Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK SANTRI MELALUI BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI PONDOK PESANTREN DARUL HUDA, JABON, SIDOARJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

PEMBUATAN DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI ANALISIS USAHA JAMUR BAGI CALON PETANI JAMUR TIRAM DI DESA MEREMBU BARAT MEKAR

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

Analisis Usaha Ternak Cacing dan Pupuk Kascing (Bekas Cacing)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Lampiran 1. Layout Penelitian

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pesat hal ini ditandai dengan besarnya permintaan pasar akan jamur, bahkan bisnis

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak kawasan pesisir yang kaya dan sangat produktif, tetapi

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA DESA KECAMATAN SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN. (Sabtu, Tanggal 10 Mei 2015)

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Renstra BKP5K Tahun

I. PENDAHULUAN. khususnya lahan pertanian intensif di Indonesia semakin kritis. Sebagian besar

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM

BUSINESS DEVELOPMENT TUNGGAKSEMI AFFINITY GROUPS IN ORDER TO IMPROVEMENT FOOD SECURITY IN SUMBEREJO VILLAGE BATU DISTRICT BATU CITY)

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

INTRODUKSI TEHNOLOGI PENGOVENAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN BAKPIA

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA MISKIN MELALUI WIRAUSAHA PENGOLAHAN LIMBAH PASAR MENJADI PUPUK KASCING DI DESA TEGALSARI, BRUNO, PURWOREJO

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

KAJIAN KOMPOSISI MEDIA UTAMA DAN PENAMBAHAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae). SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA AKSI DAERAH PEMANFAATAN DANA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI PROVINSI JAMBI

PELAKSANAAN USAHA DAN PERKEMBANGANNYA

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Agus Nugroho Setiawan Septi Nur Wijayanti

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

hutan secara lestari.

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

(19) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah; (20) Peningkatan pelayanan kedinasan Bupati/Wakil Bupati; (21) Pengembangan budaya baca d

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA PUDAK KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUAROJAMBI. (Sabtu, 16 Mei 2015)

FAKTOR FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN

I b M Pengembangan Jamur Tiram Di Paguyuban Budidaya Jamur Di Desa Milir Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OPTIMASI PENYANDANG CACAT MENUJU KEMANDIRIAN FINANSIAL

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

USAHA KRIPIK DI DESA MALAKOSA DAN DESA TUMPAPA INDAH KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROPINSI SULAWESI TENGAH

V. GAMBARAN UMUM KPJI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

Transkripsi:

Ipteks bagi Masyarakat Petani Jamur Tiram Penyandang Disabilitas di Purworejo Didik Widiyantono 1*, Niswatun Hasanah 2 1 Program studi Agribisnis/Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purworejo 2 Prodi studi Bahasa Inggris, Akademi Bahasa Asing Sinema Yogyakarta *Email: didikwidiyantono2012@gmail.com Keywords: Disabilitas; jamur tiram; kube. Abstrak Program ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok penyandang disabilitas dengan memberikan ketrampilan usaha jamur tiram dan pangan olahan berbasis jamur tiram. Kegiatan ini melibatkan 2 (dua) mitra yaitu 2 (dua) kelompok penyandang disabilitas yang membudidayakan jamur tiram. Metode yang digunakan untuk merealisasi tujuan tersebut adalah penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan secara intensif selama program berlangsung. Aspek produksi yang ingin dicapai dari program pemberdayaan masyarakat ini adalah peningkatan pendapatan kedua mitra. Sedangkan aspek manajemennya meliputi peningkatan kemampuan penanganan manajemen dan terbentuk kelompok usaha bersama (kube) penyandang disabilitas yang berwirausaha jamur tiram dan olahannya. Program ini memiliki dampak kelompok penyandang disabilitas tersebut (1) memiliki kumbung berkapasitas 7500 baglog; (2) alat press baglog; (3) alat sterilisasi baglog berkapasitas 500 baglog; (4) ruang untuk pengomposan media jamur tiram berukuran 4x8 dan berpaving. Kelompok penyandang disabilitas memiliki peluang menjadi produsen (1) baglog jamur tiram; (2) jamur tiram segar; (3) pangan olahan berbasis jamur; (4) kompos kascing, dan (5) cacing lumbricus. 1. PENDAHULUAN Sumber daya manusia, produktifitas, efektifitas, dan kreatifitas seolah telah menjadi harga mati untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut memunculkan isu penting tentang diskriminasi terhadap kelompok penyandang cacat (disabilitas). Kelompok ini dipandang sebagai warga negara yang tidak produktif, tidak kreatif, tidak inovatif, dan merupakan manusia yang lemah mobilitasnya.akibatnya ada pembatasan gerak kelompok disabilitas untuk berpartisipasi dalam berbagai aspek, baik aspek ekonomi, pendidikan, keagamaan dan lain-lainnya. Hasil survey ICF (International Classification of Functioning, Disability and Health) di 14 propinsi menunjukkan bahwa sebagian besar penyandang disabilitas tidak bekerja yaitu sebesar 74,4 persen [1]. Hasil survey tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah penyandang disabilitas yang bekerja hanya 25,6 persen dan 39,9 persen di antaranya bekerja sebagai petani. Kondisi penyandang disabilitas yang tidak bekerja tersebut cenderung akan mengancam ketahanan pangan rumah tangganya. Selain masalah pekerjaan yang berimbas pada ketahanan pangan rumah tangganya, berbagai tantangan masih terus dihadapi oleh ISSN 2407-9189 233

penyandang disabilitas. Berbagai tantangan penyandang disabilitas tersebut antara lain di bidang (1) Gambar 1. Jenis Pekerjaan Disabilitas perundang-udangan terkait sosialisasi dan implementasinya; (2) pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan; dan (3) rehabilitasi pendidikan belum dapat dikatakan sukses meskipun Kemendiknas telah mengembangkan pendidikan inklusif [2]. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pemberdayaan ekonomi kelompok disabilitas agar kehidupannya menjadi lebih baik. Salah satu usaha agribisnis yang berpeluang dilakukan oleh kelompok disabilitas adalah budidaya jamur tiram. 2. METODE Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut di atas maka metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah : a. Pendidikan dan pelatihan. Metode pendidikan digunakan untuk membuka wawasan dan metode pelatihan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut terhadap teknologi tepat guna yang terkait dengan aspek produksi dan manajemen b. Pendampingan secara intensif. Berdasarkan materi yang diberikan selama penyuluhan dan pelatihan, kedua mitra didampingi untuk menerapkannya dalam praktek keseharian, khususnya selama pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Peningkatan Produksi Baglog Mitra kegiatan ini adalah kelompok Kautaman dan kelompok Restu Abadi. Kelompok Kautaman merupakan penyandang disabilitas yang memiliki ketertarikan untuk mengembangkan jamur tiram namun belum produktif karena tidak memiliki modal. Sedangkan kelompok Restu Abadi merupakan kelompok petani jamur tiram yang sudah memulai usaha namun masih perlu ditingkatkan kapasitasnya. Oleh karena itu untuk meningkatkan kapasitasnya, kelompok ini diberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) tentang agribisnis jamur tiram. Materi pendidikan meliputi motivasi agribisnis jamur tiram dan teknis budidayanya. Sedangkan materi prakteknya mulai dari pengomposan media jamur tiram sampai inokulasi bibit jamur tiramnya. Gambar 2. Produksi Baglog Kelompok Kautaman saat ini telah mampu memproduksi baglog jamur tiram. Fasilitas yang diperoleh dari kegiatan ini dalam rangka meningkatkan produksi baglognya adalah (1) ruang berukuran 4 x 8 meter berpaving yang dapat digunakan untuk pengomposan media kamur tiram, membuat baglog dengan mesin pres, sterilisasi baglog dan inokuasi bibit 234 ISSN 2407-9189

