GAYA BAHASA PERULANGAN DALAM KUMPULAN PUISI DEBU DI ATAS DEBU KARYA TAUFIK ISMAIL ARTIKEL ILMIAH FERI MELIA PUTRI NPM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN SATU HARI YANG INGIN KUINGAT KARYA YETTI A.KA: TINJAUAN STILISTIKA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN BERDASARKAN TEKNIK MENGEMBANGKAN KATA KUNCI

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM

KEKEEFEKTIFAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT KECAMATAN KUMUN DEBAI KOTA SUNGAI PENUH

ABSTRACT

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

KISAH CINTA DALAM KUMPULAN PUISI MELIHAT API BEKERJA KARYA M AAN MANSYUR TINJAUAN STRATA NORMA ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ISIAN RUMPANG (GROUP CLOZE) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

ANALISIS GAYA BAHASA ALEGORI DAN REPETISI, SERTA PESAN CINTA PADA LIRIK LAGU ALBUM HARMONI JALINAN NADA DAN CERITA SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

GAYA BAHASA PERUMPAMAAN DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR SUTAN ISKANDAR (KAJIAN STILISTIKA) ARTIKEL ILMIAH ADE PUTRA NIM.

Analisis Penggunaan Majas dalam Kumpulan Puisi Beri Aku Malam Karya Iyut Fitra

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU POP SASAK GRUP THE DATU DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP ROHMAN KURNIAWAN E1C

BAB V PENUTUP. gaya bahasa perulangan pada antologi geguritan Garising Pepesthen karya R. Bambang Nursinggih, dapat diperoleh kesimpulan di bawah ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

GAYA BAHASA PERULANGAN DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W.S RENDRA KAJIAN STILISTIKA ABSTRACT

WINDA YULIA PUTRI NPM

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KOTO XI TARUSAN

PERUBAHAN GAYA HIDUP TOKOH HASAN DALAM NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT K. MIHARDJA ARTIKEL ILMIAH RATNA ARIANI HASIBUAN NPM

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta.

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)

Zilvia Rozi Yunita NPM

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

STRUKTUR PUISI ANAK INDONESIA

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

NILAI SOSIAL KEROHANIAN PANTUN MINANGKABAU DALAM BUKU 1000 PEPATAH-PETITIH, MAMANG-BIDAL, DAN PANTUN-GURINDAM KARYA IDRUS HAKIMY DT.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG PESISIR SELATAN DENGAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI ARTIKEL ILMIA

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA GAYA BAHASA REPETISI PADA LIRIK LAGU RELIGI KARYA OPICK: KAJIAN STILISTIKA JURNAL SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TEMPEL KATA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 PADANG ARTIKEL ILMIAH

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI AIR TULANG IBU KARYA ZELFENI WIMRA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT RESMI DI KANTOR BPKD PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK MERINGKAS BACAAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 PADANG ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS JENIS-JENIS REPETISI DALAM BUKU MAHMUD IS BACK KARYA HUSNIZAR HOOD ARTIKEL E-JURNAL

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 27 PADANG ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH

Gaya Bahasa MINGGU 11

ANALISIS PANDANGAN HIDUP TOKOH ALIF DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SELEMBAR CATATAN LAWAS KARYA B IRAWAN MASSIE ARTIKEL ILMIAH NANA IRWANTI NPM

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SURAT RESMI DI KANTOR BPKD PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP N 1 SUTERA

KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS VII SMP NEGERI I TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

KONTRIBUSI MINAT BACA PUISI DAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

Gurindam Tonggak Dua Belas

苏北大学中文系学生汉语上声习得偏误分析 (sū běi dà xué zhōng wén xì xué shēng hàn yǔ shǎng shēng xí dé piān wù fēn xī) SKRIPSI. Oleh Ivan

NILAI ESTETIKA DAN GAYA BAHASA PANTUN UPACARA ADAT PERNIKAHAN MELAYU KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh ABSTRAK. Kata kunci: merevisi, kekurangan teks laporan hasil observasi, diskusi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREDICTION GUIDE

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ESAI KRITIK SUDAH LARUT SEKALI, CHAIRIL ANWAR: KAWANKU DAN AKU ANALISIS ESAI

