ekonomi Kelas X TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN KTSP & K-13 A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

MIKROEKONOMI RESUME TEORI KESEIMBANGAN KONSUMEN

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi.

BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN

L/O/G/O TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Pengantar Ekonomi Mikro

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN: TEORI NILAI GUNA (UTILITY) EKONOMI MIKRO 1

Teori Perilaku Konsumen MILA SARTIKA, SEI MSI

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 4 PERILAKU KONSUMEN

Pertemuan Ke 4. Teori Tingkah Laku Konsumen

Modul 4. Teori Perilaku Konsumen

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) EKONOMI KEGIATAN EKONOMI DAN PELAKUNYA KEGIATAN PRODUKSI:

IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori Tingkah Laku Konsumen dan Teori Nilai Guna (Utility) Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Guna Batas

Qx TUx MUx

Pengantar Ekonomi Mikro

TEORI PERILAKU KONSUMEN

N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M - U N I V E R S I T A S E S A U N G G U L

AKUNTANSI PILIHAN Kelas X MIA PERAN PELAKU EKONOMI

Materi Presentasi. Teori Perilaku Konsumen dan Pilihan Konsumen. Sayifullah Analisis Utilitas

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pertemuan 4 & 5 Izzani Ulfi

TEORI KONSUMSI (PERILAKU KONSUMEN)

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

Materi 3 Ekonomi Mikro

Modul ke: Perilaku Konsumen. Fakultas EKONOMI. Triwahyono SE.MM. Program Studi Manajemen.

PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

Pengantar Ekonomi Mikro

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

Model Utilitas Kardinal dan teori permintaan

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

Teori Ekonomi Mikro. Teori Permintaan Konsumen: Analisis Kurva Kepuasan Sama. (Indifference Curve)

Ekonomi Mikro. Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa Menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai

Pengantar Ekonomi Mikro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Household Behavior and Customer Choice

6FEB. Pengantar Ekonomi Mikro. Teori Perilaku Konsumen: Ordinal Utility Approach. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Modul ke: Fakultas

Kebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan

Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta

Teori Perilaku Konsumen Ordinal Utility

TUGAS PENGANTAR EKONOMI KELOMPOK 6 : 1. Alvin Kharisma Catra ( ) 2. Annisa Widiyanti ( ) 3. Merry Inriama ( )

Teori Perilaku Konsumen Cardinal Utility

Soal kasus 5.1 Jawaban soal kasus 5.1 Soal kasus 5.2 Jawaban soal kasus 5.2 Soal kasus 5.3 Jawaban soal kasus 5.3

BAB 2 - TEORI PERILAKU KONSUMEN

Perusahaan dan produksi

Memberi pengetahuan tentang teori permintaan konsumen dan teori utilitas. Memahami tingkah laku konsumen dalam pasar. Memahami konsep kurva

Template Standar Powerpoint

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB V TEORI (PERILAKU) KONSUMSEN

Teori Konsumsi dan Utilitas. Copyright 2004 South-Western

Bab 6 Analisis Perilaku Konsumen. Ekonomi Manajerial Manajemen

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar ekonomi mikro.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI

TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN ANALISIS KURVA KEPUASAN SAMA

TEORI KEPUASAN KONSUMEN FEB Manajemen S-1

Rangkuman Ekonomi. By Shanisa Rahmaputri D X-IIS 1

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

TEORI TINGKAH LAKU KONSUMEN

PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 Teori Prilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

EKONOMI MIKRO TEORI PRODUKSI

TEORI PRILAKU KONSUMEN. Dr. Syafrizal Chan, SE, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi

PENGANTAR EKONOMI JENJANG : D3 AKUNTANSI : ATA : PENDEKATAN TEORI DAN PENERAPANNYA : WAJIB MEMBERIKAN KASUS DAN PEKERJAAN PENEKANAN

PERILAKU KONSUMEN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ada dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal

Modul 5. Teori Perilaku Produsen

Materi 4 Ekonomi Mikro

Teori Perilaku Konsumen (lanjutan) Bab IV Model Kurva Indiferens

Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN

Template Standar Powerpoint

BAB 6 PERILAKU PRODUSEN

III KERANGKA PEMIKIRAN

PPT 6 TEORI PERILAKU KONSUMEN : ORDINAL UTILITY APPROACH

Teori Produsen dan Teori Konsumen

Pengantar Ekonomi Mikro PENDEKATAN PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah. permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga

Kuliah IV-Analisis Perilaku Produsen: Konsep Produksi

Pengantar Ekonomi Mikro

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial

Prinsip Dasar Kepuasaan Konsumen

Teori Prilaku konsumen

TEORI PREFERENSI KONSUMEN

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 07FEB. Teori Prilaku Konsumen (Ordinal Approach) Fakultas. Desmizar, S.E., M.M. Program Studi Manajemen

URAIAN MATERI A. Konsumsi 1. Pengertian Konsumsi 2. Tujuan Kegiatan Konsumsi 3. Teori Perilaku Konsumen

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB II KEGIATAN EKONOMI KONSUMEN DAN PRODUSEN

Pengantar Ekonomi Mikro

PERAN PELAKU KEGIATAN EKONOMI

Transkripsi:

KTSP & K-13 Kelas X ekonomi TEORI PERILAKU PRODUSEN DAN KONSUMEN Semester 1 KelasX SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami pola dan teori perilaku konsumen. 2. Memahami pola dan teori perilaku produsen. 3. Memahami konsep dasar dari kurva isocost dan isoquant. A. POLA PERILAKU KONSUMEN a. Konsep Dasar Konsumsi Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia muncul dari hal yang sederhana sampai hal yang kompleks. Artinya, manusia pasti akan memenuhi kebutuhannya dengan cara konsumsi. Kegiatan konsumsi yang terus-menerus ini harus diimbangi dengan kegiatan lainnya seperti produksi. Kedua kegiatan tersebut bersifat sangat berkaitan. Pengertian konsumsi adalah kegiatan menghabiskan nilai guna barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi, semua benda yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya disebut dengan benda konsumsi, sementara pelaku kegiatan konsumsi disebut dengan konsumen. Namun, tidak selamanya kegiatan menggunakan suatu benda disebut konsumsi. 1

Besar kecilnya tingkat konsumsi seseorang akan sangat bergantung pada pendapatan yang dimiliki oleh konsumen. Apabila pendapatan (Y) berubah, akan mengakibatkan konsumsi (C) dan tabungan (S) pun berubah. Tujuan yang ingin dicapai oleh konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah kepuasan maksimum. Perilaku konsumen timbul akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi dan adanya keinginan untuk mengonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya agar diperoleh kepuasan maksimal di sisi lainnya. Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan. Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat apabila makin banyak dikonsumsi, makin besar manfaat yang diperoleh. b. Teori Perilaku Konsumen Dalam mengonsumsi barang dan jasa, manusia dihadapkan pada suatu kendala atau keterbatasan, baik dari sisi pendapatan maupun ketersediaan barang tersebut. Kondisi inilah yang melahirkan perilaku konsumen. Dalam hal ini, konsumen selalu berusaha memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan kemampuan konsumen tersebut. Adapun dalam pengeluaran konsumsi, konsumen memiliki pertimbangan tersendiri. Beberapa pertimbangan yang memengaruhi tingkat konsumsi manusia adalah sebagai berikut. 1. Selera, yaitu keinginan yang muncul dari dalam hati seseorang karena adanya daya tarik terhadap suatu benda yang sangat dipengaruhi faktor psikologis. 2. Besar kecilnya tingkat pendapatan. 3. Kebiasaan konsumen. 4. Lingkungan tempat tinggal. 5. Alat distribusi, yaitu pengadaan jumlah barang di suatu tempat yang bergantung pada alat distribusi yang digunakan. Perilaku konsumen memfokuskan pada aktivitas yang berhubungan dengan konsumsi dari individu yang bersangkutan. Perilaku konsumen berhubungan pula dengan alasan dan tekanan yang memengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan pribadi. Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seseorang memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan maksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang tersebut. Untuk membahas perilaku dalam ilmu ekonomi, dikenal adanya teori perilaku konsumen, yang terakomodasi dalam pendekatan kardinal dan ordinal. 2

