BAB I PENDAHULUAN. kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. pada produksi kreativitas dan inovasi manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaiaan

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

Unnes Journal of Public Health

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Gerakan Fleksi Pada Pergelangan Tangan Dengan Keluhan Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Pengepakan PT. Logan Food Karanganyar

BAB 1 PENDHULUAN. Perkembangan industri percetakan di Indonesia berjalan pesat hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU DENGAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA KONVEKSI

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia,

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

ARTIKEL ILMIAH. Hubungan Umur, Masa Kerja, IMT dan Frekuensi Gerakan Repetitif dengan Kejadian Carpal Tunnel Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

Jurnal Virgin, Jilid 1,No. 2, Juli 2015, Hal: Issn:

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan untuk gangguan muskuloskeletal yang terjadi pada pekerja UKDW

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

MEMPENGARUHI KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK TULIS SERULING ETAN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Terowongan Karpal atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DAN STATUS FUNGSIONAL GEJALA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA USIA LANJUT DI GRIYA USIA LANJUT SANTO YOSEF

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

Faktor Prediktor Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Pengrajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTDs) PADA PEKERJA PELINTINGAN ROKOK MANUAL DI PT.

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara


BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

HUBUNGAN GETARAN MEKANIS MESIN GERINDA DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA BENGKEL LAS DI KOTA DENPASAR.

ERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

INTERVENSI ULTRASOUND

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

Sindrom terowongan karpal pada pekerja: pencegahan dan pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kerangka Teori

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya


TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS

HUBUNGAN MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KEJADIAN SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PEMBATIK CV. PUSAKA BERUANG LASEM

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

Perbedaan Pemberian Low Level Laser Therapy (LLLT) dan Ultrasound Therapy Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan penyumbang untuk pertumbuhan ekonomi bangsa dan dianggap semakin penting dalam mendukung kesejahteraan dalam perekonomian. Industri ini menjadi penting karena merupakan hasil kreativitas manusia sehingga kreativitas manusia adalah sumber ekonomi. Melihat hal itu di era kini dan mendatang sektor industri akan tergantung pada produksi kreativitas dan inovasi manusia. Salah satu hasil produksi kreativitas dan inovasi manusia adalah batik. Perajin batik merupakan salah satu elemen penting dalam pembuatan batik itu sendiri. Terdapat beberapa perbedaan pada peralatan kerja dan posisi kerja pada perajin batik berdasarkan teknik pembuatannya, khususnya pada perajin batik konfensional dengan beban kerja yang lebih besar di bagian tangan. Peralatan kerja yang digunakan berupa canting, cap dan kuas. Sedangkan posisi kerja pada perajin batik dibedakan berdasarkan cara pembuatanya, seperti batik tulis dengan posisi kerja duduk menggunakkan kursi pendek (dingklik) dan tangan menekan canting pada bidang kerja (kain). Pada pembuatan batik dengan metode cap dan metode kuas memiliki posisi kerja berdiri dengan posisi tangan menekan cap dan kuas ke arah bidang kerja (kain). Lamanya perajin batik bekerja dalam kurun waktu tertentu dengan posisi kerja yang sama dan gerakan kerja yang berulang akan menimbulkan keluhan-keluhan seperti sakit pada bahu, sakit pada siku, sakit pada lengan, 1

2 sakit pada pergelangan tangan, sakit pada tangan dan sakit pada punggung. Sehingga perajin batik memiliki risiko terhadap gangguan kesehatan seperti keluhan musculoskeletal (1), nyeri punggung bawah (low back pain) (2) dan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) (3). Salah satu penyakit akibat kerja yang terjadi pada bagian tangan adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS) / Sindrom Terowongan Karpal (STK). Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu jenis cumulative trauma disorders (CTD) disebabkan oleh saraf medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan yang terjebak, dengan gejala nyeri, kesemutan, kebas di jari-jari dan tangan daerah saraf medianus. Terdapat perbedaan mekanisme patofisiologis terjebaknya saraf medianus antara pekerja dan bukan pekerja, atau antara yang melakukan pekerjaan dengan gerak tangan berulang dan yang tidak. (4) Didapatkan data CTS sebagai salah satu dari 3 jenis penyakit yang tersering di dalam golongan CTD dengan prevalensi sebesar 40%, sedangkan CTD merupakan penyebab lebih dari 50% penyakit akibat kerja pada ekstremitas atas. (5,6) Menurut data National Health Interview Survey (NHIS) pada tahun 2010 di Amerika Serikat terdapat 27.157 orang dewasa yang sebanyak 17.524 adalah pekerja baru. Secara keseluruhan prevalensi diagnosis klinis CTS seumur hidup antara pekerja baru adalah 6,7%. Prevalensi selama 12 bulan adalah 3,1%, hal ini menunjukkan bahwa kurang lebih 4,8 juta pekerja dengan CTS yang berhubungan dengan pekerjaan sebesar 67,1%. (7) Sedangkan di Indonesia sendiri prevalensi CTS pada masalah kerja belum diketahui karena masih sedikit diagnosis penyakit akibat kerja yang dilaporkan. (8)

