Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

Jurnal Desain Interior Vol.IV/ No. 1/ Tahun 2017 ISSN :

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA UNIVERSITAS LAMPUNG

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS CATATAN SIPIL KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh CHRISTIAN POLI NIM

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

Muhamad Irhan 1. Kata Kunci : Pelayanan Publik, Izin Mendirikan Bangunan, BP2TPM. Universitas Mulawarman.

PENERAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM RANGKA STANDARISASI MANAJEMEN PELAYANAN DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR

BAB II LANDASAN TEORI

Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Oleh Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika di Kabupaten Ciamis. Nurholis.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

ENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: STIA-LAN BANDUNG JL. CIMANDIRI TELP: FAX: BANDUNG RUMAH: JL. DANGDEUR INDAH NO.

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

PELAKSANAAN KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA. Anonim., 2008, Operasionalisasi Pelayanan Prima: Modul Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, LAN RI, Jakarta.

REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

Modul Praktikum Indeks Kepuasan Masyarakat

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agribisnis merupakan suatu cara lain untuk melihat pertanian sebagai suatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

LAPORAN PEMANTAUAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BBKP BELAWAN SEMESTER I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Istilah dalam proses pengadaan barang/jasa Pemerintah,

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT SEMESTER II TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. PENDAHULUAN. Prinsip prinsip dari visi diatas adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA MAKASSAR TAHUN 2015 BPTPM KOTA MAKASSAR

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

[ SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ] Periode Tahun 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA TARAKAN Zul Kasman 1

BUPATI WONOGIRI PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERIZINAN DI KECAMATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN TERPADU KABUPATEN BARITO KUALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

BAB III METODE PENELITIAN. Sipil Kota Medan, sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada pelayanan

BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT Jl. PHH MUSTOPA NO. 22 BANDUNG

Melayani Itu Harus Dengan Rasa Oleh : Zaenal Mutakin

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU BUPATI MADIUN,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak. enggan berhadapan dengan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

(INDEK KEPUASAN MASYARAKAT)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

LAPORAN TINDAK LANJUT ATAS HASIL INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANDA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menghadapi masyarakat pengguna jasa. Aparat birokrasi dalam

LAPORAN HASIL PENYUSUNAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ( IKM ) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

Transkripsi:

Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe Oleh: Eko Susanto Abstrak Dalam suatu organisasi terdapat beberapa individu dalam menjalankan tugastugasnya demi sebuah tujuan organisasi. Aparatur merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan sebagai abdi negara sudah selayaknya memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang ingin membutuhkan. Perilaku individu adakalanya sangat erat dengan perilaku menyimpang sesuai apa yang diharapkannya. Dan adakalanya perilaku individu baik serta konsisten dalam pemberian pelayanan. Sebagaimana Prinsip Pelayanan Publik sesuai dengan KepMenPan No. 63/Kep/M.Pan/7/2003 yaitu meliputi kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan dan kenyamanan. Pelayanan izin mendirikan bangunan adalah salah satu pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis bangunan dan mendapat perlindungan hukum. Key word: Perilaku Individu, Pelayanan Publik LATAR BELAKANG Perilaku birokrasi tidak lepas dari perilaku individu. Sebab didalam Organisasi ada Individu yang melaksanakan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Adapun yang mempengaruhi karakteristik perilaku individu diantaranya yaitu, ciri-ciri biografis, kemampuan, kepribadian, pembelajaran, persepsi, sikap, kepuasan kerja dan stress.