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PANTUN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIBERUT SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

KESALAHAN PENULISAN SURAT RESMI DI KANTOR CAMAT LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL PENELITIAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VII.2 SMP ADABIAH PADANG

HASMI NOVIANTI STKIP Ahlusunnah Bukittingi

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO JURNAL ILMIAH

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Mei 2018

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Gaya Bahasa Ironi dan Pesan Moral lagu-lagu SLANK dalam Album Anti

KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN KEMBALI BERITA YANG DIDENGAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH MARLINA NPM

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BAIT-BAIT MULTAZAM KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL ILMIAH SUCI LIDIA VITRI NPM

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI ARTIKEL ILMIAH

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

NILAI-NILAI AKHLAK DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA ARTIKEL ILMIAH ESA FILIAN NPM

KEMAMPUAN MEMBACA BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 28 PADANG

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

Rela berbagi ikhlas memberi

Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar.

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERTEMAKAN KEINDAHAN ALAM PADA SISWA KELAS X-B TAMANSISWA MALANG TAHUN AJARAN 2011 SKRIPSI

Transkripsi:

GAYA BAHASA PERULANGAN DALAM KUMPULAN PUISI DEBU DI ATAS DEBU KARYA TAUFIK ISMAIL ARTIKEL ILMIAH FERI MELIA PUTRI NPM 11080024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

GAYA BAHASA PERULANGAN DALAM KUMPULAN PUISI DEBU DI ATAS DEBU KARYA TAUFIK ISMAIL Oleh Feri Melia Putri 1, Aruna Laila 2, Trisna Helda 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini mengkaji masalah gaya bahasa perulangan yang terdapat dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengabsahan data berupa triangulasi penyidik. Kumpulan puisi ini memuat 111 puisi, puisi dianalisis secara keseluruhan. Dalam menganalisis puisi peneliti menggunakan teori Tarigan (2009). Hasil penelitian tentang penggunaan gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail ditemukan pada 77 judul puisi dari 111 judul puisi yang ada. Dalam puisi tersebut terdapat 10 jenis gaya bahasa perulangan yang digunakan Taufik Ismail berdasarkan teori Tarigan yaitu aliterasi, asonansi, antanaklasis, epizeukis, anafora, epistropa, simpoke, mesodiplosis, epanalepsis dan anadiplosis. Sedangkan gaya bahasa perulangan kiasmus dan tautotes tidak ditemukan dalam penelitian ini. Gaya bahasa perulangan yang dominan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail adalah anafora terdiri dari 99 kutipan. Dominannya penggunaan gaya bahasa anafora dalam kumpulan puisi ini bertujuan untuk memperjelas kata-kata yang dianggap penting untuk memberikan penekanan sehingga penyair menggunakan perulangan kata pertama pada setiap baris puisi untuk memperindah puisi sehingga pembaca menjadi tertarik untuk membaca puisi. Kata Kunci: Gaya Bahasa Perulangan, Kumpulan Puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail

STYLE IANGUAGE RESTATING IN ANTHOLOGY DIRT ABOVE DIRT of KARYA TAUFIK ISMAIL Oleh Feri Melia Putri 1, Aruna Laila 2, Trisna Helda 3 1) Student of STKIP PGRI Sumatera Barat 2) and 3) Lecture Language Study Program and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT This research study the problem of restating Ianguage style which there are in Dirt anthology above Dirt Masterpiece of Taufik Ismail. this Type Research is qualitative by using descriptive method. This research use technique pengabsahan of data in the form of investigator triangulation. This anthology load 111 poem, poem analysed as a whole. In analysing researcher poem use theory of Tarigan ( 2009). Result of research about usage of restating Ianguage style in Dirt anthology above Dirt masterpiece of Taufik Ismail found by at 77 poem title from 111 existing poem title. In the poem there are 10 used by restating Ianguage style type is Taufik Ismail pursuant to theory of Tarigan that is alliteration, assonance, antanaklasis, epizeukis, anafora, epistropa, simpoke, mesodiplosis, and epanalepsis of anadiplosis. While restating Ianguage style of kiasmus and of tautotes do not be found in this research. Dominant Ianguage restating style in Dirt anthology above Dirt masterpiece of Taufik Ismail is anafora consist of 99 citation. Dominant of him usage of Ianguage style of anafora in this anthology aim to to clarify words lionized to give emphasis so that poet use first word restating in each poem line for the memperindah of poem so that reader become to interest to read poem. Keyword: Style Ianguage Restating, Anthology Dirt above Dirt Masterpiece of Taufik Ismail

