RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research, yaitu suatu action

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII DI MTS NURUL JADID KABUPATEN PROBOLINGGO MELALUI TEKNIK STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

Oleh: J U R I A H Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Plan. Reflective. Action/ Observation. Reflective. Action/ Observation. Reflective. Action/ Observation

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

III. METODE PENELITIAN. digunakan. Model ini terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu : dilakukan berupa peningkatan minat dan hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nurhayatiningsih SMA MASEHI I PSAK Semarng

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Transkripsi:

Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi Melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIId SMP Negeri 3 Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: rahayuningsihjatikusumo@yahoo.com Abstrak Menulis puisi salah satu karya sastra yang dipelajari di sekolah. Walaupun demikian banyak peserta didik yang berpikir bahwa menulis puisi itu sulit. Hal ini karena mereka berpikir bahwa kemampuan menulis puisi itu merupakan bakat dan sulit dipelajari. Menurut mereka kesulitan dalam menulis puisi adalah bagaimana menuangkan ide atau imajinasi karena minimnya diksi atau kata-kata yang dimiliki. Rumusan masalah bagaimana peningkatan kompetensi menulis puisi pada peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015 melalui three fun diksi berbasis film dokumenter? Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan seberapa banyak peningkatan kompetensi menulis puisi dan perubahan perilaku peserta didik. Teknik pembelajaran three fun diksi berbasis film dokumenter dilakukan dua siklus. Terjadi peningkatan sikap baik, yaitu pada siklus satu 50% dan siklus dua 78,37%, peningkatan menulis puisi, yaitu pada siklus satu 61,11% dan siklus dua 94,59%, dan peningkatan ulangan harian, yaitu siklus satu 72,22% dan siklus dua 91,89%. Kata kunci: three fun diksi, film dokumenter, menulis puisi PENDAHULUAN Menulis puisi merupakan salah satu karya sastra yang dipelajari di sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Walaupun demikian banyak peserta didik yang berpikir bahwa menulis puisi itu sulit. Hal ini dikarenakan mereka berpikir bahwa kemampuan menulis puisi itu merupakan bakat dan sulit dipelajari. Menurut mereka kesulitan dalam menulis puisi adalah bagaimana menuangkan ide atau imajinasi karena minimnya diksi atau kata-kata yang dimiliki. Selain itu, peserta didik merasa sulit dalam menggunakan sajak, majas, pengimajian (citraan), maupun kepaduan makna. Demikian juga yang dialami peserta didik SMP Negeri 3 Ambarawa. Berdasarkan observasi awal, ditinjau dari hasil menulis puisi dan ulangan harian kelas VIII D pada kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai menunjukkan hasil belajar yang memprihatinkan, yaitu ketuntasan belajar menulis puisi hanya 24,32% (9 peserta didik) masih jauh dari ketuntasan minimal 75%. Sedangkan rata-rata nilai menulis puisi hanya 68,14 masih jauh dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 75. Demikian juga hasil ulangan harian, ketuntasan hasil belajarnya hanya 32,43% (12 peserta didik). Ratarata nilai ulangan harian 72,78%. Ditinjau dari sikap belajar yang meliputi keaktifan, tanggung jawab, percaya diri, dan jujur, sebagian besar 28

