BAB I PENDAHULUAN. pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gigi berlubang (karies gigi). Pasien datang dengan kondisi gigi berlubang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semen ionomer kaca banyak dipilih untuk perawatan restoratif terutama

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahan restorasi yang cepat dan mudah untuk diaplikasikan, dapat melekat dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi. Penyakit ini dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBEDAAN KEKUATAN GESER ANTARA SEMEN IONOMER KACA MODIFIKASI RESIN DENGAN SMART DENTIN REPLACEMENT SEBAGAI BASIS PADA RESTORASI SANDWICH

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. terhadap restorasi estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Teknologi restorasi estetik mengalami perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. untuk area yang memiliki daerah tekan yang lebih besar (Powers dan

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melindungi jaringan periodontal dan fungsi estetik. Gigi yang mengalami karies,

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

BAB I PENDAHULUAN. dentin dan bahan bahan organik (Ramayanti & Purnakarya, 2013). Gigi

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

PERBEDAAN KEKUATAN TEKAN PADA PENGGUNAAN GLASS IONOMER CEMENT (GIC) HIGH STRENGTH DAN SMART DENTIN REPLACEMENT (SDR) PADA CLOSE SANDWICH TECHNIQUE

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah servikal gigi sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Beberapa dekade terakhir dalam kedokteran gigi konservatif resin

BAB 1 PENDAHULUAN. mekanis dari bahan restorasi, kekuatan mekanis dari gigi, estetik, dan bentuk jaringan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang bertujuan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akar, mencegah kontaminasi sistem saluran akar dengan saliva, menghambat

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara bahan restorasi dengan jaringan gigi merupakan hal yang penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan salah satu restorasi estetik yang paling populer

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin (SIKMR) ionomer kaca. Waktu kerja yang singkat dan waktu pengerasan yang lama pada

Restorasi Sandwich Semen Ionomer Kaca Dengan Resin Komposit. Nevi Yanti. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat dewasa ini. Akhir-akhir ini bahan restorasi resin komposit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas menunjukkan penyakit gigi menduduki urutan pertama (60% penduduk)

BAB I PENDAHULUAN. ultrasonik digunakan sebagai dasar ultrasonic scaler (Newman dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. warna gigi baik karena faktor intrinsik ataupun ekstrinsik dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mahkota (crown) dan jembatan (bridge). Mahkota dapat terbuat dari berbagai

BAB V HASIL PENELITIAN. n = 3990 = 363, sampel 3990 (5%) 2 + 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi mengembangkan berbagai jenis material restorasi sewarna gigi

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. digunakan dikedokteran gigi. Bahan restorasi ini diminati masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki warna yang hampir mirip dengan warna gigi asli dan kekuatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. yang paling sering digunakan dibidang kedokteran gigi restoratif. Selain segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Selama beberapa tahun terakhir, perawatan endodontik cukup sering

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masalah estetik namun juga melibatkan fungsi dari gigi yang akan direstorasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggantikan gigi hilang. Restorasi ini dapat menggantikan satu atau lebih gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. akar. 4 Pasak telah digunakan untuk restorasi pada perawatan endodonti lebih dari 100

BAB I PENDAHULUAN. Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Restorasi resin komposit telah menjadi bagian yang penting di dunia

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencegah, mengubah dan memperbaiki ketidakteraturan letak gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yang mengenai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahan tumpatan warna gigi yang lain (Winanto,1997). Istilah resin komposit dapat

BAB I PENDAHULUAN. senyawa kimia yang bermanfaat seperti asam amino (triptofan dan lisin),

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dilakukan pada masa kini. Setiap tahap perawatan saluran akar sangat menentukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek. Restorasi direk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan tarik antara adhesif semen dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Resin komposit merupakan bahan restorasi gigi yang telah lama digunakan

3 Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik restorasi indirek maupun pasak. Dibandingkan semen konvensional, semen

