PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KOBATUNAN DAN SUKAMAJU DESA MUNDUNG

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

Mirni Lamid, Retno Sri Wahjuni, Tri Nurhajati Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Abstrak

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

PEMANFAATAN SILASE KULIT BUAH KAKAO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KAMBING PADA SISTEM INTEGRASI KAKAO-KAMBING

LUMBUNG PAKAN RUMINANSIA. Bernadete Barek Koten 1), Lilo J.M. Ch. Kalelado 1) dan Redempta Wea 1)

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani untuk

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

BAB I PENDAHULUAN. diperlukannya diversifikasi makanan dan minuman. Hal tersebut dilakukan untuk

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

APLIKASI PAKAN FERMENTASI BERBASIS HIJAUAN LOKAL PADA PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM SAPI POTONG DI KELOMPOK SAIYO SAKATO KECAMATAN IV ANGKEK KABUPATEN AGAM

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM

PERUBAHAN MASSA PROTEN, LEMAK, SERAT DAN BETN SILASE PAKAN LENGKAP BERBAHAN DASAR JERAMI PADI DAN BIOMASSA MURBEI

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

I.PENDAHULUAN. dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia. diikuti dengan meningkatnya limbah pelepah sawit.mathius et al.,

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

: pendampingan, vokasi, kelompok keterampilan, peternakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

Pemamfaatan jerami padi fermentasi dengan menggunakan teknologi. pengepresan Jerami sebagai sumber pakan sapi untuk meningkatkan

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

Transkripsi:

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO Cathrien A. Rahasia 1, Sjenny S. Malalantang 2 J.E.M. Soputan 3, W.B. Kaunang 4, Ch. J. Pontoh 5 1,2,3,4,5 Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi cathrien_rahasia@yahoo.com sjenny_sm@yahoo.com ABSTRAK Rendahnya produktivitas ternak sapi potong yang dipelihara oleh Kelompok Tani Kalisapun dan Makantar Kelurahan Mapanget Barat Kota Manado disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh anggota Kelompok tentang sistem pemeliharaan ternak sapi potong. Tidak tersedia kandang, hijauan pakan berkualitas, system pengelolahan limbah pertanian dan peternakan menyebabkan pengembangan usaha peternakan dikelompok ini berjalan sangat lamban. Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Tani Kalisapun dan Makantar antara lain bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pakan berkualitas melalui ketersediaan kebun percontohan hijauan pakan unggul, pengelolaan limbah pertanian dan peternakan melalui pengenalan, penyebarluasan, alih teknologi pakan dalam upaya optimalisasi pemenuhan kebutuhan pakan sapi potong. Metode yang digunakan dalam pencapaian tujuan tersebut dengan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan aplikasi pembuatan kandang percontohan, penanaman hijauan pakan unggul, pengolahan limbah pertanian tanaman jagung sebagai pakan alternatif dimusim kemarau, pengolahan limbah pertanian sebagai pupuk organik dan biogas energi alternatif. Kesimpulan yang diperoleh adalah Peningkatan pengetahuan peternak tentang sistem pemeliharaan ternak dalam kandang percontohan, kebun percontohan hijauan pakan unggul, ketersediaan hijauan pakan secara berkelanjutan, pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik dan biogas. Kata kunci: sapi potong, kandang, hijauan unggul, silase, amoniasi, biogas PENDAHULUAN Pengembangan peternakan sapi potong pada Kelompok Tani Kalisapun dan Makantar Kelurahan Mapanget Barat Kota Manado megalami kendala kurangnya pakan berkualitas terutama pada musim kemarau. Pemberian bantuan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara pada Tahun 2014 sebanyak 19 ekor tidak didahului oleh kesiapan penanaman hijauan pakan unggul dan pelatihan pengolahan limbah pertanian sebagai pakan berkualitas dan cadangan pakan dimusim kemarau. Kendala lainnya adalah minimnya pengetahunan mengenai penyusunan ransum berkualitas sehingga ternak peliharaan kelompok hanya diberikan pakan apa adanya. Berakibat pada pertumbuhan sapi potong lokal pada kelompok ternak tersebut masih sangat rendah dengan kondisi pakan hijauan rumput lapangan 75

