BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) berperan sangat besar terhadap pencapaian dua dari empat sasaran tersebut, yaitu menurunnya angka kematian bayi dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health Organization/United Nations Children s Fund (WHO/UNICEF), pada tahun 2003 melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktek pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak. Oleh karena itu penting sekali penerapan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak (Depkes RI, 2007). Akhir-akhir ini, kebanyakan wanita di Indonesia, khususnya para ibu muda, gencar menggalakkkan ASI eksklusif. Tentunya hal ini merupakan kecendrungan yang sangat positif, karena kebutuhan makanan bayi pada bulan pertama setelah kelahiran memang diperoleh dari ASI. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif masih belum maksimal. Bahkan, sebagian ayah belum mengetahui pengertian ASI eksklusif, padahal dia adalah figure utama yang member dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif (Prasetyono, 2009 : 21). Menyusui eksklusif enam bulan dan tetap diberikan ASi sampai umur 11 bulan saja di banding dengan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan menurunkan kematian balita sebanyak 13% (Utami Roesli, 2008 ) Akhir-akhir ini, sebuah analisis menerangkan bahwa memberikan ASI eksklusif dapat menekan angka menyelamatkan 1,3 juta jiwa di seluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun
bisa di cegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan sejak sejam pertama kelahiran (Prasetyono, 2009 : 29). Air Susu Ibu bukanlah sekedar makanan tetapi sebagai penyelamat kehidupan. Setiap tahunnya lebih dari 25.000 bayi di Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2010). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, di Indonesia hanya 15,3 persen anak yang mendapatkan ASI Eksklusif. Angka ini masih jauh di bawah angka global yang juga rendah, di mana hanya 32,6 persen anak yang disusui eksklusif (Depkes RI, 2010) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006 cakupan ASI Eksklusif di Sumatera Utara cuman 33.92% (Depkes RI, 2010). Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 dalam Profil Kesehatan Indonesia 2007, bahwa wilayah Sumatera Utara tergolong memiliki persentase terendah (30,31%) untuk daerah perkotaan dan (30,01%) untuk daerah pedesaan dalam kategori anak umur 2-4 tahun yang pernah disusui selama 24 bulan setelah Propinsi Maluku (25,22%) di daerah perkotaan dan (19,35%) di daerah pedesaan. Berdasarkan Depkes RI angka tersebut masih di bawah angka indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 80%. Di Propinsi Sumatera Utara angka cakupan ASI eksklusif pada tahun 2007 sebesar 33 % dan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka cakupan tahun 2006 sebesar 36%. (Dinkes Prop. Sumut, 2007). Kota Medan dengan wilayah kerja 39 puskesmas dan 40 Pustu yang tersebar di 21 kecamatan mempunyai angka cakupan ASI eksklusif pada tahun 2006 sebesar 4,8
%, tahun 2007 sebesar 1,8%, dan pada tahun 2008 cakupan ASI eksklusif sebesar 3,04% (Dinkes Kota Medan, 2009). Berdasarkan data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2008, cakupan ASI eksklusif tertinggi terdapat di Kecamatan Medan Labuhan (14,38%), kemudian Kecamatan Medan Area (11,75%) dan Kecamatan Medan Polonia (11,49%). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan mayoritas segi demografi berdasarkan pekerjaan pada ibu yang tidak bekerja 40 orang (71,4%), dan sumber informasi dengan tenaga kesehatan 44 orang (78,6%), berdasarkan peran ayah dan yang mendukung 56 orang (100%), peran tenaga kesehatan yang mendukung 49 orang (87,5%), pengetahuan responden berada dalam klasifikasi baik 56 responden (100%) Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan sepuluh ibu yang menyusui didapat empat ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan pada bulan ketujuh ibu tetap memberikan ASI sampai ASI-nya habis yang diberikan bersamaan dengan bubur atau makanan pendamping ASI (MP ASI) lainnya. Lima ibu memberikan ASI hanya sampai tiga bulan saja dan ditambah dengan susu formula, diantaranya empat ibu beralasan bahwa para ibu tidak mempunyai banyak waktu di rumah (bekerja) jadi hanya menyusui bayinya selama 1-2 bulan saja, satu ibu beralasan ASI tidak banyak keluar (ASI sedikit) dan menyusui hanya satu minggu dan satu ibu yang memberikan ASI sampai delapan bulan tetapi tidak diberikan secara eksklusif karena diberikan bergantian bersama susu formula dari hari pertama kelahiran bayi. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini, antara lain : a. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI berdasarkan data demografi responden. b. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif berdasarkan sistem dukungan. c. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif lingkungan sosial dan budaya d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif berdasarkan pengetahuan ibu D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Khususnya Para Ibu Penelitian ini digunakan juga untuk penyuluhan pemberian ASI eksklusif sehingga para ibu dan keluarga menyadari dan memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. 2. Bagi Pelayanan Kebidanan Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pelayanan kebidanan untuk peningkatan cakupan program ASI eksklusif pemberian ASI
eksklusif dan lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi terutama faktorfaktor pendukung suksesnya pemberian ASI eksklusif 3. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan Khususnya Asuhan Kebidanan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengetahuan dan informasi serta pengembangan bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor penyebab suksesnya ibu memberikan ASI eksklusif.