51 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan di daerah merupakan rangkaian yang termasuk dalam tujuan pembangunan nasional, artinya keberhasilan pembangunan di daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara menyeluruh. Dimana salah satu amanat konstitusi dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai arah pembangunan Indonesia adalah penanggulangan kemiskinan yang harus tetap dilaksanakan Pemerintah Pusat bersama Pemerintah daerah dan berbagai organisasi masyarakat sipil lainnya. Meskipun selama telah diupayakan untuk dihapuskan, namun masalah kemiskinan dan kesenjangan tetap saja ada dan hidup bersama bangsa ini. Selama ini pemerintah telah melakukan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai kebijakan dan program untuk menanggulangi kemiskinan seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), dan yang sampai saat ini masih berjalan adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Melalui berbagai program ini pemerintah menyediakan kebutuhan dasar seperti : pangan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan, perluasan lapangan kerja, bantuan prasarana dan sarana pertanian, dan bantuan kredit usaha bagi masyarakat miskin. Telah banyak upaya yang dilakukan tetapi belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Dimana kegagalan upaya penanggulangan kemiskinan selama ini tampaknya bersumber dari pemahaman yang kurang tepat dari pemerintah, dengan hanya melihat kondisi kemiskinan hanya
52 didasarkan paada kondisi ekonomi semata dan masyarakat miskin cuman dijadikan sebagai obyek dari program. Kemiskinan merupakan permasalahan yang bersifat multidimensional, karena kemiskinan tidak hanya berurusan dengan kesejahteraan materi tetapi juga berurusan dengan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, program pengentasan kemiskinan seyogyanya tidak hanya memperioritaskan ekonomi, tetapi juga memperhatikan dimensi lain. Dimana hal ini sejalan dengan pergeseran strategi pembangunan nasional, bahwa yang dikejar bukan hanya semata-mata pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pembangunan kualitas manusia seluruhnya. Oleh karena itu, berdasarkan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemiskinan sebagai fenomena sosial tidak saja berdimensi ekonomi, akan tetapi juga berdimensi structural, psikologis, cultural dan lain sebagainya. Upaya pengentasan kemiskinan juga harus bersifat multidimensional, yang mana dalam upaya pengentasan kemiskinan tidak seharusnya hanya terbatas pada pengadaan aset, pelayanan sosial, serta peningkatan pendapatan saja, akan tetapi peningkatan rasa perhatian antar sesama warga masyarakat dan peluang untuk melakukan mobilitas sosial dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai bentuk program pengentasan kemiskinan. Kota Kendari sebagai salah satu kota di Provinsi Sulawesi Tenggara periode 2007-2012, telah menyiapkan dan menjalankan beberapa agenda dan kebijakan pembangunan untuk warga kotanya. Salah satu kebijakan yang menjadi konsentrasi dalam pembangunan Kota Kendari adalah penangulanggan masalah kemiskinan, dimana hal ini telah dijabarkan dalam Rencana Jangka Menengah Pembangunan Daerah (RPJMD) tahun 2008-2012 yang mana salah satu kebijakan umumnya bertujuan
53 meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan adil bagi semua pelaku dalam mengembangkan perekonomian kota yang berbasis pada ekonomi kerakyatan, pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Menurut data dari BPS Kota Kendari presentase angka kemiskinan di Kota Kendari tahun 2007 menunjukkan angka sebesar 12 persen dan pada tahun 2010 turun menjadi 8,02 persen, dimana salah satu indikasi yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan ini menurut pemerintah Kota Kendari adalah dampak dari lahirnya dua kebijakan unggulan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat yaitu Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) dan Persaudaraan Madani (Permadani). Kebijakan dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang merupakan produk Pemkot Kendari adalah Program Persaudaraan Madani, yang mana merupakan program penanggulangan kemiskinan pertama di Indonesia dengan model mempersaudarakan keluarga mampu dengan keluarga yang kurang mampu. Program ini digulirkan dengan tujuan mewujudkan hubungan sosial yang harmonis antar sesama warga kota, serta mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat miskin yang berdaya guna dan berhasil guna. Sasaran yang ingin dicapai dari program ini adalah mempercepat pengentasan kemiskinan, terciptanya hubungan sosial yang harmonis antar sesama warga kota dan menggugah kepedulian warga mampu dalam membantu saudaranya yang kurang mampu, yang mana dari pelaksanaannya diharapkan dapat mereduksi angka kemiskinan di Kota Kendari. Kemiskinan masyarakat kota merupakan permasalahan yang kompleks yang hampir ditemui disemua wilayah diseluruh Indonesia dan tak terkecuali yang terjadi di Kota Kendari. Oleh karena itu, dalam pedoman umum dan kelompok kerja Tim
