BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Leony Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Maryam, dkk, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia dari hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2010 mencapai jiwa (9,6%) dari jumlah penduduk yaitu jiwa. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia akan meningkat menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari total jumlah penduduk (Kemenkes RI, 2012). Usia harapan hidup (UHH) lansia berdasar laporan BPS pada tahun 2011 adalah 69,65 tahun (Kemenkes RI, 2013). Meningkatnya jumlah lansia akan menimbulkan berbagai masalah, dampak dari peningkatan jumlah lansia antara lain masalah penyakit degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multifatologis, serta dalam penanganannya memerlukan waktu lama (Kemenkes, 2012). Lansia mengalami kemunduran fisik, mental, spiritual, ekonomi, sosial dan salah satu masalah yang sangat dasar adalah masalah kesehatan. Kualitas hidup yang baik pada seseorang harus dapat dipertahankan. Seseorang harus selalu berusaha memelihara kesehatan dengan baik dan teratur agar tidak mudah terserang penyakit dan agar kemunduran berbagai organ tubuh dapat diketahui sedini mungkin (Nugroho, 2012). Besarnya populasi lanjut usia dan pertumbuhan yang sangat cepat menimbulkan berbagai permasalah, sehingga lanjut usia perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua sektor untuk upaya peningkatan 1
2 2 kesejahteraan lanjut usia. Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap lanjut usia adalah terlaksananya pelayanan pada lanjut usia melalui posbindu lansia (Komnas, 2010). Tujuan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia adalah meningkatkan derajad kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat (Kemenkes RI, 2012). Kegiatan pembinaan kesehatan lansia yang dilakukan setiap bulannya antara lain pengukuran IMT yang meliputi tinggi badan dan berat badan ; pemeriksaan tekanan darah ; pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb), gula darah, asam urat, dan kolesterol ; penyuluhan kesehatan, masalah gizi ; kegiatan aktifitas fisik senam. Kegiatan posbindu digunakan sebagai indikator untuk mengetahui status kesehatan lansia dan untuk untuk memantau faktor resiko penyakit degenerative yang mungkin terjadi agar sedini mungkin dapat diketahui dan dikendalikan. (Komnas, 2010). Keaktifan kunjungan lansia ke posbindu salah satunya dipengaruhi oleh intensi (Putri, 2008). Intensi atau niat merupakan keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Dagun, 2006). Menurut Ajzen (1991) dalam Albery & Munafo (2011), pada teori perilaku terencana atau theory of planed behaviour (TPB), intensi ditentukan oleh 3 faktor, diantaranya adalah sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku. Sikap merupakan keyakinan tentang apakah hasil yang mestinya individu peroleh jika telah bersikap tertentu. Di waktu yang sama, individu juga memegang keyakinan tentang nilai dari hasil tersebit. Lestari dkk, (2011), menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam mengikuti posbindu yaitu sikap. Arum & Mangkunegara (2010), menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku secara interaksional berpengaruh dalam memprediksi intensi untuk berperilaku.
3 3 Menurut Ajzen, (1991) dalam Albery & Munafo, (2011), norma subjektif merupakan keyakinan individu tentang apa yang orang lain inginkan dan juga individu ingin bersikap demikian. Menurut Nasution (2012), dukungan keluarga, dukungan kader berpengaruh terhadap lansia dalam memanfaatkan posbindu lansia. Selanjutnya pengendalian perilaku merupakan keyakinankeyakinan atau persepsi yang berkaitan dengan seberapa banyak kontrol yang dianggap dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu untuk menjelaskan hubungan sikap-perilaku dalam perilaku tak-dikehendaki, perasaan seseorang terhadap mudah sulitnya mewujudkan suatu perilaku (Ajzen, 1991 dalam Albery & Munafo, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan, hasil wawancara dengan Kepala Kelurahan Sambiroto didapatkan informasi bahwa dari 10 RW, salah satu posbindu yang memiliki kegiatan paling lengkap yaitu di RW.IV Kelurahan Sambiroto. Kader dan petugas kesehatan aktif dalam kegiatan posbindu. Data lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto Semarang pada tahun , terdapat 51 lansia yang pernah mengikuti kegiatan posbindu, yaitu dilihat melalui KMS dan pencatatan buku oleh kader. Hasil wawancara dengan kader mengatakan bahwa dari 51 jumlah lansia dengan usia 60 tahun ke atas, sekitar lansia yang hadir dalam kegiatan posbindu lansia tersebut, terkadang lansia yang mengikuti kegiatan mengalami penurunan hingga mencapai 10 lansia yang mengikuti kegiatan. Study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 15 lansia, terdapat 7 lansia yang setiap bulannya selalu berkeinginan untuk mengikuti kegiatan posbindu. Pada lansia yang lain keinginan lansia mengikuti posbindu lansia kadang ada dan kadang tidak. Lansia mengatakan kurang berkeinginan mengikuti kegiatan posbindu karena kondisinya kesehatannya yang sedang sakit, lansia lain merasa sudah sehat dan merasa tidak perlu untuk mengikuti kegiatan posbindu, ada keperluan lain yang lebih diutamakan dari posbindu,
4 4 ada juga lansia yang jika sudah ke dokter atau pelayanan kesehatan lain, mereka sudah tidak mengikuti kegiatan posbindu. Berdasarkan fenomena pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini yang dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia di RW.IV Kelurahan Sambiroto, Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan sikap lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia b. Mendiskripsikan norma subjektif lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia c. Mendiskripsikan pengendalian perilaku lansia tentang intensi mengikuti kegiatan posbindu lansia d. Mendiskripsikan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu lansia e. Menganalisis hubungan antara sikap dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia.
