Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman ini sangat perlu ditingkatkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. subur, dan mendapat julukan sebagai Negara Agraris membuat beberapa. memiliki prospek yang menjanjikan dan menguntungkan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. potensial. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, komoditas ini memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

KAWASAN AGROWISATA DI KOPENG

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: 1) Industri kopi olahan kelas kecil (Home Industri), pada industri ini

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi. Komoditi kopi juga merupakan komoditi yang dikonsumsi di dalam negeri. Selain itu kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor. Selama ini di Indonesia lebih dikenal sebagai penghasil Kopi Robusta terbesar didunia, meskipun kontribusi Kopi Arabika Indonesia dalam perdagangan kopi dunia secara kuantitatif kecil namun secara kualitatif sangat disukai konsumen dengan keanekaragaman jenis serta cita rasa yang spesifik. Menurut International Coffee Organization (ICO) konsumsi kopi di dunia meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Biji kopi Indonesia juga dipasok ke gerai-gerai penjual kopi (coffee shop) seperti Starbucks dan Quick Check yang berlokasi di Indonesia maupun yang berada di luar negeri. Produksi kopi Indonesia sebagian besar diekspor yaitu antara 50%-80%. Ekspor kopi Indonesia hampir seluruhnya dalam bentuk biji kering dan hanya sebagian kecil (kurang dari 0,5%) dalam bentuk hasil olahan. Dalam data Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2004, negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Italia. Perkembangan kegiatan perkebunan kopi di berbagai provinsi di Indonesia menunjukkan trend yang meningkat. Berdasarkan pusat data dan informasi pertanian, secara umum pola perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada periode tahun 1970-2008 cenderung mengalami peningkatan sebesar 395 hektare setiap tahun. Bila dilihat dari sisi produksi kopi perprovinsi tahun 2004-2008 Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 1

terdapat enam provinsi sentra produksi kopi yang memberikan kontribusi besar terhadap total produksi kopi di Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan dan Lampung merupakan provinsi sentra produksi kopi terbesar yang berkontribusi masing-masing sebesar 22,32% dan 21,65% terhadap total produksi kopi di Indonesia. Disusul berturut-turut provinsi Bengkulu, Sumatera Utara, Jawa Timur dan NAD. Hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap perkebunan kopi rakyat dan semakin luasnya pangsa pasar kopi. Sumatera Utara yang berada pada posisi keempat sebagai provinsi sentra produksi kopi terdiri dari beberapa kabupaten yang menghasilkan kopi sebagai hasil perkebunan utama. Salah satunya adalah Kabupaten Dairi. Menurut Data BPS (2010) Kabupaten Dairi merupakan daerah dengan total produksi paling besar untuk Kopi Arabika. Tanaman Kopi Arabika dapat dengan mudah dijumpai hampir di seluruh daerah di Kabupaten Dairi. Sebagian besar penduduk yang ada di Kabupaten Dairi memiliki areal penanaman kopi di areal pemukimannya. Di Kabupaten Dairi, kopi merupakan komoditas perkebunan rakyat yang cukup berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian rakyat setempat. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2007), Kabupaten Dairi berada di peringkat pertama sebagai penghasil kopi terbesar di Sumatera Utara dengan hasil produksi 9.437,80 ton. Luas lahan kopi yang menghasilkan biji kopi tanduk basah di daerah ini seluas 6.904 hektare dengan produktivitas 1,36 ton setiap hektarnya. Hal ini menunjukkan Kabupaten Dairi berkontribusi besar dalam peningkatan ekspor kopi ke berbagai negara dari Sumatera Utara. Kabupaten Dairi merupakan salah satu daerah kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 250-1700 meter di atas permukaaan laut (mdpl). Topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu yang tergolong datar, miring, landai dan terjal (BPS, 2010). Berdasarkan letak geografis dan iklim ada beberapa jenis komoditas perkebunan rakyat yang dikelola masyarakat setempat seperti kopi, jagung, sayur-mayur, pisang, nangka jeruk, kentang, dan terong belanda. Obyek wisata merupakan penghasil devisa non-migas yang kini banyak dikembangkan di berbagai daerah. Obyek wisata yang paling lama berkembang Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 2

