Gambar 6. Pembuatan bak filtrasi kapasitas 2m 3 pengganti Tower air

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

Proses Pembuatan Madu

KARYA ILMIAH PEMERIKSAAN KUALITAS MADU KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

PENDAHULUAN. Masalah pangan: ketersediaan pangan; kerawanan konsumsi pangan oleh pengaruh kemiskinan, pendidikan rendah & pantangan terhadap makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

KARAKTERISTIK DAN PRE-TREATMENT MADU

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

7 Manfaat Daun Singkong

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi perokok dewasa per hari. Menurut data Global Adult Tobacco Survey

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu banyak orang memanfaatkan lebah untuk diambil

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

BAB I PENDAHULUAN. dari telur (Watson, 2002;Aryulina, 2004). Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Air sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia agar tetap sehat dan aktif. Minum air

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

UJI EFEK TONIK MADU RAMBUTAN PADA MENCIT PUTIH JANTAN DENGAN METODE NATATORY EXHAUSTION SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

KONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Madu merupakan cairan kental seperti sirup bewarna cokelat kuning muda

Karenanya labu kuning yang bisa mencapai ukuran besar ini juga membawa beragam manfaat hebat untuk mencegah beragam penyakit, di antaranya:

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

TELUR ASIN PENDAHULUAN

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI MADU SEBAGAI PEMANFAATAN ALAMI UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA KULIT BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Sistem Pencernaan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. gaya makanan junk food dan fast food yang tren di tengah masyarakat.

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan Tahun I yaitu pembuatan alat pemeras madu (Gambar 1 & 2) dan penyaring madu (Gambar 3). Pelaksanaan pembuatan ruang khusus pengolahan madu (Gambar 4), untuk melengkapi peralatan dalam pengolahan madu diperlukan sumur bor dan pompa (Gambar 5). Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu Gambar 2. Alat Pemeras madu Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 % Gambar 5. Sumur bor dan pompa telah terpasang dengan kedalaman 40 Gambar 6. Pembuatan bak filtrasi kapasitas 2m 3 pengganti Tower air 11

Kegiatan pelatihan panen madu lestari dan higienis sesuai standar Internal Control System (ICS) dilakukan oleh tim dari Bogor. Beberapa materi yang diberikan dalam kegiatan bimbingan dan pelatihan ICS ini meliputi; prosedur pemanenan yang tepat, penggunaan peralatan yang higienis, pengetahuan kelestarian madu hutan dan konservasi (lebih detail dipaparkan dalam Buku Panen Lestari dan Manfaat Madu Hutan, Hapsoh dkk, 2013). Kegiatan pengabdian yang sudah dikerjakan pada tahun kedua adalah perbaikan ruang pengelolaan madu di UKM DUTAMAS Gambar 7. Selain itu juga telah diserahkan alat pemeras dan penyaring seperti pada Gambar 8. Alat pengurang kadar air dengan menggunakan vaccum evaporator yang dirancang dan dibuat sendiri dengan menggunakan kemampuan peralatan yang ada pada Laboratorium Teknik Mesin Universitas Riau. Sedangkan alat kontrol (control temperature) dan tekanan vakum (vacuum pump, pressure gauge) dan beberapa komponen lainnya diadakan dengan pembelian yang dipesan dari beberapa tempat baik dari kota Pekanbaru bahkan ada yang dari luar Pekanbaru (Gambar 9). Proses untuk merakit semua komponen tersebut dan proses running test di UKM Al-Hikmah seperti pada Gambar 10. Gambar 7. Perbaikan Ruang Pengolahan Madu UKM DUTAMAS (Kondisi 100%) (a) (b) Gambar 8. Alat Pemeras (a) dan Alat Penyaring (b) 12

Proses Pemotongan Plat Proses Penekukan dan Bending Proses Rolling Proses Finishing (dengan gerinda) Gambar 9. Proses Pembuatan Vacuum Evaporator di Laboratorium Teknik Mesin Gambar 10. Proses Assembly dan Running Test Vacuum Evaporator di UKM Al-Hikmah Kegiatan pengabdian yang sudah dikerjakan Tahun III yaitu pembuatan alat evaporator madu untuk UKM Dutamas (Gambar 11 sampai 17). 13

Gambar 11. Proses Pembuatan Evaporator Vacuum Gambar 12. Proses Pembuatan Evaporator Vacuum (Lanjutan) 14

Gambar 13. Hasil Pembuatan Shell dan Head Gambar 14. Alat dan Bahan Untuk Sistem Kontrol Gambar 15. Proses Perakitan Sistem Kontrol dengan Vacuum Evaporator 15