peserta didik menunjukkan sikap yang kurang baik. Dari 37 peserta didik kelas VIII D, yang dikategorikan bersikap baik ada 8 (21,62%) peserta didik, yang dikategorikan bersikap cukup baik ada 9 (24,32%) peserta didik, dan 20 (54,04%) peserta didik dikategorikan bersikap kurang baik. Melalui puisi remaja belajar banyak hal, misalnya belajar menuangkan ide atau gagasan secara padat dan teratur, melalui kegiatan berpuisi mereka mempelajari bahasa dan menggunakannya secara tepat sebagaimana tercermin dalam diksidiksi yang khas, mereka juga berlatih bagaimana melakukan abstraksi salah satu bentuk latihan ketajaman berpikir (Sarumpaet 2002:vii) Kemampuan peserta didik dalam menulis puisi ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya faktor peserta didik dan guru. Dilihat dari faktor peserta didik, peserta didik mengalami kesulitan. Kesulitan itu terletak pada (1) penggunaan diksi, (2) penggunaan sajak atau rima, (3) penggunaan majas (gaya bahasa), (4) pengimajin (citraan), dan (5) kepaduan makna. Ditinjau dari aspek guru, selama ini guru dalam membelajarkan kompetensi dasar menulis puisi menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik bagi peserta didik. Proses pembelajaran yang berlangsung kurang menarik dan kurang kondusif sehingga menimbulkan kejenuhan belajar bagi peserta didik. Peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran sehingga tidak terjadi pembelajaran yang aktif, menarik, dan menyenangkan. Permasalahan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi. Setiap peserta didik diharapkan mampu menulis puisi dengan nilai minimal batas ketuntasan. Suasana pembelajaran dalam membelajarkan kompetensi dasar menulis puisi idealnya mampu mengaktifkan peserta didik, menarik, dan meningkatkan keaktifan peserta didik sehingga pembelajaran menjadi benar-benar bermakna. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer yang telah berkembang dengan pesat dalam semua aspek kehidupan kita maka pembelajaran yang menggunakan media berbasis komputer harus dilakukan sebagai langkah inovasi agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop, LCD, dan perangkat audio. Dari paparan tersebut, puisi sebagai salah satu media pembelajaran yang kaya akan penguasaan kata atau diksi, bersajak yang indah, bergaya bahasa yang baik, mempunyai daya imajinasi yang tinggi, dan bisa bermakna padu, akan berhasil maka penulis mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter untuk meningkatkan kompetensi menulis puisi pada peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015? (2) Seberapa banyak peningkatan 29

kompetensi menulis puisi setelah diberikan pembelajaran three fun diksi berbasis film dokumenter pada peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku yang menyertai peningkatan kompentensi menulis puisi setelah diberikan pembelajaran three fun diksi berbasis film dokumenter pada peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015? Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter meningkatkan kompetensi menulis puisi pada peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015. (2) Mendeskripsikan peningkatan kompetensi menulis puisi setelah diberikan pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter pada peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015. (3) Mendeskripsikan perubahan perilaku yang menyertai peningkatan kompetensi menulis puisi setelah diberikan pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter pada peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa semester II tahun pelajaran 2014/2015. Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar menulis puisi dengan teknik three fun diksi berbasis film dokumenter, adanya peningkatkan proses belajar serta perubahan perilaku peserta didik kelas VIIID SMP N 3 Ambarawa semester 2 tahun 2014/2015. Puisi adalah suatu bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara khas dan menolak sesuatu yang rutinitas atau umum (Suharianto 1981:5). Kosasih (2003: 235) mengemukakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi dikarenakan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Secara umum orang mengatakan bahwa sebuah puisi dibangun oleh dua unsur penting, yakni bentuk dan isi atau disebut juga bentuk fisik dan bentuk batin. Menurut Frank Beaver, film dokumenter adalah sebuah film nonfiksi. Film dokumenter biasanya dishoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan aktor dan temanya terfokus pada subjek subjek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, sosial atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, memberi informasi, pendidikan, melakukan persuasi, dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali (IDS 2014). Film dokumenter bisa berupa film panjang maupun film pendek. Media audio visual film pendek yaitu media yang dapat didengar dan dapat dilihat yang berbentuk film. Dari durasi tayangan, film pendek memang hanya membutuhkan waktu yang sedikit bisa 5-10 menit saja artinya tidak seperti film di bioskop yang durasi tayangannya 2-3 jam. Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. METODE PENELITIAN 30