PENDAHULUAN Perkembangan sastra pada saat ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan sastra tersebut dibuktikan dengan munculnya penulis-penulis yang mengikuti perkembangan pada masa kini, dengan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini karena adanya kebebasan penulis untuk berekspresi dalam menciptakan karya yang lebih kreatif. Kekreatifan penulis tersebut diungkapkan salah satunya dalam bentuk karya sastra puisi. Perkembangan sastra sama halnya dengan perkembangan puisi. Puisi mengalami perubahan pula baik itu dari segi wadah untuk penyair dalam mempublikasikan karyanya. Pada zaman sekarang untuk mempublikasikan karyanya, penyair diberikan kemudahan dengan adanya wadah baru seperti media sosial, majalah, koran dan lain-lain. Selain wadah untuk mempublikasikan puisi, penyair juga memunculkan genre-genre puisi yang diungkapkan oleh penyair yang berlatar belakang berbeda. Hal itu dibuktikan dengan munculnya puisi-puisi yang diciptakan oleh penyair dengan mengangkat genre religius dalam karyanya. Karya Taufik Ismail yang kental dengan unsur religius adalah kumpulan puisi yang berjudul Debu di Atas Debu. Puisi ini bisa memberikan inspirasi yang kuat bagi peningkatan rohaniah menuju perbuatan yang lebih baik. Penelitian ini akan melihat gaya bahasa perulangan Kumpulan puisi Debu di Atas Debu. Dipilihnya puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail ini karena di dalam puisi tersebut terlihat adanya gaya bahasa perulangan. Hal ini dimanfaatkan oleh penyair untuk memberikan penegasan dan penekanan terhadap makna yang akan disampaikan dalam puisinya. Dengan adanya gaya bahasa perulangan ini membuat puisi Taufik semakin jelas dalam penyampaian makna dan maksud yang akan disampaikan kepada pembaca. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut dapat disimpulkan penting melakukan penelitian terhadap permasalahan gaya bahasa perulangan. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah pertama, gaya bahasa perulangan apa sajakah yang terdapat dalam kumpulan Puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail?. Kedua, gaya bahasa perulangan apakah yang dominan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail?. Menurut Tarigan (2009:175), gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa perulangan bunyi, suku kata, kata atau frase, ataupun bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai. Tarigan (2009:6 173) membagi gaya bahasa menjadi empat macam yaitu gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan dan gaya bahasa perulangan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskripsi. Data penelitian ini adalah larik-larik puisi yang berkaitan dengan gaya bahasa perulangan yang terdapat dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Membaca secara seksama kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail dengan tujuan mendapat pemahaman secara keseluruhan isi puisi, (2) menandai setiap larik-larik puisi yang menggunakan gaya bahasa perulangan yang terdapat di dalamnya, (3) menginventarisasi data ke dalam format pengumpulan data, dan (4) mengklasifikasikan gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail dalam bentuk temuan penelitian. Kedua, menganalisis data tersebut berdasarkan gaya bahasa perulangan yang terdapat di dalamnya. Ketiga, membahas data berdasarkan analisis yang telah dirumuskan dengan teori yang digunakan. keempat, menyimpulkan dan menyusun laporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian terhadap penggunaan gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan sepuluh jenis gaya bahasa perulangan

