Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Key Performance Indicators Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan,

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat, pelaksanaan

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DI STT ADISUTJIPTO SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM PENJAMINAN MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORE CARD BERBASIS ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA PT. MULIAOFFSET PACKINDO

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

PERFORMA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai bisnis, dewasa ini kita dapat merasakan bahwa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

LEAN ACCOUNTING, PERHITUNGAN BIAYA TARGET DAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB V PENUTUP. penyusunan, penganggaran dan pengevaluasian melalui audit BSC setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANP

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang...

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC ) Fathoni 1, Inda Kesuma S. 2

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. memenangkan persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Penilaian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang pesat, maka kebutuhan

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: och, B. N., Muslim, E., & Karina, L. (2017). Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F125-131). 2017: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi Boy Nurtjahyo Moch (1), Erlinda Muslim (2), Laura Karina (3) Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, Depok 16424 boymoch@eng.ui.ac.id ABSTRAK Perusahaan membutuhkan alat ukur kinerja yang komprehensif yang dapat mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi perusahaan. Dalam perancangan alat ukur kinerja tersebut, penelitian ini mengintegrasikan Balanced card (BSC) dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Secara spesifik, data variabel input dan output dari 4 perspektif metode BSC dipakai sebagai kerangka awal, kemudian metode DEA digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi kinerja tiap Decision-Making Units () yang ada. Model integrasi ini diuji melalui studi kasus pada perusahaan kabel terbesar di Indonesia. Hasil penelitian ini merupakan rancangan alat ukur kinerja perusahaan guna meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat bersaing dengan perusahaan yang ada di Indonesia. Kata kunci Pengukuran kinerja, efisiensi, data envelopment analysis, decision-making units, balanced scorecard I. PENDAHULUAN Pengukuran kinerja merupakan suatu kegiatan penilaian terhadap proses kerja dari suatu perusahaan untuk mengetahui apakah proses kerja yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai ataukah belum. Serta untuk mengetahui apakah perusahaan telah mencapai efisiensi dan efektivitas yang ingin dicapai atau telah ditargetkan oleh perusahaan. Yang mana tidak hanya dilihat dari output yang dihasilkan tetapi juga dilihat dari informasi terkait efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk kualitas dari barang dan jasa tersebut, perbandingan hasil penilaian dengan target yang telah ditetapkan, serta efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas suatu perusahaan atau organisasi adalah melalui penerapan Balanced card (Kaplan & Norton, 1996). Yang mana Balanced card tidak hanya mengukur kinerja perusahaan dari segi keuangan saja tetapi juga dari segi non-keuangan. Sedangkan untuk pengukuran efisiensi, salah satu alat yang dapat digunakan adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA), yang mana metode ini mengukur tingkat efisiensi melalui perbandingan antara input dan output yang dihasilkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut tentunya dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat membantu untuk menilai tingkat performa serta produktivitas perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Yang mana dari produktivitas tersebut perusahaan mengetahui tingkat efektifitas dan juga efisiensi perusahaan. Penelitian ini berupaya mengintegrasikan BSC dan DEA sebagai alat ukur kinerja yang komprehensif (Amado et al, 2012; Chiang & Lin, 2009; Roodposhti et al.,2010). Kerangka kerja hasil integrasi tersebut kemudian diujicobakan dalam sebuah studi kasus di sebuah perusahaan kabel terkemuka. II. METODOLOGI Dalam penelitian terkait pengukuran kinerja dan efisiensi ini peneliti menggunakan kombinasi dari metode Balanced card (BSC) dan Data Envelopment Analysis (DEA). Metode yang digunakan dimulai dari penentuan model rancangan alat ukur BSC-DEA, penentuan variabel F-125