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai perbedaan kekuatan geser antara self adhesif semen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. b. Semen ionomer kaca tipe 1 (Fuji I, GC, Japan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karies dini, tersedia dalam bentuk bahan resin maupun glass ionomer cement dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memuaskan. Meningkatnya penggunaan resin komposit untuk restorasi gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hilangnya gigi. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pengunyahan, meningkatkan pengucapan dan memperbaiki estetika

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan gigi (Scheid & Weiss, 2013). Daerah ini merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem stomatognasi dalam kedokteran gigi merupakan ilmu yang di

GAMBARAN PENGGUNAAN SEMEN IONOMER KACA SEBAGAI BAHAN TUMPATAN DI RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO TAHUN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan

Walaupun begitu, banyak juga pasien yang setelah diberi nasihat tidak melaksanakan apa yang dokter gigi katakan, oleh karena faktor-faktor :

PENGARUH JENIS FIBER PADA PASAK FABRICATED FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP KETAHANAN FRAKTUR AKAR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. posterior dalam dunia kedokteran gigi terus mengalami peningkatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut khususnya dalam perawatan konservasi gigi. Pada saat ini perawatan lebih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan kekuatan geser self adhesive semen

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam fungsi pengunyahan, berbicara, maupun segi estetik.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies gigi adalah proses penghancuran atau perlunakan dari email maupun dentin. Proses tersebut terjadi karena demineralisasi yang progresif pada jaringan keras dan akan terus berlangsung sampai jaringan dibawahnya. Proses penghancuran tersebut berlangsung lebih cepat pada bagian dentin dari pada email. (Baum et al., 2012). Karies gigi merupakan penyakit utama di bidang kedokteran gigi hingga saat ini, salah satu perawatan untuk karies adalah melakukan penumpatan atau restorasi. Syarat restorasi yang baik dan benar yaitu menunjang fungsi pengunyahan dan estetik serta memiliki sifat biokompatibel yang baik dengan jaringan dalam rongga mulut (Ford, 1993). Restorasi merupakan penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan suatu bahan yang diletakkan pada kavitas gigi. Restorasi bertujuan untuk mencegah kerusakan gigi supaya tidak berlanjut dan mempertahankan gigi dalam lengkung rahang (Yanti, 2004). Salah satu bahan restorasi yang biasa digunakan saat ini adalah resin komposit. Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi atau sekurang-kurangnya dua bahan yang berbeda secara kimiawi dengan suatu komponen pemisah yang nyata di antara keduanya, bila kombinasi bahan tersebut tepat maka akan memberi kekuatan yang tidak dimiliki oleh satu bahan saja (Baum et al., 2012). 1

2 Resin komposit memiliki keterbatasan dalam merestorasi karies dengan kedalaman mencapai dentin, oleh karena itu semen ionomer kaca dapat digunakan sebagai bahan base karena memiliki biokompabilitas yang baik antara struktur gigi dengan lapisan semen. Adanya kelemahan dan kelebihan yang terdapat pada resin komposit dan semen ionemer kaca, dikembangkanlah suatu teknik restorasi dengan menggabungkan keduanya yang disebut restorasi sandwich (Yanti, 2004). Restorasi sandwich bertujuan untuk mendapatkan suatu restorasi yang monolitik antara kedua bahan restorasi dan jaringan keras gigi. Restorasi sandwich dalam beberapa kasus memungkinkan sedikit terjadinya kebocoran tepi dibandingkan dengan menggunakan satu jenis bahan tumpatan secara langsung (Liebenberg, 2007). Restorasi sandwich memiliki dua macam teknik dalam pengaplikasiannya, yaitu restorasi sandwich teknik terbuka dan restorasi sandwich teknik tertutup. Teknik terbuka atau bisa disebut open sandwich technique, teknik ini berfungsi untuk mengatasi kebocoran yang sering terjadi pada tumpatan kavitas kelas II dengan cara melepaskan sifat adesif yang terdapat pada ionomer kaca, sehingga dapat menciptakan perlekatan yang baik antara material diatasnya dengan struktur gigi (Fourie, 2011). Pada restorasi sandwich tertutup, semen ionomer kaca dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang cukup dalam. Semen ionomer kaca terlindung oleh resin komposit diatasnya dan oleh dinding-dinding kavitas, sehingga pada restorasi sandwich teknik tertutup pada kavitas yang dalam, dentin dapat terlindungi oleh bahan base (Julaiman, 2003).