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ambarawa Kabupaten Semarang. Adapun, waktu pelaksanaan penelitian adalah siklus satu dilaksanakan pada 20 Februari 2015 dan 24 Februari 2015, sedangkan siklus dua dilaksanakan pada 27 Februari 2015 dan 3 Maret 2015. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik three fun diksi. Three fun diksi merupakan gabungan dari (1) fun simpan diksi, (2) fun pinjam diksi, dan (3) fun olah rasa (diksi). Fun simpan diksi merupakan proses menyimpan diksi ketika menyaksikan tayangan film dokumenter. Fun pinjam diksi merupakan proses meminjam diksi dalam diskusi kelompok setelah menyaksikan tayangan film dokumenter. Sedangkan fun olah rasa adalah mengolah kata-kata yang diperoleh sesuai perasaan berdasarkan film yang ditayangkan menjadi sebuah puisi bebas. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah film dokumenter. Siklus satu menggunakan film dokumenter Museum Kereta Api Ambarawa. Sedangkan siklus dua menggunakan film dokumenter Napak Tilas: Panglima Besar Jenderal Soedirman. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri atas: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) observasi (observating), dan (4) refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIID SMP Negeri 3 Ambarawa tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data penelitian ini meliputi peserta didik dan guru observer. (1) Data penelitian yang diperoleh dari peserta didik sebagai subjek penelitian, yaitu data perilaku peserta didik, yaitu diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung, data hasil belajar peserta didik, yaitu diperoleh melalui menulis puisi dan ulangan harian yang dilakukan setiap akhir siklus, dan catatan refleksi peserta didik setelah berakhir pembelajaran dua siklus. (2) Data dari guru lain sebagai observer penelitian, yaitu catatan hasil observasi perilaku peserta didik selama proses pembelajaran, catatan tentang proses pembelajaran, format instrument observasi, dan membantu pengujian validasi instrumen, dan hasil diskusi refleksi yang dilakukan guru observer. Teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes tertulis, catatan peserta didik. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi perilaku peserta didik, instrumen menulis puisi dan ulangan harian, lembar catatan peserta didik, lembar catatan observer, lembar refleksi guru dengan observer, dan kamera digital untuk mendokumentasikan proses pembelajaran. Data yang divalidasi terdiri atas data hasil belajar (hasil menulis puisi dan ulangan harian) dan data proses pembelajaran (kegiatan pembelajaran dan perubahan perilaku peserta didik). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA Berdasarkan observasi awal hasil belajar peserta didik pada menulis puisi dan ulangan harian kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai, menunjukkan hasil yang cukup rendah. Proses pembelajaran lebih didominasi oleh model ceramah dan bersifat konvensional, sehingga hasil belajar pada aspek ketuntasan belajar dan 31