jamurnya; (2) alat pres baglog; dan (3) alat sterilisasi baglog. Rata-rata satu orang disabilitas mampu membuat baglog sampai siap sterilisasi sejumlah 50 baglog per jam sehingga dalam satu hari orang kerja mampu diproduksi 350 baglog. Indeks upah membuat baglog saat ini senilai Rp. 300, maka dalam satu hari orang kerja dapat diperoleh upah Rp. 105.000 per hari kerja. Oleh karena itu dalam 25 hari kerja akan diperoleh pendapatan sejumlah Rp. 2.625.000. Salah satu organisasi penyandang disabilitas di kabupaten Purworejo adalah Ikatan Disabilitas Purworejo (IDP) dengan jumlah anggota tercatat sebanyak 250 orang. Namun demikian yang aktif dalam pertemuan rutin bulanan hanya sekitar 50 orang. Hal ini salah satu penyebabnya adalah kesulitan dalam mobilitas. Sedangkan menurut Dinas sosial dan pemberdayaan perempuan kabupaten Purworejo jumlah disabilitas di kabupaten Purworejo sekitar 6.500 orang. Berdasarkan data tersebut maka salah satu pasar potensial untuk produksi baglog adalah penyandang disabilitas di kabupaten Purworejo. Penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan mobilitas atau lebih sering berada di rumah dapat dimotivasi utnuk menjadi petani jamur tiram. Gambar 3. Alat Sterilisasi Baglog Alat sterilisasi (oven) baglog seperti tampak pada gambar 3 tersebut berkapasitas 500 baglog untuk sekali proses sterilisasi. Bahan dari plat dengan ketebalan 2 mm, kecuali dinding bagian bawah dengan ketebalan 3 mm. Sedangkan plat untuk ketel dengan ketebalan 3 mm. Oven ini bekerja dengan sistem penguapan. Uap air panas yang berasal dari ketel melalui pembakaran menggunakan gas dialirkan melalui pipa ke dalam oven. Sterilisasi selesai setelah temperatur 1000C dicapai dan dipertahankan temperatur tersebut selama 3 jam. 3.2. Peningkatan Produksi Jamur Tiram Peningkatan produksi jamur tiram segar dikakukan dengan memperbesar kapasitas kumbung. Hal tersebut dilakukan untuk kelompok Kautaman maupun Restu Abadi. Penambahan kumbung untuk kelompok Kautaman dilakukan di rumah anggota dengan membuat kumbung berkapasitas 500 baglog, sejumlah 7 rumah tangga. Tempat tinggal ketujuh anggota ini berada di kecamatan yang berbeda yatu kecamatan Bayan, Grabag, Gebang, Kutoarjo, Butuh, dan Kemiri. Hal ini merupakaan satu ISSN 2407-9189 235