Moch, Muslim, dan Karina input dan output yang akan digunakan, penentuan karakteristik model BSC-DEA, pengolahan data, serta analisis model BSC-DEA yang dihasilkan. Dalam penelitian ini proses wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan agar mendapatkan informasi serta hasil yang valid. Salah satunya dalam menentukan variabel input dan ouput yang akan digunakan peneliti tidak hanya berdasarkan studi literatur terkait penelitian terdahulu tetapi juga menyesuaikan dengan objektif dari perusahaan. Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data 2014 dan 2015. Pada tahap penentuan model rancangan alat ukur BSC-DEA dimulai dengan menentukan jumlah Decision-Making Units () yang akan dijadikan obyek penelitian. Dalam kasus ini yang menjadi adalah departemen yang dimiliki oleh PT. SUCACO Tbk. PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk, yang juga dikenal sebagai PT. SUCACO Tbk, merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi kabel yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972. Pada saat ini untuk menilai kinerja, PT. SUCACO Tbk hanya memperhatikan dari segi keuangannya saja. Belum ada metode khusus yang diterapkan oleh PT. SUCACO Tbk untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan tidak hanya dilihat dari segi finansial. Seharusnya untuk menilai kinerja suatu perusahaan harus dilakukan dan diukur sesuai dengan penjabaran visi, misi, dan strategi perusahaan yang telah dibuat. Dari total 8 departemen yang dimiliki PT. SUCACO Tbk, ditetapkan seluruh 8 departemen yang ada akan dijadikan dalam penelitian ini. Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari 8 departemen tersebut akan dilakukan proses pengolahan data dan analisis. Untuk tahapan pengolahan dan analisis ini nantinya akan diperoleh 2 jenis model. Model pertama yaitu dengan tidak memasukkan data pada departemen Balaraja. Sedangkan untuk model kedua yaitu semua data departemen diolah dan dianalisis dan kemudian akan dilakukan perbandingan efisiensi sebelum dan sesudah penghilangan departemen. Dalam penentuan variabel DEA pada penelitian ini didasari oleh 4 perspektif utama BSC yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Tabel 1 memperlihatkan variabel-varibel input dan juga output yang digunakan dalam model DEA yang diusulkan. Tabel 1 Variabel - Model Integrasi BSC-DEA Perspektif Keuangan (Financial) Proses Bisnis Internal (Internal Process Business) Pelanggan (Customer) Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) 1. Pegawai 2. Bahan Baku 1. Rate of Waste 2. 3. Depresiasi 1. Jumlah Pelanggan 1. Jumlah Penjualan 2. Jumlah Laba 1. Rate of WIP Sales 2. Pendapatan per Pelanggan 1. Jumlah Karyawan 1. Produktivita s Karyawan Model yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi kepada output maximization (input oriented). Hal ini didasarkan kepada pertimbangan pihak perusahaan yang lebih mengutamakan peningkatan output. Sedangkan untuk model return scale yang digunakan dalam penelitian ini adalah Constant Return to Scale (CSR). Kemudian setelah berhasil mendapatkan data terkait variabel input dan juga output perusahaan, data tersebut diolah dengan menggunakan bantuan software Efficiency Measurement System versi 1.3. Dimana dengan software ini akan diperoleh tingkat efisiensi relatif dari masing-masing, benchmark dan nilai intensitas, serta nilai slack dari yang berada pada kondisi inefisien. Dari hasil tersebut kemudian dapat dianalisis tingkat kinerja perusahaan dan diperoleh usulan strategi bagi perusahaan ke depannya. Berikut adalah data terkait variabel input dan output dari masing-masing perspektif tahun 2014 dan 2015. Tabel 2 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif keuangan F-126

Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi (financial) pada tahun 2014. Sedangkan tabel 3 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif keuangan pada tahun 2015. Tabel 2 Data - Perspektif Keuangan (Financial) Tahun 2014 Penjualan Bahan Laba Pegawai Bersih Baku 1 7.544 752.903 918.329 74.330 2 5.689 225.310 319.529 27.575 3 2.867 267.651 344.936 44.880 4 5.680 354.085 354.707 30.995 5 3.897 225.626 256.097 5.877 6 4.006 223.015 255.362 14.934 7 2.125 905.002 122.661 15.085 8 0 0 0 0 Tabel 3 Data - Perspektif Keuangan (Financial) Tahun 2015 Penjualan Bahan Laba Pegawai Bersih Baku 1 7.212 645.887 747.312 42.328 2 6.445 212.890 288.107 26.132 3 3.009 230.159 292.459 30.866 4 8.517 523.411 523.411 43.645 5 4.484 165.870 190.128 0.875 6 4.907 223.718 297.342 23.146 7 2.500 82.566 116.704 18.025 8 0.575 31.974 33.978 0.386 Tabel 4 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif pelanggan (customer) pada tahun 2014. Tabel 4 Data - Perspektif Pelanggan (Customer)Tahun 2014 Jumlah Pendapatan per Pelanggan Pelanggan (Perusahaan) (Ratus Juta 1 3 7634.49 2 1 3195.29 3 1 3449.36 4 2 5089.66 5 2 2560.97 6 3 2553.62 7 1 1226.61 8 0 0 Tabel 5 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif pelanggan (customer) pada tahun 2015. F-127