1. Pendekatan Kardinal Pendekatan kardinal juga dikenal dengan pendekatan marginal utility. Pendekatan kardinal dalam analisis perilaku konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang atau jasa dapat diukur dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah, atau buah. Makin besar jumlah barang yang dikonsumsi, makin besar pula tingkat kepuasan konsumen. Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasaannya dengan pendapatan yang dimiliki. Beberapa pakar ekonomi mengembangkan gagasan mengenai konsep nilai guna, seperti dari hasil penelitian Herman Heinrich Gossen yang mengenalkan konsep nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal (marjinal utility) yang terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II. Hukum Gossen I Menurut penelitian Herman Heinrich Gossen, pemenuhan kebutuhan akan suatu barang yang dilakukan secara terus-menerus, kenikmatan dari mengonsumsi barang tersebut mula-mula tinggi, namun setiap tambahan satu unit barang akan membuat tambahan kenikmatan menurun sampai akhirnya mencapai titik jenuh (titik nol). Hukum Gossen II Hukum Gossen II menyatakan seseorang akan memenuhi berbagai kebutuhannya hingga mencapai intensitas (kepuasan) yang sama. Mengingat sumber daya yang terbatas, pemenuhan kebutuhan primer akan lebih tinggi tingkat kepuasannya dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan sekunder. Demikian pula pemenuhan kebutuhan sekunder lebih tinggi tingkat kepuasannya daripada kebutuhan tersier. 2. Pendekatan Ordinal Pendekatan ordinal mengasumsikan konsumen mampu membuat urutanurutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan ordinal menggunakan analisis kurva indiferensi, yaitu kurva yang menunjukkan berbagai titik-titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama. Untuk mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi, didasarkan pada empat asumsi sebagai berikut. Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi. 3

Konsumen memiliki pendapatan dalam jumlah tertentu. Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum. Makin jauh dari titik origin, kepuasan konsumen pun makin tinggi. Kesimpulannya adalah dalam menghitung kegunaan atau manfaat suatu barang atau jasa terdapat dua pendekatan teori, yakni teori kardinal dan teori ordinal. Teori kardinal menyatakan kegunaan dapat dihitung secara nominal. Artinya, keputusan untuk mengonsumsi suatu barang didasarkan pada perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan untuk dapat mendapatlkan nilai suatu barang. Jadi, dalam pendekatan kardinal yang digunakan adalah pendekatan guna batas (marginal utility). Sementara itu, pada teori ordinal menyatakan kegunaan tidak dapat dihitung dan hanya dapat dibandingkan. Asumsi pendekatan ordinal adalah sebagai berikut. Konsumen rasional. Konsumen memiliki pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna suatu barang. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum. Konsumen konsisten, artinya apabila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, dan tidak berlaku sebaliknya. Berlaku hukum transitif, artinya apabila A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C. Dasar pemikiran dari pendekatan ini adalah makin banyak barang yang dikonsumsi makin tinggi kepuasan yang diberikan atau yang didapatkan konsumen. Gambaran mengenai kepuasan ini dapat dijelaskan melalui kurva indiferensi dan kurva garis anggaran. Kurva indiferensi (indifference curve) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Sementara garis anggaran (budget line) pada kurva menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Persinggungan di antara kedua kurva tersebut akan melahirkan keseimbangan konsumen. Berikut adalah kurva keseimbangan konsumen (persinggungan kurva indiferensi dan garis anggaran). 4

25 A Kuantitas Pakaian 20 15 10 5 0 4 8 E IC 3 IC IC 2 1 B 12 16 20 Kuantitas Buku IC 4 Dari gambar di atas diperoleh keterangan bahwa keseimbangan konsumen tercapai ketika kurva indiferensi (indifference curve/ic) bersinggungan dengan garis anggaran (budget line/bl). Pada titik tersebut, konsumen mencapai keseimbangan dalam mengonsumsi kombinasi dua macam barang (pakaian dan buku). B. POLA PERILAKU PRODUSEN a. Konsep Dasar Produksi Produksi adalah kegiatan menambah nilai kegunaan barang sehingga menjadi barang baru yang lebih bermanfaat. Produksi dikenal juga sebagai kegiatan menghasilkan atau membuat barang. Dalam ilmu ekonomi, pengertian produksi mengacu pada dua hal, yaitu sebagai berikut. 1. Produksi yang menghasilkan barang dan jasa baru sehingga dapat menambah jumlah, mengubah bentuk, atau memperbesar ukuran dari suatu barang atau jasa. 2. Produksi yang diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan atau menambah daya guna suatu barang sehingga lebih bermanfaat. Dalam menjalankan kegiatan produksi, produsen memerlukan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses produksi atau disebut juga dengan faktor produksi. Berikut adalah faktor-faktor produksi. 1. Faktor Produksi Asli Faktor produksi ini terdiri atas faktor produksi alam dan tenaga kerja. Alam adalah unsur yang digunakan dalam proses produksi, yang dapat berupa tanah, air, bahan tambang, hasil hutan, gas alam, dan bahan alam lainnya. Tenaga kerja berfungsi dalam menjalankan kegiatan produksi. Berdasarkan 5

