BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

P E N U T U P P E N U T U P

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )


GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

Lampiran 1. Tabel Durbin-Watson LAMPIRAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

BERITA RESMI STATISTIK

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

Gambar 3.16 Layer Jalan Kali Jatim Gambar 3.17 Atribut Tabel Jalan Kali Gambar 3.18 Layer layanan TV Gambar 3.

Oleh : Nita Indah Mayasari Dosen Pembimbing : Dra. Ismaini Zain, M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah sandang, pangan, dan papan. Setiap rumah tangga (RT) pasti menginginkan

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

BERITA RESMI STATISTIK

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

APLIKASI KOMUNIKASI DATA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

GUBERNUR JAWA TIMUR UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2O1O GUBERNUR JAWA TIMUR,

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Muhammad Aqik Ardiansyah. Dra. Destri Susilaningrum, M.Si Januari Dr. Setiawan, MS

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

Transkripsi:

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi 29 kabupaten dan 9 kota. Peta wilayah disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan pada Tabel 3.1. Data karakterisitik ABH dan indikator TIK di Provinsi Jawa Timur disajikan pada Tabel 3.2. Gambar 3.1 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

23 Tabel 3.1 Koordinat Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur No Kabupaten/Kota Longitude Latitude 1 Kabupaten Pacitan 111,18-8,13 2 Kabupaten Ponorogo 111,50-7,93 3 Kabupaten Trenggalek 111,63-8,16 4 Kabupaten Tulungagung 111,89-8,11 5 Kabupaten Blitar 112-8,03 6 Kabupaten Kediri 112,03-7,47 7 Kabupaten Malang 112,64-8,11 8 Kabupaten Lumajang 113,14-8,13 9 Kabupaten Jember 113,67-8,23 10 Kabupaten Banyuwangi 114,21-8,36 11 Kabupaten Bondowoso 113,95-7,94 12 Kabupaten Situbondo 114,05-7,80 13 Kabupaten Probolinggo 113,32-7,87 14 Kabupaten Pasuruan 112,83-7,74 15 Kabupaten Sidoarjo 112,70-7,45 16 Kabupaten Mojokerto 112,28-7,32 17 Kabupaten Jombang 112,26-7,55 18 Kabupaten Nganjuk 111,94-7,60 19 Kabupaten Madiun 111,65-7,63 20 Kabupaten Magetan 111,36-7,66 21 Kabupaten Ngawi 111,35-7,44 22 Kabupaten Bojonegoro 111,81-7,26 23 Kabupaten Tuban 111,89-6,95 24 Kabupaten Lamongan 112,30-7,13 25 Kabupaten Gresik 112,54-7,14 26 Kabupaten Bangkalan 112,93-7,04 27 Kabupaten Sampang 113,25-7,05 28 Kabupaten Pamekasan 113,50-7,07 29 Kabupaten Sumenep 113,88-7,01 30 Kota Kediri 112,02-7,83 31 Kota Blitar 112,09-8,04 32 Kota Malang 112,63-7,97 33 Kota Probolinggo 113,21-7,77 34 Kota Pasuruan 112,90-7,65 35 Kota Mojokerto 112,45-7,42 36 Kota Madiun 111,53-7,63 37 Kota Surabaya 112,72-7,28 38 Kota Batu 112,31-7,51

