BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat Indonesia agar maju, mandiri dan sejahtera. Pembangunan sumber daya yang berkualitas untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik harus dimulai seawal mungkin sejak janin dalam kandungan, saat bayi baru lahir dan tahun pertama kehidupan (Depkes RI, 1999). Menyusui adalah salah satu tugas seorang ibu, seperti halnya kewajiban memberi makan dan mendidik anaknya. ASI merupakan makanan yang terpenting bagi bayi. ASI mengandung banyak antibodi untuk menangkal penyakit. Menyusui sendiri merupakan sebuah proses alamiah sehingga banyak sekali keuntungan yang didapatkan dari proses menyusui baik bagi ibu maupun bagi sang bayi (Ferrer, 1999). Akan tetapi banyak hal yang menjadi kendala selama menyusui, diantaranya adalah kondisi puting yang masuk ke dalam saluran ASI tersumbat puting retak-retak, pembengkakan payudara, laktasi yang tidak memadai, pengeluaran ASI yang terlalu banyak. Oleh karena itu perawatan payudara sangat penting untuk dilakukan selama hamil dan post partum untuk mempersiapkan proses menyusui (Ferrer, 1999). 1
2 Biasanya seorang ibu baru melakukan perawatan payudara setelah melahirkan ketika mendapati kendala ketika hendak mulai menyusui. Hal tersebut dapat merugikan bayi, ibu dan seperti produksi ASI yang tidak optimal, proses menyusui terganggu dan ASI belum juga keluar setelah bayi lahir sehingga memungkinkan ibu untuk memberikan susu formula sementara menunggu ASI keluar. Banyak sekali masalah yang timbul dan kerugian yang dirasakan ketika ibu tidak bisa memberikan ASI dengan baik (Roesli, 2004). Hal tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan payudara perlu mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan. Perawatan payudara seharusnya disampaikan sejak dini, sehingga perawatan payudara diketahui ibu sejak hamil sampai melahirkan. Dari pengetahuan tersebut maka mempengaruhi sikap seseorang sehingga muncul kesadaran ibu untuk melakukan perawatan payudara (Akre, 1994; Notoatmodjo, 2003). Sikap merupakan reaksi atau respon dari seseorang terhadap suatu stimulus ke objek (Notoatmodjo, 2003). Stimulus disini yaitu keadaan payudara ibu setelah melahirkan yang membutuhkan perawatan payudara. Dengan melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur selama hamil dan setelah melahirkan, selain memudahkan bayi menghisap ASI, juga menjaga kebersihan payudara sehingga mencegah penyumbatan, selain itu juga bermanfaat untuk memperkuat kulit puting, sehingga mencegah terjadinya luka pada saat mulai menyusui (Ilyas, 1994; Luwina, 2003). Berdasarkan penelitiannya Rulina (1990) menyebutkan bahwa ibu yang telah mendapat penyuluhan ante natal care tentang perawatan payudara
3 sebelumnya, mental dan fisiknya sudah siap sehingga ASI-nya lebih cepat keluar (Rulina, 1992). Berdasarkan hasil wawancara dari sepuluh ibu-ibu di Desa Sumurjomblang Bogo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan, tujuh orang dari ibu-ibu mengatakan bahwa setelah melahirkan sering terjadi gangguan pada awal menyusui, terutama pada payudaranya seperti produksi ASI yang kurang, laktasi yang tidak memadai. Mereka jarang memeriksa ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan apabila kendala itu ditemui setelah melahirkan, hanya satu atau dua orang saja yang memeriksa itupun jika payudaranya sudah dirasakan terasa sakit. selain itu pemakaian jamu tradisional dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pada payudaranya pada saat menyusui untuk merangsang pengeluaran ASI, tetapi dengan cara tersebut tidak selalu menghasilkan hasil yang diinginkan. Mereka juga belum pernah diberi pendidikan kesehatan bagaimana cara merawat payudara setelah melahirkan. Mereka hanya diberi anjuran selama hamil apabila kendala itu ditemukan, seperti contoh puting susu masuk kedalam, bagaimana cara mengatasinya supaya memudahkan bayi untuk menetek ketika bayi itu lahir, tetapi mereka tidak diajarkan bagaimana merawat payudara setelah melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik laktasi Rumah Sakit Kariadi Semarang menunjukkan bahwa 90% masa laktasi mengalami problema payudara. Hal ini dikarenakan adanya faktor pengetahuan ibu, dimana pengetahuan mempengaruhi pelaksanaan perawatan payudara selama hamil ataupun sesudah melahirkan (Khairul, 2000).
4 Dari permasalahan diatas dapat diketahui kurangnya penyuluhan tentang perawatan payudara pada ibu post partum yang disebabkan kurangnya pengetahuan yang mendorong sikap ibu untuk merawat payudara setelah melahirkan. Atas dasar permasalahan tersebut, menarik peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan sikap dengan praktek Merawat Payudara pada Ibu Post Partum. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktek merawat payudara pada ibu post partum di Desa Sumurjomblang Bogo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktek merawat payudara pada ibu post partum di Desa Sumurjomblang Bogo Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pengetahuan tentang praktek merawat payudara pada ibu post partum b. Mengetahui sikap tentang praktek merawat payudara pada ibu post partum c. Mengetahui praktek dalam merawat payudara pada ibu post partum
5 d. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan praktek merawat payudara pada ibu post partum e. Mengetahui hubungan sikap ibu dengan praktek merawat payudara pada ibu post partum. D. Manfaat 3. Ilmu Pengetahuan Sebagai masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan khususnya praktek merawat payudara serta sebagai referensi di perpustakaan yang dapat digunakan penelitian lain di bidang kesehatan yaitu praktek merawat payudara. 4. Peneliti Peneliti ini dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti dalam menerapkan ilmu penelitian yang didapat di bangku kuliah. 5. Tenaga Kesehatan Sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola program di Posyandu dalam meningkatkan target tentang praktek merawat payudara. 6. Masyarakat Dengan memberikan pengetahuan yang baru kepada masyarakat tentang praktek merawat payudara dan diharapkan menimbulkan sikap yang baik dan menimbulkan respon yang lebih jauh lagi yaitu masyarakat mau melakukan praktek merawat payudara pada ibu post partum. E. Bidang Ilmu Penelitin ini dilakukan dalam bidang keperawatan maternitas.