5 5 f. Menganalisis hubungan antara norma subjektif dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia g. Menganalisis hubungan antara pengendalian perilaku dengan intensi lansia mengikuti kegiatan posbindu lansia D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang keperawatan khususnya terkait dengan keperawatan komunitas dan keperawatan gerontik. 2. Secara Praktis a. Masyarakat Memberikan masukan aplikatif bagi masyarakat khususnya pada lansia untuk bisa mengoptimalkan secara maksimal pelayanan yang telah disediakan untuk meningkatkan kesehatannya melalui kegiatan posbindu lansia. b. Profesi Keperawatan Digunakan sebagai bahan masukan bagi keperawatan komunitas dan gerontik dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada lansia tentang posbindu lansia sehingga minat lansia untuk ke posbindu lansia meningkat. c. Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian sejenis terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu lansia.
6 6 No 1 E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai topik yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut : Peneliti dan Judul Peneliti : Puji Lestari, Soeharyo Hadisaputro, Kris Pranarka (2011). Judul : Beberapa faktor yang berperan terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu Studi kasus di Ds. Tamantirto Kec. Kasihan Kab.Bantul Propinsi DIY Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Variabel Desain Penelitian Populasi & Sampel Variable bebas : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, social ekonomi, sikap, pengetahuan, fasilitas, akses, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran social, peran keluarga. Variable terikat: keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Desain penelitian analitik observasional. Pendekatan kasus control. Data sekunder berupa data monografi desa, catatan kader posyandu dan data puskesmas tentang anggota posyandu lansia. Pengambilan data primer dengan wawancara terhadap lansia dan keluarganya dengan kuesioner melalui kunjungan rumah responden. Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariate Besar sampel ditentukan formulasi studi kasus kontrol tidak berpasangan, didapatkan besar sampel 52, perbandingan kasus: kontrol adalah 1:1. Responden penelitian adalah lansia yang aktif berkunjung ke posyandu (kasus) dan lansia yang tidak aktif berkunjung ke posyandu selama 3 bulan terakhir (kontrol) di semua posyandu yang ada di Desa Tamantirto yang berjumlah 9 posyandu Hasil Hasil studi kasus kontrol terhadap lansia anggota posyandu di wilayah Desa Tamantirto membuktikan bahwa keaktifan kunjungan lansia ke posyandu dipengaruhi oleh umur >71 tahun, tidak bekerja, sikap baik terhadap posyandu, fasilitas posyandu yang baik, pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik, dan peran keluarga yang baik, sedangkan faktor yang tidak terbukti sebagai faktor yang berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu yaitu tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengetahuan, akses terhadap posyandu, serta peran sosial lansia 2 Peneliti : Herdini Widyaning Pertiwi (2013) Judul : Faktor-faktor yang berhubungan dengan frekwensi kehadiran lanjut usia di posyandu lansia Variable bebas : pengetahuan, pendidikan, dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia. adalah frekuensi kehadiran lansia ke posyandu lansia Penelitian kuantitatif, Jenis penelitian observasional analitik, Rancangan penelitian cross sectional, Pengambilan data dengan quisioner, Uji statistik yang digunakan korelasi Spearman Rho, Regresi berganda dengan rumus Anova Populasi seluruh lansia yang berusia >55 tahun dan bertempat tinggal di wilayah yang memiliki sejumlah 214. Teknik sampling proporsional cluster random sampling rumus Slovin Ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan, pendidikan, dukungan keluarga dengan kehadiran lansia
7 7 3 Peneliti : Zulkarnain Nasution (2013). Judul : Pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan kader terhadap pemanfaatan di wilayah kerja puskesmas Bandar dolok kec. Pagar merbabu kab. Deli serdang. Variabel bebas : Pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dukungan kepala desa, dan jarak : pemanfaatan Jenis penelitian analitik observasional, dengan pendekatan rancangan cross sectional. Pengumpulan datadilakukan secara wawancara langsung dengan kuisioner dan di analisis dengan uji regresi logistik. Populasi : seluruh lansia yang tinggal diwilayah kerja Puskesmas Bandar Dolok, Kecamatan Pagar Merbau, sebanyak orang. Sampel sebanyak 371 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dan jarak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Variabel dukungan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia 4 Peneliti : Maria Mustikaning Putri (2008) Judul : Aplikasi teori Snehandu B.Karr terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu lansia studi di 5 puskesmas Jagir kota Surabaya tahun 2008 Variabel bebas : karakteristik responden, niat, dukungan sosial dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok sebaya, keluarga, serta kondisi dan situasi : keaktifan kunjungan lansia ke Jenis penelitian : dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Analisis uji statistic dengan korelasi chi-square untuk mengetahui adanya hubungan. Sample penelitian diambil dengan simple random sampling, sebanyak 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa niat, dukungan kader kesehatan, serta kondisi dan situasi berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke. Dukungan dari tokoh masyarakat, kelompok sebaya dan keluarga tidak berhubungan dengan keaktifan kunjungan lansia ke. 5 Peneliti : Meilisha Djati Arum & A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2010) Judul : peran sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku dalam memprediksi intensi wanita melakukan Variabel bebas : sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku : intensi wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri Penelitian ex post facto field study, / penelitian non eksperimental dengan desain korelasional. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat signifikansi prediksi variabel. Alat ukur berupa kuisioner, dua alat ukur, yang Populasi dalam penelitian adalah 120 mahasiswi aktif Universitas Mercubuana Jakarta usia tahun. Sampel yang terpakai sebanyak 40 orang dengan cara sebelum pengambilan data lapangan melalui kuisioner, Penelitian menunjukkan bahwa sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku secara interaksional berpengaruh dalam memprediksi intensi wanita untuk melakukan sadari.
8 8 pemeriksaan payudara sendiri pertama digunakan pada tahap elisitasi untuk melihat silent belief tentang perilaku SADARI. Alat ukur kedua adalah skala yang digunakan untuk mengukur determinan intensi (sikap, norma subjektif, dan PBC) serta intensi melakukan SADARI peneliti melakukan tahap elisitasi keyakinankeyakinan yang menonjol (salient beliefs) 6 Peneliti : Laili istiana, Suci Paramitasari Syahlani, Sudi Nurtini Pengaruh sikap, norma subjektif dan kontrol keperilakukuan terhadap niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature Variabel bebas : sikap, norma subjektif, kontrol perilaku : niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature Jenis penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi : Ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 2-12 tahun di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sampel : dilakukan dengan judgemental sampling method. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 60 orang. Hasil penelitian dari studi mengidentifikasikan bahwa norma subjektif dan kontrol perilaku berpengaruh terhadap niat beli, namun sikap tidak berpengaruh terhadap niat beli tersebut. Niat untuk membeli berpengaruh signifikan terhadap perilaku beli susu UHT. Selanjutnya, variabel kontrol keperilakuan juga berpengaruh langsung terhadap perilaku beli. 7 Henniwati (2008). Judul : Faktorfaktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan posyandu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas di wilayah Aceh Timur Variabel bebas : status perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah kader, : pemanfaatan pelayanan Jenis Penelitian : survey explanatory, Analisis uji chi square dan uji logistik ganda Populasi : seluruh lansia yang dibina di Puskesmas Kabupaten Aceh Timur, yang berusia 45 tahun ke atas yang datang ke pada bulan juni tahun 2008 berjumlah 462 lansia. Pengambilan sampel secara random sampling sejumlah 137 orang Status perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, ada pengaruh dengan pemanfaatan posyandu lansia. Sedangkan umur, jenis kelamin, pendidikan, julah kader tidak ada pengaruh dengan pemanfaatan pelayanan.