24 Tabel 3.2 Karakteristik ABH dan Indikator TIK di Provinsi Jawa Timur Kabupaten/Kota ABH Telepon rumah Telepon Selular Komputer Penggunaan Internet Kabupaten Pacitan 8,39 5,15 50,94 4,53 1,42 Kabupaten Ponorogo 13,17 6,53 54,03 4,89 1,92 Kabupaten Trenggalek 6,79 4,64 54,86 2,87 2,07 Kabupaten Tulungagung 6,04 8,77 63,66 4,27 2,23 Kabupaten Blitar 7,36 6,38 59,46 7,10 3,74 Kabupaten Kediri 6,93 7,63 62,50 7,34 3,79 Kabupaten Malang 9,32 7,84 59,26 6,89 3,69 Kabupaten Lumajang 16,19 5,25 47,14 3,71 0,57 Kabupaten Jember 15,34 10,49 50,72 8,78 1,48 Kabupaten Banyuwangi 12,16 7,00 56,32 7,20 3,35 Kabupaten Bondowoso 20,91 5,70 32,60 7,57 0,65 Kabupaten Situbondo 20,38 13,40 44,44 4,88 1,90 Kabupaten Probolinggo 20,92 7,91 40,26 6,84 2,28 Kabupaten Pasuruan 9,34 8,72 49,19 6,83 1,67 Kabupaten Sidoarjo 2,94 23,25 76,38 21,72 3,89 Kabupaten Mojokerto 6,59 8,11 57,85 11,15 5,09 Kabupaten Jombang 7,28 5,53 56,59 8,19 4,71 Kabupaten Nganjuk 10,13 5,48 54,69 4,47 1,39 Kabupaten Madiun 10,68 12,06 61,54 7,78 6,01 Kabupaten Magetan 8,77 10,39 65,07 8,63 3,59 Kabupaten Ngawi 16,7 4,24 49,82 3,16 0,94 Kabupaten Bojonegoro 14,34 5,81 48,19 3,59 1,50 Kabupaten Tuban 13,13 4,70 43,79 5,08 3,76 Kabupaten Lamongan 12,75 8,34 57,74 6,76 1,45 Kabupaten Gresik 5,17 11,16 67,94 11,05 3,98 Kabupaten Bangkalan 22,43 9,36 65,32 8,01 1,60 Kabupaten Sampang 28,44 0,53 50,22 4,05 0,85 Kabupaten Pamekasan 17,61 4,06 48,97 4,56 1,06 Kabupaten Sumenep 21,83 4,04 44,60 2,47 0,27 Kota Kediri 2,64 26,40 77,97 19,52 5,15 Kota Blitar 3,67 29,08 76,24 18,92 5,62 Kota Malang 3,63 33,56 80,99 32,11 10,31 Kota Probolinggo 7,08 20,79 77,06 15,13 6,05 Kota Pasuruan 3,46 19,85 72,01 19,66 5,88 Kota Mojokerto 2,62 25,79 75,18 16,70 10,51 Kota Madiun 3,55 36,29 77,66 18,93 4,38 Kota Surabaya 2,1 29,01 86,60 21,25 6,96 Kota Batu 2,03 17,38 78,82 19,11 7,30

25 3.2 Sumber Data Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009. 3.3 Tahapan Penelitian Adapun tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mengumpulkan data sekunder sesuai dengan faktor penelitian 2. Mengolah data tersebut dengan menggunakan aplikasi yang memakai metode Geographically Weighted Regression. 3. Memberikan output penjelasan tentang hasil olahan data tersebut. 4. Membuat aplikasi program menggunakan Java dan R Language. Diagram alur penelitian disajikan pada Gambar 3.2.

26 Start Pengumpulan data ABH dan indikator Eksplorasi Data Model Regresi Global Penaksiran Uji signifikansi Uji asumsi residual Penentuan Bandwidth Tidak Optimum? Ya Penentuan Pembobot Aplikasi Program Penaksiran Parameter GWR Pemetaan Kesimpulan Finish Gambar 3.2 Alur Penelitian

27 3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah variabel dependen (Y) dan variabel independen (X), dimana: Y X = Angka buta huruf = Teknologi, informasi, dan komunikasi, yang terdiri dari: X1 X2 X3 X4 = Persentase rumah tangga yang memiliki telepon rumah = Persentase rumah tangga yang memiliki telepon selular = Persentase rumah tangga yang memiliki komputer = Persentase rumah tangga yang mengakses internet di sekolah dalam sebulan terakhir Tabel 3.3 Variabel dan Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1 Angka buta huruf Persentase penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis pada usia di atas 10 tahun. 2 Suatu rumah tangga dikatakan ada telepon bila Persentase rumah tangga rumah tangga tersebut menguasai telepon (flexi yang memiliki telepon home, ratelindo, Telkom, tidak termasuk telepon rumah selular) walaupun bukan miliknya. 3 4 5 Persentase rumah tangga yang memiliki telepon selular Persentase rumah tangga yang memiliki komputer Persentase rumah tangga yang mengakses internet di sekolah dalam sebulan terakhir Apabila rumah tangga tersebut memiliki anggota rumah tangga yang berlangganan dengan produk Esia dan Flexi yang bisa berfungsi sebagai telepon selular dan bisa juga sebagai telepon rumah, maka dikategorikan sebagai telepon selular. Apabila di sekitar tempat tinggal tidak ada sinyal, namun telepon selular bisa diaktifkan apabila keluar rumah (ke kota) sejauh kurang dari 5 km, tetap dianggap punya telepon selular. Suatu rumah tangga dikatakan ada komputer bila ada anggota rumah tangga yang mempunyai desktop, laptop atau notebook. Persentase rumah tangga yang anggota rumah tangga tersebut pernah menggunakan internet di dalam sekolah dalam waktu sebulan terakhir.