pada musim penghujan dan kekurangan pakan disaat musim kemarau tanpa pakan tambahan, sehingga kebutuhan nutrisi ternak sapi potong tidak mencukupi dan berpengaruh terhadap produktivitasnya. Pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging (Hartanto, 2008) ; sehingga penyusunan ransum tidak hanya harus mencukupi kebutuhan nutrisi tetapi juga harus secara ekonomis menguntungkan. Informasi yang diperoleh dari kelompok tani bahwa produksi limbah pertanian yang terbanyak di kelompok ini adalah jerami jagung. Setiap tahunnya anggota di kelompok ini menanam jagung sekitar 100 hektar. Produksi limbah tanaman jagung yang melimpah di Kelurahan Mapanget Barat Kecamatan Mapanget sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan baku pakan berkualitas. Pengembangan peternakan diharapkan dapat mendorong peningkatan potensi sumber daya lokal, khususnya ternak sapi potong sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya peternak. Salah satu upaya untuk pengembangan sapi potong adalah dengan kontinuitas penyediaan pakan ternak yang berkualitas, baik hijauan maupun konsentrat. BPMPT (2011), melaporkan pakan ruminansia terdiri dari hijauan sebagai sumber serat. Hijauan merupakan bahan pakan pokok ternak ruminansia yang pada umumnya terdiri atas daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian atau jenis kacangkacangan.,pakan dapat digolongkan ke dalam sumber protein, sumber energi dan sumber sumber serat kasar. Hijauan pakan ternak merupakan sumber serat kasar yang utama yang berasal dari tanaman yang berwarna hijau. Agar pakan tersebut dapat bermanfaat bagi ternak untuk menghasilkan suatu produk, pakan harus diketahui kandungan zat zat yang terkandung didalamnya seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Rasjid, 2012). Permasalahan yang dihadapi kelompok Tani Kalisapun dan Makantar adalah limbah pertanian yaitu berupa tanaman jagung, belum dimanfaatkan sebagai pakan yang berkualitas. Untuk meningkatkan penyediaan pakan ternak secara kontinyu maka di introduksikan penanaman hijauan pakan unggul berupa Rumput Gajah Dwarf, Arachis Pintoi dan Brachiaria Humidicola. Pengolahan limbah pertanian seperti Silase dengan penambahan molases dan tepung jagung. Amoniasi penambahan urea. Proses silase dapat meningkatkan kadar protein(15%) limbah tanaman dengan penambahan molases, dedak dan EM4 (Kushartono B dan 76

Iriani N, 2005). Diharapkan formula penambahan Molases dan amoniasi dapat meningkatkan produktivitas sapi potong yang dipelihara secara semi intensif dan intensif. Aplikasi inovasi silase berbasis sumberdaya lokal masih sangat terbatas (belum banyak dilakukan oleh mayarakat). Oleh karena itu diperlukan alih teknologi tepat guna kepada para peternak sapi potong di Kelurahan Mapanget Barat Kecamatan Mapanget sebagai mitra dalam pelaksaanaan Iptek bagi Masyarakat untuk dapat membuat formula pakan sapi potong dengan penggunaan silase dan amoniasi yang dapat meningkatkan produktivitas sapi potong dan dapat menekan biaya pakan. Melalui aplikasi inovasi pengawetan pakan berbasis pemanfaatan limbah pertanian dapat diubah menjadi produk (daging) bernilai dan berdaya jual tinggi. METODE KEGIATAN IbM Solusi yang ditawarkan kepada mitra Kelompok Tani Kalisapun dan Makantar Kelurahan Mapanget Barat Kecamatan Mapanget Kota Manado dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat bersama Tim Universitas Sam Ratulangi untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan pakan ternak secara kontinyu dan peningkatan pemanfaatan limbah pertanian jerami jagung yang ada di Kelompok Tani Kalisapun dan Makantar Kelurahan Mapanget Barat Kota Manado adalah inovasi pembuatan silase dan amoniasi untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi potong, sebagai upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak di wilayah tersebut. Pemberdayaan peternak yang diarahkan pada kegiatan peningkatan daya saing dan partisipasi masyarakat melalui peningkatan kapasitas dan kelembagaan SDM peternak dan kelompok ternak dengan berbagai sosialisasi penyuluhan serta pelatihan inovasi pembuatan amoniasi dan silase sebagai pakan ternak sapi potong. Kegiatan dilakukan dalam waktu 8 bulan untuk realisasi program IbM. Metode pendekatan yang dilakukan pada kegiatan terdiri dari tiga tahap : A. Tahap Pembinaan B. Tahap Pelatihan C. Tahap Aplikasi D. Tahap Evaluasi Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan IbM ini adalah berbagai jenis hijauan, limbah pertanian jerami jagung, cara pembuatan formula ransum yang diperoleh dari Kelurahan Mapanget Barat Kecamatan Mapanget Kota Manado. 77

