IBRAHIM Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. sadar melalui pendidikan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan siswa untuk

Dedi Asmajaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DI SDN 13 MANGARO ARTIKEL ILMIAH BLANDINA JUWITA NIM F

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini berarti bahwa siswa harus belajar sesuatu dari padanya.

Dedi Asmajaya

PENERAPAN MODEL PKTB DAN PKDLB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI. Indra Kasih Irvan Darmawan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar adalah suatu atau serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan pada

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. jasmani sebagai suatu sub sistim pendidikan memiliki peran yang berarti dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH MELALUI PENDEKATAN MEDIA BOLA KARET PADA SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH GUNAWAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR AHMAD AL MUNAWAR. ABSTRAK Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAIANAN BOLA VOLI MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan dan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam pertandingan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif, sistematis dan intregativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

< 9 atau berada dalam kategori aktif. Tabel 1.1 Data Aktivitas Belajar passing bola voli pada Siklus I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan evaluasi diharapkan

I. KAJIAN PUSTAKA. manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di susun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI PEMBELAJARAN GAYA KOMANDO

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Researh).

BAB I PENDAHULUAN. efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hanya sebagai objek, sementara guru aktif mendominasi seluruh kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya pendidikan merupakan faktor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. cabang olahraga atletik. Dalam cabang olahraga atletik secara garis besar terdapat

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MINI MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA KARET

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE VAK PADA SISWA KELAS XI SMA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN AJARAN 2012/2013 IBRAHIM Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing bawah bola voli melalui metode VAK pada siswa kelas XI SMA Taman Siswa Binjai T.A 2012/2013. Metode peneltian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Untuk memperolah data dalam penelitian ini maka dilakukan Tes Hasil Belajar pada tes awal, lalu dilakukan pembelajaran melalui metode VAK yang dilakukan Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk aplikasi teknik passing bawah bola voli sebanyak dua kali pertemuan. Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis : (1) dari tes hasil belajar sebelum menggunakan metode VAK (pree test) diperoleh 11 siswa (29,73%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 26 siswa (70,27%) belum mencapai tingkat ketuntasan hasil belajar. Dengan nilai rata-rata 60,58. Kemudian dilakukan pembelajaran melalui metode VAK. (2) dari tes hasil belajar melalui metode VAK disklus I diperoleh 23 siswa (62,16%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 14 siswa (37,84%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata 68,02. Kemudian dilakukan kembali pembelajaran melalui metode VAK. (3) dari tes hasil belajar melalui metode VAK disiklus II diperoleh 32 siswa (86,94%) yang mencapai tingkat ketuntasan belajar, dengan nilai rata-rata siswa adalah 79,28. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siklus I ke siklus II yaitu sebesar 11,26 dan peningkatan ketuntasan klasikalnya sebesar 24,78%. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas XI SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013. Kata kunci : Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli, Metode VAK PENDAHULUAN Dalam usaha pencapain tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya sistem lingkungan serta kondisi belajar yang lebih kondusif. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosial. Oleh karena itu, guru dikatakan sebagai penggerak motivasi dan fasilitator belajar siswa yang diharapkan mampu memantau tinkat perkembangan hasil belajar siswa. Gaya mengajar merupakan strategi mengajar yang digunakan dengan maksud untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Lutan dalam Husdarta (2000 : 33) mengatakan bahwa gaya mengajar merupakan cara guru berinteraksi dengan siswa agar tuuan pembelajaran dapat tercapat. Gaya mengajar memberikan andil yang sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar, karena penggunaan gaya mengajar yang tepat dan sesuai tentu akan menghasilkan suatu kegiatan belajar mengajar yang efekif serta diharapkan mencapai tujuan pembelajaan. Hal ini berarti penggunaan gaya mengajar yang baik dan tepat akan dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar mengajar yang menyengkan dan bergairah. Cabang olahraga bola voli secara umum diajarkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, serta digemari oleh masyarakat. Bola voli juga merupakan