sikap peserta didik masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan perilaku peserta didik cukup rendah. Dari 37 peserta didik hanya 8 (21,62%) yang tergolong perilakunya berpredikat baik. Sementara 9 peserta didik (24,32%) berkategori cukup baik. Sedangkan selebihnya 20 peserta didik (54,06%) berpredikat kurang. Adapun hasil belajar menulis puisi peserta didik masih jauh dari harapan. Nilai rata-rata hanya 68,14 dan ketuntasan 24,32%. Hasil belajar peserta didik dari ulangan harian masih jauh dari harapan. Nilai rata-rata hanya 71,53. Dan ketuntasan belajar peserta didik baru mencapai 32,43%. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan pada siklus satu dilakukan dua kali tatap muka, yaitu tatap muka pertama dilaksanakan pada Jumat, 20 Februari 2015 jam ke 3-5 dan tatap muka kedua dilaksanakan Selasa, 24 Februari 2015 jam ke 7. Tatap muka pertama kegiatan ini bertepatan dengan kegiatan supervisi pembelajaran oleh Khabib Bastari, S.Pd, M.Pd yang sekaligus menjadi observer dalam penelitian ini. Kegiatan pada tatap muka pertama sebagai berikut ini. (1) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang unsur fisik dan unsur batin puisi sekaligus mencatat hal-hal yang penting. (2) Peserta didik menyaksikan film dokumenter Museum Kereta Api Ambarawa. (3) Peserta didik mendata diksi (fun simpan diksi) yang bisa dijadikan bahan menulis puisi berdasarkan film dokumenter Museum Kereta Api Ambarawa. (4) Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya tentang diksi yang dapat didata berdasarkan film dokumenter Museum Kereta Api Ambarawa. (5) Dalam satu kelompok peserta didik saling meminjamkan diksi (fun pinjam diksi) yang didata film dokumenter Museum Kereta Api Ambarawa sebagai bahan menulis puisi. (6) Peserta didik mengolah diksi sesuai perasaan (fun olah rasa) menjadi puisi bebas berdasarkan film dokumenter Museum Kereta Api Ambarawa. (7) Peserta didik menyunting puisi yang telah dibuatnya. (8) Peserta didik dan guru memilih tiga puisi terbaik. (9) Peserta didik dan guru melakukan refleksi. Pada pertemuan kedua (1x40 menit) diadakan ulangan harian untuk mengetahui hasil belajar atau ketuntasan belajar peserta didik. Peserta didik mengerjakan 10 soal. Di setiap awal tatap muka guru memberi apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan prosedur proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus satu menunjukkan pembelajaran yang dilakukan belum optimal dan masih terdapat beberapa kekurangan. Beberapa kekurangan tersebut antara lain sebagai berikut. (1) Peserta didik terlalu asyik melihat tayangan film dokumenter sehingga banyak yang lupa mendata diksi yang sesuai film. (2) Hasil pengamatan menunjukan beberapa peserta didik ada yang kurang serius dan tampak pasif dalam kerja kelompok, di lain pihak ada peserta didik yang lebih dominan. (3) Guru belum optimal dalam membimbing atau memfasilitasi peserta didik yang mengalami 32

kesulitan, misalnya ketika film ditayangkan guru hanya berkonsentrasi memerhatikan perilaku peserta didik, seharusnya guru mengingatkan agar peserta didik tidak lupa mendata diksi yang sesuai film. (4) Pengelompokkan peserta masih terlalu sedikit, yakni 2 orang perkelompok, sehingga diksi yang didapat dari diskusi kelompok kurang banyak. (5) Guru belum mengarahkan tema puisi pada peserta didik sehingga ketika menulis puisi peserta didik belum fokus pada satu tema. Kekurangan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut ini. (1) Kesulitan peserta didik tersebut dimungkinkan karena mereka belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan tayangan film, sehingga terlalu asyik dan lupa untuk mendata diksi sesuai film. (2) Guru terlalu yakin bahwa peserta didik akan ingat untuk mendata diksi sesuai film, padahal tidak semua peserta didik demikian. (3) Jumlah anggota kelompok terlalu sedikit sehingga perbendaharaan diksi yang diperoleh sedikit. (5) Guru dalam membimbing kerja kelompok belum optimal. Adanya kekurangan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya. Sementara hal positif kaitannya dengan keberhasilan belajar sebagai berikut. (1) Peserta didik menunjukkan interaksi yang positif terhadap media belajar, mereka tampak lebih aktif dan senang mengikuti pembelajaran. (2) Peserta didik lebih bisa menerima pembelajaran karena dengan adanya penayangan film daya imajimasi mereka lebih terangsang. (3) Secara umum peserta didik tampak antusias dalam pembelajaran. Hal tersebut berdampak perilaku peserta didik yang positif, hasil menulis puisi serta ulangan harian yang meningkat, dan peserta didik lebih antusias. Berdasarkan catatan hasil refleksi peserta didik, observer, dan diskusi guru bersama observer dapat disimpulkan sebagai berikut ini. (1) Proses pembelajaran sudah cukup baik dan guru menujukkan kinerja yang cukup baik. (2) Peserta didik sudah menunjukkan sikap/ perilaku cukup baik, yaitu ketika proses pembelajaran, baik ketika menyaksikan film dokumenter, diskusi kelompok, menulis puisi, maupun ulangan harian. (3) Peserta didik merasa pembelajaran berlangsung menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga mereka merasa lebih mudah menguasai kompetensi menulis puisi. (4) Kendala yang dihadapi adalah kurangnya penekanan tema dari guru sehingga tema puisi peserta didik kurang terfokus. Selain itu, pengelompokkan peserta didik yang masing-masing kelompok terdiri atas dua orang dirasa kurang optimal sehingga diksi yang diperoleh sebagai bahan menulis puisi belum cukup banyak. Pada siklus satu dari 36 peserta didik yang menunjukkan perilaku dengan berpredikat baik mencapai 18 peserta didik (50%), dan yang berpredikat cukup mencapai 16 peserta didik (44,44%), sedangkan yang masih kurang baik 2 peserta didik atau 5,56%. Adapun hasil unjuk kerja peserta didik dalam menulis puisi mengalami peningkatan, baik setiap indikatornya maupun nilai keseluruhan. Kompetensi menulis puisi peserta didik sudah cukup baik, dari keadaan awal ketuntasan hanya 24,32% (9 peserta didik) pada siklus satu menjadi 61,11% (22 peserta didik). Hasil belajar dari ulangan harian peserta didik pada siklus satu mengalami peningkatan, 33