Moch, Muslim, dan Karina Tabel 5 Data - Perspektif Pelanggan (Customer) Tahun 2015 Jumlah Pendapatan per Pelanggan Pelanggan (Perusahaan) (Ratus Juta 1 3 7828.20 2 1 2881.07 3 1 2924.59 4 2 5218.80 5 2 1901.28 6 3 2973.42 7 1 1167.04 8 1 339.78 Tabel 6 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal (internal business process) pada tahun 2014. Tabel 6 Data - Perspektif (Internal Business Process) Tahun 2014 Rate of Waste (Ratus Juta Depresiasi (Ratus Rate of WIP Sales Juta 1 12.88 36.600 12.856 9.93 2 3.17 20.614 11.832 23.77 3 1.25 6.412 2.829 1.8 4 0.96 26.298 19.651 8.58 5 8.92 11.228 18.478 2.5 6 1.43 20.306 22.311 7.5 7 4.49 7.747 4.191 10.18 8 0 0 0 0 Tabel 7 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif proses bisnis internal (internal business process) pada tahun 2015. Tabel 7 Data - Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process) Tahun 2015 Rate of Waste (Ratus Juta Rate of Waste (Ratus Juta 1 14.84 33.757 13.284 10.9 2 11.28 26.208 19.231 11.59 3 1.91 6.629 1.166 1.77 4 3.94 29.871 17.961 9.52 5 1.78 11.050 18.376 1.92 6 2.28 20.509 22.311 6.5 7 10.40 7.197 4.180 4.86 8 4.28 1 4 7.06 Tabel 8 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) pada tahun 2014. Sedangkan Tabel 9 berisikan data terkait variabel input dan output yang digunakan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) pada tahun 2015. F-128

Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi Tabel 8 Data - Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) Tahun 2014 Jumlah Produktivitas Karyawan Karwayan (Orang) (Ratus Juta 1 122 75.273 2 101 31.637 3 21 164.255 4 141 25.112 5 95 26.958 6 92 27.757 7 76 16.140 8 0 0 Tabel 9 Data - Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) Tahun 2015 Jumlah Produktivitas Karyawan Karwayan (Orang) (Ratus Juta 1 120 62.276 2 107 26.926 3 21 139.266 4 151 34.663 5 87 21.854 6 101 29.440 7 67 17.418 8 26 339.781 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan software EMS versi 1.3 diperoleh hasil optimasi model BSC-DEA untuk perspektif keuangan pada tahun 2015. Berikut adalah hasil optimasi model BSC-DEA untuk perspektif keuangan pada tahun 2015 yang dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil Optimasi Model BSC-DEA Perspektif Keuangan Tahun 2015 Pegawai Bahan Baku Penjualan Bersih Laba 1 100.00% 1.00 0.00 1.00 0.00 0.00 {S} Pegawai {I} {S} Bahan Baku {I} {S} Penjualan Bersih {O} 2 95.74% 0.18 0.82 1.00 0.00 3 (0.00) 7 (2.47) 0.00 0.00 0.00 18.37 3 100.00% 1.00 0.00 0.18 0.82 4.00 4 77.09% 0.10 0.90 1.00 0.00 3 (1.43) 7 (0.91) 0.00 0.00 0.00 16.78 5 82.67% 0.16 0.84 1.00 0.00 3 (0.11) 7 (1.35) 0.00 0.00 0.00 26.88 6 98.87% 0.14 0.86 1.00 0.00 3 (0.47) 7 (1.38) 0.00 0.00 0.00 16.11 7 100.00% 0.00 1.00 0.00 1.00 4.00 Berikut adalah hasil optimasi model BSC-DEA untuk perspektif pelanggan pada tahun 2015 yang dapat dilihat pada Tabel 11. {S} Laba {O} F-129