3 Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya CTS, seperti faktor trauma, faktor intrinsik dan faktor penggunaan tangan (penggunaan tangan yang berhubungan dengan pekerjaan dan hobi). (4,9-11) Menurut hasil penelitian Bambang Suherman dkk pada petugas rental komputer, CTS lebih banyak terjadi pada kelompok masa kerja > 4 tahun, umur 25-34 tahun dengan lama kerja 4-8 jam, serta dengan posisi tangan yang tidak ergonomis saat mengetik. Ada pula faktor yang mempengaruhi terjadinya CTS pada petugas rental komputer seperti masa kerja, lama kerja, umur dan posisi tangan pada saat mengetik. (12) Berdasarkan penelitian Cris Purwandari MA dkk, sikap kerja juga menjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian CTS. Level sikap kerja yang tinggi mempunyai risiko CTS karena terjadi stress disekitar jaringan terowongan karpal. (3) Berdasarkan observasi awal di Kelurahan Pasirsari kota Pekalongan, terdapat 101 rumah produksi yang menaungi 1.406 orang perajin batik konvensional. dari hasil wawancara terhadap 10 perajin laki-laki dan 10 perajin perempuan, mayoritas berusia > 25 tahun dengan masa kerja > 2 tahun. Dari total responden observasi awal tersebut, 15 orang diantaranya yakni 9 laki-laki dan 6 perempuan mengalami keluhan pada pergelangan tangan dan tangan. Keluhan yang dirasakan seperti kesemutan, nyeri, rasa panas di bagian tertentu pergelangan tangan dan mati rasa. Keluhan yang dirasakan semakin parah ketika malam hari. Kegiatan pembuatan batik yang mengharuskan perajin menggerakan tangan secara berulang, menggenggam alat membatik dengan tangan, serta menekan alat pembatik dengan tangan menunjukkan bahwa perajin batik memiliki risiko besar terkena penyakit akibat kerja pada bagian tangan. Ada pula sikap kerja pada

4 perajin batik seperti gerakan tangan yang berulang, penekanan pada gerakan tangan, posisi kerja yang tidak ergonomis dan postur kerja statis. Hal tersebut menunjukkan adanya risiko pada perajin batik untuk terkena CTS. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan judul faktorfaktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan Tahun 2016. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada 2. Tujuan Khusus : a. Mendeskripsikan umur, jenis kelamin, lama kerja, masa kerja dan sikap kerja pada perajin batik dengan risiko terjadinya CTS di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan. b. Melakukan pemeriksaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan. c. Menganalisis hubungan umur dengan risiko terjadinya CTS pada

5 d. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan risiko terjadinya CTS pada e. Menganalisis hubungan lama kerja dengan risiko terjadinya CTS pada f. Menganalisis hubungan masa kerja dengan risiko terjadinya CTS pada g. Menganalisis hubungan sikap kerja dengan risiko terjadinya CTS pada D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keilmuan Dari hasil penelitian ini, dapat menambah satu referensi kepustakaan baru. Dengan demikian dapat dijadikan literatur untuk penelitian sejenis selanjutnya. 2. Manfaat Bagi Perajin Batik Sebagai bahan masukan bagi perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan untuk melakukan upaya mengurangi risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS). 3. Bagi Pemilik Rumah Industri Sebagai bahan masukan bagi pemilik rumah industri batik di Kelurahan Pasirsari kota Pekalongan untuk melakukan tindakan pencegahan terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada perajinnya.

6 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama Judul Penelitian 1 Cris Purwandari Mulyawati Agustin, dkk 2 Yogo Sulistianto 3 Lusianawaty Tana, dkk Hubungan Masa Kerja dan Sikap Kerja dengan Kejadian Sindrom Karpal pada Pembatik CV. Pusaka Beruang Lasem 2013. Besar Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Ibu Rumah Tangga dengan Pekerjaan Pembatik di Kelurahan Meteseh Kota Semarang 2012. Carpal Tunnel Syndrome pada Pekerja Garmen di Jakarta Metode dan Variabel Kuantitatif dengan menggunakkan pendekatan cross sectional Survey dan Case Control Potong Lintang Hasil Ada hubungan antara masa kerja dan sikap kerja dengan kejadian Sindrom Karpal. Faktor risiko terhadap kejadian CTS berdasarkan pekerjaan lebih besar terhadap ibu rumah tangga pembatik dibandingkan dengan ibu rumah tangga non pembatik. Pekerjaan pembatik mempunyai hubungan terhadap kejadian CTS pada Ibu rumah tangga pembatik. Jumlah tenaga kerja CTS di beberapa perusahaan garmen di Jakarta sebanyak 20,3% responden Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Cris Purwandari Mulyawati Agustin dkk terletak pada variabel bebas yang diteliti. Pada penelitian Cris variabel bebas yang diteliti adalah masa kerja dan sikap kerja sedangkan pada penelitian ini terdapat penambahan pada variabel bebas yaitu umur, jenis kelamin dan lama kerja. Terdapat perbedaan metode pada penelitian ini dengan penelitian Yogo Sulistianto. Penelitian Yogo menggunakan metode survey dan case control sedangkan penelitian ini menggunakan

7 metode survey dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan juga terdapat pada penelitian ini dengan penelitian Lusianawaty Tana dkk. Variabel bebas pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, lama kerja, masa kerja serta sikap kerja sedangkan pada penelitian Lusianawaty adalah pekerja Garmen. F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Penelitian ini merupakan penelitian di Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3LI). 2. Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini adalah meliputi penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS). 3. Lingkup Lokasi Lingkup pada penelitian ini adalah di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan. 4. Lingkup Metode Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan cross sectional. 5. Lingkup Objek/Sasaran Objek atau sasaran peneliti adalah perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan. 6. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2016.