Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

dokumen-dokumen yang mirip
VII. RENCANA KEUANGAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PRODUK KOPI HERBAL INSTAN TERPRODUKSI OLEH UD. SARI ALAM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

III. METODE PENELITIAN

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA BREAK EVENT POINT

A. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA PADA USAHA PENGGILINGAN IKAN TENGGIRI DI KOTA BENGKULU (STUDI KASUS HOME INDUSTRY BINTANG LAUT)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

Lampiran 1. Hasil Uji Lanjut Ortogonal Kekerasan Sumber keragaman

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

III. KERANGKA PEMIKIRAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

III. METODE PENELITIAN

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

III. METODE PENELITIAN

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DENGAN POLA KEMITRAAN (STUDI KASUS DI PETERNAKAN BU LILIS RANCAMIDIN, CIBODAS)

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

ANALISIS CASH FLOW SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KELAYAKAN USAHA PADA PETERNAKAN AYAM PETELUR SUMBER REJEKI MAKMUR PONGGOK BLITAR

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV. METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBESARAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) PENDAHULUAN

MENILAI KELAYAKAN INVESTASI DAN HASIL INVESTASI

Transkripsi:

Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C203-208). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Raditya Ardianwiliandri (1), Ceria Farela Mada Tantrika (2), Nimas Mustika Arum (3) (1), (2), (3) Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No. 167 Malang (1) raditya_ti_ub@ub.ac.id, (2) ceria_fmt@ub.ac.id, (3) nimasma@gmail.com ABSTRAK Saat ini peternak sapi perah dituntut untuk dapat meningkatkan produksi susu sapi seiring dengan meningkatnya permintaan susu di masyarakat. Salah satu komponen utama dari pakan ternak tersebut adalah rumput untuk pakan ternak sapi. Akan tetapi saat ini wilayah persawahan sebagai sumber penghasil utama rumput yang digunakan untuk pakan ternak menjadi semakin sempit sehingga para peternak kesulitan untuk mencari pakan hijauan untuk sapi khususnya di musim kemarau. Hal ini mendorong pihak koperasi sebagai salah satu pihak yang berkepentingan menciptakan inovasi produk pakan ternak baru yang merupakan paduan antara konsentrat dan hijauan. Pakan ternak baru ini nantinya akan menggantikan pakan ternak yang ada saat ini. Sebelum produksi masal dilakukan untuk produk baru pakan ternak tersebut, maka diperlukan sebuah analisis kelayakan finansial serta analisis sensitivitas. Berdasarkan analisis dengan menggunakan NPV, diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 9.201.527.868. Berdasarkan nilai NPV tersebut, maka dapat disimpulkan investasi untuk produk baru ini dapat diterima. Hasil perhitungan BEP sebesar 454.999 kg atau setara dengan Rp. 1.228.496.400 dengan PBP selama 1.1 tahun. PBP tersebut kurang dari proyeksi estimasi umur proyek selama 10 tahun, sehingga dapat dinyatakan bahwa produk baru ini dapat diterima. Analisis sensitivitas menunjukkan jika pendapatan turun 9,3%, biaya operasional naik 8,1%, dan pendapatan turun 4,4% disertai kenaikan biaya operasional 4,4% nilai NPV berubah menjadi negatif dan investasi menjadi tidak layak. Kata kunci Analisis kelayakan finansial, Analisis Sensitivitas, Break Even point, Net Present Value, Payback Period. I. PENDAHULUAN Pakan ternak untuk sapi terdiri dari konsentrat dan hijauan dengan perbandingan 60:40 (Siregar, 2008). Saat ini, pakan konsentrat telah tersedia dan diproduksi, sedangkan untuk pakan ternak hijauan harus dipenuhi secara mandiri oleh peternak. Kelangkaan pakan hijauan mulai dialami anggota Koperasi Susu di Kota Batu terutama saat musim kemarau. Selama ini masalah tersebut diatasi hanya melalui pemanfaatan pakan hijauan yang melimpah saat musim penghujan. Akan tetapi jumlah pakan hijauan tersebut semakin terbatas. Sehingga pihak koperasi melakukan inovasi untuk memproduksi pakan ternak baru yang merupakan paduan antara konsentrat dan hijauan dalam bentuk kering. Akan tetapi hingga saat ini belum dilakukan kelayakan terkait aspek fnansial terhadap produk tersebut. Sehingga diperlukan analisis terhadap aspek finansial terkait kelayakan dari produk tersebut. Aspek finansial yang dianalisis meliputi aliran kas yang berkaitan dengan proses pembuatan produk (Halim, 2009). Analisis finansial menggunakan metode NPV, BEP dan, PBP. Aspek finansial penting dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi dilakukan. Hal ini dilakukan karena setiap badan usaha tentunya menginginkan keuntungan dari adanya suatu investasi. Metode yang digunakan dalam analisis sensitivitas berdasarkan studi Ekonomi Teknik (Pujawan, 2009). Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui kepekaan produk jika terjadi perubahan pada faktor pendapatan dan biaya operasional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan di masa mendatang. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengkaji lebih dalam mengenai tingkat kelayakan produk baru dari aspek finansial serta tingkat sensitivitas terhadap perubahan biaya operasional dan pendapatan. Analisis dilakukan karena setiap badan F-203