kualitasnya, tenaga kerja dibedakan menjadi tiga, yaitu tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja kasar. Sementara berdasarkan sifat pekerjaannya, tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja jasmani dan tenaga kerja rohani. 2. Faktor Produksi Turunan Faktor produksi ini terdiri atas faktor produksi modal dan keahlian (skill). Modal adalah sesuatu yang dapat mempermudah proses produksi. Tenaga kerja dan alam perlu ditunjang oleh modal, seperti mesin, bangunan, uang, dan bentuk kekayaan lainnya. Keahlian (skill). Suatu proses produksi akan terlaksana dengan baik apabila dikelola dengan baik degan adanya kemampuan manajerial (skill). b. Teori Perilaku Produsen Tujuan produsen melakukan kegiatan produksi adalah mendapatkan laba. Di dalam aktivitas produksi terdapat biaya yang dikeluarkan oleh produsen atau dikenal dengan istilah biaya produksi. Untuk mendapatkan laba yang optimal diperlukan pengorbanan yang besarannya diharapkan dapat efisien. Dalam proses produksi terdapat dua pengelompokan, yakni produksi jangka pendek dan jangka panjang. Dalam produksi jangka pendek terdapat satu faktor produksi yang bersifat tetap, sedangkan faktor produksi lainnya bersifat variabel (berubah-ubah). Dalam faktor produksi jangka pendek maupun jangka panjang tidak terkait dengan lamanya waktu yang digunakan dalam proses produksi suatu barang, tetapi lebih pada sifat fungsi produksi yang digunakan. Artinya, fungsi produksi terkait dengan hubungan teknis antara faktor produksi dan barang yang dihasilkan dalam proses produksi. Produk sebagai output dari proses produksi sangat bergantung pada faktor produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut. Teori produksi juga melahirkan sebuah hukum The Law of Diminishing Return yang dikemukakan oleh David Ricardo. The Law of Diminishing Return atau hukum pertambahan hasil yang makin menurun adalah suatu hukum yang menyatakan apabila dalam melakukan produksi ditambahkan input secara terus-menerus, maka pertama-tama output yang dihasilkan akan meningkat, namun pada titik tertentu output tersebut akan menurun seiring dengan tetap bertambahnya input. Berikut adalah gambaran keterkaitan antara total produksi, rata-rata produksi, dan produksi marjinal dalam bentuk kurva. 6

Kurva TP, AP, dan MP 37 36 33 30 28 TP (Produksi Total) 21 Produksi 12 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tenaga Kerja AP (Rata-rata Produksi) MP (Produksi Marjinal) Hukum ini menggambarkan, apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya seperti tenaga kerja yang secara terus-menerus ditambah, maka jumlah produksi totalnya pun makin mengalami pertambahan. Akan tetapi sesudah mencapai tingkat tertentu, produksi tambahan tersebut akan makin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Hal ini kemudian menyebabkan pertambahan produksi total makin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun. Dalam produksi jangka pendek, salah satu faktor produksi bersifat tetap, sedangkan faktor produksi lainnya variabel. Dalam hal ini akan dijumpai apabila kenaikan produksi total akan berkurang seiring dengan pertambahan faktor produksi variabel yang ditambahkan secara terus-menerus. Produksi dalam jangka panjang bukan berarti proses produksi yang dilakukan membutuhkan waktu yang panjang. Namun, semua variabel yang digunakan dalam produksi berubah-ubah. c. Kurva Isocost dan Isoquant Dalam kegiatan produksi, produsen bertujuan mencapai keuntungan. Namun untuk mencapainya, produsen perlu mengombinasikan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang ingin dicapai. Dengan demikian akan dicapai keseimbangan produsen apabila kurva isoquant bersinggungan dengan kurva isocost. Berikut adalah gambar terjadinya keseimbangan produsen tersebut. 7

60 unit Modal Isoquant = 100 ton 30 unit D = Rp500.000,- Isocost 10 orang 15 orang Tenaga Kerja Kurva isoquant adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua input faktor produksi (modal dan tenaga kerja) untuk menghasilkan barang dengan kuantitas yang sama. Sementara itu, kurva isocost adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua input faktor produksi untuk menghasilkan barang dengan biaya yang sama. Persinggungan antara keduanya menghasilkan keseimbangan produsen. Jadi, berdasarkan kurva di atas terlihat keseimbangan produsen pada saat kuantitas barang sejumlah 100 ton dengan biaya Rp500.000,00. 8