baik dilihat dari rata-rata ulangan harian maupun ketuntasan. Nilai ratarata ulangan harian mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata keadaan awal 72,78 menjadi 83,19 pada siklus satu dan ketuntasan belajar peserta didik pada keadaan awal hanya 32,42% (12 peserta didik) menjadi 72,22% (26 peserta didik) pada siklus satu. Namun demikian, hasil ini belum sesuai dengan harapan karena sikap baik peserta didik dan ketuntasan belajar baik menulis puisi maupun ulangan harian belum mencapai 75% sehingga disusun skenario pembelajaran berikutnya. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Pada siklus dua dilakukan perbaikan rencana tindakan berdasarkan penemuan pada siklus satu. Hal yang dilakukan yaitu memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) KD menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan yang telah diperbaiki sesuai penemuan pada siklus satu. Pelaksanaan pada siklus dua dilakukan dua kali tatap muka, yaitu tatap muka pertama dilaksanakan pada Jumat, 27 Februari 2015 jam ke 3-5 dan tatap muka kedua dilaksanakan Selasa, 3 Maret 2015 jam ke 7. Observer pada tatap muka pertama dan kedua oleh Khabib Bastari, S.Pd, M.Pd yang juga menjadi observer pada siklus satu. Kegiatan pada tatap muka pertama sebagai berikut. (1) Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang proses penyusunan puisi pertemuan sebelumnya. (2) Guru menjelaskan secara sekilas tentang unsur fisik dan unsur batin puisi. (3) Peserta didik berkelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang. (4) Guru menjelaskan proses pembelajaran hari ini. (5) Peserta didik menyaksikan film dokumenter Napak Tilas: Panglima Besar Jenderal Soedirman (sesekali guru mengingatkan peserta didik agar mendata diksi sesuai film yang dilihat. (6) Peserta didik mendata diksi (fun simpan diksi) yang bisa dijadikan bahan menulis puisi berdasarkan film dokumenter Napak Tilas: Panglima Besar Jenderal Soedirman. (7) Peserta didikberdiskusi dengan kelompoknya tentang diksi yang dapat didata berdasarkan film dokumenter Napak Tilas: Panglima Besar Jenderal Soedirman. (8) Dalam satu kelompok peserta didik saling meminjamkan diksi (fun pinjam diksi) yang didata film dokumenter Napak Tilas: Panglima Besar Jenderal Soedirman sebagai bahan menulis puisi. (9) Peserta didik mengolah diksi sesuai perasaan (fun olah rasa) menjadi puisi bebas berdasarkan film dokumenter Napak Tilas: Panglima Besar Jenderal Soedirman. (10) Peserta didik menyunting puisi yang telah dibuatnya. (11) Peserta didik dan guru memilih tiga puisi terbaik. (12) Peserta didik dan guru melakukan refleksi. Pada pertemuan kedua (1x40 menit) diadakan ulangan harian untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Peserta didik mengerjakan 10 soal. Di setiap awal tatap muka guru memberi apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan prosedur proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus dua menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran tersebut, pengelolaan kelas dan bimbingan guru 34