adalah obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seni dan budaya. Obyek wisata ini oleh Pemerintah telah diakui sebagai penghasil devisa terbesar dari sektor non-migas. Mengingat keindahan alam menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan, potensi ini menarik untuk digarap. Indonesia sebagai negara agraris memiliki lahan pertanian yang sangat luas. Rangkaian kegiatan pertanian dari budidaya sampai pasca panen dapat dijadikan daya tarik tersendiri bagi kegiatan pariwisata. Dengan menggabungkan kegiatan agronomi dengan pariwisata banyak perkebunan-perkebunan besar di Indonesia dikembangkan menjadi obyek wisata agro. Pengertian Agrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor: 204/KPTS/HK/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, perjalanan, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian". Sebagai daerah yang memiliki tanah subur, panorama indah, pengembangan agrowisata di Sidikalang akan mempunyai manfaat ganda apabila dibandingkan hanya mengembangkan pariwisata dengan obyek dan daya tarik keindahan alam, seni dan budaya. Manfaat lain yang dapat dipetik dari mengembangkan agrowisata, yaitu disamping dapat menjual jasa dari obyek, daya tarik keindahan alam, seni dan budaya, sekaligus akan menuai hasil dari penjualan budidaya tanaman agro, sehingga disamping akan memperoleh pendapatan dari sektor jasa sekaligus akan memperoleh pendapatan dari penjualan komoditas pertanian. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan merancang Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah : 1. Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang kopi. 2. Sebagai salah satu tujuan wisata dari rangkaian wisata yang ada di Kab. Dairi. 3. Memperkenalkan produk hasil panen, olahan, dan bibit tanaman kopi. Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 3

1.3. Sasaran Sasaran utama Pusat Wisata Kopi Sidikalang adalah : 1. Menjadi sarana rekreasi agro bagi wisatawan. 2. Membantu petani dan pengusaha kopi dalam upaya memasarkan produk kopi Sidikalang di dalam dan luar negeri. 1.4. Masalah Perancangan Masalah perancangan adalah kendala atau hambatan yang akan dihadapi dalam perencanaan dan perancangan proyek. Dengan mengetahui masalah yang akan dihadapi, maka akan diupayakan untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang akan terjadi. Dengan demikian, diharapkan dalam proses perancangan dapat bejalan dengan baik dan lancar. Dalam kasus proyek Agrowisata ini, masalah perancangan yang muncul adalah : Bagaimana cara menata ruang luar dan ruang dalam kawasan Pusat Wisata kopi Sidikalang, dimana manusia dapat berekreasi dengan cara melihat dan mengamati proses pengolahan kopi yang telah matang dan merasakan kenikmatan kopi hasil proses pengolahan kopi ini secara langsung sebelum dibawa pulang. Bagaimana menggabungkan fungsi-fungsi bangunan yang berbeda menjadi suatu komplek wisata bisnis, yang dapat mewadahi seluruh kegiatan pengunjung dan memberikan rasa nyaman bagi pengunjung. Pusat Wisata Kopi merupakan penggabungan rekreasi ruang dalam dan luar (indoor and outdoor recreation), dimana pengunjung menikmatinya sambil berjalan, sehingga diperlukan adanya pengaturan sirkulasi dan bagaimana penyelesaian sirkulasi terbaik didalam lokasi yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Bagaimana membedakan sirkulasi pengunjung dengan pegawai pabrik kopi yang berada dalam satu site. Bagaimana memadukan elemen lansekap pada kawasa Pusat Wisata Kopi yang sesuai dengan fungsinya Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 4

Bagaimana penataan ruang luar dengan menggunakan pola, warna, bentuk yang mengarah pada kesan alami dan tidak menimbulkan perubahan total pada kondisi tapak eksistingnya. Bagaimana penataan ruang luar dengan ruang dalam sehingga tercipta suatu keterkaitan yang harmonis Bagaimana menemukan suatu bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung. Penenerapan tema (Arsitektur Tropis) kedalam desain sehingga tema dapat mendukung fungsi-fungsi yang di buat menjadi lebih bagus. 1.5. Pendekatan Untuk memberikan dan memperjelas gambaran serta pemahaman tentang kriteria perancangan Pusat Wisata Kopi Sidikalang ini, dilakukan metode pembahasan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut: Pusat Wisata Kopi sebagai wadah rekreasi, pengenalan, pengembangan, pengolahan, penjualan, pendidikan dan penelitian kopi yang konteks dengan lingkungan dan pengunjungnya Studi lokasi, data, wawancara dan survey untuk lebih memahami tentang karakteristik dan potensi lokasi, permasalahan dan lain-lain yang bermanfaat bagi proses perancangan Pusat Wisata Kopi ini. Penerapan Arsitektur Hijau sebagai tema perancangan melalui Definisi yang paling umum yaitu melibatkan adanya reduksi dari keseluruhan pengaruh dan proses dari desain melalui konstruksi serta operasional bangunan pada penggunakan kembali dari struktur dan elemenelemennya, diantaranya : efisiensi penggunaan site, ruang, bahanbahan dan energi. Mereduksi pencemaran baik internal maupun eksternal bangunan, pemborosan, kesehatan lingkungan, memperbaiki produktifitas pekerja, dan perlindungan kesehatan seluruh penghuni. Literatur, mengambil data-data dari berbagai sumber bacaan sebagai tambahan untuk melanjutkan laporan perancangan. Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 5

1.6. Lingkup dan Batasan Adapun batasan dan lingkup kajian perencanaan proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Pusat Wisata Kopi. Lingkup perencanaannya ialah : Memperkenalkan Wisata agro yang sepenuhnya belum berkembang di Kab. Dairi Mengembangkan potensi alam di Kab. Dairi, khususnya kota Sidikalang. Memperkenalkan salah satu hasil sumber daya alam unggulan Kab. Dairi yaitu Kopi Sidikalang. Menelusuri pengetahunan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kopi. Batasan Perencanaan ialah: Mencari solusi dari masalah-masalah perencanaan dan menjadikannya sebuah kriteria dalam merancang lansekap dan bangunan pendukung sebagai fasilitas rekreasi. Membahas peranan fasilitas-fasilitas yang akan dibangun sebagai bagian dari agrowisata kopi dan sebagai tempat rekreasi yang syarat dengan hiburan. 1.7. Asumsi Dengan mempertimbangkan bahwa kasus proyek bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi-asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, diantaranya : 1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta 2. Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukkan lahan sesuai dengan RUTRK kota Sidikalang. Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 6

1.8. Kerangka Berfikir Diagram 1.1. Struktur Kerangka Berfikir 1.9 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Pusat Wisata Kopi di kota Sidikalang adalah sebagai berikut : Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 7

BAB 1 PENDAHULUAN Berisi latar belakang, Maksud dan tujuan, manfaat, Perumusan Masalah, metode perumusan masalah, sistematika Laporan dan alur pikir. BAB 2 DESKRIPSI PROYEK membahas mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. BAB 3 ELABORASI TEMA berisikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding arsitektur yang mempunyai tema sejenis. BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN Pendekatan Program Perencanaan Dan Perancangan Analisa-analisa yang berkaitan dengan pendekatan obyek fisik dan nonfisik, seperti analisa kegiatan, tapak, bangunan, ruang dan analisa sistem struktur. BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Berisikan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. Konsep yang dibahas meliputi konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Wisata Kopi Sidikalang. BAB 6 HASIL PERANCANGAN berisi akan hasil rancangan berupa site plan, denah, tampak, potongan, hingga suasana baik eksterior maupun interior. LAMPIRAN merupakan hasil keluaran berupa Gambar hasil Perancangan Arsitektur dan Dokumentasi dan Maket. Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 8

DAFTAR PUSTAKA berisi daftar pustaka yang dugunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek. Thommy John Pieter Sitepu (080406042) 9