BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Kita tau, perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. perencanan tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Kinerja Perbankan dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) a. Pengertian Kinerja Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah merupakan kata benda yang artinya Sesuatu yang dicapai, Prestasi yang diperlihatkan, Kemampuan kerja (peralatan). Kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank se-efektif mungkin dan se-efisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen bank (Basran, 2005). Seperti yang teleh dijelaskan diatas kinerja sebuah bank merupakan cerminan bagi bank untuk menunjukan kapasitas bank dan menunjukan maju atau tidaknya sebuah bank tersebut. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur perbandingan antara laba bersih terhadap total aktiva. Jika suatu perusahaan memiliki ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai peluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri, namun jika total asset yang yang digunakan tidak memberikan laba maka perusahaan bisa mengalami kerugian juga bisa menghambat pertumbuhan kinerja bahkan modalnya. 11

12 b. Bank Perkreditan Rakyat Menurut UU perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menguhimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kredit sendiri adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati (Astiko, 1996). Sedangkan pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam UU Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992, menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Bank Perkreditan Rakayat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan danadalam bentuk kredit atau dalam betuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat yang melaksanakan kegiatan usahanya melalui prinsip konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Ali, 2013). Payung hukum untuk BPR adalah PBI No.

13 8/26/PBI/2006 tanggal 8 September 2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Adapun beberapa jenis usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah : - Menerima simpanan berupa giro - Melakukan kegiatan usaha perbankan dalam mata uang/valuta asing - Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap layanan kebutuhan masyarakat menengah kebawah - Melakukan usaha perasuransi - Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha BPR. Target market BPR adalah melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang kecil, pegawai dan pensiunan karena sasaran ini belum terjangkau oleh bank umum, disamping untuk pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ketangan para pelepas uang seperti rentenir dan pengijon (Ali, 2013). 2. Return On Asset (ROA) ROA sering diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai rentabilitas, atau dalam kamus besar bahasa Indonesia rentabilitas adalah hasil perolehan suatu investasi penanaman modal yang dinyatakan dengan persentase dari besarnya investasi ekonomi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa lalu. Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA dimana

14 ROA untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asset-asetnya guna memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Dendawijaya, 2003). Menurut Bringham dan Huston (2008) Return On Asset (ROA) adalah rasio bersih terhadap total asset mengukur pengembalian atas total asset. Sedangkan menurut M. Hanafi (2008) ROA adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Tandelilin (2010) mengatakan bahwa Return On Assets (ROA) menggambarkan sejauh mana kemampuan asset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. ROA menurut Kasmir (2012) menyatakan bahwa rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah asset yang digunakan dalam perusahaan, selain itu ROA memberikan ukuran yang lebih beik atas probabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan asset untuk memperoleh pendapatan. Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 rumus yang dipergunakan dalam perhitungan ROA adalah sebagai berikut: Rasio laba bersih terhadap total asset mengukur pengembalian atas total asset ( return on total asset ). Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa return on asset (ROA) merupakan suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan asset

15 perusahaan. Menurut Munawir (2001) ROA mempunyai keunngulan sebagai berikut: 1. Dapat diperbandingkan dengan rasio industry sehingga dapat diketahui posisi perusahaan terhadap industri, hal ini adalah salah satu langkah dalam perencanaan strategi. 2. Selain berguna untuk kepentingan control ROA juga berguna untuk kepentingan perencanaan. 3. Jika perusahaan menjalankan praktek akuntansi dengan baik maka dengan analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan modal secara menyeluruh, yang sensitive setiap hal yang mempengaruhi keuangan perusahaan. Adapun kelemahan menurut Munawir (2001) yang terdapat pada ROA sebagai berikut: 1. ROA sebagai pengukur devisi sangat dipengruhi oleh metode depresiasi asset tetap. 2. ROA mendukung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. ROA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian kenaikan harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.

16 Sumber dana terbesar bank berasal dari simpanan masyarakat. Maka semakin besar ROA suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset bank. 3. Capital Adequancy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Menurut Dendawijaya (2005) CAR adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 rumus yang dipergunakan dalam perhitungan CAR adalah: Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio kecukupan modal atau CAR. SE BI No.15/41/DKMP tanggal 1

17 Oktober 2013 menyatakan bahwa CAR atau rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio perbandingan antara modal dengan aset tertimbang menurut risiko sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank umum. Menurut Susilo (2000) modal terdiri dari : a. Modal inti Adapun modal inti berupa : - Modal Disetor merupakan modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. - Agio Saham merupakan selisih lebih setoran yan diterima oleh bank akibat harga saham yang melebihi nilai nominal. - Modal Sambungan merupakan modal yang diperoleh dari sumbangan-sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. - Cadangan Umum merupakan cadangan dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran masing-masing bank.

