BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Fenomena ini dikenal sebagai penuaan penduduk yang terjadi di seluruh dunia. Pada Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia). World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh dunia hamil.

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas dari itu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi atau peran serta masyarakat mempunyai arti yang sangat luas, yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

Kabupaten Bantul yang merupakan 1 dari 5 kabupaten/kota di DIY juga mengalami hal serupa. UHH di Kabupaten Bantul pada tahun 2008 pada laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. waktu beberapa dekade (Notoatmodjo, 2007) terdapat sebanyak 130 juta lansia (4% dari total populasi), pada tahun 2000

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manfaat Penyuluhan Bina Keluarga Lansia Bagi Peserta Posbindu Pada Kehidupan Sehari- Hari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup (life ecpectancy) merupakan salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan kesehatan lansia meningkat. Peningkatan jenis dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peningkatan usia harapan hidup bangsa Indonesia diperkirakan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diiringi dengan meningkatnya jumlah dan persentase penduduk Lanjut Usia

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

Jurnal Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

B. Tujuan Umum : Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dalam bidang peningkatan dan pencegahan penyakit yang mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). Meningkatnya usia harapan hidup ini jika tidak diatasi dengan baik akan mengakibatkan masalah, karena dengan jumlah lanjut usia yang meningkat ini ketergantungan lansia juga meningkat, sehingga penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012). Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia sekitar 34,22 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010). Dari wilayah Kabupaten Blora diperoleh data lansia sebanyak 76.404 orang pada tahun 2012. (Badan Pusat Statistik Kab. Blora, 2012)

Upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia guna menjaga hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan (UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 138 tentang Kesehatan Lansia dan Penyandang Cacat, ayat 1). Kementrian Sosial dalam laporan kementrian RI, 2012 mengatakan bahwa lansia berhak untuk mendapat pelayanan kesehatan dengan upaya untuk mendorong lansia potensial tetap sehat, aktif dan mandiri, dengan ini pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 138 tentang Kesehatan Lansia dan Penyandang Cacat, ayat 2. Salah satu upaya pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan upaya kesehatan adalah dengan mengadakan Posyandu Lansia (Kemsos, 2012). Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Erfandi, 2008).

Melalui kader posyandu di wilayah RW I, Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora diketahui bahwa terdapat 66 lansia. Menurut kader posyandu, Posyandu Lansia didirikan pada tanggal 21 Mei 2008 dihadiri lansia hingga 50 lansia. Studi pendahuluan pada tanggal 14 Februari 2013 mengungkapkan bahwa jumlah rata-rata kunjung lansia selama 3 bulan terakhir ini adalah 27 lansia yang terdiri dari 23 perempuan dan 4 laki-laki. Pelayanan posyandu dilaksanakan setiap tanggal 14 setiap bulannya, yang diadakan disalah satu rumah kader Posyandu Lansia. Pada umumnya keluhan lansia saat berkunjung ke posyandu adalah pegal-pegal, susah tidur, hipertensi dan diabetes militus. Bidan desa mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan pada Posyandu Lansia meliputi kegiatan pelayanan kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan kolesterol, pemeriksaan glukosa darah, pemeriksaan asam urat, penimbangan berat badan, dan pengobatan gratis), selain itu posyandu juga sering di isi dengan adanya penyuluhan dari bidan desa/petugas puskesmas, dan pengajian. 1.2 Fokus penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini fokus penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan kunjungan lansia dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia di RW I Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. 1.3 Signifikasi dan keunikan penelitian Penelitian oleh Fahrun dan Mustidatul, pada tahun 2009 mengenai faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di wilayah RW VII Kelurahan Wonosobo, Kecamatan Semampir Surabaya dengan menggunakan metode desain Cross sectional dengan hasil bahwa kunjungan lansia dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, pedapatan lansia (faktor ekonomi), dan tingkat pengetahuan lansia terhadap Posyandu Lansia. Selain itu penelitian di tempat berbeda di wilayah RW 03 Korao Padang, Kecamatan Nanggalo Padang oleh Yenita (2010) menekankan bahwa ada faktor hubungan dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia, hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan dari tingkat pengetahuan lansia, dukungan petugas, dukungan keluarga, jarak posyandu dan sarana dengan tingkat kunjungan lansia. Adapun penelitian studi kasus di desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul propinsi DIY, yang diteliti oleh Puji Lestari, dkk (2011) dengan analitik observasional menyatakan umur >71 tahun, sikap yang baik, fasilitas yang baik, pelayanan kader dan petugas

kesehatan yang baik, dan peran keluarga yang baik mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu Lansia dan tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, akses, peran sosial lansia. Signifikasi dari penelitian ini adalah belum ada penelitian tentang kepatuhan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di wilayah RW I Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berbeda dengan metode yang digunakan oleh kedua penelitian diatas, yaitu kuantitatif. Metode kualitatif dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi kepatuhan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia dengan mendalam dibandingkan metode kuantitatif. 1.4 Tujuan penelitian Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia untuk berkunjungan ke Posyandu Lansia di RW I Kelurahan Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. 1.5 Manfaat penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis 1.1. Para lansia/responden.

Meningkatkan wawasan lansia terhadap pentingnya kegiatan Posyandu Lansia. 1.2. Institusi Pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi sebagai bahan kajian dan sumber bacaan di lingkungan FIK UKSW khususnya bidang ilmu keperawatan, dan diharapkan dapat meningkatkan informasi dan ilmu pengetahuan terhadap pelayanan kesehatan lansia di Posyandu Lansia. 1.3. Posyandu Lansia. Dari hasil penelitian ini diharapkan para kader Posyandu Lansia bisa lebih meningkatkan minat lansia untuk berkunjung ke Posyandu Lansia. 1.4. Peneliti. Memberikan peneliti wawasan ilmu pengetahuan tentang pelayanan lansia di Posyandu Lansia, peneliti juga dapat membandingkan teori dengan kenyataan lapangan dan melatih diri sebagai peneliti. 1.5.2 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu keperawatan gerontic khususnya tentang pentingnya Posyandu Lansia.