54 Koordinasi penanggulangan kemiskinan (2006) dijelaskan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan telah menjadi agenda dan prioritas utama pembangunan nasional sejak lama. Berbagai strategi, kebijakan, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan baik yang bersifat langsung (program khusus) maupun yang bersifat tidak langsung (program sektoral dan regional) telah diimplementasikan baik dalam skala nasional maupuan lokal. Model program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah Kota Kendari adalah dengan program pemberdayaan masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam berbagai proses pelaksanaan pembangunan, sebagaimana yaitu program persaudaraan madani, yang mana melalui program persaudaraan madani ini diharapkan dapat berdampak dalam lahirnya kemandirian dan empati dikalangan masyarakat yang mana hal ini, dapat menjadi katup pengaman dalam menghadapi krisis ekonomi global. Program ini juga merupakan program yang bersifat sukarela (voluntary) dan himbauan kepada masyarakat yang mampu dari segi ekonomi agar mau menolong dan membantu anggota masyarakat yang tidak mampu dari segi ekonominya, dan selain itu pula program ini tidak memiliki sanksi hukum kepada warga masyarakat yang tidak menjalankan program ini. Bagian yang paling penting dari suatu kebijakan berdasarkan paparan diatas adalah agar dikatakan baik apabila dilandasi dan didasari oleh landasan konsep dan kerangka yang logis yang mendasari pembuatannya. Program persaudaraan madani ini yang merupakan kebijakan yang bersumber dari pemikiran Pemerintah Kota Kendari periode 2007-2012, tidak memiliki landasan latar belakang konsep yang mendasarinya. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba untuk merekonstruksi mengenai latar belakang konsep yang mendasari program persaudaraan madani melalui implementasi program ini
55 dilapangan, sehingga dapat diketahui apakah program ini memang sudah memenuhi syarat kebijakan dikatakan baik dan logis dalam pembuatan dan pelaksanaannya. Oleh karena itu, sehubungan dengan sifat dari Program persaudaraan madani adalah merupakan kebijakan pemerintah yang bersifat sukarela dan belum memiliki kerangka teori memadai yang mendasarinya sedangkan landasan teori sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam membuat sebuah program yang ideal (Sabatier dan Mazmanian, 1983). Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu melakukan kajian terhadap program persaudaraan madani ini sehingga dapat diketahui dasar dan latar belakang teori dari pembuatan program ini sehingga nantinya program persaudaraan madani ini agar dapat berjalan terus menerus dan dapat diterapkan pada era kepemimpinan yang berikutnya. Program ini telah berjalan kurang lebih 4 tahun sehingga peneliti juga merasa perlu mengetahui bagaimana pelaksanaan program ini dalam uapaya penanggulangan kemiskinan dan factor-faktor apa saja yang dianggap mempengaruhi pelaksanaan program. Melalui program ini yang diharapkan adalah apabila memang program ini baik dalam penanggulangan kemiskinan dan juga dapat menjadi solusi dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Kendari, maka secara lebih spesifik dalam studi ini berkaitan tentang Efektifitas Program Persaudaraan Madani Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kota Kendari.
56 1.2. Rumusan Permasalahan Untuk dapat menjawab permasalahan penelitian maka pertanyaan penelitian ini adalah : a) Bagaimanakah latar belakang konsep program persaudaraan madani? b) Bagaimanakah pelaksanaan program persaudaraan madani dalam upaya penanggulangan kemiskinan? c) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan program persaudaraan madani? I.3. Tujuan Penelitian Pada hakekatnya tujuan penelitian menurut Limbong (dalam widodo, 2002) adalah suatu informasi yang ingin diperoleh untuk menjawab rumusan permasalahan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah : a) Untuk menemukan latar belakang konsep program persaudaraan madani. b) Untuk mengkaji pelaksanaan program persaudaraan madani dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Kendari. c) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program persaudaraan madani.
57 I.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah manfaat yang akan diperoleh setelah penelitian ini memberikan hasil. Selain itu manfaat penelitian juga diartikan sebagai informasi yang akan diperoleh setelah hasil penelitian didapat (Widodo, 2002). Manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1) Memberikan wawasan dan pemahaman penulis tentang Latar belakang teori program persaudaraan madani dan apa yang di lakukan masyarakat maupun pemerintah dalam program persaudaraan madani untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Kendari. 2) Memberikan sumbangan referensi yang cukup bagi pemerintah Kota Kendari dalam menelaah dan mengkaji konsep kebijakan program persaudaraan madani dalam pengentasan kemiskinan guna peningkatan kesejahteraan masyrakat. I.5. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Program Persaudaraan Madani sudah pernah dilakukan oleh Yuni (2009) dan Rasidin (2010), tetapi penelitian ini lebih fokus tentang kepemimpinan kepala daerah dalam program persaudaraan madani dan pelaksanaan Persaudaraan Madani dalam pemberdayaan masyarakat miskin saja dan faktor-faktor penghambatnya, sedangkan penelitian ini berdasarkan pengetahuan penulis belum pernah dilakukan pada fokus kajian latar belakang konsep yang melandasi program persaudaraan madani serta menggunakan metode penelitian yang sama.