BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang dicitacitakan. oleh bangsa Indonesia, banyak hal yang harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MASALAH RISET A. Identifikasi, Penentuan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Adanya anggapan bahwa tidak semua mahasiswa keguruan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

Kerangka Pemikiran. Kerangka pemikiran merupakan dukungan dasar teoritis terhadap pendekatan pemecahan masalah yang akan diteliti,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan rangkaian kegiatan siswa

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

2014 STUD I RELEVANSI MATERI PEMBELAJARAN TEKNIK REFRIGERASI D I PERGURUAN TINGGI DAN D I SMK D ENGAN STAND AR UJI KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan inilah manusia dapat dibina untuk hidup sesuai dengan harkat dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB 2 PERENCANAAN PENELITIAN PENDIDIKAN

Riset Ilmiah: Metode Riset Akuntansi Sebagai Cara Penelitian Ilmiah. Drajat Armono, S.E., M.Si.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan juga mempunyai keterampilan. Persyaratan yang di tuntut adalah

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang bermutu agar dapat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan fokus permasalahan dan tujuan penelitian serta interpretasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani termasuk bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam kesuksesan pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

TEORI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU. Ismail Hasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. olahraga melalui slogan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran atau proses belajar mengajar adalah interaksi siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran merupakan suatu sistem. Hal ini berarti bahwa pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. siswa serta didukung oleh lingkungan belajar mengajar yang kondusif.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

Thohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta, Rajawali Pers, 2013, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berfikir seseorang. Hal ini merupakan salah satu alasan matematika perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama kalangan swasta bersama-sama telah dan terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mencapai keuntungan dan berusaha

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Jurusan Tata Boga SMK Negeri 3 Cimahi, Jl. Sukarasa No. 136 Cimahi.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu, suatu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. yang semakin pesat, pelaksanaan pendidikan perlu ditingkatkan baik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya, 1989), hlm Asnawi dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan atau sikap. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang dicitacitakan oleh bangsa Indonesia, banyak hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam proses belajar mengajar, antara lain strategi belajar mengajar yang harus dimiliki oleh para pendidik, karena hal i n i merupakan salah satu alat yang dibutuhkan guna memberikan motivasi dan dorongan terhadap anak yang akan menerima ilmu dari seorang pendidik. Mengajar adalah memberikan pengetahuan kepada anak disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan usia anak. Dalam hal i n i gurulah yang turut berperan dan lebih diharapkan di samping anak didik itu sendiri harus aktif dan selektif dalam menerima pelajaran yang disampaikan guru. Untuk menegaskan hal i n i, penulis akan mengutip pendapat ahli yang mengatakan bahwa: Proses yang aktif belajar adalah proses reaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu belajar adalah proses yang diarahkan terhadap tujuan proses perbuatan melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita 1

2 belajar tentang belajar, maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang. (Sudjana, 1987: 28) Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Mengajar memerlukan persiapan yang matang dari pengajar, di antaranya adalah penggunaan metode mengajar yang diperlukan, sehingga materi pelajaran yang disampaikan mudah dipahami dan diserap oleh siswa yang menerimanya. Metode mengajar mempunyai peranan tersendiri dan turut menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Kualitas belajar yang dihasilkan mencerminkan keberhasilan atau kegagalan seorang guru menggunakan metode mengajar dan penguasaan materi pembelajaran lainnya. Ada tiga hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran, yaitu: a. Raw input (masukan) yakni dari guru dan siswa. b. Proses belajar mengajar yang meliputi materi, teknik mengajar, media dan pengolahan kelas. c. Evaluasi Dari ketiga hal tersebut di atas dapat dimengerti bahwa proses belajar mengajar adalah merupakan kegiatan-