olahraga yang dapat dijadikan sebagai olahraga rekreasi yang positif dalam mengisi waktu luang. Dari tujuan tersebut sering berkembang ke arah tujuan lain, seperti peningkatan kesegaran jasmani, peningkatan prestasi dalam cabang olahraga voli dan lain sebagainya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Taman Siswa Binjai, dalam melakukan praktek olahraga khususnya permainan bola voli ternyata kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar terutama passing bawah masing kurang baik. Kesalahan yang sering terjadi adalah saat melakukan gerakan passing, dimana posisi perkenaan bola dengan tangan kurang tepat sehingga bola voli yang di passing tidak tearah dan terkontrol bahkan bola tidak mengenai dengan tangan. Ditinjau dari hasil belajar khususnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani kebanyakan siswa masih memiliki nilai di bawah nilai standar KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum). Dimana nilai KKM (Ketuntasan Kriteria Minimum) yang ditetapkan di sekolah tersebut adalah 75. 2. Rumusan Masalah Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Guru Pendidikan Jasmani SMA Taman Siswa Binjai mengatakan bahwa hasil belajar passing bawah bola voli masih rendah dengan 15 siswa (40,54%) dinyatakan tuntas dan sebanyak 22 siswa (59,46%) tidak tuntas belajar di kelas XI IPS-1 yang berjumlah 37 orang siswa. Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan di atas, salah satunya adalah kurangnya guru memvariasikan metode mengajar. Selama ini guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar hanya menggunakan metode komando. Metode ini pada dasarnya membuat siswa belajar pasif, sedangkan guru yang lebih berperan aktif dengan kata lain siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru. Hal ini mengakibatkan siswa malas untuk belajar dan sering terjadi saat proses belajar mengajar di dalam kelas, siswa mengalami kejenuhan bahkan siswa ada yang tidur sehingga pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dipahami, terserap oleh siswa. Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada masa sekarang ini perlu diiringi peningkatan proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi yang tepat. Sehingga strategi atau metode yang digunakan guru tidak terpusat pada guru dan monoton sehingga terkesan membosankan dan membuat siswa tidak serius memperhatikan materi pelajaran yang sedang diberikan guru khususnya pembelajaran pendidikan jasmani. Salah satunya adalah metode VAK (visual, Auditory, Kinestethic). Metode VAK merupakan model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK ini merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pebelajarnya di masa depan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa tertarik mengadakan penelitian yang berkaitan dengan dengan pembelajaran yang berjudul : Upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli melalui metode VAK pada siswa kelas XI SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013 KERANGKA TEORITIS Kemudian Sardiman (1996) merumuskan bahwa belajar ditujukan pada suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Adapun menurut Winarsih (2008) mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang baru. Perubahan 8

tersebut merupakan hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pengalaman dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Menurut Slameto (2003 : 8) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam meningkatkan tingkat penguasaan ilmu pengetahuai tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf dan simbol. Kemudian Dimyati (2003 : 55) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari proses belajar dan pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi dan merupakan tingkat perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelum proses belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan Sudjana (2009 : 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Penguasaan hasil belajar dan tingkah laku penguasaan materi pengajaran diukur dengan penelitian. Hasil belajar biasanya diperlihatkan setelah anak didik menempuh kegiatan belajar dalam proses belajar mengajar. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Sedangkan belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh bentuk perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Gagne (dalam supriyono, 2010 : 5) membagi hasil belajar menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Informasi verbal yaitu kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tulisan. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3. Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas, kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dalam memecahkan masalah. 4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani. 5. adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Kemudian Hamalik (2009 : 183) mengatakan bahwa perbedaan hasil belajar dikalangan peserta didik disebabkan oleh berbagai alternatif antara lain kematangan akibat dari kemajuan umur, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan. Kemudian Lutan (1996:8) yang menjelaskan bahwa ciri-ciri pembelajaran pendidikan jasmani adalah: (1) tujuannya serba lengkap yaitu mencakup aspek fisik, intelektual, emosional sosial atau olahraga, (2) disajikan menggunakan metode dan strategi tertentu sesuai dengan materi dan tujuan, (3) dinilai dan dipantau secara berkelanjutan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai, dan (5) berlangsung dalam suatu ekosistem pendidikan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pendidikan jasmani adalah hasil yang dicapai siswa setelah ia menerima pengalaman belajar pendidikan jasmani yang biasanya dinyatakan dengan skor atau nilai. Namun untuk mencapai hasil belajar yang baik tentunya tidak lepas dari peranan seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa agar pelajaran tersebut dengan mudah dipahami dan dicerna. 1. Hakikat Gaya Mengajar Mengajar merupakan suatu usaha dari pihak guru yaitu mengatur lingkungan pembelajaran sehingga terbentuklah