9 9 Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan yang akan peneliti lakukan : Penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan intensi lansia untuk mengikuti kegiatan, dengan teori TPB. Variabel bebasnya adalah sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku. nya adalah intensi lansia mengikuti kegiatan. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik. Pendekatan survey cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang terdaftar di yaitu sebanyak 51 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Alat pengumpul data yaitu dengan kuisioner. Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat dan bivariat. Perbedaan Penelitian : 1. Penelitian no.1 Variabel bebas yang digunakan Lestari, dkk (2011) adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, social ekonomi, sikap, pengetahuan, fasilitas, akses, pelayanan kader dan petugas kesehatan, peran social, peran keluarga. Penentuan besar sampel yang digunakan ditentukan dengan formulasi study control tidak berpasangan. Desain penelitian yang digunakan analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol 2. Penelitian no.2 Variabel yang diteliti oleh Pertiwi (2013), adalah pengetahuan, pendidikan, dan dukungan keluarga terhadap lansia untuk aktif menghadiri posyandu lansia dengan variable terikatnya adalah frekwensi kehadiran lansia ke. Penentuan besar sampel dilakukan dengan teknik proporsional cluster random sampling rumus slovin. Sedangkan sampel yang akan peneliti gunakan adalah total sampling. 3. Penelitian no.3 Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Zulkarnain (2008), adalah pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dukungan kader, dukungan kepala
10 10 desa dan jarak. Populasi adalah seluruh lansia yang tinggal diwilayah kerja puskesmas Bandar dolok dan sampel yang diambil 371 orang. 4. Penelitian no.4 Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian Putri (2008), adalah karakteristik responden, niat, dukungan social dari kader kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok sebaya, keluarga, serta situasi dan kondisi. Analisis uji statistic yang digunakan chi square. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling. 5. Penelitian no.5 Variabel bebas yang dilakukan Arum dan Mangku (20210) dalam penelitiannya digunakan yaitu sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku. Penelitian non eksperimental dengan desain korelasi. Populasinya 120 mahasiswa universitas mercubuana Jakarta usia tahun. Sampel yang terpakai sebanyak 40 orang, pengambilan sampel secara kuisioner dengan elisitasi keyakinan-keyakinan mahasiswa. 6. Penelitian no.6 nya adalah niat dan perilaku beli produk susu ultra high temperature. Pengambilan sampel dilakukan dengan judgemental sampling method. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 60 orang. 7. Penelitian no.7 Variabel bebasnya adalah perkawinan, pekerjaan, kualitas pelayanan, jarak tempuh, petugas kesehatan, jenis kelamin, usia, pendidikan, jumlah kader. nya adalah pemanfaatan pelayanan. Jenis penelitian survey explanatory, analisis uji chi square dan uji logistik ganda.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Intensi 1. Definisi Intensi Menurut kamus besar Dagun (2006), intensi adalah keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya diatas 20%. Remaja yang kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia akan mengalami proses menua. Menurut Nugroho (2008) proses menua adalah proses yang terjadi di sepanjang hidup manusia, dimulai sejak dari awal
Lebih terperincitanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah terjadinya peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan jumlah usia lanjut meningkat (Mulyani, 2009). banyak penduduk lanjut usia (Kompas, Edisi 17 April 2012).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dalam bidang peningkatan dan pencegahan penyakit yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009. Badan kesehatan dunia WHO memperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun. Pada usia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Posyandu Lansia adalah wadah terpadu yang ditujukan untuk lansia agar mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan seperti senam
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KOTA BANDAR LAMPUNG Nyimas Aziza* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Posyandu lansia salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia. Keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan memberikan dampak
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Citra Hadi Kurniati Program Studi Kebidanan DIII Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah lanjut usia di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Worls Health Organization (WHO), orang lanjut usia menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-74 tahun), usia lanjut tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat bergantung pada angka harapan hidup manusia, semakin tinggi angka harapan hidup maka kesejahteraan di suatu wilayah tersebut tinggi. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Populasi Lanjut Usia (Lansia) pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan bahwa Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya
Lebih terperinciSIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN
SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN Asrina Pitayanti (STIKES Bhakti HUsada Mulia) ABSTRAK Pelayanan pada lansia untuk meningkatkan derajad kesehatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA Mahasiswi Stikes U budiyah Banda Aceh Abstrak Latar Belakang : Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu dengan variabel independen dan dependen dinilai sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Posyandu lansia merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lanjut usia. Posyandu sebagai suatu wadah kegiatan yang bernuansa pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara alamiah proses menjadi tua mengakibatkan kemunduran kemampuan fisik dan mental secara umum lebih banyak gangguan organ tubuh dikeluhkan oleh para usia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organitation (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi kurang menjadi salah satu masalah gizi utama di Indonesia sehingga pemerintah menekankan Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, dan penyesuaian diri dengan peran peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran ibu dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah dominan untuk mengasuh dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taraf kesehatan masyarakat yang meningkat disertai dengan meningkatnya fasilitas kesehatan berdampak pada semakin meningkatnya jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap. lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (Nugroho, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua (menjadi tua) merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory research yaitu penjelasan yang dilakukan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mencoba untuk menggali ada tidaknya hubungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan proyeksi Biro Pusat Statistika (BPS) pada tahun 2005-2010 jumlah penduduk lanjut usia akan sama dengan jumlah balita yaitu 8,5% dari jumlah penduduk atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program KB di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, ditinjau dari sudut, tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional dan dampaknya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup menimbulkan peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih (Nugroho, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah seseorang dengan usia 65 tahun atau lebih yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit melainkan suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah populasi lanjut usia dari tahun ke tahun di Indonesia mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan lanjut usia yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah posisi tertentu. Posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dikelola oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan.
Lebih terperinci1
BAB 1 PEDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular Diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global ( Riskesdas, 2013 ). dan prevalensinya
Lebih terperinciOleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan teknologi tersebut berpengaruh
Lebih terperinciGASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA JETIS DESA KRAJAN KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO Dwi Handayani, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18,1 juta jiwa (9,6%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Atik Purwandari, Freike Lumy, Feybe Polak Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R.W. Mongisidi Malalayang II Manado ABSTRAK Latar Belakang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA
29 HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA CORRELATION BETWEEN POSYANDU X S SERVICE WITH ELDERLY SATISFACTION LEVEL ENDAH RETNANI WISMANINGSIH Info Artikel Sejarah Artikel Diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan salah satu pembunuh diam-diam (silent killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan osteoporosis. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap
16 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada Pasangan Suami Isteri (PASUTRI). Semua pasangan suami isteri mendambakan kehadiran anak ditengah-tengah
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG Nova Silviyani * ), Vilda Ana Veria Setyawati ** ) *) Alumni Fakultas Kesehatan UDINUS 2011 **) Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah generasi penerus bangsa yang dibutuhkan negara dan suatu bentuk investasi negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya
Lebih terperinciBAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Pada bab ini penelitian menguraikan tentang metode yang digunakan dalam
53 BAB IV METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN Pada bab ini penelitian menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal yang akan dijelaskan mencakup desain penelititan, populasi dan sampel,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) merupakan suatu kejadian yang pasti dialami secara fisiologis oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Lansia akan mengalami Proses
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Untuk menganalisis pengaruh ketersediaan sarana posyandu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belatang kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang akan selalu digunakan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 Hj. Norlena 1, Vonny Khresna Dewi 2, Suhrawardi 3 ABSTRAK Program pengembangan Desa
Lebih terperinciFIFI AZISYAH NIM : S
HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU LANJUT USIA (LANSIA) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KESESI I DESA SIDOSARI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi FIFI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan praktik (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup, dan meningkatkan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Karangawen Kabupaten Demak yang terletak pada Jl. Semarang-Purwodadi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya angka harapan hidup. Semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan eksplanatory reseach dimana menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ. Perubahan secara biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang terbuat dari tembakau yang berbahaya untuk kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal (bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR
PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 Irawan Danismaya, S.Kp.,M.Kep Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada balita (Kartasasmita, 2010). Terdapat 15 negara dengan prediksi kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI PELAYANAN POSYANDU LANSIA DI DESA EGON KECAMATAN WAGETE KABUPATEN SIKKA PROPINSI NTT Yuliana*) M. Nadjib Bustan**) Basri*) *) Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mengalami usia lanjut. Para ahli membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia biologis (Nawawi, 2009). Pada lansia
Lebih terperinciOleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan
Lebih terperinciDinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama * ) * ) Akademi Kebidanan Karsa Mulia Semarang Korespondensi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak
Lebih terperinci