18 - Cadangan Tujuan merupakan bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. - Laba yang ditahan merupakan saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. - Laba tahun lalu merupakan seluruh laba bersih tahun lalu setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya. - Laba tahun berjalan merupakan 50 persen dari laba tahun buku berjalan dikurangi pajak. Apabila tahun berjalan bank mengalami kerugian, maka seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. b. Modal Pelengkap Adapu modal pelengkap sebagai berikut : - Cadangan revaluasi aktiva tetap merupakan cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak. - Penyisihan penghasilan aktiva produktif merupakan cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Ini dibentuk untuk menampung kerugian yang mungkin timbul akibat

19 tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap adalah maksimum 25 persen dari ATMR. - Modal Kuasi merupakan modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. - Pinjaman subordinasi merupakan pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, minimal berjangka lima tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo, harus ada Bank Indonesia. Aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) adalah aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administrative sebagaimana tercermin pada kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga (Sinungan, 1992). 4. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank. Menurut SE BI No.15/41/DKMP tanggal 1 Oktober 2013, LDR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan

20 deposito dalam Rupiah dan valutam asing, tidak termasuk dana antar bank. Ketentuan batas bawah untuk LDR adalah sebesar 78% dan batas atas yang dapat ditoleransi adalah 100%. Menurut Kasmir (2014), LDR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 rumus yang dipergunakan dalam perhitungan LDR adalah: Batas bawah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 78%. jika bank umum menyalurkan kredit di bawah angka tersebut maka bank dianggap masih kurang efisien dalam penyaluran kredit. Namun apabila jumlah penyaluran kredit melewati batas atas yakni 100% artinya maka bank tersebut dianggap terlalu agresif sehingga dapat meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi. menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa LDR adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan

21 dana yang dilakukan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan, namun jika semakin rendah rasio LDR maka semakin tinggi likuiditas bank yang bersangkutan. Rasio LDR juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. 5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Menurut kamus keuangan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah rasio yang mengukur efisiensi dan efektifitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Sedangkan menurut Riyadi (2004), menyatakan bahwa BOPO merupakan rasio yang menunjukkan besaran perbandingan antara beban atau biaya operasional terhadap pendapatan operasional suatu perusahaan pada periode tertentu. Menurut Gozali (2007), rasio biaya operasional merupakan perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah BOPO maka semakin efisien bank dalam menekan biaya operasionalnya, dengan efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Rasio ini menunjukan adanya risiko operasional yang yang ditanggung oleh bank. terjaadi karena ada ketidak pastian mengenai usaha bank, antara lain kemungkinan mengenai kerugian dari operasi bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya

22 operasional bank dan kemungkinan terjadi mengenai kegagalan jasa dan produk daru yang ditawarkan. Jumlah biaya operasional yang besar akan memperkecil jumlah laba yang akan diperoleh, karena biaya atau beban operasional bertindak sebagai faktor pengurang dalam laporan laba rugi. Nilai rasio BOPO yang ideal berada antara 50-75% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI). Bank yang nilai rasio BOPO nya tinggi ini menunjukan bahwa bank tidak berpotensi dengan efisien, karena tingginya nilai rasio ini memperlihatkan besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional. Berdasarkan SE BI No.13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 rumus yang dipergunakan dalam perhitungan BOPO adalah: Biaya operasional ini dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lain. Pendapatan operasional ini adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lain. Rasio ini dipakai untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO adalah rasio biaya operasional yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2009). Maka dari itu, Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien

23 biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. B. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Erfendi, dkk. (2015) dengan penelitiannya Analisis Pengaruh CAR, BOPO, dan LDR terhadap ROA pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh CAR, BOPO dan LDR terhadap ROA pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang. Meneliti Bank Perkreditan Rakyat di Kota Palembang yaitu sebanyak 11 Bank Perkreditan Rakyat dan semua Bank Perkreditan Rakyat tersebut menjadi Objek Penelitian. Metode yang di gunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa Capital Adequancy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA), sedangkan hipotesis kedua (H2) menyatakan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) dan hipotesis ketiga (H3) menyatakan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). 2. Hardiyanti (2012) melakukan penelitian tentang pangaruh CAR, NPL dan LDR terhadap ROA pada bank BUMN yang go-publik di Indonesia (tahun 2006-2010). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa time series. variabel penelitian yaitu Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio

24 (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitiannya bertujuan untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL dan LDR terhadap ROA pada Bank BUMN yang go-publik di Indonesia (Tahun 2006-2010). Return On Asset (ROA) menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap total asset. dari hasil penelitian CAR dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 3. Ariffudin (2012) melakukan sebuah penelitian tentang Analisis pengaruh CAR, LDR, BOPO dan NPL terhadap ROA BPR dan perbandingan ROA antar BPR wilayah Sulawesi selatan dengan BPR wilayah Iramasuka PERIODE 2008-2010. Menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Efisiensi Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA) sebagai proyeksi dari Kinerja Keuangan Bank Perkreditan Rakyat periode Januari 2008 hingga Desember 2010, kemudian melakukan perbandingan ROA antar BPR Sulawesi Selatan dengan BPR wilayah IRAMASUKA (wilayah: Sumatera, Kalimantan, Jawa Bali NTT NTB, Sulawesi, Irian Maluku). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik. Hasil penelitian secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, secara parsial CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh positif dan

25 signifikan terhadap ROA dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. 4. Karunia (2013) melakukan penelitian tentang Analisis pengarh rasio capital, asset quality dan liquidity terhadap kinerja keuangan pada sector perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2007-2011. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh rasio keuangan CAR, pemenuhan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan DPK terhadap kinerja keuangan bank yang di ukur dengan ROA serta variable-variabel manakah yang paling dominan berpengaruh rehadap ROA. Penelitian ini menggunakan metode last square. Dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA dan BOPO berpengaruh positif terhadap ROA sedangkan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA dan secara bersama-sama CAR, BOPO, dan LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. 5. Sudiyatno (2010) menganalisis tentang Analisis pengaruh dana pihak ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang go public di bursa efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2008. Jenis data pada penelitian ini adalah data time series dan data cross section, yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu (kronologis) dan data yang dikumpulkan dari perusahaan perbankan yang listed di BEI, variabel dependen ROA dan variable independen DPK, BOPO, CAR, dan LDR. Dari hasil penelitian bahwa DPK berpengaruh positif

26 dan signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 6. Marnov (2009) meneliti Analisis pengaruh LDR, NIM dan BOPO terhadap ROA bank umum Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis yang digunakan adalah model kuatdrat terkecil biasa (OLS), variable dependennya ROA dan variabel independennya LDR, NIM, dan BOPO. Dari hasil penelitiannya LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA dengan besar koefisien 1,84, sedangkan juga NIM berpengaruh positif terhadap ROA besarnya koefisien 13,47, dan BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA besarnya koefisien 1,61. 7. Agustiningrum (2013) meneliti Analisis pengaruh CAR, NPL, DAN LDR terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan. Variabel yang digunakan yaitu dependen ROA dan independennya CAR, NPL, dan LDR. Metode yang digunakan dalam penelitian ini Analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (ROA), lalu tidak mendukung hipotesis pertama yang diajukan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA), variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas

27 (ROA), dan variabel Loan to Deposits Ratio (LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 8. Adam (2013) dengan penelitiannya pengaruh non performing loan (NPL) dan biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO) terhadap profitabilitas bank (ROA) penelitian pada pt Bank Negara Indonesia, TBK periode 2000-2011.penelitian ini menggunaan metode kuantitatif, dengan menggunakan data variabel dependennya ROA, dan variable independennya yaitu BOPO dan NPL. Dengan menunjukan hasil penelitiannya bahwa Non Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) PT Bank Negara Indonesia, Tbk. Dimana ketika NPL naik akan menyebabkan turunnya Return on asset (Laba) perusahaan dan sebaliknya. Demikian halnya dengan BOPO. 9. Dasih (2014) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap return on asset perbankan (studi pada bank umum yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2007-2013). Metode yang digunakan adalah menggunakan regresi data panel dengan model random effect, dengan variabel dependenya ROA dan variabel independennya CAR, LDR, NPL dan BOPO. Hasil dari penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, dan

28 Secara simultan CAR, LDR, NPL, dan BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA bank umum yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2013. C. Hipotesis Dengan melihat dari latar belakang dan tujuan dari penelitian ini, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Capital Adequancy Ratio (CAR) diduga berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Perkreditan Rakyat yang berada di provinsi Lampung 2. Loan to Deposit Ratio (LDR) diduga berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Perkreditan Rakyat yang berada di provinsi Lampung 3. BOPO diduga berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Perkreditan Rakyat yang berada di provinsi Lampung. D. Kerangka Penelitian Salah satu rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan salah satu rasio profitabilitas tersebut yang sering digunakan adalah Return on Asset (ROA). Dalam menganalisis kinerja BPR maka faktor-faktor yang diduga mempengaruhi Return on Asset (ROA) adalah seperti gambar berikut ini:

29 Capital Adequancy Ratio (CAR) (+) Loan to Deposit Ratio (LDR) (+) Return on Asset (ROA) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (+) Gambar 2.1 Kerangka Penelitian