PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG Mai Taufik Hidayat *), Sefna Rismen **), Zulfitri Aima **) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was background by students understanding of mathematical concepts are still low and less motivated to follow the math. This research aims to find whether the students understanding of mathematical concepts that apply learning strategy Rotation Reflection of students understanding of mathematical concepts that apply Conventional learning strategy on class VIII SMPN 22 Padang. type of research is experiment with research design Randomized Posttest Only Comparison Group Design. The population this research is all students of class VIII SMPN 22 Padang. The research design with randomly to the subject, class selected as a sample VIII 3 class is a class experiment and class VIII 2 class is a class control, this research Instruments is the final test of understanding mathematical concepts form essay. Data analysis technique used is the t-test of the parties on the real level with 0,05. The Based on result of data analysis average students understanding of mathematical concepts experiment class is 61,57 higher than of average class control that is 50,53. Hypothesis test results obtained t count = 1,89 dan t table = 1,68, because t count > t table so the hypothesis is accepted. The results this research is the understanding of mathematical concepts in teaching students using the application of active learning strategy rotation reflection of students understanding mathematical concepts taught using Conventional learning strategy on class VIII SMPN 22 Padang. Key words: Active Learning Strategy rotation reflection, understanding of mathematical concepts PENDAHULUAN Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Pentingnya peranan matematika tersebut menjadikan mata pelajaran ini dipelajari secara luas dan mendasar pada jenjang pendidikan di sekolah. Matematika dapat dikatakan sebagai landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena matematika dapat mengembangkan kemampuan berpikir, logis, analitis, kritis, kreatif dan sistematis serta kemampuan bekerja sama. Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika agar lebih baik, diantaranya melengkapi sarana dan prasarana, mengembangkan dan memperbaharui kurikulum, mengadakan seminar kependidikan, serta pemberian kesempatan kepada guru untuk
mengikuti pendidikan lanjut. Kenyataan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah dan belum mampu memahami berbagai konsep matematika. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pemahaman konsep matematis siswa pada mata pelajaran matematika sangat kurang. Hasil observasi di SMPN 22 Padang pada tanggal 28 Maret 2016, didapatkan informasi dari wawancara guru matematika menjelaskan tentang pembelajaran matematika, diantaranya strategi pembelajaran yang diterapkan kurang bervariasi. Siswa tidak dibiasakan mengkonstruksi pengetahuan yang diterima sehingga siswa kurang memahami konsep dengan baik. Akibatnya pola belajar siswa lebih bersifat menghapal. hal ini mengakibatkan materi pelajaran yang diterima kurang tersimpan dan cepat hilang dari ingatan siswa bahkan siswa cenderung melupakan sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Begitu juga hasil wawancara dengan siswa mengatakan bahwa proses belajar selalu metode ceramah kemudian mengerjakan soal latihan sehingga siswa cenderung bosan dan tidak termotivasi untuk belajar. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran akan bermakna jika siswa dapat mengalami dan melihat sendiri apa yang dipelajarinya, untuk itu pembelajaran harus memberikan kesempatan belajar secara aktif bagi siswanya. Strategi pembelajaran aktif yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran matematika diantaranya strategi pembelajaran aktif tipe rotasi refleksi. Strategi belajar aktif tipe rotasi refleksi merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pengulangan pada setiap sesi pembelajaran (Gunawan, 2004: 356). Strategi ini dapat membantu siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari, menguji kemampuan siswa serta dapat berbagi dengan siswa lain. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Rotasi Refleksi diharapkan dapat meningkatkan karena dengan meninjau ulang kembali apa yang telah dipelajari akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep tesebut. Strategi ini dapat membantu siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah mereka
pelajari agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokokpokok bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Guru dapat mengukur atau menilai tingkat kemampuan, pengetahuan dan pengalaman siswa, melalui strategi ini juga diharapkan siswa lebih memahami materi yang telah dipelajari. Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe Rotasi Refleksi menurut Gunawan (2004: 358) adalah: a. buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 3 atau 4 orang, b. tempelkan di dinding beberapa kertas kosong (misal A3 atau A4) yang diberi judul tentang topik yang dibahas, c. minta kelompok ini untuk berkumpul mengelilingi kertas tersebut dan memberikan pandangan atau ide terhadap topik yang tertulis dikertas, d. setelah cukup waktu, kelompok itu pindah ke kertas lain, kelompok lainnya mengambil tempat yang ditinggalkan kelompok pertama dan melakukan hal yang sama. demikian seterusnya, e. kelompok terakhir ditugaskan untuk merangkum informasi yang telah terkumpul dan menjelaskan kepada seluruh kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Rotasi Refleksi lebih baik dari pada dengan pembelajaran konvensional pada kelas VIII SMPN 22 Padang 2016/2017. Penelitian relevan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: penelitian yang dilakukan oleh Supra Yelmita (2010) dengan judul Penerapan Pembelajaran Aktif Tipe Rotasi Refleksi Pada Mata Pelajaran Matematika Pada Kelas VII MTsN Talaok Kabupaten Pesisir Selatan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe rotasi refleksi. Pertukaran kelompok lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya dilakukan pada tingkat MTsN kelas VII tanpa menjelaskan materi terlebih dahulu dan penyajian materinya dengan menggunakan media chart dimasing-masing kelompok dan ditempelkan di atas meja, sedangkan penelitian ini dilakukan di SMP kelas VIII menyampaikan materi terlebih dahulu dan penyajian materinya dengan menggunakan media chart dimasingmasing kelompok yang ditempel di dinding pada pelajaran matematika.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil 2016/2017 di SMPN 22 Padang dimulai tanggal 8 Agustus sampai tanggal 18 Agustus tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek merujuk pada Arikunto (2006) Variabel pada penelitian ini adalah Strategi pembelajaran aktif tipe rotasi refleksi pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol sebagai variabel bebas dan sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 22 Padang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak. Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VIII 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes essay. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VIII 7 SMPN 29 Padang pada tanggal 16 Agustus 2016. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas 0,95. Teknik analis data yang dipakai adalah uji-t satu pihak yang dikemukakan oleh Sudjana (2005: 239). Rubrik penilaiannya menggunakan rubrik analitik skala 4 pemahaman konsep matematis. HASIL DAN PEMBAHASAN Mengetahui hasil tes kemampuan hasil belajar matematika siswa dilakukan tes akhir pemahaman konsep. Kelas eksperimen diikuti oleh 30 orang siswa dan pada kelas kontrol diikuti oleh 30 orang siswa. Hasil tes akhir pemahaman konsep siswa pada kedua kelas ini diperoleh rata-rata (x ), standar deviasi (S), nilai maksimum (X maks ), dan nilai minimun (X min ) seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata dan Standar Deviasi dari Skor Tes Akhir Kelas Sampel x S x max x min Eksperimen 61,57 24,97 100 19 Kontrol 50,53 19,70 95 15 Tabel 1 memperlihatkan bahwa ratarata pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep matematis siswa pada kelas kontrol. Simpangan baku pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol yang artinya nilai di kelas eksperimen lebih bervariasi. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang
dilakukan dengan uji-t satu pihak, diperoleh bahwa t hitung t tabel = 1,68 dengan t hitung = 1,89 dan > t tabel maka H 0 ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe rotasi refleksi lebih baik daripada dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 22 Padang. Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat tes akhir hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Gambar 1. Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 1. Lembar jawaban tes akhir siswa kelas eksperimen kelompok tinggi, terlihat semua jawaban siswa sudah pada skala 3 dengan bobot 2 maka mendapatkan skor 6 atau sesuai dengan indikator pemahaman konsep, siswa sudah mampu dalam memahami semua konsep dari relasi dan fungsi. Ini berarti siswa telah bisa menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis dengan benar. Gambar 2. Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Berdasarkan Gambar 2. Lembar jawaban tes akhir siswa kelas kontrol kelompok tinggi, terlihat semua jawaban siswa sudah pada skala 3 atau dengan bobot 1 maka mendapatkan skor 3 sesuai dengan indikator pemahaman konsep, siswa belum mampu dalam memahami semua konsep dari relasi dan fungsi dengan benar. Ini berarti siswa telah bisa menyatakan ulang sebuah konsep tetapi memiliki sedikit kesalahan. Berdasarkan penjelasan gambar 1 dan gambar 2 terlihat sekali perbedaan skor pemahaman konsep siswa. KESIMPULAN Pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe rotasi refleksi lebih baik dari pemahaman konsep matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran Konvensional di Kelas VIII SMPN 22 Padang tahun pelajaran 2016/2017.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: bagi guru SMPN 22 Padang dan guru matematika pada umunya diharapkan guru dapat lebih optimal dalam memberikan pemahaman konsep suatu materi kepada siswa, karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasyarat pemahaman konsep sebelumnya, walaupun penelitian ini sudah memberikan hasil seperti yang diharapkan, namun penelitian selanjutnya dapat meneliti kembali pada sekolah dan materi yang berbeda dengan harapan semoga dapat meningkat hasil belajar matematika siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategi. Jakarta : Gramedia Utama Yelmita, Supra.2010. Penerapan Pembelajaran Aktif Tipe Rotasi Refleksi Pada Mata Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VII MTsN Talaok Kabupaten Pesisir Selatan.Padang : Skripsi STKIP PGRI Sumbar