suasana yang sebaik-baiknya bagi siswa untuk belajar. Mengajar juga dapat di defenisikan sebagai segala usaha yang sengaja dilakukan dalam rangka memberi kemudahan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Mengajar merupakan suatu aktifitas mengelola, mengorganisasikan atau mengatur lingkungan dengan baik dan mengkaitkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Mengajar menurut Husdarta dan Saputra (2000 : 3) mengajar adalah : Merupakan suatu proses yang sangat kompleks, guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus agar siswa mau belajar, karena mengajar upaya yang sangat disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahanyang akan disajikan kepada siswa. Belajar mengajar adalah kegiatan yang berbeda tetapi keduanya merupakan kegiatan yang sejalan dan searah. Belajar merupakan proses yang terjadi dalam diri manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses belajar itu manusia menggunakan pikiran, perasaan, kemampuan dan budi pekertinya. Kegiatan belajar mengajar salah satu langkah dalam proses pendidikan, dengan kegiatan belajar dilakukan siswa dan mengajar dilakukan oleh guru. Untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, maka diperlukan suatu proses strategi mengajar. Suryosubroto (2001 : 149) Tujuan strategi mengajar adalah untuk memberikan kontrol diri, keterlibatan, tanggung jawab diri dan perhatian terhadap siswa supaya kualitaskualitas ini akhirnya membentuk kualitas dapat berjalan terus dan bergairah didalam kehidupan mereka baik di dalam maupun di luar dunia pelajaran pendidikan jasmani. Strategi mengajar yang diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan memilih gaya mengajar yang cocok untuk dilaksanakan, Mahendra (2000 : 79), menjelaskan tentang pengertian gaya mengajar adalah merupakan seperangkat pengambilan keputusan yang dibuat sejalan dengan aksi-aksi pengajaran. Hal ini berarti dalam proses belajar mengajar gaya mengajar merupakan suatu cara yang dilakukan guru untuk mengoptimalkan pembelajaran yang dibuat melalui pengambilan keputusan sejalan dengan aksi pengajaran yang diberikan. Lutan, (2000 : 29) berpendapat bahwa : Gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan dapat diserap oleh siswa. Pendapat lain tentang gaya mengajar yang dikemukakan Brotosuryo (1993 : 250) yaitu sebagai upaya menjembati antara pokok bahasan dan belajar. Gaya mengajar merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses kegiatan di sekolah. Gaya mengajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Memilih gaya mengajar yang tepat membuat interaksi yang lazim antara guru dan siswa yang menghasilkan pencapaian hasil belajar yang optimal. 2. Hakikat Metode VAK Cara belajar seseorang pada dasarnya berbeda-beda. Setiap orang memiliki kecenderungan belajar atau gaya belajar yang berbeda. VAK (Visual, Auditory, Kinestethic) merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi, (DePorter, 1999). Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK ini merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi pebelajarnya di masa depan. Pada pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan melihat, mengamati, dan menggambarkan sesuatu (Visual), belajar dengan mendengar (Auditory), dan belajar dengan gerak dan terlibat secara langsung (Kinestethic) (DePorter dkk. 1999). Dan menurut Herdian, model pembelajaran VAK merupakan suatu model pembelajaran yang menganggap pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut (Visual, Auditory, Kinestethic), dan dapat diartikan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dengan bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk mencapai pemahaman dan pembelajaran yang efektif. Pemanfaatan dan pengembangan potensi siswa dalam pembelajaran ini harus memperhatikan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Bagi siswa visual, akan mudah belajar dengan bantuan media dua dimensi seperti menggunakan grafik, gambar, chart, model, dan semacamnya. Siswa auditory, akan lebih mudah belajar melalui pendengaran atau sesuatu yang diucapkan atau dengan media audio. Sedangkan siswa dengan tipe kinestethic, akan mudah belajar sambil melakukan kegiatan tertentu, misalnya praktek, eksperimen, bongkar pasang, membuat model, memanipulasi benda, dan sebagainya yang berhubungan dengan system gerak. Modalitas visual merupakan gaya belajar bagi siswa yang suka menghafal, gaya belajar auditory merupakan gaya belajar siswa dengan mendengar, sementara gaya belajar kinestethic adalah gaya belajar siswa dengan melakukan sesuatu hal atau praktikum. DePorter (1999) menyebutkan banyak ciri perilaku lain yang dapat dilihat untuk mengenali modalitas belajar siswa. 4. Hakekat Passing Bawah Bola Voli Menurut Arma Abdullah (1981 menyatakan bahwa passing adalah salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yang dilakukan dengan cara tertentu yang tujuannya adalah mengoper bola yang dimainkan seregunya. Selanjutnya M.Yunus (1992) mengemukakan bahwa passing adalah mengoper bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan teknik tertentu, sebagai awal untuk menyusun bola penyerangan kepada regu lawan. Passing terdiri dari dua macam, yakni : passing bawah dan passing atas. Passing bawah terdiri dari passing bawah norma, passing ke depan pada bola rendah, passing bawah bergeser 45 derajat ke depan, passing bawah bola jauh di samping badan, passing bawah dengan bergerak mundur, passing dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat, passing bawah ke belakang, passing bawah dengan driving, dan passing bawah dengan rolling ke samping. Passing bawah khususnya dilakukan dalam upaya menahan segala jenis serangan yang dilancarkan oleh regu lawan baik berupa service, smash, tip dan lain sebagainya. Umumnya serangan yang dilancarkan jalannya adalah keras, deras dan cepat. Passing bawah merupakan salah satu upaya yang efektif untuk menahan serangan tersebut. Beutelstahl, Dieter (1984 : 70) menjelaskan bahwa passing bawah yang merupakan suatu bagian dari jeni passing yang berarti merupakan cara paling efektif meneriman service yang sulit atau dengan kata lain kita masih berkesempatan untuk mengarahkan bola semau kita dengan baik. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Taman Siswa Binjai

