SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM ANTI STROKE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD Dr. TJITROWARDOJO. Disusun Oleh : AYU GITA SWARI, S.Kep

BAB I PENDAHULUAN.

LAPORAN RESUME ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Bpk. A DENGAN HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN BARANANG SIANG BOGOR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

Mengetahui Hipertensi secara Umum

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.


BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

Pusat Hiperked dan KK

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

Disusun Oleh : Kelompok III

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEKANAN DARAH PEGAWAI DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik responden yang mempengaruhi tekanan darah. rentang tahun dan lansia akhir pada rentang tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

Transkripsi:

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI Disusun untuk Memenuhi Tugas Promosi Kesehatan Disusun oleh : Kelompok 3 Anggih Shulchan Yoga K Betty Retna Ningsih Maizan Rahmatina P071201120 P07120112049 P071201120 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013

SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA DUSUN SAPEN DESA BANYU BENING I. PENGKAJIAN A. Faktor Predisposisi 1. Riwayat Keperawatan Dusun Sapen di Desa Banyu Bening dengan jumlah penduduk 50 KK. Jumlah lansia sekitar 38 orang dan berusia antara 60 70 tahun.. Dalam pengkajian kesehatan, sekitar 80% dari lansia tersebut menderita penyakit hipertensi 2. Kondisi Fisik Di Dusun Sapen terdapat Gedung Serbaguna namun... 3. Kesiapan Belajar Masyarat dusun Sapen di Desan Banyu Bening bersedia berkumpul di Gedung Serbaguna Dusun Sapen Desa banyu Bening untuk menerima penyuluhan kesehatan pada hari Kamis, 10 Oktober 2013 pukul 08.30 09.15 WIB tentang pengertian penyakit hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, pengertian senam hipertensi, Manfaat senam hipertensi, cara melakukan senam hipertensi dengan antusias dan penuh semangat. Kegiatan ini mendapat dukungan dari kepala dusun, kepala desa dan ketua RT dusun Sapen, penyuluhan ini sebelumnya belum pernah diadakan. dengan diadakannya acara penyuluhan ini, mereka mempunyai

inisiatif untuk bertanya mengenai masalah seputar hipertensi dan senam hipertensi. 4. Motivasi Belajar Lansia Dusun Sapen Desa Banyu Bening pada umumnya mempunyai motivasi untuk ikut berkumpul dan menerima penyuluhan tentang kesehatan lansia, salah satunya adalah hipertensi dan senam hipertensi. 5. Kemampuan Membaca Enam puluh persen lansia di Dusun Sapen Desa Banyu Bening, mampu mengenal huruf, membaca dan menulis. Delapan puluh persen warga Dusun Sapen, Desa Banyu Bening mengerti dan memahami Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ketika diberikan bahan bacaan seperti leaflet tentang Hipertensi dan Senam Hipertensi, lansia mampu memahami sebagian besar isi dari leaflet dan dapat menjelaskan inti dari leaflet tersebut. B. Faktor Pemungkin Lansia Dusun Saoen Desa Banyu Bening memiliki potensi karena lansia sangat antusias jika diadakan acara penyuluhan kesehatan seperti ini, mereka menyadari akan pentingnya pengetahuan kesehatan terutama berkaitan dengan masalah yang mereka alami. Di desa Banyu Bening juga terdapat Posyandu Lansia yang menyediakan tempat untuk konsultasi masalah kesehatan lansia setiap satu bulan sekali. C. Faktor Penguat

Ketua Dusun Sapen dan para kader posyandu lansia desa setempat bersedia untuk membantu dan mendukung penuh kegiatan penyuluhan hipertensi dan senam hipertensi, terutama untuk lansia penderita hipertensi. II. Diagnosa Keperawatan III. Perencanaan...

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM HIPERTENSI 1. Topik : SENAM HIPERTENSI 2. Sasaran a. Sasaran Penyuluhan : Lansia Dusun Sapen, Desa Banyu Bening sebanyak 38 orang. b. Sasaran Progam : Lansia penderita hipertensi

3. Tujuan a. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 45 menit, Lansia Dusun Sapen, Desa Banyu Bening dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang penyakit hipertensi dan dapat melakukan senam Hipertensi atau Darah tinggi dengan benar. b. Tujuan Khusus Setelah diberi penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan senam hipetrensi, diharapkan lansia di Dusun Sapen Desa Banyu Bening dapat: 1. Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi 2. Menjelaskan penyebab hipertensi 3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi 4. Menjelaskan pengertian senam hipertensi 5. Menjelaskan Manfaat senam hipertensi 6. Mampu mempraktikkan salah satu contoh senam hipertensi 4. Materi a. Pengertian Hipertensi b. Penyebab Hipertensi c. Tanda dan Gejala Hipertensi d. Pengertia Senam Hipertensi e. Manfaat Senam Hipertensi f. Senam Hipertensi 5. Metode

Ceramah, tanya jawab dan praktik 6. Media a. Laptop, Power Point.LCD, b. Video Senam c. Leaflet 7. Alat a. Meja 3 buah b. Kursi 45 buah c. LCD d. Rol kabel listrik e. Microphone f. Sound system g. Laptop 8. Waktu Hari, tanggal : Kamis, 10 Oktober 2013 Jam : 08.30 09.15 WIB Tahap Pembicara Peserta Waktu

Pembukaan 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Apersepsi materi 1. Membalas salam 2. Memperhatikan 3. Mendengarkan dan menanggapi 5 menit Penyampaian materi 1. Pengertian Hipertensi 2. Penyebab Hipertensi 3. Tanda dan Gejala Hipertensi 4. Pengertia Senam Hipertensi 5. Manfaat Senam Hipertensi 6. Senam Hipertensi Memperhatikan dan mempraktikkan 30 menit Penutup 1. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya 2. Menyimpulkan kembali materi yang disajikan 3. Evaluasi dan pembagian leaflet 4. Memberi salam 1. Bertanya 2. Mendengarkan 3. Menjawab salam 10 menit 9. Tempat a. Tempat : Gedung Serbaguna Dusun Sapen Desa banyu Bening b. Setting Tempat :