Ardianwiliandri, Tantrika, Arum usaha tentunya menginginkan adanya perolehan keuntungan dari setiap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dilakukan kajian mengenai tingkat kelayakan produk baru dalam jangka panjang agar didapatkan informasi mengenai tingkat kelayakan produk tersebut. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif. Bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Masalah di suatu objek digambarkan dalam perumusan masalah untuk dicari penyelesaiannya. Pengolahan data didasarkan pada kajian pustaka sebagai acuan dengan penggunaan rumus. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis kelayakan dari sebuah produk. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait masalah yang dihadapi perusahaan. A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan bersumber dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan. Data sekunder tersebut antara lain: 1. Data jumlah produksi dan pendapatan produk. 2. Data biaya investasi produk. 3. Data perincian biaya produk. B. Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dari pengumpulan data kemudian diolah menggunakan metode yang relevan dengan masalah yang dirumuskan. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis tingkat kelayakan finansial dari produk baru. Metode yang digunakan yaitu NPV, BEP, dan PBP. NPV digunakan untuk mengetahui nilai aliran kas di masa mendatang. BEP digunakan untuk melihat berapa banyak produk atau rupiah yang seharusnya dicapai pada titik impas. PBP digunakan untuk mengetahui kapan investasi pada produk dapat ditutup kembali oleh aliran kas. Berdasarkan metode tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria-kriteria penerimaan atau penolakan untuk masing-masing metode. 2. Melakukan analisis tingkat sensitivitas dari produk baru terhadap perubahan biaya operasional dan pendapatan. Metode yang digunakan berdasarkan studi Ekonomi Teknik. Melalui analisis sensitivitas dengan menggunakan studi Ekonomi Teknik, akan diketahui seberapa besar kelonggaran dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya dan pendapatan. Nilai pada faktor biaya operasional dan pendapatan diskenariokan hingga mencapai nilai NPV negatif. 3. Membuat kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan pembahasan untuk menjawab tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data biaya yang berkaitan dengan proses produksi seperti pendapatan, pajak, biaya operasional, dan investasi mesin diolah untuk mengetahui aliran kas pada produk baru. Berdasarkan perhitungan aliran kas dapat diketahui NPV dari investasi yang telah dilakukan, nilai BEP, dan PBP yang kemudian dapat diketahui tingkat kelayakan produk berdasarkan kriteria pada masing-masing metode. Sumber pendapatan berasal dari penjualan produk untuk anggota koperasi. Pendapatan diestimasikan akan naik sesuai dengan kenaikan jumlah produksi. Unit Pakan Ternak melakukan pemeliharaan mesin setiap dua minggu sekali. Total biaya tiap pemeliharaan dianggarkan sebesar Rp 200.000,00. Biaya ini digunakan untuk pembersihan mesin dan pembelian peralatan pengganti. Apabila kerusakan pada mesin tergolong parah seperti baling-baling patah atau mesin tidak berfungsi akan dilaporkan pada Unit Bengkel yang dimiliki oleh koperasi. Dalam satu tahun dilakukan 24 kali pemeliharaan mesin. Untuk kerusakan pada mesin yang tergolong parah seperti penggantian motor diperlukan biaya sekitar Rp 1.000.000,00 hingga Rp F-204