yang digunakan yaitu aliterasi, asonansi, antanaklasis, epizeukis, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis dan anadiplosis. 1. Gaya Bahasa Aliterasi Berdasarkan teori Tarigan (2009:175), gaya bahasa aliterasi adalah sejenis gaya bahasa yang memanfaatkan purwakanti atau pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Aliterasi adalah semacam gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan sebelas kutipan gaya bahasa aliterasi. Gaya bahasa aliterasi pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memperlihatkan keindahan dan memberikan efek penekanan makna pada setiap baris puisi.. Misalnya pada kutipan puisi berikut. Melindas motor, Menghanyutkan mobil, (Ismail, 2013:177) Pada kutipan puisi yang berjudul Sungai-Sungai Jakarta Marah Padaku (Mengenang Banjir Jakarta, 1996, 2002 dan 2007) termasuk ke dalam gaya bahasa aliterasi pada karena terdapat penggunaan konsonan yang sama yaitu pada konsonan m. Konsonan m dituliskan oleh penyair pada baris puisi untuk memberikan keindahan atau memperoleh efek penekanan makna artinya bencana yang melanda Jakarta akibat manusia yang suka membuang sampah sembarangan dan menyebabkan banjir yang menghanyutkan mobil, motor dan merengut nyawa manusia. 2. Gaya Bahasa Asonansi Berdasarkan teori Tarigan (2009:176), gaya bahasa asonansi adalah sejenis gaya bahasa repitisi yang terwujud perulangan vokal yang sama. Biasanya dipakai dalam karya puisi ataupun dalam prosa untuk memperoleh efek penekanan atau memberikan keindahan. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan tiga puluh kutipan gaya bahasa asonansi. Gaya bahasa asonansi dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan keindahan dan memperoleh penekanan pada setiap baris puisi. Anak gadis itu kemudian memeluk mamanya Mata mamanya tampak basah, merah warnanya. (Ismail, 2013:95) Pada kutipan puisi yang berjudul Ada Anak Gadis Bertanya pada Ibunya termasuk ke dalam gaya bahasa asonansi karena terdapat penggunaan vokal yang sama. Vokal tersebut ditandai dengan huruf a. Vokal a dituliskan oleh penyair memperoleh efek penekanan makna atau memberikan keindahan pada baris puisi tersebut yang berfungsi untuk membentuk bunyi yang indah. Bunyi yang indah tersebut diciptakan oleh penyair sebagai sarana penciptaan suasana. Suasana yang dihasilkan dari paduan bunyi tersebut adalah suasana hati yang sedang merasa bahagia ketika memeluk orang tuanya. 3. Gaya Bahasa Antanaklasis Berdasarkan teori Tarigan (2009:182), gaya bahasa antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung perulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan satu kutipan gaya bahasa antanaklasis. Gaya bahasa antanaklasis pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan penekanan pada puisi sehingga puisi tersebut lebih jelas maksud yang akan disampaikannya. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Bilamana aku meluncur di tepi kali, setiap kali aku menyeberang di atasmu, beberapa kali barangkali dalam sehari,

kau kuanggap seperti makhluk yang nista, dengan warna wajah yang coklat kumuh, dengan gerakan demikian lamban, bebal dan kental. (Ismail, 2013:169) Pada kutipan puisi yang berjudul Sungai- Sungai Jakarta Marah Padaku (Mengenang Banjir Jakarta, 1966, 2002 dan 2007) termasuk ke dalam gaya bahasa antanaklasis karena terdapat penggunaan kata yang sama yaitu kata kali. Gaya bahasa antanaklasis digunakan dalam puisi untuk memberikan penekanan sehingga penyair menuliskan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Pada kutipan di atas menggambarkan penyair sering berjalan di tepi sungai dengan memperhatikan sungai tersebut yang kontor. Sehingga si aku lirik melihat sungai tersebut seperti makhluk yang nista, karena sungai tersebut terlalu kotor dan dekil. 4. Gaya Bahasa Epizeukis Berdasarkan teori Tarigan (2009), gaya bahasa epizeukis adalah gaya bahasa yang bersifat langsung, yaitu kata yang ditekankan atau dipentingkan diulang beberapa kali berturutturut. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan delapan kutipan gaya bahasa epizeukis. Gaya bahasa epizeukis pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan penekanan pada setiap puisi sehingga penyair menuliskannya berulangan kali secara berturut-turut. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Spanduk kumal itu, ya spanduk itu. (Ismail, 2013:5) Pada kutipan puisi yang berjudul Sebuah Jaket Berlumur Darah termasuk ke dalam gaya bahasa epizeukis karena terdapat pengulangan kata yang sama yaitu kata spanduk. Gaya bahasa epizeukis digunakan di dalam puisi berupa perulangan kata yang bersifat langsung yang digunakan oleh penyair untuk memberikan penekanan, yang artinya kata spanduk pada kutipan di atas penyair mengatakan bahwa spanduk itu benar-benar kotor. Jadi, gaya epizeukis di dalam penggalan bait puisi tersebut digunakan oleh penyair untuk memberikan efek penekanan yang bersifat langsung. 5. Gaya Bahasa Anafora Gaya bahasa anafora adalah salah satu gaya bahasa yang paling dominan digunakan oleh penyair dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail. Berdasarkan teori Tarigan (2009:184), gaya bahasa anafora adalah gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan sembilan puluh sembilan gaya bahasa anafora. Gaya bahasa anafora digunakan oleh penyair bertujuan untuk memperjelas kata-kata yang dianggap penting untuk memberikan penekanan sehingga penyair menggunakan perulangan kata pertama pada setiap baris puisi. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Jika adalah yang harus kaulakukan Ialah menyampaikan kebenaran Jika adalah yang tidak bisa dijual-belikan Ialah yang bernama keyakinan Jika adalah yang harus kau tumbangkan Ialah segala pohon-pohon kezaliman Jika adalah orang yang harus kau agungkan Ialah hanya Rasul Tuhan Jika adalah kesempatan memilih mati Ialah syaid di jalan Ilahi. (Ismail, 2013: 15) Pada kutipan puisi yang berjudul Nasihat-Nasihat Kecil Orang Tua pada Anaknya yang Berangkat Dewasa termasuk ke dalam gaya bahasa anafora karena karena terdapat pengulangan