Kursi dan meja penyaji terletak di bagian tengah depan peserta penyuluhan, dan kursi peserta penyuluhan berbanjar menghadap penyaji. 10. Evaluasi a. Aspek Kognitif 1) Apakah yang dimaksud dengan hipertensi? 2) Sebutkan faktor faktor penyebab hipertensi! 3) Sebutkan tanda tanda dan gejala hipertensi! 4) Sebutkan manfaat senam hipertensi! 5)Berikan salah satu contoh gerakan senam hipertensi! MATERI : HIPERTENSI DAN SENAM HIPERTENSI A. PENGERTIAN HIPERTENSI Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai darah dan oksigen yang di bawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali di anggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit.

Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolic 90 mmhg. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmhg, sedangkan tekanan darah 160/95 mmhg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak membedakan usia dan jenis kelamin. B. PENYEBAB Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai : 1. Hipertensi primer Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress. 2. Hipertensi sekunder Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta. Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga

menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung. Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi menjadi hilang. C. TANDA DAN GEJALA Gejala hipertensi biasanya tidak dirasakan, sehingga penyakit ini disebut silence diaseas. Banyak orang yang menganggap tekanan darah tinggi itu pasti menyebabkan pusing. Karena kekeliruan itu, tidak semua pasien berobat, karena memang tidak mengeluh pusing. Bagi orang sehat paling tiap tahun sekali memeriksa tekanan darah, sedang yang sakit setiap bulan sekali. Hipertensi sulit disadari karena tidak memiliki gejala khusus. Namun demikian, ada beberapa hal yang setidaknya dapat dijadikan indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik. Misalnya, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan.

Gejala lainnya yang dapat dikenali dari tejadinya serangan hipertensi pada kita tersebut ialah pandangan menjadi kabur. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Penderita hipertensi berat dapat mengalami penurunan kesadaran bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan segera. Penyakit hipertensi yang sering kali terjadi umumnya tidak menimbulkan gejala yang mudah dikenali. Sementara tekanan darah terus meningkat meski dalam jangka waktu yang cukup lama hingga menimbulkan komplikasi adanya suatu penyakit bawaan dari hipertensi. Oleh karenanya hipertensi harus selalu dicek untuk mengetahui tekanan darah secara berkala. Seseorang yang dikatakan menderita darah tinggi apabila dalam beberap pemeriksaan tekanan darah diketahui memiliki tekanan darah hingga diatas 130/90 mmhg. Hipertensi menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang dibawa akibat tekanan darah yang tinggi seperti menimbulkan resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan gagal ginjal. Penyakit hipertensi tak mengenal batas usia seseorang dan jenis kelamin, semua orang memiliki resiko yang

sama terhadap hipertensi tanpa harus menimbulkan ciri atau gejala terlebih dahulu. Tekanan darah dalam setiap kehidupan seseorang berbedabeda secara alamiah. Bayi dan anak-anak yang secara normal pun memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibanding orang dewasa. Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari, tekanan darah akan mengalami peningkatan ketika melakukan aktivitas sehari-hari dan akan menurun ketika beristirahat. Tekanan darah dapat meningkat ketika di pagi hari dan akan lebih rendah ketika tidur/istirahat di malam hari. D. PENGERTIAN SENAM HIPERTENSI Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan senam, karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu. E. MANFAAT SENAM HIPERTENSI Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut : 1. meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru 2. membakar lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut dan lain-lain. 3. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya.

Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat merupakan suatu program penurunan berat badan. F. CARA SENAM HIPERTENSI Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu, perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan sesuai kemampuan.menurut Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan setiap hari adalah sebagai berikut: Pemanasan: a. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain. b. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung. Inti: GERAKAN - GERAKAN TANGAN a. Mengangkat tangan kedepan, ke atas, ke samping, ke belakang b. Gerakan tangan membuka dan menyilang c. Mendorong dan memompa ke depan, ke atas, dan ke samping d. Gerakan tangan meninju, ke depan, ke samping, ke atas, ke bawah, dan menyilang e. Gerakan mengayun satu tangan atau dua tangan f. Tepukan, antara lain kedua tangan menepuk, tangan menepuk paha, bahu, dan lain sebagainya GERAKAN - GERAKAN KAKI a. Berjalan di tempat

b. Berbaris c. melangkah satu atau dua langkah d. Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang e. Mengangkat lutut f. Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping g. Gerakan cha cha cha h. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya Pendinginan: 1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya. 2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi lainnya dan tahan dengan hitungan sama. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara rutin dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian: 1. Jika kelebihan berat badan. Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat dengan bertambahnya bobot badan. Menurnkan bobot badan merupakan strategi sangat efektif dlam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat diturunkan sebanyak 5 mmhg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipatduakan perbaikan ini. 2. Kurangi asupan natrium (sodium). Ternyata, bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka waktu lama kemungkinannya mengalami tekanan darah

tinggi juga lebih besar. Karena itu, kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh) setiap hari. Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam menjadi setengah sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmhg dan tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmhg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada para lansia. 3. Usahakan cukup asupan kalium (potassium). Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersama air kencing.dengan setidaknya mengonsumsi buah-buahan sebanyak 3-5 kali dalam sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup. 4. Batasi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jelaslah, kalau mereka menghilangkan kebiasaan tersebut, tekanan darahnya akan turun. DAFTAR PUSTAKA