BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dalam bidang peningkatan dan pencegahan penyakit yang mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). Meningkatnya usia harapan hidup ini jika tidak diatasi dengan baik akan mengakibatkan masalah, karena dengan jumlah lanjut usia yang meningkat ini ketergantungan lansia juga meningkat, sehingga penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012). Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia sekitar 34,22 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Dari wilayah Kabupaten Blora diperoleh data lansia sebanyak 76.404 orang pada tahun 2012. (Badan Pusat Statistik Kab. Blora, 2012)
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia guna menjaga hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan (UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 138 tentang Kesehatan Lansia dan Penyandang Cacat, ayat 1). Kementrian Sosial dalam laporan kementrian RI, 2012 mengatakan bahwa lansia berhak untuk mendapat pelayanan kesehatan dengan upaya untuk mendorong lansia potensial tetap sehat, aktif dan mandiri, dengan ini pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 138 tentang Kesehatan Lansia dan Penyandang Cacat, ayat 2. Salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan upaya kesehatan adalah dengan mengadakan Posyandu Lansia (Kemsos, 2012). Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).
Melalui kader posyandu di wilayah RW I, Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora diketahui bahwa terdapat 66 lansia. Menurut kader posyandu, Posyandu Lansia didirikan pada tanggal 21 Mei 2008 dihadiri lansia hingga 50 lansia. Studi pendahuluan pada tanggal 14 Februari 2013 mengungkapkan bahwa jumlah rata-rata kunjung lansia selama 3 bulan terakhir ini adalah 27 lansia yang terdiri dari 23 perempuan dan 4 laki-laki. Pelayanan posyandu dilaksanakan setiap tanggal 14 setiap bulannya, yang diadakan disalah satu rumah kader Posyandu Lansia. Pada umumnya keluhan lansia saat berkunjung ke posyandu adalah pegal-pegal, susah tidur, hipertensi dan diabetes militus. Bidan desa mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan pada Posyandu Lansia meliputi kegiatan pelayanan kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan glukosa darah, pemeriksaan asam urat, penimbangan berat badan, dan pengobatan gratis), selain itu posyandu juga sering di isi dengan adanya penyuluhan dari bidan desa/petugas puskesmas, dan pengajian. 1.2 Fokus penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini fokus penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan kunjungan lansia dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia di RW I Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. 1.3 Signifikasi dan keunikan penelitian Penelitian oleh Fahrun dan Mustidatul, pada tahun 2009 mengenai faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di wilayah RW VII Kelurahan Wonosobo, Kecamatan Semampir Surabaya dengan menggunakan metode desain Cross sectional dengan hasil bahwa kunjungan lansia dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, pedapatan lansia (faktor ekonomi), dan tingkat pengetahuan lansia terhadap Posyandu Lansia. Selain itu penelitian di tempat berbeda di wilayah RW 03 Korao Padang, Kecamatan Nanggalo Padang oleh Yenita (2010) menekankan bahwa ada faktor hubungan dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia, hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan dari tingkat pengetahuan lansia, dukungan petugas, dukungan keluarga, jarak posyandu dan sarana dengan tingkat kunjungan lansia. Adapun penelitian studi kasus di desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul propinsi DIY, yang diteliti oleh Puji Lestari, dkk (2011) dengan analitik observasional menyatakan umur >71 tahun, sikap yang baik, fasilitas yang baik, pelayanan kader dan petugas
kesehatan yang baik, dan peran keluarga yang baik mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu Lansia dan tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, akses, peran sosial lansia. Signifikasi dari penelitian ini adalah belum ada penelitian tentang kepatuhan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di wilayah RW I Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berbeda dengan metode yang digunakan oleh kedua penelitian diatas, yaitu kuantitatif. Metode kualitatif dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi kepatuhan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia dengan mendalam dibandingkan metode kuantitatif. 1.4 Tujuan penelitian Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia untuk berkunjungan ke Posyandu Lansia di RW I Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis 1.1. Para lansia/responden.
Meningkatkan wawasan lansia terhadap pentingnya kegiatan Posyandu Lansia. 1.2. Institusi Pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi sebagai bahan kajian dan sumber bacaan di lingkungan FIK UKSW khususnya bidang ilmu keperawatan, dan diharapkan dapat meningkatkan informasi dan ilmu pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan lansia di Posyandu Lansia. 1.3. Posyandu Lansia. Dari hasil penelitian ini diharapkan para kader Posyandu Lansia bisa lebih meningkatkan minat lansia untuk berkunjung ke Posyandu Lansia. 1.4. Peneliti. Memberikan peneliti wawasan ilmu pengetahuan tentang pelayanan lansia di Posyandu Lansia, peneliti juga dapat membandingkan teori dengan kenyataan lapangan dan melatih diri sebagai peneliti. 1.5.2 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu keperawatan gerontic khususnya tentang pentingnya Posyandu Lansia.