3 Pada saat ini bahan restorasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, beberapa bahan restorasi yang berkembang pesat saat ini adalah bahan restorasi plastis antara lain resin komposit dan semen ionomer kaca. Perkembangan bahan semen ionomer kaca yang banyak memanfaatkan inovasi teknologi kimia, tanpa meninggalkan bentuk ikatan mekanik. (Sosrosoedirdjo, 2004). Sifat utama semen ionomer kaca adalah kemampuannya untuk melekat pada enamel dan dentin tanpa ada penyusutan atau panas yang terlalu bermakna, mempunyai sifat biokompatibilitas dengan jaringan periodontal dan pulpa, ada pelepasan fluor yang beraksi sebagai anti mikroba dan kariostatik, kontraksi volume pada pengerasan sedikit, dan koefisien ekspansi termal sama dengan struktur gigi (Meizarani, 2005). Semen ionomer kaca juga digabungkan dengan resin untuk mengupayakan terciptanya suatu bahan restorasi yang memiliki sifat yang lebih baik dari sebelumnya, akhirnya ditemukan bahan baru yaitu semen Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) yang merupakan hibrid dari semen ionomer kaca konvensional dan resin ligh-cured dengan sifat-sifat yang khas (Sosrosoedirdjo, 2004). Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) diperkenalkan untuk memperbaiki sifat-sifat semen ionomer kaca dengan ditambahkan sedikit resin (Patel, 2012). Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) terdiri dari semen ionomer kaca konvensional dan 20% resin komposit fotopolimerisasi. Suatu bahan Resin Modified Glass Ionomer Cement (RMGIC) mempunyai komposisi khas terdiri dari asam poliakrilik atau

4 modifikasi asam poliakrilik yang mengandung fotoinisiator, monomer yang dapat mengeras bila disinar, ion-ion leachable glass, seperti fluoroalumino silicate glass dan air. Sebagian komponen air pada semen ionomer kaca konvensional digantikan dengan bahan resin seperti HEMA atau bisphenol glycidyl methacrylate (BisGMA). Secara umum bahan resin modified glass ionomer cement (RMGIC) memiliki kekuatan tekan dan kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada semen ionomer kaca konvensional (Sidhu and Watson 1995). Pada tahun 2007, dikembangkan semen ionomer kaca yang dimodifikasi resin dengan teknologi nano menjadi Semen Ionomer Kaca (SIK) modifikasi resin nano (Ferawati, 2011). SIK modifikasi resin nano merupakan bahan jenis semen ionomer kaca yang ditambahkan komponen organik berupa resin dengan serat berukuran nano yang dapat meningkatkan perlekatan dengan struktur gigi sehingga dapat menciptakan perlekatan yang sangat baik dengan dentin. SIK modifikasi resin nano juga dapat melekat dengan baik pada resin komposit saat digunakan sebagai bahan base sehingga dapat menciptakan kekuatan perlekatan dan mencegah kebocoran mikro (Saunders, 2009). Bahan base lainnya adalah Smart Dentin Replacement (SDR). Smart Dentin Replacement (SDR) adalah bahan yang mempunyai sifat perlekatan adesif dengan dentin yang sangat baik dan dapat meningkatkan kekuatan cuspal pada bahan restorasi yang akan diaplikasikan di bagian oklusal (Vyver, 2011). Komposisi utama Smart Dentin Replacement (SDR)