Gambar 16. Proses Pengujian Gambar 17. Sertifikat Hasil Pengujian dari UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau Pelatihan managemen, pemasaran, managemen produksi bersih, quality control. Izin produksi (PIRT), izin produk ekspor, packaging dan promosi online. Madu yang diperoleh pemanjat dilakukan proses penyaringan, seterusnya dilakukan pengurangan kadar air dengan evaporator. Pengurangan kadar air madu bertujuan untuk memenuhi kriteria standar nasional Indonesia (SNI). Madu hutan memiliki karakteristik yang sangat khas dibandingkan dengan madu ternak. Pada umumnya madu hutan memiliki kadar air 16

yang cukup tinggi (24-28%), itu sebabnya madu hutan cenderung lebih encer dibandingkan dengan madu ternakan. Hal itu bukan berarti madu hutan tidak baik kualitasnya. Kualitas madu dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya waktu pemanenan madu, kadar air, warna madu, rasa dan aroma madu. Waktu pemanenan madu harus dilakukan pada saat yang tepat, yaitu ketika madu telah matang dan sel-sel madu mulai ditutup oleh lebah. Selain itu, kadar air yang terkandung dalam madu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas madu. Madu yang baik adalah madu yang mengandung kadar air sekitar 17-21% (Sihombing, 1997). Bervariasinya kadar air dalam madu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kelembaban udara, jenis nektar, proses produksi dan penyimpanan (Suranto, 2007). Warna dan rasa madu hutan tidak selalu sama, hal itu bergantung pada musim dan keanekaragaman nektar yang dihisap lebah. Madu hutan memiliki aroma yang sangat khas, hal itu dapat menjadi pembeda madu hutan dan madu ternak berdasarkan aromanya saja. Umumnya madu memiliki rasa manis. Rasa manis madu disebabkan oleh unsur monosakarida fruktosa dan glukosa, dan memiliki rasa manis yang hampir sama dengan gula. Namun ada juga madu yang memiliki rasa pahit dan keasaman. Madu hutan bisa beraneka ragam warnanya, mulai warna kuning keemasan, merah kecoklatan, hitam pekat, bahkan ada juga yang berwarna putih bening. Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti Magnesium, Kalium, Potasium, Sodium, Klorin, Sulfur, Besi, dan Fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, B3, B6 dan C yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas bunga dan serbuk sari yang dikonsumsi lebah. Disamping itu, di dalam madu terdapat pula Tembaga, Yodium dan Seng dalam jumlah kecil, juga beberapa jenis hormon (Sarwono, 2001). Kandungan Nutrisi madu hutan dapat berbeda-beda, hal ini bergantung pada asal nektar yang dihisap lebah. Zat-zat yang terkandung dalam madu sangat kompleks dan kini telah diketahui tidak kurang dari 181 macam zat yang terkandung dalam madu. Karbohidrat merupakan komponen terbesar yang terkandung dalam madu, yaitu lebih dari 75%. Jenis karbohidrat yang paling dominan dalam hampir semua madu adalah dari golongan monosakarida yang biasanya levulosa dan dekstrosa. Levulosa dan dekstrosa mencakup 85-90% dari total karbohidrat yang terdapat dalam madu, sisanya terdiri atas disakarida dan oligosakarida (Sihombing, 1997). Berikut adalah kandungan nutrisi secara umum pada madu dan fungsinya bagi tubuh: a. Karbohidrat (glukosa dan fruktosa) Kandungan karbohidat berupa gula glukosa dan fruktosa pada madu dapat diserap darah secara instan, berbeda dengan gula biasa kandungan dasar sukrosa harus melalui proses pencernaan. 17

Oleh sebab itu madu asli memiliki toleransi terhadap penderita diabetes, meskipun terjadi peningkatan kadar gula darah, namun kalori yang berasal dari madu dapat secara langsung digunakan tubuh menjadi energi. Nilai kalori pada madu sangat besar 3.280 kal/kg, setara dengan kalori 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu. b. Mineral Madu sangat kaya akan kandungan mineral penting bagi tubuh, antara lain adalah; Kalsium (Ca), Besi (Fe), Magnesium (Mg), Fosfor (P), Kalium (K), Natrium (Na) dan Seng (Zn). Kalsium adalah salah satu mineral penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Zat besi berperan dalam pusat pengaturan molekul hemoglobin sel-sel darah merah. Magnesium bertindak sebagai katalisator reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Sementara itu Fosfor bertanggungjawab terhadap proses mineralisasi tulang dan gigi. Selanjutnya Kalium atau Potasium, berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik, terutama dalam metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein. Sejalan dengan fungsi Kalium ada Natrium atau Sodium, fungsi utama untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Natrium juga berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot, absorpsi glukosa, dan sebagai alat angkut zat-zat gizi melalui membran sel. Seng berperan dalam proses kekebalan tubuh, memelihara kesehatan mata, menghambat virus, mengurangi risiko kanker, menjaga kesehatan organ vital laki-laki, dan mempercepat proses penyembuhan luka. c. Vitamin Madu mengandung beberapa vitamin kompleks dan berbagai enzim yang sangat penting bagi tubuh manusia. Berdasarkan nutrisi madu mengandung Riboflavin (Vitamin B2), Niacin (Vitamin B3), Asam Pantothenat (Vitamin B5), Viatamin B6, Folat (Vitamin B9) dan Vitamin C. Tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin secara mandiri, padahal fungsi dari vitamin sangat diperlukan dalam tubuh. Oleh sebab itu diperlukan asupan bahan makanan yang memiliki kandungan vitamin. Madu merupakan hasil sekresi hewani yang mampu menyediakan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. d. Enzim Salah satu pembeda madu asli dan palsu adalah enzim yang terkandung dalam madu. Enzim penting yang terdapat dalam madu adalah enzim diastase, invertase, glukosa oksidase, peroksidase dan lipase. Enzim diastase adalah enzim yang mengubah karbohidrat kompleks (polisakarida) menjadi karbohidrat yang sederhana (monosakarida). Enzim invertase adalah enzim yang memecah molekul sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Enzim oksidase adalah enzim yang membantu oksidasi glukosa menjadi asam peroksida. Enzim peroksidase melakukan 18