kata yang sama yaitu pada kata jika dan ialah. Penggunaan perulangan kata jika dan ialah pada setiap awal baris puisi secara berturut-turut untuk memberikan penekanan bahwa kata jika dan ialah merupakan sesuatu yang penting dituliskan oleh penyair. Gaya bahasa anafora digunakan di dalam puisi bertujuan untuk memperjelas kata-kata yang dianggap penting untuk memberikan penekanan maksudnya apapun yang sedang dilakukan harus pada kebenaran dengan memikirkannya terlebih dahulu sesuatu yang baik untuk dikerjakan. 6. Gaya Bahasa Epistrofa Berdasarkan teori Tarigan (2009:186), gaya bahasa epistrofa adalah semacam gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan tiga puluh satu kutipan gaya bahasa epistrofa. Gaya bahasa epistrofa pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan penekanan yang dituliskan oleh penyair pada setiap akhir baris puisinya sehingga maksud yang disampaikannya lebih jelas. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Isteri satu Anak satu Menantu satu Cucu satu Adik cucu satu Rumah satu Mobil satu Ibu satu Ayah satu Adik perempuan satu Adik laki-laki satu Tanah air satu Rasulullah satu Allah Satu (Ismail, 2013:339) Pada kutipan puisi yang berjudul di Depan Multazam termasuk ke dalam gaya bahasa epistrofa karena terdapat penggunaan kata yang sama pada akhir baris puisi yaitu kata satu. Gaya bahasa epistrofa berupa perulangan kata pada akhir baris puisi secara berturut-turut untuk memberikan penekanan bahwa, kata satu merupakan sesuatu yang penting dituliskan oleh penyair. Penggunaan gaya bahasa epistrofa pada kutipan puisi tersebut dituliskan oleh penyair artinya kebahagiaan yang dia rasakannya, memiliki keluarga yang lengkap dan keyakinan juga hanya satu. 7. Gaya Bahasa Simpoke Berdasarkan teori Tarigan (2009:187), gaya bahasa simpoke adalah sejenis gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan dua puluh dua. Gaya bahasa simpoke pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan penekanan dan sesuatu yang penting pada kata yang ditulisi berulangan kali pada awal dan akir baris puisi secara berurutan. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Seorang pembaca yang baik susah dicari Seorang penulis yang baik mudah dicari. (Ismail, 2013:119) Pada kutipan puisi yang berjudul Buku termasuk ke dalam gaya bahasa simpoke karena terdapat pengulangan pada baris puisi pertama dan kedua. Gaya bahasa simpoke adalah sejenis gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Pada baris pertama dan kedua menggunakan perulangan pada awal dan akhir baris puisi secara berturut-turut untuk memberikan penekanan yang dituliskan oleh penyair merupakan