5 merupakan komposit flowable yang mudah diaplikasikan pada kavitas. Smart Dentin Replacement (SDR) merupakan komponen tunggal yang mengandung flouride, resin komposit yang radiopak, dan memerlukan penyinaran dalam pengaplikasiannya (Saveanu and Dragos, 2012). Penggunaan Smart Dentin Replacement (SDR) sebagai bahan base dapat dilakukan secara bertahap hingga mencapai ketebalan 4mm, biasanya diaplikasikan sebagai bahan base untuk tumpatan kelas I dan kelas II (Vyver, 2011). Bahan Smart Dentin Replacement (SDR) dapat mengalir ke celah kecil dapat meningkatkan kekuatan perlekatan dan mengurangi potensi untuk porusitas pada kavitas sehingga menghasilkan kekuatan tarik yang baik (Saveanu and Dragos, 2012). Pada umumnya gaya yang diterima suatu bahan restorasi merupakan gabungan dari kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan kekuatan geser. Perlekatan yang baik antara bahan restorasi dengan gigi berhubungan langsung dengan ketahanan dan biokompabilitas bahan restorasi tersebut (Powers and Sakaguchi, 2006). Perlu dilakukan sebuah uji laboratoris untuk mengetahui besarnya kekuatan perlekatan SIK modifikasi resin nano dan Smart Dentin Replacement (SDR) sebagai bahan base. Salah satu cara untuk mengetahui kekuatan perlekatan bahan kedokteran gigi adalah dengan uji kekuatan tarik. Pada uji kekuatan tarik ini harus diamati dimana saja daerah yang terjadi patah atau lepasnya perlekatan antara bahan restorasi dengan gigi (Anusavice, 2004).

6 Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik antara kedua bahan pelapis atau base, yaitu SIK modifikasi resin nano dan Smart Dentin Replacement (SDR) pada restorasi sandwich sehingga restorasi akan lebih tahan lama. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah apakah terdapat perbedaan kekuatan tarik pada bahan base SIK modifikasi resin nano dan Smart Dentin Replacement (SDR) pada restorasi sandwich? C. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh Sintawati, et al (2008) berjudul Pengaruh Durasi Aplikasi Asam Fosfat 37% Terhadap Kekuatan Geser Restorasi Resin Komposit Pada Email Gigi Tetap ini menjelaskan tata cara membuat sampel penelitian untuk dilakukan sebuah uji, yaitu dengan memotong gigi dan menentukan ukuran diameter bahan restorasi yang digunakan, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pembuatan sampel. Penelitian ini juga mengatakan semakin lama waktu aplikasi asam fosfat pada email gigi tetap semakin besar kekuatan geser dan perlekatan restorasi resin komposit. 2. Pada penelitian lain oleh Vyer (2011) berjudul Clinical application of a new flowable base materials for direct and indirect restorations menjelaskan tentang sifat sifat dan cara pengaplikasian Smart Dentin Replacment (SDR) sebagai bahan base. Sifat dari Smart Dentin Replacment (SDR) yaitu memiliki sifat perlekatan adesif dengan dentin

7 sangat baik dan dapat meningkatkan cuspal pada bahan restorasi yang akan diaplikasikan di bagian oklusal. Bedanya pada penelitian ini adalah dibandingkannya sifat dan komposisi Smart Dentin Replacment (SDR) dengan bahan lain dalam hal kekuatan tarik yang berhubungan dengan perlekatannya. D. Tujuan Penelitian Mengetahui perbedaan kekuatan tarik antara kedua bahan base, yaitu SIK modifikasi resin nano dan Smart Dentin Replacement (SDR) pada restorasi sandwich dan mengetahui bahan base yang memiliki kekuatan tarik yang lebih baik. E. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui perbedaan kekuatan tarik antara SIK modifikasi resin nano dan Smart Dentin Replacement (SDR) pada restorasi open sandwich, maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Dapat memberikan masukan penelitian di bidang ilmu Kedokteran Gigi khususnya pada departemen konservasi gigi. b. Diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. 2. Bagi Peneliti a. Sebagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat terutama di bidang ilmu konservasi gigi Kedokteran Gigi.

8 b. Dapat menjadi informasi bagi praktisi kedokteran gigi dalam menentukan alternatif perawatan. c. Dapat menjadi informasi bagi praktisi kedokteran gigi dalam memilih jenis bahan restorasi sesuai kasus. 3. Bagi masyarakat a. Sebagai salah satu alternatif dalam upaya perawatan gigi berlubang atau karies. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya menjaga dan merawat gigi yang berlu