proses oksidasi metabolisme. Semua zat tersebut berguna untuk proses metabolisme tubuh (Suranto, 2004). Asam utama yang terdapat dalam madu adalah asam glutamat. Asam organik yang terdapat dalam madu adalah asam asetat, asam butirat, format, suksinat, glikolat, malat, proglutamat, sitrat dan piruvat. Madu juga mengandung perangsang biogenik yang berperan meningkatkan kesegaran. Enzim peroksidase yang terdapat pada madu hutan membantu mempercepat oksidasi metabolisme peroksida yang merupakan limbah metabolisme. Ahli kesehatan berpendapat bahwa peroksida adalah faktor yang dapat mempercepat penuaan. Selain sebagai nutrisi kulit, madu juga sebagai pelembap alami kulit dan berperan dalam perawatan rambut. Terbukti dengan telah digunakannya madu pada produk perawatan kulit dan rambut. Madu mengandung biose atau zat pengatur tumbuh yang mempercepat pertumbuhan akar, tunas, serta pembungaan pada tanaman. Selain zat antibakteri, madu bisa membantu mempercepat pulihnya jaringan yang luka serta mencegah infeksi. Zat antibakteri dalam madu dapat menyembuhkan jerawat. Hidrogen feroksida juga sangat efektif untuk membersihkan kulit. Madu juga mengandung hormon gonadotropin yang merangsang alat reproduksi lebah ratu dan membantu dalam proses pematangan telur (Suranto, 2004). Perkembangan Kegiatan Pelaksanaan usaha UKM Al-Hikmah dan DUTAMAS yang bergerak dalam produksi Madu Hutan Pohon Sialang selama periode 2015 mengalami perubahan dari sisi manajemen produksi dan pemasaran. Dengan adanya kegiatan IbPE proses produksi Madu Hutan Pohon Sialang lebih efektif dan efisien. Produk Madu Hutan yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang tinggi. Adanya peningkatan jumlah produksi yang diikuti oleh kualitas produk UKM memberikan nilai tambah secara ekonomis bagi UKM Mitra, hal itu menunjukan perkembangan usaha UKM Mitra mengalami perkembangan yang cukup baik dari waktu ke waktu. Kemajuan perkembangan usaha UKM mitra dapat dilihat berdasarkan realisasi pelaksanaan usaha terkait. Dalam kegiatan yang telah berjalan tidak seutuhnya sempurna seperti yang diharapkan. Pada masa pelaksanaan kegiatan muncul beberapa kendala yang memerlukan kearifan dalam menyikapi dan mencarikan solusinya. Pada saat ini yang masih kurang dari kedua UKM yang dibina ini adalah masalah penjualan dari hasil olahan madu ini. Oleh sebab itu untuk masa yang akan datang harus dibantu untuk mencarikan jaringan-jaringan pemasaran baik lokal maupun internasional. Masyarakat lokal dalam pemakaian madu olahan masih terbentur oleh kepercayaan lama dimana madu yang bagus adalah madu yang masih ada sisa-sisa lebah dan sarang madu yang ada dalam madu tersebut. Masalah ini perlu penyuluhan lebih lanjut terhadap masyarakat lokal 19

dengan membawa ahli gizi dan sarjana kesehatan masyarakat untuk meyakinkan bahwa madu hasil olahan dengan evaporator vakum ini jauh lebih baik. Pemakaian alat bantu pemeras madu yang masih kurang terpakai karena masyarakat masih pakai alat yang menurut mereka sangat praktis. Oleh sebab itu perlu modifikasimodifikasi lebih lanjut dari alat pemeras ini. Alat pengering evaporator vakum juga perlu modifikasi terutama masih menggunakan daya listrik yang masih relatif tinggi, maka perlu dirancang dengan daya yang lebih rendah lagi, tentu dengan kapasitas yang lebih rendah nantinya. Saat ini UKM mitra belum mampu memenuhi kewajiban untuk ekspor keluar negeri. Hal ini disebabkan UKM mitra terkendala harga madu bila dalam jumlah besar tidak memberikan keuntungan. 20