Jika dilihat mengenai pelayanan publik khususnya pelayanan izin mendirikan bangunan yang ada di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe khususnya di Kecamatan Tahuna, masih terdapat beberapa kendala serta pelayanan yang belum maksimal dan masyarakat belum merasakan ketidakpuasan atas hasil pelayanan yang diberikan oleh suatu badan pelayanan perizinan yang selama ini terkesan berbelit-belit, prosedur yang panjang, waktu yang lama, ketidak jelasan prasyarat serta biaya. Perilaku pegawai/individu itu hampir secara otomatis ditentukan pula oleh kebutuhan dan keinginan terhadap sesuatu hal tertentu yang akan diusahakan untuk bisa mencapainya, hal ini terkait dengan motivasi serta proses motivasi (Luthans, 1997) yaitu kebutuhan, dorongan serta tujuan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung merupakan landasan hukum dibuatnya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Izin Mendirikan Bangunan. Sebagaimana Perda tersebut yang terdapat pada pasal 6 sampai pasal 11 memuat retribusi izin mendirikan bangunan. Fokus penelitian ini adalah Perilaku Individu pada organisasi dalam pemberian pelayanan perijinan. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Artinya, perilaku orang pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk meraih tujuan-tujuan tertentu, tetapi tujuan tersebut tidak selamanya diketahui secara sadar oleh individu yang bersangkutan. Dorongan yang memotivasi pola perilaku individu yang nyata dalam kadar tertentu berada pada alam sadar mereka (Hersey, 1996). Menurut Gibson Cs.(1996) menyatakan perilaku individu adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang, seperti : berbicara, berjalan, berfikir atau tindakan dari suatu sikap. Sedangkan menurut Kurt Levin : perilaku ( Behavior = B ) individu pada dasarnya merupakan fungsi dari interakasi antara Person/individu (P) yang bersangkutan dengan lingkungan (Enviroment = E).

Pengertian umum pelayanan publik menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut A.G. Subarsono (2008), bah wa pelayanan publik merupakan produk birokrasi publik yang diterima oleh warga pengguna maupun masyarakat secara luas. Karena itu, pelayanan publik dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna. Pelayanan publik dapat juga diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya, pemerintah adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama. Prinsip Pelayanan Publik Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003. a. Kesederhanaan Proseduran pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan 1. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik. 2. Unit kerja/pejabat yang berwenang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik. 3. Rincian biaya pelayanan publik tata cara pembayaran. c. Kepastian Waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. e. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik rasa aman dengan kepastian hukum. f. Tanggung Jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. g. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. h. Kemudahan Akses Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi dan informatika. i. Kedislipinan, Kesopanan, Dan Keramahan Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan disiplin,sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan ikhlas. j. Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatis. Lokasi penelitian yaitu di Dinas Perumahan dan Permukiman Kab. Kepl. Sangihe. Sumber data penelitian yaitu pengguna jasa serta beberapa pegawai yang menjadi informan dan dokumen-dokumen pendukung sarana penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data reduksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan, penulis dapat menggambarkan bahwa pihak instansi dalam hal ini Dinas Perumahan dan Permukiman sering melakukan pemantau atau turun ke lapangan jika ada masyarakat yang sedang melakukan kegiatan mendirikan bangunan, lalu bangunan tersebut belum memiliki IMB dan pihak aparatur dinas perumahan dan permukiman segera menawarkan barang dan jasa. Sehingga proses pengurusannya diurus oleh instansi baik itu kelengkapan berkas, gambar bangunan serta Rencana Anggaran Biaya (RAB). Itu yang di alami oleh pemohon yang meminta kepada pegawai dinas perumahan dan permukiman untuk mengurus IMB. Adapun pegawai/aparatur Dinas Perumahan dan Permukiman saat melakukan sosialisasi ke lapangan dengan menawarkan barang dan jasa Izin Mendirikan Bangunan untuk segera diurus agar nantinya tidak terjadi suatu hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat melanggar hukum. Ada beberapa kategori perilaku individu dalam suatu organisasi dalam hal ini Dinas Perumahan dan Permukiman: 1. Ciri-ciri biografis Ciri-ciri ini yang melekat pada individu seperti : umur, jenis kelamin, jumlah tanggungan, masa kerja. Dari hasil penelitian bahwa hampir seluruh pegawai sudah memiliki tanggungan (berkeluarga) serta masa kerja yang cukup lama dalam instansi tersebut. 2. Kemampuan Kemampuan terbagi 2 yaitu : kemampuan intelektual dan kemampuan kemampuan fisik. Ada sebagian pegawai tingkat pendidikannya sudah berjenjang S2, banyak pula berjenjang S1 serta masih ada yang berpendidikan SLTA. Hal ini dilihat dari daftar pegawai normatif. Berbicara kemampuan fisik sudah pasti pegawai yang ada di dinas tersebut sehat, karena peneliti datang langsung ke kantor semua pegawai hadir dan siap melayani masyarakat yang akan mengurus IMB.