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu 3.000.000,00 pada tiap mesinnya. Berdasarkan data historis, penggantian ini dilakukan setelah 2 hingga 3 tahun pemakaian. Mesin atau peralatan yang digunakan mengalami depresiasi atau penyusutan. Pada perhitungan depresiasi ini terdapat nilai sisa setelah mesin atau peralatan tersebut dipakai selama umur mesinnya. Nilai sisa dan umur mesin didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak koperasi. Nilai sisa dari masing-masing mesin dan peralatan diestimasikan sebesar 10% dari nilai investasi awal. Sedangkan umur mesin diestimasikan berdasarkan kondisi pada masing-masing peralatan dan pengalaman pada penggunaan peralatan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Penghasilan yang diperoleh untuk produk baru pada tahun 2016-2017 kurang dari Rp 4,8 Miliar maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pajak yang dibebankan sebesar 1% dari bruto. Sedangkan pada tahun 2018-2026 pendapatan berada di kisaran Rp 4,8 Miliar hingga Rp 50 Miliar maka sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pajak yang dibebankan sebesar {25% (0,6 Miliar / Bruto)} x Penghasilan Kena Pajak (PKP). Biaya operasional terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Biaya-biaya tersebut diantaranya terkait tenaga kerja, bahan baku, administrasi dan pemasaran. Untuk biaya tenaga kerja dan bahan baku jumlah mengikuti volume produksi. Sedangkan untuk biaya tidak, pemasaran, dan administrasi berjumlah tetap. A. Metode NPV Sebelum menghitung nilai NPV, terlebih dahulu dilakukan perhitungan aliran kas. Aliran kas menampilkan penjualan, subsidi, nilai sisa, total kas masuk, investasi awal, biaya operasional, total kas keluar, laba, pajak, dan laba setelah pajak. Total kas masuk merupakan penjumlahan dari penjualan, subsidi yang didapat, dan nilai sisa. Nilai sisa diperoleh berdasarkan estimasi yang dilakukan pihak koperasi yang merupakan nilai sisa akhir dari peralatan yang telah diinvestasikan untuk produk pada tahun awal produksi. Total kas keluar merupakan penjumlahan dari investasi awal dan biaya operasional. Biaya operasional meliputi biaya manufaktur dan nonmanufaktur. Laba merupakan total kas masuk dikurangi total kas keluar. Laba setelah pajak didapatkan dari laba yang dikurangi dengan pajak penghasilan. Aliran kas tahun 2016-2026 dapat dilihat pada Tabel 1. Pada tahun 2016 laba menunjukkan nilai negatif karena pada tahun ini dilakukan banyak pengeluaran untuk biaya investasi terutama mesin mixer. Tabel 1 Aliran Kas Tahun 2016-2026 Keterangan Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Pendapatan 398.212.000 3.629.772.000 7.517.772.000 9.397.215.000 11.746.520.100 14.683.150.800 Subsidi 13.700.000 Nilai sisa 1.772.000 Total kas masuk 411.912.000 3.629.772.000 7.517.772.000 9.397.215.000 11.746.520.100 14.684.922.800 Investasi awal 307.720.000 137.500.000 72.720.000 Biaya operasional 404.849.600 3.278.723.600 6.769.583.600 8.449.559.600 10.547.190.800 13.192.389.200 Total kas keluar 712.569.600 3.278.723.600 6.907.083.600 8.449.559.600 10.547.190.800 13.265.109.200 Laba -300.657.600 351.048.400 610.688.400 947.655.400 1.199.329.300 1.419.813.600 Pajak 3.982.120 36.297.720 127.333.526 176.407.281 238.571.835 311.773.165 Laba setelah pajak -304.639.720 314.750.680 483.354.874 771.248.119 960.757.465 1.108.040.435 Keterangan Tahun 2022 2023 2024 2025 2026 Pendapatan 18.353.935.800 22.942.421.100 28.678.025.700 35.847.532.800 44.809.413.300 Subsidi Nilai sisa 75.000.000 130.772.000 Total kas masuk 18.353.935.800 23.017.421.100 28.678.025.700 35.847.532.800 44.940.185.300 Investasi awal 47.500.000 820.000.000 95.000.000 50.000.000 Biaya operasional 16.490.169.200 20.578.182.800 25.711.358.000 32.119.113.200 40.145.589.200 Total kas keluar 16.537.669.200 20.578.182.800 26.531.358.000 32.214.113.200 40.195.589.200 Laba 1.816.266.600 2.439.238.300 2.146.667.700 3.633.419.600 4.744.596.100 Pajak 405.014.121 529.229.005 679.598.475 869.700.278 1.103.507.217 Laba setelah pajak 1.411.252.479 1.910.009.295 1.467.069.225 2.763.719.322 3.641.088.883 Investasi awal (I) dilakukan pada tahun ke-0. Terdapat nilai sisa (S) pada periode ke-5 dan ke-10 untuk investasi awal yang dilakukan pada tahun 2016. Nilai sisa pada tahun 2023 dan 2026 merupakan nilai sisa dari investasi peralihan mesin yang semula digunakan untuk produksi produk existing beralih menjadi untuk produk baru. Biaya operasional (O) dikeluarkan setiap tahun dan nilainya semakin besar seiring dengan kenaikan jumlah produksi. F-205