peluang agar kumbung berkapasitas 500 baglog tersebut bisa menjadi percontohan untuk disabilitas yang bertempat tinggal di kecamatan tersebut. Gambar 4. Kumbung Berkapasitas 500 baglog Kumbung berkapasitas 500 baglog tersebut dapat dijadikan model untuk peningkatan ketahanan pangan rumah tangga keluarga miskin. Hal tersebut karena investasinya cukup terjangkau sekitar Rp.1.500.000 dengan rincian biaya pembuatan kumbung sebesar Rp. 500.000 dan biaya pembelian baglog Rp. 1.000.000 dengan asumsi harga baglognya Rp 2.000. Harga jamur tiram segar di kabupaten Purworejo berada pada kisaran Rp. 11.000 Rp. 12.000. Selama ini anggota kelompok Restu Abadi yang memproduksi baglog, tidak memiliki kumbung untuk budidaya jamur tiram. Seluruh produksi baglognya untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Oleh karena itu untuk menambah pendapatannya sekaligus untuk kelompok Restu Abadi, maka telah difasilitasi pembuatan kumbung berkapasitas 3000 baglog. Gambar 5. Kumbung Kapasitas 3000 Baglog Kumbung berkapsitas 3000 baglog tersebut diharapkan mampu menambah pendapatan anggota kelompok Restu Abadi. Pembangunan kumbung ini untuk bagian yang tidak mungkin diselesaikan secara kerja bakti oleh anggota disabilitas, maka menggunakan jasa tukang. Pembuatan kerangka baglog dan pemasangan dinding plastik dilakukan sendiri oleh anggota kelompok Restu Abadi. 3.3. Pangan Olahan Berbasis Jamur Tiram Upaya peningkatan pendapatan petani jamur tiram penyandang disabilitas tidak hanya menjadi produsen baglog dan jamur tiram segar melainkan juga pangan lahan berbasis jamur tiram. Salah satu produk yang sekarang sedang dikembangkan adalah keripik jamur. Gambar 6. Pembuatan Keripik Jamur Pembuatan keripik jamur dilakukan untuk mengantisipasi jika jamur tiram segar tidak terjual habis di pasar. Keripik jamur dijual dengan harga Rp. 70.000 per kg. Selama ini pembuatan keripik jamur masih berdasar pesanan. Selama tiga bulan terakhir ini kelompok Kautaman secara rutin telah memperoleh pesanan keripik jamur tiram rata-rata 10 kg per bulan. Bahan jamur tiram segar yang dibutuhkan hampir dua kali lipat dari keripik jamur yang dihasilkan, artinya untuk memproduksi 10 kg keripik jamur dibutuhkan 20 kg jamur tiram segar. Hal in menunjukkan bahwa potensi pasar jamr tiram segar sangat baik [3]. 236 ISSN 2407-9189

menjadi beberapa produsen tersebut memungkinkan terjadi penigkatan pendapatan keluarga penyandang disabilitas. Gambar 7. Budidaya Cacing Tanah Limbah yang dihasilkan dari usaha jamur tiram adalah sisa-sisa panen berupa tangkai, akar dan baglog bekas jamur tiram. Limbah ini masih dapat dimanfaatkan secara ekonomis yaitu untuk usaha ternak cacing. Ada 2 hasil yang diperoleh dari usaha ini yaitu pupuk kascing dan populasi cacing lumbricus yang terus meningkat. Pupuk kascing selama ini dijual dengan harga Rp. 1.250 per kg sedangkan cacing lumbricus dijual dengan harga Rp. 50.000 per kg. 4. KESIMPULAN Berdasarkan paparan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui penerapan ipteks bagi masyarakat petani jamur tiram penyandang disabilitas di Purworejo sangat strategis. Penerapan ipteks ni terbukti mampu mendorong kelompok disabilitas untuk menjadi produsen : (1) baglog jamur tiram; (2) jamur tiram segar; (3) pangan olahan berbasis jamur; (4) pupuk kascing; dan (5) cacing lumbricus. Peluang beraktivitas UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kemenristekdikti karena artikel ini disusun berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat dengan pendanaan dari Kemenristekdikti dalam skim Ipteks bagi Masyarakat. Selain itu ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Ikatan Disabilitas Purworejo (IDP) yang telah menjadi mitra dalam kegiatan ini. REFERENSI [1] Irwanto, Eva Rahmi Kasim, Asmin Fransiska, Mimi Lusli, Okta Siradj. 2010. Analisis Situasi Penyandang Disabilitas Di Indonesia: Sebuah Desk-Review. Pusat Kajian Disabilitas Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Indonesia. [2] Surwanti, Arni. 2014. Model Pemberdayaan Ekonomi Penyandang Disabilitas di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol.5 No.1 Maret 2014. Yogyakarta. [3] Susilawati dan Budi Raharjo. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Jamur Tiram Putih. Materi Pelatihan Agribisnis, BPTP Sumatera Selatan. ISSN 2407-9189 237

238 ISSN 2407-9189