3. Kepribadian Kepribadian yang ada pada seluruh aparatur dinas tersebutmerupakan kepribadian yang selalu bersosialisasi dan berinteraksi antar pegawai dan masyarakat dalam melayani perizinan IMB. 4. Pembelajaran Dalam hal ini, peneliti mengamati bahwa perilaku individu dalam instansi tersebut termasuk pada kategori: Teori pembelajaran sosial dan Pengkondisian operan. Dimana bahwa teori tersebut menyebutkan bahwa perilaku aparatur yang selalu melakukan observasi, memperoleh pengalaman dan berperilaku sebagaimana abdi negara dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. 5. Persepsi Pegawai instansi beranggapan bahwa persepsi mereka terhadap masyarakat yang mengurus perizinan IMB sangat senang sebab, masyarakat tahu pentingnya dalam IMB. Kemudian peneliti mengadakan wawancara kepada masyarakat yang sudah mengurus IMB dan dari beberapa informan masih ada masyarakat yang belum mengetahui pentingnya IMB. 6. Sikap Sikap aparatur Dinas Perumahan dan Permukiman dalam melayani pemohon yang ingin mengurus perizinan IMB sangat baik. Sebagaimana bahwa instansi tersebut memberikan pelayanan yang prima sesuai visi dan misi. 7. Kepuasan kerja Setelah peneliti mengadakan wawancara kepada pegawai yang ada di instansi tersebut, yang menjadi kepuasan kerja mereka adalah adanya dilengkapi fasilitas kantor sebagai penunjang sarana dan prasarana dalam melakukan pekerjaan. 8. Stress Pegawai diinstansi tersebut juga pernah mengalami stress baik itu akibat beban dan tanggung jawab sebagai kepala seksi maupun tugas yang menumpuk.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe, maka dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemohon ada penilaian baiknya dan ada penilaian buruknya. Cara aparatur Dinas Perumahan dan Permukiman memberikan produk pelayanan yang yaitu turun ke lapangan secara langsung mensosialisasikan kepada pemilik bangunan yang sedang mendirikan bangunan untuk segera mengurus IMB. Namun ada sebagian pihak pegawai melakukan praktek perilaku menyimpang dengan iming-imingan proses pengurusan IMB akan mudah dan cepat selesai. Perilaku ini berlandaskan motivasi agar memperoleh tujuan yang menguntungkan bagi pelaku aparatur. Secara konsep dari perilaku individu sama halnya di lokasi penelitian. Dan yang menjadi permasalahan dari pemberian pelayanan sehingga pelayanan itu dinilai oleh masyarakat tidak baik yaitu : 1. Sikap perilaku individu yang menyimpang dari prosedur. Yang mana bahwa aparatur ini menawarkan pelayanan yang cepat dan mudah. 2. Tidak transparansi terhadap pemohon yang mengurus IMB; 3. Pelayanan masih berbelit-belit dan Standar Operasi Pelayanan (SOP) tidak jelas. B. Saran Dari temuan penelitian dan berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa yang menjadi saran yaitu sebagai berikut. 1. Pemerintah dalam hal ini aparatur dinas perumahan dan permukiman perlu mensosialisasikan pentingnya mengurus IMB melalui media sehingga masyarakat tahu serta jelas apa fungsi dan tujuannya; 2. Perincian biaya serta retribusi haruslah bersifat transparan; 3. Terjalin koordinasi yang baik antara Dinas Perumahan dan Permukiman dengan Dinas Perijinan Pelayanan Terpadu.

DAFTAR PUSTAKA Ardana, Mujiati, Ayu Sriathi (2009). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu Aswiati, Indah. (2010). Kepemerintahan Yang Baik (Good Governance), Manado: Bahan Ajar Fisip Unsrat Nasution, S. (2004). Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara Ndraha, Taliziduhu. (1989). Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia, Jakarta: Penerbit Bina Aksara Siswadi, E. (2012). Birokrasi Masa Depan. Bandung: Mutiara Press Sopiah. (2008). Perilaku Organisasional, Yogyakarta: Andi Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta Surjadi. (2009). Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik, Bandung: Refika Aditama Thoha, Miftah. (1995). Birokrasi Indonesia Dalam Era Globalisasi, Bogor: Pusdiklat Pegawai Depdikbud Peraturan Perundang-undangan : Keputusan MenPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Izin Mendirikan Bangunan Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung