BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. untuk mendapatkan kesempatan berusaha di Thailand. Awalnya mereka

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Central Proteinaprima Tbk (CPP) didirikan pada 30 April 1980

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PABRIK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP SYNCHRONOUS MANUFACTURING

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

P E R E N C A N A A N P R O D U K S I Y A N G O P T I M A L DENGAN PENDEKATAN GOAL PROGRAMMING DI PT. GOLD COIN INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini penulis mencari beberapa sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

Dosen Pembimbing : Ir. Eddy Widiyono, MSc

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang sekarang ini semakin berkembang. Teknologi tidak mengenal

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

TUGAS INDUSTRI SEMEN SPESIFIKASI PERALATAN PABRIK SEMEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk terus-menerus mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II DASAR TEORI. harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan faktor-faktor yang. serta dapat menghasilkan hasil penepungan yang optimal.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

II. TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari unsur organik dan anorganik. Unsur organik terdiri dari protein,

PROSES PEMBUATAN PAKAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Materi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mengalami kerugian. Kerugian tersebut dapat berupa

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

FEASIBILITY STUDY INVESTASI INDUSTRI PAKAN IKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi: Formulasi Pakan

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) adalah perusahaan perseroan dengan

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 1 : Formulasi Pakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

MATERI DAN METODE. Materi

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB III Produksi Asphalt Mixing Plant (AMP) Jenis Takaran

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN IKAN LELE, MAS DAN NILA

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sejarah perusahaan pakan ternak di Asia Tenggara dipelopori oleh Perusahaan Zuellig Group sejak tahun 1953, dengan perusahaan induk berada di Swiss dengan nama Gold Coin Group. Di Indonesia sendiri diberi nama PT. Gold Coin Indonesia, dan PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill adalah perusahaan cabang yang bertempat di Medan, Sumatera Utara. Perusahaan Gold Coin Group bergerak dalam usaha produksi pakan ternak yaitu unggas, ikan, udang, sapi, kambing, babi dan hewan peliharaan lainnya di wilayah Asia Pasifik. Pabrik dan kantor pemasaran Perusahaan Gold Coin Group telah tersebar di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Vietnam, China, Philipina, Srilangka, India dan Laos. Perkembangan peluang pasar yang semakin luas dan kesempatan pasar yang baik maka didirikanlah PT. Gold Coin Indonesia Medan Mill. Pendirian pabrik ini dibagi atas 3 tahap, yaitu: 1. Januari 1981 : Pembangunan Proyek 2. Oktober 1981 : Produksi Koperasi Percobaan 3. Desember 1981 : Produksi Koperasi Komersil Menghadapi persaingan yang semakin ketat, PT. Gold Coin Group menggunakan teknologi terbaru dengan tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dalam memproduksi pakan ternak yang berkualitas tinggi dan bisa diterima masyarakat. Selain itu PT. Gold Coin Group senantiasa didukung oleh tenaga-

tenaga teknis yang mempunyai pengalaman tinggi di lapangan. Tenaga teknis tersebut membantu peternak secara profesional dalam teori dan praktek. Selain didukung oleh tenaga ahli, Gold Coin Group juga didukung dengan sarana peralatan laboratorium dan sumber daya manusia yang berpengalaman dalam menjamin terjaganya kualitas bahan baku untuk dapat menghasilkan pakan ternak atau hasil yang baik. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Gold Coin Group memiliki ruang lingkup bidang usaha dalam bidang produksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill tiap tahunnya menghasilkan 300.000 ton pakan ternak sebagai produk utama dan pakan khusus. Adapun pakan ternak yang dihasilkan adalah: 1. Produk pakan utama : pakan unggas, babi, sapi, dan kambing. 2. Produk pakan khusus : pakan ikan, udang, katak dan hewan peliharaan lainnya. 2.3. Lokasi Perusahaan Lokasi PT. Gold Coin Indonesia memiliki beberapa tempat yang tersebar di tiga lokasi, yaitu: 1. Bekasi : Jl. Raya Bekasi KM 28, Desa Medan Satria 2. Surabaya : Jl. Margo Mulya Industri Kav G 1-3 Tandes Surabaya 3. Medan : Jl. Pulau Bali No.2 KIM II, Jl. Medan-Belawan KM 10,5, Medan Sumatera Utara

2.4. Daerah Pemasaran Lingkup wilayah pemasaran produk pakan ternak dari PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dipasarkan ke beberapa daerah yaitu: 1. Sumatera Utara 2. Riau 3. Padang 4. Aceh 2.5. Proses Produksi Sumber-sumber berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, metode, dan juga materi merupakan sumber yang digunakan dalam proses produksi dalam upaya untuk membuat atau menambah nilai suatu barang atau jasa. Berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan, proses produksi dapat dibedakan menjadi 3 tipe. Adapun ketiga tipe tersebut adalah: 1. Tipe Job Shop Ukuran pemesanan produk dengan tipe ini adalah ukuran pemesanan kecil. Dimana produknya bertipe diskrit, aliran produksinya dapat berbeda untuk tiap produk, setup tinggi sehingga ongkos produksi tinggi, mesin-mesin bertipe general purpose, beban kerja tiap stasiun kerja berbeda, dan keahlian pekerja dituntut tinggi. Job shop merupakan proses produksi yang bekerja berdasarkan pesanan. 2. Batch Production

Merupakan proses produksi yang bekerja berdasarkan keinginan atau kebutuhan konsumen. Pada proses produksi seperti ini, suatu pabrik memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk pada laju produksi dalam suatu jumlah tertentu yang memungkinkan untuk mengadakan persediaan, dan kemudian merubah proses produksi untuk menghasilkan macam produk yang lain. Mesin atau peralatan dirancang mengarah pada tipe general purpose machine tetapi untuk produksi dengan laju yang tinggi. 3. Mass Production Mass production dilakukan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang besar tetapi relatif sejenis. Mesin dan peralatan yang digunakan dirancang untuk mampu menghasilkan produk dengan produksi tinggi yaitu dengan tipe special purpose. Disisi lain, keterampilan berproduksi dari manusia dialihkan ke mesin sehingga tidak terlalu membutuhkan skill yang tinggi dari operator. Pabrik PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill, jenis proses produksinya adalah tipe batch production, karena proses produksi dilakukan berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana volume dan laju produksinya tinggi. 2.5.1. Standar Mutu Bahan/Produk Standar mutu diperlukan agar bahan baku yang digunakan maupun produk yang dihasilkan tidak menjauhi dari spesifikasi standar yang telah ditetapkan. Kualitas daripada bahan baku dan produk pada PT. Gold Coin Indonesia- Medan Mill diperiksa di laboratorium setiap hari untuk tetap menjaga mutu dari bahan baku dan produk yang dihasilkan oleh pabrik. Standar mutu bahan baku dan

produk pada PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Tabel 2.1. dan Tabel 2.2. 2.5.2. Bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak pada PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill meliputi bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong yang disesuaikan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Bahan-bahan tersebut mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh ternak. Zat-zat gizi yang dibutuhkan tersebut adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. 2.5.2.1. Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang digunakan adalah: 1. Jagung Jagung merupakan sumber energi yang baik karena mengandung zat karbohidrat dengan persentase yang tinggi dan zat protein. Jenis jagung yang digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dibedakan atas jagung lokal dan juga jagung impor.

Tabel 2.1. Standar Kandungan Gizi Bahan Baku Persentase Kadar No Bahan Baku Protein Lemak Karbohidrat Abu Serat Air Energi TDN Bahan Kering Nilai Ubah 1 Jagung 8,95 3,50 47,85 1,50 2,90 10,64 70,00 - - 2 Dedak Beras 16,80 4,20 28,62 8,20 8,20-72,00 89,00-3 Dedak Gandum 25,00 7,00 64,75 5,30 3,50 17,35 80,72 - - 4 Bungkil Kacang Kedelai 39,60 14,30 29,50 5,40 2,80 8,40 - - 3-5 5 Tepung Ikan 22,65 15,38-26,65 1,80 10,72 - - 1,5-3 6 Tepung Daging dan Tulang 50,00 8,50-33,00 2,80-65,00 92,60-7 Kopra 27,40 16,10 18,60 7,30 25,30 5,60 - - - 8 Minyak Sawit / CPO 39,60 14,30 29,50 5,40 2,80 8,40 - - 3-5 9 Ampas Sawit Asam Linoleat = 47,80 %; Asam Linolenat = 23,40 %; Asam Oleat = 22,90 % Sumber : PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill

Tabel 2.2. Standar Kandungan Gizi Produk No 1 Ayam Jenis Produk Pakan Persentase Kadar Protein Lemak Abu Serat Air Kalsium Posfor a. Pedaging Stater umur 1-21 hari 20-22 min 5 max 13 max 5 max 8 0,8-1,2 0,6-1,0 b. Petelur umur 1-8 minggu 19-21 min 3 max 13 max 6 max 8 0,8-1,2 0,6-1,0 c. Petelur dewasa umur 19 minggu + 18,5-19,5 min 3 max 13 max 7 max 11 3-4,2 0,6-1,0 2 Bebek petelur dari 5% produksi akhir 17-19 min 3 11-15 max 6 10-12 0,8-1,2 0,6-1,0 3 Konsentrat untuk Babi a. Berat 16 kg-panen 39-41 min 3 max 12 max 8 max 18 2-3 1-2 b. Pembibit umur 24 minggu + 37-39 min 3 max 12 max 8 max 18 2-3 1-2 4 Ikan Mas a. Finisher umur sebelum panen 21-29 min 3 max 13 max 8 max 13 2-2,5 1,0-1,5 b. Grower umur 50 gr-panen 28-30 min 3 max 13 max 8 max 13 1-2,5 0,6-1,5 5 Puyuh Petelur umur 30 aktif 19-22 min 3 max 13 max 6 max 14 3-4,2 0,6-1,0 Sumber : PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mil

2. Dedak Dedak yang digunakan dibedakan atas dua jenis yaitu dedak beras dan dedak gandum. Dedak beras dibedakan atas dua jenis yaitu dedak halus dan dedak kasar. Dedak halus merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras. Sedangkan dedak kasar merupakan hasil hancuran padi. Pada dedak gandum yang digunakan adalah whaet pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. 3. Bungkil Kacang Kedelai Disebut juga Soya Bean Meal (SBM). SBM mengandung nilai protein yang tinggi, karena didalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling essensial diantara asam-asam amino yang lainnya. 4. Tepung Ikan Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan yang diolah menjadi tepung. Kandungan tepung ikan meliputi protein, lemak dan juga kalsium. 5. Tepung Daging dan Tulang Disebut juga Meat Bone Meal (MBM). MBM merupakan hasil pengolahan dari daging yang diolah menjadi tepung. MBM ini mengandung protein, lemak dan juga kalsium. 6. Kopra Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena mengandung persentase serat yang tinggi. 7. Minyak Sawit (CPO)

CPO merupakan bahan yang penting karena memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan pakan ternak. 8. Ampas Sawit Disebut juga Palm Kernel. Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat diperlukan dalam pembuatan pakan ternak. 2.5.2.2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat mempengaruhi kualitas dan produk. Selain itu, bahan tambahan juga merupakan bahan yang ditambahkan pada produk akhir untuk menambah nilai jual produk tersebut. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry mineral 2. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase 3. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil 4. Zat aditif, seperti tapioca 5. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl 6. Karung plastik sebagai pembungkus produk 7. Benang jahit digunakan untuk menjahit karung, dan 8. Stiker atau cap pabrik

2.5.2.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan sebagai pelengkap produk saja. Adapun bahan penolong yang digunakan adalah: 1. Solar sebagai bahan bakar 2. Minyak pelumas sebagai pelumas 3. Air 2.5.3. Uraian Proses Produksi Tahapan dalam proses pembuatan pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill yaitu: 1. Penuangan (Intake) Pada proses penuangan, bahan yang dituangkan adalah bahan baku. Terdapat tiga buah intake, yaitu intake jagung untuk bahan baku jagung dan intake I dan intake II untuk bahan baku selain jagung. Intake jagung merupakan tempat penuangan jagung yang akan dialirkan ke silo penyimpanan jagung dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya kebutuhan akan bahan baku jagung sendiri akan dialirkan dari silo jagung tersebut dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Sedangkan intake I dan II merupakan tempat penuangan bahan baku lainnya selain jagung dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya proses penyaringan bahan baku yang dibawa dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.

2. Penyaringan Setelah itu, bahan baku akan melewati suatu sistem magnet dimana kotorankotoran besi dan logam yang tercampur dengan bahan baku akan terpisah. Selanjutnya bahan baku akan disaring melalui drum shiever atau drum pengayak untuk memisahkan bahan baku dari kotoran non-logam seperti kayu, plastik dan benda keras lainnya. 3. Pengeringan Setelah melewati proses penyaringan, bahan baku selain jagung akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Sedangkan bahan baku jagung akan disimpan terlebih dahulu di silo. Silo terdapat dua buah yaitu silo untuk jagung basah dan jagung kering. Jagung basah harus dikeringkan terlebih dahulu agar tidak mengalami penurunan kualitas. Jagung kering memiliki kadar air normal yaitu < 17%. Oleh karena itu, jagung basah akan dibawa ke tempat pengeringan dengan chain conveyor dan bucket elevator lalu dikeringkan dengan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas oleh blower. Setelah jagung basah dikeringkan maka jagung tersebut akan dibawa ke silo jagung kering dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Di silo jagung kering ini, jagung akan di-blower yaitu dihembusi udara panas agar jagung tidak lembab akibat bertumpuknya jagung-jagung. Selanjutnya dari silo jagung kering akan dibawa ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. Kapasitas silo jagung basah yang cukup besar membuat pabrik harus memastikan dan mengusahakan jagung basah yang