terhadap peserta didik jauh lebih baik dibandingkan pada siklus satu. Peserta didik tampak lebih aktif, bertanggung jawab, percaya diri, dan jujur dalam pelaksanaan pembelajaran, baik ketika melihat tayangan film (aktif mendata diksi), berdiskusi kelompok, maupun menulis puisi. Dalam hal ini peserta didik memadukan teori-teori yang diperoleh dengan tayangan film serta hasil diskusi kelompok untuk menulis puisi. Pada proses diskusi kelompok menunjukkan nuansa yang jauh lebih hidup. Peserta didik lebih aktif dalam diskusi, berani dalam mengemukakan ide atau pertanyaan saat diskusi kelompok tentang diksi yang bisa disimpan maupun dipinjamkan. Setelah menentukan tiga puisi yang terbaik, guru bersama peserta didik menyimpulkan dan merangkum materi yang dipelajari. Kelemahan yang dijumpai adalah beberapa peserta didik kesulitan ketika mendata diksi yang akan digunakan untuk menulis puisi karena kebingungan menggunakan diksi yang telah diperoleh. Oleh sebab itu, perlu bimbingan dan perhatian guru. Namun, demikian berdasarkan analisis data perilaku peserta didik dan hasil ulangan harian diperoleh hasil yang memuaskan. Secara lengkap data hasil tersebut adalah sebagai berikut. Pada siklus dua dari 37 peserta didik yang menunjukkan perilaku dengan berpredikat baik mencapai 29 peserta didik atau 78,37%. Hasil unjuk kerja peserta didik dalam menulis puisi mengalami peningkatan, baik setiap indikatornya maupun nilai keseluruhan. Kompetensi menulis puisi peserta didik sudah cukup baik, dari siklus satu ketuntasan 61,11% menjadi 94,59% pada siklus dua dengan nilai rata-rata 80,05. Hasil belajar dari ulangan harian peserta didik pada siklus dua juga mengalami peningkatan, baik dilihat dari rata-rata ulangan harian maupun ketuntasan. Nilai rata-rata ulangan harian mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata siklus satu 83,19 menjadi 88,75 pada siklus dua dan ketuntasan belajar peserta didik pada siklus satu hanya 72,22% menjadi 91,23% pada siklus dua. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat disimpulkan penelitian yang dilakukan memperoleh hasil yang memuaskan. Pembahasan Hasil Penelitian Perilaku baik peserta didik dalam pembelajaran berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik yang baik, dalam menulis puisi maupun ulangan harian. Pada siklus satu pembelajaran sudah cukup baik dan guru menunjukkan kinerja yang cukup baik. Namun, perlu ditingkatkan pengelolaan kelas, bimbingan guru terhadap peserta didik ketika diskusi kelompok perlu lebih intens. Peserta didik sudah menunjukkan perilaku cukup baik, yaitu ketika proses pembelajaran, baik ketika menyaksikan film dokumenter, diskusi kelompok, menulis puisi, maupun ulangan harian. Walaupun masih ada peserta didik yang mengganggu teman, bicara sendiri, kurang konsentrasi, terlalu asyik melihat tayangan film, kebingungan ketika harus mendata diksi sesuai film yang ditayangkan, dan diam saja ketika harus berdiskusi. Peserta didik merasa pembelajaran berlangsung menyenangkan dan tidak membosankan, sehingga mereka merasa lebih mudah menguasai kompetensi menulis puisi, walaupun masih ada beberapa peserta didik yang bingung dalam mendata diksi sesuai film yang ditayangkan. Jumlah anggota 35

kelompok perlu ditambah agar diksi yang didata untuk bahan menulis puisi lebih banyak dan variatif. Selain itu, beberapa peserta didik tampak mengalami kesulitan dalam membuat menentukan diksi yang diperlukan untuk menulis puisi. Kendala lainya yang dihadapi adalah kurangnya penekanan tema dari guru sehingga tema puisi peserta didik kurang terfokus. Namun, secara kuantitatif perilaku peserta didik yang berkategori baik mencapai 50% sedangkan yang berkategori cukup mencapai 44,44%. Perilaku ini meliputi indikator (1) keaktifan, (2) bertanggung jawab, (3) percaya diri, dan (4) kejujuran. Berdasarkan analisis data observasi dan tes tertulis menunjukkan ketuntasan hasil belajar peserta didik menulis puisi mencapai 61,11% yang tuntas belajar. Hal ini berarti telah mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu 151,27% dari keadaan awal. Hasil belajar dari ulangan harian ketuntasan belajar peserta didik 32,34 % pada keadaan awal menjadi 72,22% pada siklus satu. Sementara pada siklus dua proses pembelajaran jauh lebih baik dan telah sesuai dengan yang direncanakan. Kinerja guru sebagai peneliti dan proses pembelajaran jauh lebih baik dibandingkan dengan silkus satu. Guru mampu menjadi fasilitator dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran. Permasalahanpermasalahan yang dihadapi pada siklus satu sudah dapat diselesaikan, yaitu tema sudah ditekankan oleh guru, pengelompokkan peserta didik tiap kelompok 3-4 orang, peserta didik sudah tidak terlalu asyik melihat tayangan film dokumenter dan lebih berkonsentrasi, jalannya diskusi sudah baik karena peserta didik lebih aktif. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas VIIID Semester 2 SMP Negeri 3 Ambarawa Tahun Pelajaran 2014/2015, dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter dapat meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik terutama peserta didik kelas VIIID semester 2 SMPN 3 Ambarawa tahun pelajaran 2014/2015. (2) Pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter dapat meningkatkan hasil belajar menulis puisi terutama peserta didik kelas VIIID semester 2 SMPN 3 Ambarawa tahun pelajaran 2014/2015. (3) Pembelajaran melalui three fun diksi berbasis film dokumenter dapat meningkatkan sikap/ perilaku baik peserta didik, terutama peserta didik kelas VIIID semester 2 SMPN 3 Ambarawa tahun pelajaran 2014/2015. Saran Berdasarkan simpulan penelitian di atas maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi guru-guru Bahasa Indonesia lainnya, untuk mengembangkan media yang digunakan dalam pembelajaran khususnya menulis puisi, misalnya membuat media film dokumenter. (2) Film dokumenter yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan lingkungan agar ada kedekatan dengan peserta didik. Selain itu, film yang ditayangkan hendaklah film yang bisa menguatkan karakter peserta didik, 36

misalnya karakter cinta tanah air, peduli lingkungan, tanggung jawab, jujur, percaya diri, dan karakter positif lainnya. (3) Tidak ada kata terbatas dalam mengembangkan media pembelajaran Bahasa Indonesia, misalnya guru Bahasa Indonesia bisa menerapkan penggunaan film dokumenter ini untuk media pembelajaran kompetensi menulis cerpen atau kompetensi yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ekosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia untuk SMA, MA, dan SMK. Bandung: CV.YRAMA WIDYA. International Design School on 2014. 14. 2014. Pendapat Ahli Mengenai Pengertian Film Dokumenter. http://www.idseducation.com/ (diunduh 3 Januari 2015) Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Surakarta: Widya Duta. Sarumpaet, Riris K Toha. 2002. Apresiasi Puisi Remaja: Catatan Mengolah Cinta. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 37