No 1 2 3 SEMINAR NASIONAL Jl. Sudirman Binjai pada tanggal 26 Januari dan 2 Februari 2013. Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah berupa lembar penelitian tes hasil belajar I dan II dengan lembar portofolio yang bersumber dari Suharto dalam buku Arma Abdullah (1981). Tes hasil belajar diberikan setelah pengajaran dengan pendekatan metode VAK dilakukan. Portofolio Penilaian Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Indik ator Perm ulaan Perke naan Akhir Deskriptor - Kedua lutut ditekuk, kaki dibuka selebar bahu - Badan sedikit condong ke depan - Posisi kedua tangan saling bertautan - Punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri - Ayunkan kedua tangan ke arah bola dengan sumbu gerak pada persendian bahu - Kedua siku betul-betul dalam keadaan lurus - Perkenaan bola pada bagian proximal tangan yaitu di atas pergelangan tangan - Sudut antara lengan dengan badan sekitar 45 0 - Setelah lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan - Selanjutnya segera mengambil posisi siap kembali - Ayunkan lengan ke depan tidak melebihi sudut 90 0 dengan bahu/badan - Pandangan tetap ke arah jalannya bola Jumlah Skor ce kli st Skor HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Taman Siswa Binjai yang dilaksanakan dilapangan merdeka Binjai Beralamat Di Jalan Sudirman Binjai, saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dimana penelitian ini dilaksanakan dari dua siklus dan pada setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi berupa tes passing bawah bola voli. Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa Binjai No Pelaksa naan 1 Pree- Test Permulaa n Jumlah = 112 3,03 2 Siklus I Jumlah = 126 3,41 3 Siklus II Jumlah = 129 3,49 Aspek Penilaian Perkenaan Jumlah = 79 Rata-rata= 2,14 Jumlah = 94 Rata-rata= 2,54 Jumlah = 117 Rata-rata= 3,16 Akhir Jumlah = 78 2,11 Jumlah = 82 2,22 Jumlah = 107 2,89 Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari pree-test (melalui penerapan metode VAK) ke siklus I dan meningkat lagi ke siklus II. Dari hasil analisis data juga dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes awal masih sangat rendah. Maka untuk meningkatkan hasil belajar tersebut diterapkan metode VAK dengan harapan kesulitan-kesulitan belajar siswa baik secara individu maupun klasikal dapat diatasi. Dari data analisis juga diketahui bahwa hasil belajar siswa dari tes hasil belajar I menggunakan metode VAK masih rendah (belum tercapai tingkat Juml ah Juml ah = 269 7,27 Juml ah = 302 8,16 Juml ah = 352 9,51

ketuntasan secara klasikal). Yaitu dengan nilai rata-rata tes hasil belajar I adalah 68,02. Dengan tingkat ketuntasan belajar 62,16% atau hanya 23 orang siswa yang tuntas. Pada tes hasil belajar II nilai ratarata hasil belajar siswa adalah 79,28. Dengan tingkat ketuntasan 86,49% dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu sebesar 11,26. Dan peningkatan ketuntasan klasikalnya sebesar 24,33%. Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode VAK dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Aktifitas belajar siswa sangat perlu diperhatikan untuk memfokuskan siswa pada pembelajaran. 3. Kepada Mahasiswa FIK UNIMED yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. Hendaknya untuk dapat lebih menggunakan metode VAK yang tepat sehingga hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Dengan Metode VAK (Visual, Auditori dan Kinestetik) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok passing bawah bola voli pada siswa kelas XI IPS-1 SMA Taman Siswa Binjai Tahun Ajaran 2012/2013. SARAN Bertolak dari hasil penelitian dan kesimpulan, maka ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan disarankan, yaitu: 1. Sangat perlunya memperhatikan kemampuan awal siswa sebelum mengadakan pembelajaran agar dapat memilih tindakan yang tepat bagi siswa pada saat pembelajaran, karena salah satu penyebab tidak berhasilnya pencapaian tujuan program pengajaran yang direncanakan adalah kurangnya pengetahuan untuk memilih yang akan digunakan sehingga anak didik tidak dapat mencapai tujuan pengajar.

DAFTAR PUSTAKA Arma Abdullah. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bloom, Benyamin S. 1975. Taxonomi Of Educational Objective dalam Supriyono.2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar Djamarah dan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Lutan. 2000. Supervisi Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Suryosubroto. 2011. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta.Jakarta