sesuatu yang penting artinya seorang penulis yang baik mudah untuk dicari, tetapi seorang pembaca yang baik yang mampu membaca dan menangkap makna dari apa yang dibaca bukan sekedar membaca saja memang susah untuk dicari. 8. Gaya Bahasa Mesodiplosis Berdasarkan teori Tarigan (2009:188), gaya bahasa mesodiplosis adalah sejenis gaya bahasa repitisi yang berwujud perulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau beberapa kalimat berurutan. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan dua puluh enam kutipan gaya bahasa mesodiplosis. Gaya bahasa mesodiplosis pada puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan penekanan pada baris puisi yang ditulisi berulangan kali pada tengah-tengah setiap baris puisinya sehingga maksud yang disampaikannya lebih jelas. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Desa Santri Alumi Pemimpin Amal Gunung leutik Kukuh Niat Ikhlas Jalan jadilah rahmat jadilah pintar jadilah ummat jadilah amal jadilah peluh jadilah kukuh jadilah niat jadilah ikhlas jadilah jalan jadilah mardhatillah (Ismail, 2013:111-113) Pada kutipan puisi yang berjudul Syair Tentang Sebuah Pesantren Petanian yang Berumur Seperempat Abad, Tahun 1985 termasuk ke dalam gaya bahasa mesodiplosis karena terdapat pengulangan kata pada tengah-tengah baris puisi yaitu pada kata jadilah. Kata jadilah menggunakan perulangan kata di tengah-tengah baris puisi secara berturut-turut untuk memberikan penekanan bahwa kata jadilah merupakan sesuatu yang penting dituliskan oleh penyair artinya harapan kepada anak-anak muda yang berada di pesantren untuk menjadi yang lebih baik dijalan Allah. Dari ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat untuk semua orang yang ada disekitar kita. 9. Gaya Bahasa Epanalepsis Berdasarkan teori Tarigan (2009), gaya bahasa epanalepsis semacam gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan kata pertama dari baris, klausa, atau kalimat menjadi terakhir. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan tiga kutipan gaya bahasa epanalepsis. Gaya bahasa epanalepsis pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik ismail bertujuan untuk memberikan penekanan pada setiap baris puisi sehingga puisi tersebut semakin jelas maksud yang akan disampaikannya. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Pada pangkalnya, ada sekedar ada Di tengah-tengahnya, ada diperlukan ada Dipuncak-puncaknya, ada gawat harus ada Saya mengingsut, menyuruk dan melata Menggapai ada. (Ismail, 2013:297) Pada kutipan puisi berjudul Ada temasuk ke dalam gaya bahasa epanalepsis karena terdapat pengulangan kata yang sama yaitu kata pertama menjadi kata akhir pada baris puisi yaitu ditandai dengan kata ada. Gaya bahasa epanalepsis menggunakan perulangan kata pertama menjadi kata terakhir pada baris puisi untuk memberikan penekanan bahwa penyair menuliskannya merupakan sesuatu yang penting artinya si aku lirik ingin bertanya karena memang ada penyebab yang ingin ditanyakan. Makanya si aku lirik ingin bertanya.