masuk di dalamnya setiap hari dapat dikeringkan yang kemudian disimpan ke silo jagung kering. 4. Penimbangan (dosing) Semua bahan baku telah menempati bin-bin sesuai dengan yang telah ditentukan. Kemudian akan dilakukan penimbangan (dosing). Timbangan terdapat dua buah yaitu timbangan I dan timbangan II. Tiap bahan akan ditimbang sesuai dengan persentase kebutuhan dari formula yang telah ditetapkan untuk diproses tiap batchnya dimana 1 batch adalah sebanyak 3 ton. Lalu dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator. 5. Penggilingan Proses penggilingan dimulai setelah bahan baku masuk ke dalam vibrator shiever untuk memisahkan bahan baku dengan ukuran yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku dengan ukuran kasar dan sedang akan mengalami proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam mesin mixer, sedangkan bahan baku halus dapat langsung menuju mesin mixer. Proses penggilingan dilakukan dengan dua buah mesin hammer mill yang berkapasitas 22 ton/jam dan berputar dengan kecepatan 3000 rpm dengan daya sebesar 132 KW. Bahan baku yang masuk akan mengalami proses pemukulan dengan kecepatan tinggi sehingga bahan baku akan terpukul dan terlempar ke arah saringan/pengayak yang dipasang sepanjang sisi mesin penggiling. Mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil

pengilingan dihisap oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu bahan baku yang menempel pada dust filter akan tersaring jatuh ke hopper penampung oleh udara kejut yang disemprotkan jet filter. Pada proses ini, blower berfungsi untuk mempercepat proses penggilingan sehingga bahan yang halus akan cepat tersaring dan bahan yang kasar akan cepat terpukul oleh pisau-pisau. Hasil pengilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum masuk ke proses lebih lanjut. 6. Pencampuran (mixing) Hasil penggilingan dari hammer mill pack akan dicampur hingga rata di mixer. Pada saat proses mixing ini, bahan tambahan cair berupa CPO, rhodimet dan choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dicampur dengan bahan baku. CPO disemprotkan lewat pipa yang bersumber dari tangki CPO sedangkan rhodimet, choline Cl, zat aditif, garam, mineral dan vitamin dimasukkan langsung ke hopper mixer oleh operator Hand and Dumping II. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 6000 liter dengan daya 30 KW. Mesin ini terdiri dari pisau-pisau pengaduk yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang kontrol. Jika produk yang diinginkan dalam bentuk mash (tepung), hasil pencampuran dari mesin mixer akan dibawa langsung ke bin finished product. Untuk produk berbentuk pellet, bahan hasil campuran akan melalui proses peletizing sedangkan untuk produk berbentuk crumble akan diteruskan ke proses peletizing dan crumbling.

7. Pembutiran (Peletizing) Hasil campuran dari mesin mixer akan dibawa ke mesin pellet mill dan dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk memudahkan pembentukan pellet. Bahan terlebih dahulu dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Steam yang digunakan bersuhu 85 0 C. Pemanasan dilakukan agar proses penekanan atau pelleting menjadi lebih mudah. Proses pemeletan dilakukan dengan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai lubanglubang dengan ukuran tertentu, dimana die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas 15 ton/jam dengan daya 200 KW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubanglubang yang terdapat pada ring die press, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran sesuai dengan yang diinginkan. Setelah itu butiran bentuk pellet dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai temperatur udara luar (28 0 C). Hasil dari mesin cooler ini akan dibawa ke bin finished product jika produk yang diinginkan dalam bentuk pellet. Sisa dari proses pelleting yang tidak sesuai ukuran yang diinginkan akan dibawa kembali ke mesin hammer mill untuk proses penggilingan kembali. Namun jika produk yang diinginkan dalam bentuk crumble, maka hasil dari mesin cooler ini akan diteruskan ke mesin crumble.