kegiatan tenaga pengajar dalam mengelola kelas untuk tercapainya tujuan pengajaran. Proses belajar bila diartikan dari sisi lain dapat diartikan sebagai perbuatan yang harus dilakukan oleh tenaga pengajar yang menyangkut penyajian materi pelajaran, media dan pengelolaan kelas, sehingga tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan hasil yang semaksimal mungkin. Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dianjurkan kepada guru untuk menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar di dalam kelas khususnya dan waktu melaksanakan aktivitas pembelajaran pada umumnya. Siswa yang sedang menuntut ilmu dituntut kepadanya mampu memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ketidakmampuan siswa untuk memahami dan mengerti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, kemungkinan besar merupakan akibat dari ketidakmampuan guru dalam menggunakan beberapa metode yang tepat dan sesuai dengan keadaan dan kondisi pada saat itu. Metode diskusi dan tanya jawab misalnya, harus dibandingkan keefektifannya dalam mengajarkan pokok bahasan tertentu. Terkait dengan itulah penulis melakukan penelitian i n i.

4 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan menetapkan identifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perbedaan antara metode diskusi dengan metode ceramah? 2. Di antara metode diskusi dan metode tanya jawab, metode yang manakah yang paling baik digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegeraan? 3. Bagaimanakah proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMK Putra Mandiri? C. Batasan Masalah Batasan masalah secara metodis dapat secara jelas memastikan faktor atau "wilayah" yang d i t e l i t i. Batasan masalah merupakan wahana memastikan faktor yang diikutkan dalam penelitian dan juga memastikan faktor yang mana yang ditinggalkan dari semua faktor yang teridentifikasi pada pasal sebelumnya. Mengikutkan atau meninggalkan satu atau beberapa faktor tertentu sangat baik kalau diikuti dengan argumentasi yang logis atau rasionalitas. Rasionalitas dimaksud sebaiknya didasarkan pada teori atau hasil-hasil

5 penelitian. Dalam jenjang exercise bagi mahasiswa atau peneliti pemula rasionalitas dapat dikemukakan, tetapi harus dikaitkan dengan berbagai keterbatasan kemampuan, seperti: ekonomis, metodis, statistik, waktu, dan atau tenaga. Pada bagian i n i telah tergambar sejelas-jelasnya apa-apa yang menjadi masalah penelitian, yang pada bagian beri-kutnya akan dirumuskan dalam suatu rumusan masalah. Membatasi masalah dapat juga menyangkut geografis, materi, antropologis, waktu, jenjang, klasifikasi, obyek, subyek, dan Iain-lain. (Surakhmad, 1982: 25) Semua masalah yang dirumuskan terlalu umum dan terlalu luas tidak akan dapat d i t e l i t i dengan sempurna, karena tidak jelas batasan masalahnya. Oleh karena itu masalah yang terlalu umum dan terlalu luas tersebut perlu dibatasi sehingga memenuhi syarat untuk supaya diperoleh analisis yang tajam dan cermat setidaknya akan dapat dijadikan acuan oleh peneliti untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya terutama dalam memilih teknik penelitian yang tepat dan akurat. Dalam penelitian i n i masalah yang d i t e l i t i dibatasi pada "Perbedaan Hasil Pengajaran Metode Diskusi dengan Hasil Pengajaran Metode Tanya Jawab dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas I SMK Putra Mandiri Tahun Pembelajaran 2007/2008".

6 D. Rumusan Masalah Setelah masalah penelitian yang akan d i t e l i t i telah diidentifikasi dan dibatasi, fokus masalah menjadi lebih jelas, sehingga dapat dirumuskan dengan baik. Bagian i n i merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan yang ingin dicari jawabannya. Rumusan masalah dituliskan dalam kalimat pertanyaan yang disusun secara singkat, padat, jelas dan tegas. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang d i t e l i t i, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel yang d i t e l i t i, tidak taksa (bermakna ganda). Selain itu rumusan hendaknya dapat diuji secara empirik dalam arti bahwa data penelitian dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan yang diajukan itu. (Ali, 1986: 36), mengatakan: Rumusan masalah pada hakekatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup di dalamnya. Dalam hubungan i n i rumusan masalah dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan yang spesifik dan operasional tentang masalah yang akan d i t e l i t i. Namun yang paling ideal ialah merumuskan masalah dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan kutipan di atas dan sesuai dengan batasan penelitian yang telah dikemukakan terdahulu, maka masalah penelitian i n i dirumuskan sebgai berikut:

7 1. Bagaimanakah hasil pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi? 2. Bagaimanakah hasil pengengajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tanya jawab? 3. Bagaimanakah perbedaan hasil pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang menggunakan metode diskusi dengan yang menggunakan metode tanya jawab? E. Tujuan Penelitian Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut merupakan pedoman untuk mencapai sasaran penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, perumusan tujuan penelitian haruslah tegas, jelas, terperinci dan operasional. Untuk jelasnya penulis mengutip pendapat ahli yang mengatakan: Ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian akan sangat mempengaruhi keberhasilan yang akan dilakukan. Pada dasarnya tujuan penelitian merupakan t i t i k tuju yang akan dicapai seseorang dalam kegiatan penelitian. Itulah sebabnya tujuan penelitian harus -, mempunyai rumusan yang tegas, jelas, terperinci dan operasional. (Ali, 1986: 57 )».MT

8 Bertolak dari pendapat di atas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mendapatkan data tentang perbedaan hasil pengejaran yang menggunakan metode diskusi dengan yang menggunakan metode tanya jawab. 2. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi dan metode tanya jawab dalam pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan oleh guru di SMK Putra Mandiri. 3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan metode diskusi dan metode tanya jawab. F. Manfaat Penelitian Pada bagian ini diberikan uraian yang jelas dan realistik mengenai manfaat penelitian. Manfaat yang diuraikan dapat dikaitkan dengan peneliti, lembaga tempat kajian dilakukan, organisasi profesi, pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan secara luas. Kemudian uraian pada bagian i n i diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk d i t e l i t i. Manfaat penelitian dapat ditinjau dari segi praktis dan teoretis. Secara teoretis dikemukakan manfaat penelitian bagi pengembangan teori atau suatu cabang

9 ilmu. Secara praktis dikemukakan manfaat penelitian bagi perbaikan suatu praktik. Penelitian dapat diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para tenaga pendidikan yang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terkait dengan penerapan metode pembelajaran. 3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang ingin melanjutkan penlitian i n i. G. Anggapan Dasar Anggapan dasar merupakan praduga sementara yang tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain, anggapan dasar tidak perlu diragukan lagi kebenarannya karena dapat dijadikan sebagai t i t i k tolak dalam pelaksanaan suatu kegiatan penyelidikan. Pendapat seperti ini sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan bahwa: Anggapan dasar, asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan setiap masalah penelitian yang dihadapi. Asumsi

10 atau postulat i n i menjadi keragu-raguan penyelidikan yang dilakukan oleh peneliti. Dengan kata lain, asumsi atau anggapan dasar atau postulat i n i adalah sesuatu kebenaran yang sudah dapat diterima secara umum. (Surakhmad, 1982: 38) Bertolak dari pendapat di atas, maka anggapan dasar penelitian i n i adalah "Metode diskusi dan metode tanya jawab telah pernah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMK Putra Mandiri". H. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarannya dengan jalan riset. Hipotesis dalam suatu penelitian dapat diterima jika fakta dapat membuktikan kebenarannya dan sebaliknya, hipotesis dalam penelitian akan ditolak jika faktanya tidak benar. Untuk menegaskan hal i n i penulis mengutip pendapat ahli yang mengatakan bahwa: Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban sementara terhadap masalah yang akan d i t e l i t i. Setiap hipotesis harus dapat diuji tersendiri untuk menetapkan hipotesis yang paling sesuai dengan segala macam bukti yang dapat dikumpulkan. (Wahyu, 1987: 34) Hipotesis dalam penelitian i n i adalah: "Hasil pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan

11 menggunakan metode diskusi lebih baik dari pada hasil pengajaran dengan menggunakan metode tanya jawab di kalangan siswa kelas I SMK Putra Mandiri Tahun Pembelajaran 2007/2008".