28 3.5 Teknik Analisis Data Langkah langkah yang digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut : 1. Explorasi Data Untuk mengetahui gambaran umum setiap variabel dan pola hubungan setiap wilayah di Provinsi Jawa Timur. 2. Regresi Global Melakukan regresi antara variabel independent dengan variabel dependennya dengan cara melakukan penaksiran parameter, uji signifikansi, dan uji asumsi residual. Penaksiran parameter dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). 1. Regresi Lokal / GWR Melakukan regresi secara lokal di setiap wilayah dengan cara menentukan bandwidth optimum, penentuan pembobot, melakukan penaksiran parameter GWR, dan pengujian signifikansi. Penaksiran parameter yang digunakan adalah Weighted Least Square (WLS) dan pembobot yang digunakan adalah kernel bi-square. 2. Pemetaan Pemetaan dilakukan berdasarkan P value yang didapat dari hasil penaksiran parameter lokal / GWR.

29 3.6 Tahapan Pembuatan Program 3.6.1 Alur Pemrograman Langkah langkah pembuatan program dari awal sampai akhir disajikan pada Gambar 3.3. Langkah langkah pembuatan program adalah data planning, system definition, prototyping, testing dan implementasi. 1. Data planning Membuat format data yang akan dipakai untuk proses perhitungan yang akan dimasukkan ke dalam program. 2. System Definition Membuat definisi definisi dari sistem yang akan dibangun untuk mempermudah proses pengembangan aplikasi program. 3. Prototyping Membuat perancangan layar dan prototype dari aplikasi program yang akan dibangun agar pengembangan aplikasi dapat lebih difokuskan. 4. Testing Mencoba kembali hasil pembuatan program dan memastikan tidak ada kesalahan baik dari sisi perhitungan maupun dari sisi koding. 5. Implementasi Setelah semua langkah langkah di atas dijalankan, maka hal terakhir yang dilakukan adalah mengimplementasi hasil pengembangan aplikasi program tersebut.

30 Start Data Planning System Definition Prototyping Testing Implementasi Finish Gambar 3.3 Alur Pemrograman 3.6.2 Perancangan Layar Perancangan layar untuk program disajikan dalam Gambar 3.4 Gambar 3.8. Pada awal program dijalankan, tombol yang aktif adalah tombol File dan tombol Browse seperti yang terlihat pada Gambar 3.4. Fungsi tombol Browse adalah untuk memilih data yang akan digunakan pada untuk proses perhitungan. Tipe data yang bisa dimasukan ke dalam program adalah text document(.txt). Jika salah memasukan data, tekan tombol Browse untuk mencari lagi data yang akan digunakan untuk proses perhitungan. Fungsi tombol File adalah untuk kembali ke halaman awal.

31 Gambar 3.4 Perancangan Halaman Awal Setelah tombol Browse diklik dan memilih data, maka tombol View Dataset akan aktif. Fungsi tombol View Dataset adalah untuk mengecek kembali data yang akan diproses nantinya. Setelah tombol View Dataset diklik, maka tombol yang akan aktif adalah tombol Model Regresi Global seperti pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Perancangan Halaman View Dataset

32 Ketika tombol Model Regresi Global diklik, maka status tombol tersebut akan menjadi tidak aktif dan tombol Penaksiran Parameter GWR menjadi aktif seperti Gambar 3.6. Fungsi tombol Model Regresi Global adalah untuk menghitung regresi global berdasarkan data yang dipilih pada halaman awal. Gambar 3.6 Perancangan Halaman Model Regresi Global Gambar 3.7 adalah gambar ketika tombol Penaksiran Parameter GWR diklik. Tombol Penaksiran Parameter GWR akan menjadi tidak aktif, sedangkan tombol Model Regresi Global dan tombol Pemetaan menjadi aktif. Tombol Model Regresi Global diaktifkan kembali agar dapat dilakukan perbandingan antara model regresi global dengan GWR.

33 Gambar 3.7 Perancangan Penaksiran Parameter GWR Perancangan terakhir adalah perancangan pemetaan seperti yang terlihat pada Gambar 3.8. Apabila tombol Pemetaan diklik, maka tombol Pemetaan akan menjadi tidak aktif. Tombol Model Regresi Global dan tombol Penaksiran Parameter GWR akan kembali aktif. Setelah tombol Pemetaan dipilih, program akan membuat pemetaan berdasarkan data yang dimasukkan. Gambar 3.8 Perancangan Pemetaan