HASIL DAN PEMBAHASAN Ternak Sapi Lokal memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai bahan pangan, pendapatan, sumber tenaga kerja dan sumber pupuk untuk kesuburan tanah. Pengembangan ternak sapi dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, caranya dengan sistem yang terintegrasi dengan perkebunan dan tanaman pangan. Standar ukuran berat tubuh Sapi 329,14 g/ekor betina 443,442 g/ekor jantan (Paputungan dan Manoppo, 2009), pemeliharaan yang baik dengan pemenuhan kebutuhan pakan yang baik mampu mencapai berat badan yang optimal (Hariyono, 2010). Pemeliharaan sapi Potong di Kelurahan Mapanget Barat Kecamatan Mapanget bersifat tradisional, hanya diikat diareal pertanaman kelapa dan dipindahkan jika rumput disekitar telah habis. Jenis pakan berupa hijauan pakan ternak berupa rumput lapangan, alang-alang, limbah pertanian tanaman jagung yang belum diolah. Setelah dilakukan penyuluhan, pelatihan dan aplikasi telah melalui kebun percontohan telah tersedia hijauan pakan unggul berupa tanaman Rumput Gajah Dwarf, Arachis Pintoi dan Brachiaria Humidicola serta pengolahanlimbah pertanian berupa silase dan amoniasi. Pengenalan teknologi pembuatan silase dan amoniasi melalui penyuluhan dan pelatihan telah memberi hasil positif dan meningkatkan sumber daya peternak. Hal ini dimungkinkan karena proses pembuatan silase dan amoniasi dapat dikerjakan peternak dengan mudah dan dengan biaya yang murah. Peternak sapi potong di Kelurahan Mapanget Kecamatan Mapanget, masih minim pengetahuannya tentang pembuatan silase dan amoniasi. Tidak terbiasanya peternak mengunakan pakan tersebut untuk ternak sapi potong terlihat dari hasil kuisioner awal (pre test) yang menunjukkan peternak belum mengetahui manfaat silase dan amoniasi. Setelah dilakukan penyuluhan dan praktek pembuatan amoniasi dan silase menunjukkan respon yang positif yang berarti terjadi peningkatan pengetahuan peternak tentang manfaat amoniasi dan silase dalam upaya penyediaan kebutuhan gizi ternak terutama dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang melimpah sehingga dapat menekan biaya produksi. Pada kegiatan ini perangkat desa juga ikut terlibat, sehingga sangat mendukung kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dan diharapkan pengetahuan ini dapat disebarluaskan ke wilayah sekitarnya. Respon kemampuan peternak dalam pembuatan pakan konsentrat plus sebagai pakan lengkap dengan menggunakan hijauan atau limbah pertanian lainnya merupakan upaya dalam meningkatkan produktivitas sapi potong yang memberi hasil yang positif. 78

Kesimpulan : 1. Peningkatan pengetahuan peternak tentang pemanfaatan limbah pertanian tanaman jagung melalui silase dan amoniasi sebagai pakan alternatif dicampur dalam pakan konsentrat sebagai sumber pakan terutama pada musim kemarau, dan pengetahuan tentang penyusunan ransum sapi potong. 2. Peternak dapat membudidayakan penanaman rumput Gajah dwarf, Arachis Pintoi dan Brachiaria Humidicola sebagai hijaunan pakan unggul 3. Setelah di Kandangkan Peternak dapat mengolah limbah peternakan dan membuat pupuk organik 4. Tersedia digester biogas, biogas dan pupuk organik melalui sludge biogas Saran 1. Dapat disarankan bagi para peternak di wilayah Desa Masaran Kecamatan tragah dan Desa kampak Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan dan sekitarnya, agar secara rutin melakukan pembuatan silase dan amoniasi dengan metode-metode yang telah diajarkan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sam Ratulangi agar dapat digunakan secara optimal 2. Perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut mengenai manajemen dan analisa usaha peternakan sapi potong pada kelompok peternak di Kecamatan tersebut dan sekitarnya. UCAPAN TERIMA KASIH Tim Pelaksana kegiatan IbM menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Riset dan Teknologi, Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Sam Ratulangi Tentang Pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat. DAFTAR PUSTAKA BPMPT Bekasi Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Bekasi. 2011. Buku Hasil Uji Bahan Pakan. Bekasi (ID): BPMPT. Hanum. Z dan Usman. Y. 2011. Agripet. Vol 11 No.1. April 2011 Hartanto. 2008. Estimasi Konsumsi Bahan kering, Protein Kasar, Total Digestible Nutriens dan Sisa Pakan pada Sapi Peranakan Simmental. Agromedia 26 (2). Hal: 34-43. Hariyono, M.B., Hartutik, A. Dzazuli dan Sri Andayani. 2010. Economic Potential of 79

Raising Livestock in Area Post Suramadu Madura. Jurnal Ternak Tropika Vol. 11, No.2: 11-22. Kushartono B dan Iriani N. 2005. Silase Tanaman Jagung Sebagai Pengembangan Sumber Pakan Ternak. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Paputungan, U dan J. H. Manoppo. 2009. Produktivitas sapi PO yang Diberi Pakan Tambahan Urea Gula Merah Block. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Lemlit Unsrat Rasjid Sjamsuddin. 2012. The Great Ruminant: Nutrisi, Pakan, dan Manajemen Produksi. Penerbit: Brilian Internasional Surabaya. Salendu A. H. S. Pengembangan Ternak Sapi Lokal Berwawasan Lingkungan di Sulawesi Utara. 2011. Prosiding SNaPP: Sains, Teknologi dan Kesehatan. LPPM Unisba Vol 2. No1. P(545) 80