Ardianwiliandri, Tantrika, Arum Seluruh aliran kas selama umur proyek dinilaisekarangkan kemudian hasilnya dikurangi dengan nilai investasi awal. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan menurut kriteria pada teknik NPV. Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu sebesar 6,5% sesuai dengan suku bunga Bank Indonesia (SBI) terakhir pada Juli 2016. Hasil perhitungan NPV untuk produk baru dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Perhitungan NPV Produk Tahun Tahun ke- Laba Setelah Pajak (Rp) NPV (Rp) 2016 0-304.639.720-304.639.720 2017 1 314.750.680 295.540.545 2018 2 483.354.874 426.154.312 2019 3 771.248.119 638.477.055 2020 4 960.757.465 746.818.963 2021 5 1.108.040.435 808.737.480 2022 6 1.411.252.479 967.179.475 2023 7 1.910.009.295 1.229.102.852 2024 8 1.467.069.225 886.448.981 2025 9 2.763.719.322 1.568.005.079 2026 10 3.641.088.883 1.939.702.846 Total 9.201.527.868 Investasi dikatakan layak apabila nilai NPV positif atau sama dengan nol. Nilai NPV untuk tiap tahun mengalami kenaikan kecuali pada tahun ke-8. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut dilakukan investasi untuk pembelian mesin baru sehingga laba yang diperoleh berkurang. Namun jumlah nvestasi dapat tertutup oleh laba sehingga nilai NPV tetap positif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar Rp 9.201.527.868,00. Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada produk baru dinyatakan layak diterima. B. Metode BEP BEP dapat dihitung dengan satuan unit maupun nominal penjualan. Dari nilai BEP yang didapat dapat diketahui pada titik mana penjualan mengalami kondisi impas. Sebelum menghitung BEP, perlu untuk mengetahui komponen biaya yang termasuk fixed cost dan variable cost (Mulyadi, 2014). Fixed cost dan variable cost untuk produk baru dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 3 Fixed Cost dan Variable Cost Produk Komponen Biaya Fixed cost (Rp) Variable cost (Rp) Biaya tenaga kerja - 100/kg Biaya bahan baku - 2.200/kg - 70/kg - 30/kg Biaya overhead - Biaya tenaga kerja tidak - Biaya bahan baku tidak - Biaya overhead lain 36.000.000/tahun - 30.000.000/tahun - 27.600.000/tahun - 3.600.000/tahun - 1.800.000/tahun - 60.000/tahun - 4.800.000/tahun - 3.000.000/mesin 29.289.600/tahun - Administrasi umum 50.000/tahun - Pemasaran 300.000/tahun - Total 136.499.600/tahun 2.400/kg Total Produksi (kg) 1.344.360 HPP (Rp) 100/kg 2.400/kg F-206

