota Jayapura selalu dijadikan Pilot Projek terhadap rencana kebijakan Pembangunan Pendidikan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Provinsi Papua sehingga Kota Jayapura memiliki nilai kelebihan dibanding daerah lain di Provinsi Papua. b. Misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan Imtaq dan menciptakan lingkungan sekolah yang bersahabat (Bersih, Sejuk, Aman, Harmonis, Bagus dan Tertib). 2) Meningkatkan Standar Kompetensi Tenaga Pendidik dan Kependidikan. 3) Meningkatnya KBM secara Kurikuler dan Ekstrakurikuler. 4) Meningkatnya Sarana Prasarana Pendidikan. 5) Meningkatnya Prestasi Kelulusan Siswa dan Lomba Kompetensi Lainnya. 6) Meningkatkan layanan pendidikan khusus, non formal dan informal. 7) Meningkatnya sistem informasi dan pendataan. 8) Meningkatnya kerjasama antara DUDI dan Dunia Pendidikan. 9) Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan. 10) Meningkatnya Pelayanan Prima.

7 Kemudian Dinas Pendidikan menetapkan program, tujuan, strategi, arah dan kebijakan, adapun 8 program utama dari Dinas Pendidikan Kota Jayapura adalah sebagai berikut: 1) Peningkatan wajib belajar 9 tahun, 2) Peningkatan Pendidikan Menengah, 3) Peningkatan Pendidikan anak usia dini, 4) Peningkatan Pendidikan non formal, 5) Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan, 6) Peningkatan manajemen pelayanan pendidikan, 7) Terlaksananya kerjasama dan penguatan tata kelola, 8) Pencitraan dan akuntabilitas Publik. Tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura sesuai dengan Renstra Dinas Pendidikan Kota Jayapura Periode 2012-2016 adalah: (1) meningkatkan sarana prasarana pendidikan dan (2) peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Tujuan inilah yang membuat Dinas Pendidikan Kota Jayapura perlu melakukan pengukuran kinerja dari berbagai aspek secara menyeluruh, guna mengetahui sejauh mana visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura sudah tercapai. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Undang-Undang Nomor 5 tahun 2004 tentang

8 Penyusunan Penetapan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2008 tentang Kewajiban Setiap Instansi Pemerintah untuk melakukan AKIP, dan keputusan Kepala LAN-RI Nomor 239/IX/6/8/2003, serta Peraturan Mendiknas Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai bentuk pertanggung jawaban atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Akan tetapi, bentuk pelaporan LAKIP, indikator kualitatif dan kuantitatif berupa input, output, outcome yang disajikan dalam LAKIP Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai sasaran indikator kinerja, penilaiannya masih terlihat berfokus pada aspek keuangan, yaitu dengan mengukur presentase penyerapan alokasi anggaran atas program dan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan menetapkan visi Terwujudnya Kota Jayapura Barometer Pendidikan di Tanah PAPUA tahun 2016 dan disertai 8 program dan 104 kegiatan, Evaluasi Kinerja dengan LAKIP seperti yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura belum menggambarkan hasil evaluasi kinerja yang sesungguhnya dan komprehensif karena hanya melihat aspek finansial dan kurang memperhatikan aspek non keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian visi dan misi dari Dinas Pendidikan Kota Jayapura diperlukan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya dari aspek penyerapan anggaran saja. Perlu dikembangkan sebuah metode pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja secara menyeluruh, yaitu dengan metode Balanced scorecard.

9 Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah pengukuran kinerja yang saat ini digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura sudah cukup efektif? 2. Apakah Balanced scorecard dapat menjadi alat untuk merumuskan pengukuran kinerja sebagai gambaran pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura? 3. Apakah keunggulan pengukuran kinerja Balanced scorecard jika dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Kota Jayapura saat ini? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi penerapan sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced scorecard pada Dinas Pendidikan Kota Jayapura. 2. Memberikan alternatif metode perumusan pengukuran kinerja dalam pencapaian visi dan misi Dinas Pendidikan Kota Jayapura. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Jayapura

10 Penelitan ini diharapkan memberikan manfaat kepada Dinas Pendidikan Kota Jayapura sebagai usulan atas metode pengukuran kinerja yang digunakan dengan metode balanced scorecard dimana pengukuran kinerja akan lebih komprehensif yang bukan hanya mengukur realisasi anggaran saja. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat tambahan landasan teoritis dan praktik kepada peneliti berikutnya yang tertarik untuk mengevaluasi pengukuran kinerja dengan metode balanced scorecard. 1.5 Sistematika Penulisan Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terstruktur maka penelitian ini disusun secara sistematis. Adapun sistematika penelitian disusun sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bagian ini menguraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang, rumusan masalah studi kasus, pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian. BAB II: Tinjauan Literatur Bagian ini membahas mengenai teori-teori utama yang digunakan, serta yang berhubungan dengan pokok permasalahan sebagai dasar analisis data dan pembahasan kasus.

11 BAB III:Latar Belakang Kontekstual Objek Penelitian Bagian ini menjelaskan secara deskriptif tentang objek penelitian dan aplikasi teori atau konsep yang diterapkan didalam objek penelitian, untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik mengenai karakteristik objek penelitian terkait dari teori dan konsep yang digunakan di bab tinjauan pustaka. BAB IV: Metodologi Penelitian Bagian ini menguraikan metode dan alasan menggunakan penelitian kualitatif, subjek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB V: Pemaparan Temuan Penelitian Lapangan Bagian ini berisi uraian temuan dalam penelitian di lapangan yang menggambarkan fakta-fakta yang dapat menjawab tujuan penelitian. BAB VI: Analisis dan Diskusi Hasil Penelitian Bagian ini menjelaskan analisis dan diskusi mengenai temuan hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian. BAB VII: Penutup

12 Bagian ini berisi kesimpulan dari analisis permasalahan yang ada. Bab ini juga membahas keterbatasan penelitian dari sudut pandang keilmuan dan efektivitas penelitian yang menjawab permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, bab ini juga akan memberikan informasi dan saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak akademisi.