Moch, Muslim, dan Karina Tabel 11 Hasil Optimasi Model BSC-DEA Perspektif Pelanggan Tahun 2015 Jumlah Pelanggan Pendapatan per Pelanggan {S} Jumlah Pelanggan {I} {S} Pendapatan per Pelanggan {O} Berikut adalah hasil optimasi model BSC-DEA untuk perspektif proses bisnis internal pada tahun 2015 yang dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil Optimasi Model BSC-DEA Perspektif Proses Bisnis Internal Tahun 2015 1 89.22% 1 1 3 (2.68) 0 0 2 98.51% 1 1 3 (0.99) 0 0 3 100.00% 1 1 6 4 89.22% 1 1 3 (1.78) 0 0 5 32.51% 1 1 3 (0.65) 0 0 6 33.89% 1 1 3 (1.02) 0 0 7 39.90% 1 1 3 (0.40) 0 0 Rate of Waste Depresiasi Rate of WIP Sales {S} Rate of Waste {I} {S} {I} {S} {S} Rate of WIP Depresiasi {I} Sales {O} 1 89.44% 0.32 0.41 0.27 1.00 (0.37) 3 (2.66) 7 (0.3 0.00 0.00 0.00 0.00 2 100.00% 0.29 0.69 0.01 1.00 2.00 3 100.00% 0.43 0.00 0.57 1.00 1.00 4 100.00% 0.46 0.00 0.54 1.00 0.00 5 51.62% 0.19 0.81 0.00 1.00 2 (0.03) 6 (0.23) 0.00 0.00 3.60 0.00 6 100.00% 1.00 0.00 0.00 1.00 1.00 7 100.00% 0.00 0.54 0.46 1.00 1.00 Berikut adalah hasil optimasi model BSC-DEA untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada tahun 2015 yang dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 13 Hasil Optimasi Model BSC-DEA Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Tahun 2015 Jumlah Karyawan Produktivitas Karyawan {S} Jumlah Karyawan {I} {S} Produktivitas Karyawan {O} 1 7.83% 1.00 1.00 3 (0.45) 0.00 0.00 2 3.79% 1.00 1.00 3 (0.19) 0.00 0.00 3 100.00% 1.00 1.00 6.00 4 3.46% 1.00 1.00 3 (0.25) 0.00 0.00 5 3.79% 1.00 1.00 3 (0.16) 0.00 0.00 6 4.40% 1.00 1.00 3 (0.21) 0.00 0.00 7 3.92% 1.00 1.00 3 (0.13) 0.00 0.00 IV. PENUTUP Penelitian ini berupaya mengintegrasikan kerangka kerja BSC dengan metode DEA. Model integrasi tersebut diuji dengan menggunakan studi kasus di perusahaan kabel terkemuka. Dari proses pengolahan data, diperoleh nilai efisiensi relatif dari masing-masing (departemen PT. SUCACO Tbk) pada tahun 2014 dan tahun 2015 berdasarkan 4 perspektif BSC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rancangan alat ukur kinerja yang diajukan dapat diimplementasikan di dunia riil perusahaan. F-130

Integrasi Balanced card dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi DAFTAR PUSTAKA Amado,C.A.F., Santos, S.P., Marques, P.M., 2012. Integrating the Data Envelopment Analysis and the Balanced card approaches for enhanced performance assessment. Omega, Vol. 4, No. 3 hlm. 390-403. Chiang, C., Lin, B., 2009. An integration of balanced scorecards and data envelopment analysis for firm's benchmarking management. Total Quality Management & Business Excellence, Vol. 20, No. 11 hlm. 1153-1172. Kaplan, R.S., Norton, D.P., 1996. The Balanced card: Translating Strategy into Action. Boston Massachusetts: Harvard Business School Press. Roodposhti, F.R., Lotfi, F.H., Ghasemi, M.V., 2010. Performance Evaluation through Data Envelopment Analysis Technique and Balanced cards Approach and its Application in Bank. Applied Mathematical Sciences, Vol. 4, No. 71, hlm. 3537-3547. F-131