BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Dari segi biologis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

PENGERTIAN MASA NIFAS

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

Tujuan pendidikan kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

Referat Fisiologi Nifas

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

GAMBARAN PERAWATAN IBU NIFAS OLEH TENAGA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAN BALIMO KOTA SOLOK TAHUN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku konsumsi makan seperti halnya perilaku lainnya pada diri seseorang,

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, Y, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. porsio. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan servik. rahim dengan menggunakan mikroskop (Supriyanto, 2010)

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perilaku Bidan dalam pemberian Asuhan ASI Eksklusif. suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh seorang tenaga kesehatan. dalam pelayanan mempengaruhi kualitas hasil dam melayani pasien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan merupakan suatu proses belajar. Hal

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. konsumen/pasien. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri.

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M G III P 2002 PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLASENTA DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Menurut Manuaba (2010), terdapat beberapa teori pada dismenorea primer, yaitu: a) Obstruksi Servikal

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

Tabel 3.2 Matriks 6 Jam Post Partum

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mata Kuliah Askeb II

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode paska persalinan atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Ruang VK RSUD dr. Soehadi Prijonegoro. I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. memenuhi kebutuhan dan harapan pasien (Sugito, 2005)

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yaitu rangsangan (Ensiklopedi Amerika). Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus (perangsang) dan respon. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme tersebut merespon, maka teori ini disebut juga teori S-O- R atau Stimulus-Organisme-Respon, dimana respon tersebut dibedakan menjadi 2 respon yaitu, 1) Respondent respons/reflexive adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap, misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, 2) Operant respon/instrumental response adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Misalnya seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

B. Domain Perilaku Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni : a) kognitif (cognitive), b) afektif (affective), c) psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), tindakan (practice). 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan. a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang paling rendah. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat

menjelaskan, menyebutkan, contoh : menyimpulkan, meramalkan dan sebagaimana terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasiformulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulasi atau objek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu a) menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek), b) merespon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu tindakan dari sikap, c) menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, d) bertanggung jawab (responsible) diartikan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok antara lain, a) kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, b) kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, c) kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). 3. Tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support). Praktek atau tindakan ini mempunyai beberapa tingkatan antara lain, a) persepsi (perception) merupakan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil, b) respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh, c) mekanisme

(mekanism) diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, d) adopsi (adoption) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau tindakan responden. C. Bidan Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktis diseluruh dunia. Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kwalifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan (IBI, 2006). Peran dan tanggung jawab bidan adalah : 1. Memberi dukungan yang terus-menerus selama masa nifas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama persalinan dan nifas. 2. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan psikologik. 3. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayi atau dengan cara meningkatkan rasa aman. (Saleha, 2009, hal. 5)

D. Perawatan Pasca Salin 1. Pengertian Pasca salin disebut juga nifas (puerperium) atau masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim disertai dengan pulihnya alat-alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil (Suherni, et al, 2009, hal. 1). Pasca salin atau masa postpartum (puerperium), berasal dari bahasa latin yaitu puer yang artinya bayi dalam paraous yang artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan (Soleha, 2009). 2. Tahapan Pasca salin (nifas) dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : 1. Puerperium dini yakni masa kepulihan, yakni saat ibu sudah dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium intermedial yakni masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 3. Remote puerperium yakni waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. (Suherni, et.al, hal. 2) 3. Tujuan Menurut Saleha (2009) tujuan pasca salin atau postpartum adalah : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik. 2. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan KB. Secara perubahan fisiologis maka bidan melakukan pemantauan dan penanganan antara lain : a. Vital sign 1) Periksa 1x pada 1 jam pertama. Suhu tubuh normal adalah < 38 0 C. Jika lebih dari > 38 0 C, bidan harus mengumpulkan data-data lain untuk memungkinkan identifikasi masalah. Suhu yang tinggi disebabkan oleh dehidrasi (karena persalinan yang lama dan tidak cukup minum) atau adanya infeksi. 2) Tekanan darah Periksa setiap 15 menit selama 1 jam sampai stabil, kemudian setiap 30 menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit meningkat karena upaya persalinan dan keletihan. Hal ini akan normal kembali dalam 1 jam. 3) Nadi Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil, kemudian setiap 30 menit pada jam berikutnya. Nadi kembali normal pada 1 jam berikutnya, mungkin sedikit terjadi bradikardi. b. Kandung kemih Jika kandung kemih penuh dengan air seni, uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik. Jika uterus nadi di dalam abdomen dan tergeser kesamping, ini biasanya merupakan pertanda bahwa kandung kemih penuh, bantulah ibu bangun dan coba bantu dengan buang air kecil. Setelah kandung kencingnya kosong, uterus akan dapat berkontraksi dengan baik. c. Tonus uterus dan ukuran tinggi uterus

Tonus uterus dan tinggi fundus uteri, kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek, TFU normal, sejajar dengan pusat atau di bawah pusat, uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitoksin atau methergin). Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing). d. Perdarahan pasca salin Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin akan sebanyak 1 pembalut perempuan per jam, selama 6 jam pertama atau seperti darah haid yang banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari mur ibu hendaknya diperiksa lebih sering. Penyebabpenyebab perdarahan harus diselidiki. Apakah ada laserasi pada vagina atau serviks. Apakah uterus berkontraksi dengan baik, apakah kandung kencingnya kosong. Menurut Bobak (2005) lokhea dibagi 4 bagian yaitu : 1) Lokhea rubra : berisi darah segar, sisa-sisa penebalan dinding rahim dan sisa-sisa penanaman placenta, berbau amis terjadi selama 2 hari pasca persalinan. 2) Lokhea sanguinolenta : warna merah kuning, berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. 3) Lokhea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, terjadi hari ke 7-14 pasca persalinan. 4) Lokhea alba : cairan putih terjadi setelah 2 minggu. e. Pemantauan keadaan umum 1) Setelah lahirnya plasenta a. Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi. b. Evaluasi tinggi fundus. Fundus uterus harus sejajar dengan pusat atau 2 jari lebih dibawah pusat.

c. Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan. d. Periksa perineum dan perdarahan aktif (laserasi atau episiotomi). e. Evaluasi ibu kondisi secara umum. 2) Asuhan dalam 2 jam pasca nifas a. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam 1. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan 2. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan 3. Setiap 20-30 menit pada jam ke-2 pasca persalinan 4. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan atonia uteri 5. Jika ditemukan laserasi, lakukan penjahitan dengan anestesi lokal b. Mengajakan pada ibu dan keluarga untuk melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi. c. Mengevaluasi kehilangan darah. d. Memeriksa tekanan darah, nadi, keadaan kandung kemih tiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan. e. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan. f. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal (Asrinah, 2009, hal. 121-123). f. Nutrisi atau gizi Ibu pasca salin dianjurkan untuk :

1) Makan dengan diet seimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. 2) Mengonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan. 6 bulan selanjutnya 500 dan tahun ke-2 400 kalori. Kemudian mengonsumsi tablet zat besi, 1 tablet tiap hari selama 40 hari. 3) Mengonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A dalam bentuk suplemen yang dapat meningkatkan kualitas ASI, daya tahan tubuh dan kelangsungan hidup anak.