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu BEP (unit) = (1) = = 454.999 kg BEP (Rp) = (2) = = Rp 1.228.496.400,00 Penjualan yang seharusnya dicapai atau titik impas produk yaitu 454.999 kg atau setara dengan Rp 1.228.496.400,00. Nilai ini diprediksi dapat tercapai kurang dari umur proyek yaitu selama 10 tahun maka investasi pada produk baru dinilai layak diterima atau dilaksanakan. C. Metode PBP Perhitungan PBP untuk produk baru didapatkan dari perbandingan antara nilai investasi awal yang dilakukan dengan aliran kas masuk yang dihasilkan. PBP dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat investasi dapat menutup biaya investasi yang telah dilakukan. Berikut merupakan hasil perhitungan PBP. PBP = tahun terakhir investasi belum tertutup + x 1 tahun (pers. 5) (3) = 1 + ( ) x 1 = 1,1 tahun Nilai PBP untuk produk baru adalah 1,1 tahun. Nilai tersebut kurang dari umur proyek yaitu selama 10 tahun, maka investasi pada produk tersebut layak diterima atau dilaksanakan. D. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan istilah dari berbagai metode yang digunakan untuk menguji perubahan suatu jumlah jika faktor-faktor yang digunakan untuk memprediksi jumlah tersebut berubah (Blocher, 2008). Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan pada biaya dan pendapatan sampai titik tertentu mengingat kondisi di masa mendatang tidak dapat dipastikan. Untuk faktor pendapatan yang dilakukan adalah menurunkan nilai pendapatan dengan persentase tertentu hingga mencapai nilai NPV negatif. Pada trial 4, 5, dan 6 dilakukan skenario apabila terjadi perubahan pada faktor biaya operasional. Untuk faktor biaya operasional yang dilakukan adalah menaikkan nilai biaya operasional dengan persentase tertentu hingga mencapai nilai NPV negatif. Pada trial 7, 8, 9, dan 10 dilakukan skenario apabila terjadi perubahan pada faktor pendapatan sekaligus faktor biaya operasional. Hasil analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Analisis Sensitivitas Trial Skenario NPV 1 Pendapatan turun 9% 217.719.246 2 Pendapatan turun 9,2% 17.329.192 3 Pendapatan turun 9,3% -82.879.316 4 Biaya operasional naik 7,9% 198.459.682 5 Biaya operasional naik 8% 84.496.793 6 Biaya operasional naik 8,1% -29.466.094 7 Pendapatan turun 4,2% dan 230.429.625 F-207

Ardianwiliandri, Tantrika, Arum Trial Skenario NPV biaya operasional naik 4,2% 8 Pendapatan turun 4,3% dan biaya operasional naik 4,3% 16.674.113 9 Pendapatan turun 4,4% dan biaya operasional naik 4,4% -197.089.085 10 Pendapatan turun 4,5% dan biaya operasional naik 4,5% -410.859.993 Pendapatan dapat turun dikarenakan peternak yang semula mau beralih ke produk baru kembali pada produk lama. Penurunan ini dapat dicegah dengan cara mempertahankan kualitas produk baru. Kualitas produk dijaga dengan penggunaan bahan baku serta komposisi yang telah diatur sehingga mengasilkan produk yang sesuai dengan standar gizi. Biaya operasional dapat naik dikarenakan adanya kenaikan pada tarif-tarif yang menjadi komponen biaya operasional seperti kenaikan bahan baku dan upah pekerja. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada perubahan faktor pendapatan sekaligus faktor biaya operasional patut diwaspadai mengingat angka sensitivitas cukup kecil yaitu kurang dari 5%. Hasil perhitungan sensitivitas pada produk baru cukup kecil dikarenakan harga jual yang telah ditetapkan sebesar Rp 2.700,00 sebagai harga maksimal. Sementara biaya yang harus dikeluarkan nilainya mendekati harga jual tersebut sehingga margin profit yang didapatkan tidak besar. IV. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis kelayakan yang dilakukan dari segi finansial pada produk baru dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Produk baru dinilai layak secara finansial. Berdasarkan perhitungan NPV didapatkan nilai Rp 9.201.527.868,00 yang lebih besar dari nol sehingga investasi produk dinilai layak untuk diterima. Nilai BEP didapatkan sebesar 454.999 kg atau setara dengan nominal uang Rp 1.228.496.400,00. Perhitungan PBP yaitu sebesar 1,1 tahun atau pada tahun 2018 dapat dicapai tingkat pengembalian. 2. Analisis sensitivitas yang dilakukan menggunakan metode trial and error menunjukkan jika pendapatan turun hingga 9,3%, biaya operasional naik 8,1%, dan pendapatan turun 4,4% yang diikuti dengan kenaikan biaya operasional sebesar 4,4% sekaligus maka nilai NPV berubah menjadi negatif. Perubahan nilai NPV menjadi negatif menunjukkan bahwa investasi terhadap produk yang awalnya layak dilaksanakan berubah menjadi tidak layak dan patut diwaspadai oleh pihak Koperasi. DAFTAR PUSTAKA Blocher, E. J., 2008, Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Jakarta: Salemba Empat. Halim, A., 2009, Analisis Kelayakan Investasi Bisnis: Kajian dari Aspek Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyadi, 2014, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: UPP STIM YKPN UGM Pujawan, I. N., 2009, Ekonomi Teknik, Surabaya: Guna Widya. Siregar, S. B., 2008, Penggemukan Sapi, Jakarta: Penebar Swadaya. F-208