8. Proses Pembentukan Crumble Untuk mendapatkan bentuk crumble, butiran pellet dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan yang diinginkan dengan menggunakan mesin crumble yang berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 KW. Crumble akan melewati penyaringan dengan vibrator screen untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Selanjutnya crumble hasil pengayakan yang diperoleh akan dibawa ke bin finished product untuk proses sacking. Sisa dari proses crumble akan dibawa kembali ke mesin hammer mill untuk proses penggilingan kembali. 9. Pengepakan (Sacking Off) Hasil akhir proses produksi dapat berupa mash, pellet, crumble dan konsentrat akan dibawa ke proses sacking off. Produk jadi akan dituang ke karung plastik ataupun karung kertas dengan membuka wadah karung dan dipasangkan tepat pada hopper bin finished product. Kemudian secara otomatis produk jadi akan jatuh dan mengisi karung dengan standard isi per karungnya adalah 50 Kg/karung. Selanjutnya dengan belt conveyor karung dibawa ke sewing machine untuk dijahit. Karung yang telah dijahit akan disusun pada pallet lalu diangkut ke gudang produk jadi dengan forklift. 2.5.4. Mesin, Peralatan dan Utilitas Mesin dan peralatan digunakan untuk melaksanakan aktivitas produksi yang terjadi di pabrik. Alat (Inggris: tools) adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan. Beberapa contoh alat adalah palu, tang, gergaji, dan

cangkul. Sedangkan mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. 2.5.4.1. Mesin Produksi Mesin-mesin produksi yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia- Medan Mill adalah: 1. Dryer : Mengurangi kadar air bahan baku sampai 15% Merek : Rotor Tipe : CMAE 280 Motor Putaran : 7,5 KW : 3000 rpm 2. Blower : Menarik udara panas dari dalam hammer mill sekaligus mempercepat turunnya material Merek Motor Putaran : Van Arsen : 7,5 KW : 3000 rpm

3. Drum Siever : Menyaring plastik dan bahan yang dapat menghambat raw material melewati conveyor dan elevator Tipe : TZ 700 x 2300 Motor Putaran : 2,2 KW : 177 rpm 4. Vibrator Merek : Menyaring material yang halus dan kasar : Mogensen Tipe : E-1534 Motor : 2,7 KW dan 3,4 KW 5. Hammer Mill Merek : Menggiling/menghaluskan bahan baku kasar : Fimet/Electrim Tipe : 700-2D Motor Putaran : 132 KW : 3000 rpm 6. Mixer : Mencampur bahan baku : 1 unit

Motor : 30 KW Putaran Kapasitas Merek : 22 rpm : 6000 liter : Nord 7. Pellet Mill Merek : Menghasilkan pakan berbentuk pellet : 1 unit : Fimet/Electrim Tipe : C 750/250 Motor Putaran : 200 KW : 1500 rpm 8. Crumble : Membentuk crumble Tipe : KR 16,2 Merek Motor Putaran : Rotor : 5,5 KW : 1000 rpm 9. Sewing Machine : Menjahit karung pakan sebagai produk akhir : 3 unit Tipe : Model 90/100 Merek : Fischbein

2.5.4.2. Peralatan Peralatan-peralatan yang digunakan di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill adalah: 1. Intake Jagung : Tempat penuangan bahan baku berupa jagung : 1 unit 2. Intake I dan II : Tempat penuangan bahan baku selain jagung 3. Bin Raw Material : Tempat penyimpanan raw material : 24 unit 4. Magnet : Menarik logam-logam yang masuk bersama bahan baku Tipe : PM 3 5. CPO Pump Merek : Sebagai tangki penyimpanan CPO : Regaline Tipe : MP 1,5 6. Day Bin : Tempat penyimpanan sementara produk dalam proses.

: 4 Unit 7. Dust Collector : Menyaring bahan-bahan agar material yang digiling tidak terbuang ke udara Merek : Van Arsen Tipe : C-CAE 215 8. Cooler : Mendinginkan pakan dari mesin pellet : 1 unit 9. Cyclon Tipe : Sebagai pemisah partikel-partikel halus : 1 unit : 1600 / 450 x 908 RECHTS 10. Bin Finish Product : Tempat penyimpanan produk jadi yang akan di sacking : 8 unit 2.5.4.3. Utilitas 1. Genset Utilitas yang terdapat di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill adalah: : Pembangkit listrik apabila listrik PLN padam : 1 unit

Merek : Perkin Daya : 1000 KVA 2. Boiler Kapasitas Tekanan : Membangkitkan steam : 1 unit : 2 ton/jam : 8 bar 3. Compressor : Sebagai penggerak sistem pneumatic pada mesin produksi Motor : 15 KW dan 22KW/380 V 4. Tangki Air : Sebagai tempat penyimpanan air : 1 unit