10. Gaya Bahasa Anadiplosis Berdasarkan teori Tarigan (2009), gaya bahasa anadiplosis adalah semacam gaya bahasa repitisi di mana kata atau frase terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frase pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail ditemukan lima belas kutipan gaya bahasa anadiplosis. Gaya bahasa anadiplosis pada kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail bertujuan untuk memberikan penekanan yang dituliskan oleh penyair dimana kata terakhir menjadi kata pertama sehingga puisi tersebut jelas maksud yang akan disampaikannya. Misalnya dilihat pada kutipan berikut. Leher kita, Kita ulurkan untuk dibelit tali gantungan hutang, Pergelangan tangan kita, Kita serahkan untuk dijepit borgol pinjaman sampai akhir zaman. (Ismail, 2013:69) Pada kutipan puisi berjudul Rindu pada Stelan Jas Putih dan Pantalon Putih Bung Hatta termasuk ke dalam gaya bahasa anadiplosis karena menggunakan perulangan kata terakhir menjadi kata pertama ditandai dengan kata ada. Gaya bahasa anadoplosis pada setiap baris puisi untuk memberikan penekanan bahwa, penyair menuliskannya merupakan sesuatu yang penting artinya ungkapan perasaan si aku lirik kepada kemenakannya, bahwasanya kita berjuang bukan lagi memperoleh kemerdekaan, tetapi kita berjuang untuk mempertahankan harga diri kita yang sudah digadaikan karena terlalu banyak berhutang. Jadi berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa perulangan yang paling banyak digunakan yaitu gaya bahasa anafora. Gaya bahasa anafora ditemukan sebanyak 99 (sembilan puluh embilan) kutipan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail. Dominannya penggunaan gaya bahasa anafora pada larik puisi tersebut mempunyai tujuan yaitu untuk memperjelas kata-kata yang dianggap penting untuk memberikan penekanan sehingga penyair menggunakan perulangan kata pertama pada setiap baris puisi untuk memperindah puisi sehingga pembaca menjadi tertarik untuk membaca puisi. Gaya bahasa yang tidak ditemukan yaitu kiasmus dan tautotes. PENUTUP Berdasarkan penelitian terhadap penggunaan gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu Karya Taufik Ismail dapat disimpulkan bahwa terdapat 77 judul puisi penggunaan gaya bahasa perulangan di dalamnya dari 111 puisi yang ada. Pada judul puisi tersebut terdapat sepuluh jenis gaya bahasa perulangan yang digunakan yaitu yaitu pertama aliterasi ditemukan sebanyak 11 (sebelas) kutipan dari 11 (sebelas) judul puisi, kedua asonansi ditemukan sebanyak 30 (tiga puluh) kutipan yang terdiri dari 23 (dua puluh tiga) judul puisi, ketiga antanaklasis ditemukan sebanyak 1 (satu) kutipan dari 1 (satu) judul puisi, keempat epizeukis ditemukan sebanyak 8 (delapan) kutipan dari 7 (tujuh) judul puisi, kelima anafora ditemukan sebanyak 99 (sembilan puluh sembilan) kutipan dari 54 (lima puluh empat) judul puisi, keenam epistrofa ditemukan sebanyak 31 (tiga puluh satu) kutipan dari 22 (dua puluh dua) judul puisi, ketujuh simpoke ditemukan sebanyak 22 (dua puluh dua) kutipan dari 19 (sembilan belas) judul puisi, kedelapan mesodiplosis ditemukan sebanyak 26 (dua puluh enam) kutipan dari 20 (dua puluh) judul puisi, kesembilan epanalepsis ditemukan sebanayak 3 (tiga) kutipan dari 3 (tiga) judul puisi, kesepuluh anadiplosis ditemukan sebanyak 15 (lima belas) kutipan dari 10 (sepuluh) judul puisi. gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail yang dominan digunakan adalah gaya bahasa anafora terdiri dari 99 (sembilan puluh sembilan) kutipan. Gaya bahasa yang tidak ditemukan yaitu kiasmus dan tautotes. Pada puisi Debu di Atas Debu karya Taufik Ismail diketahui bahwa penyair menggunakan gaya bahasa perulangan yang membuat puisi semakin kontras dan jelas dalam penyampaian makna dan maksud yang akan disampaikan kepada pembaca. Dengan adanya gaya bahasa perulangan hal ini dimanfaatkan oleh penyair untuk memberikan penegasan dan penekanan

terhadap makna yang disampaikan dalam puisinya. Maka dapat disimpulkan gaya bahasa perulangan merupakan ciri khas Taufik Ismail dalam menciptakan karya puisinya. SARAN Dari simpulan di atas disarankan bahwa hasil penelitian ini hendaknya dapat menambah pemahaman pembaca mengenai gaya bahasa perulangan dalam karya sastra khususnya puisi. kemudian hasil penelitian ini hendaknya dijadikan pedoman bagi guru sebagai pembelajaran puisi di sekolah, agar siswa mengenal dan memahami lebih lanjut tentang penggunaan gaya bahasa perulangan dalam puisi. Selanjutnya, sebagai bahan bahan perbandingan untuk penelitian lain dalam melakukan penelitian sastra yaitu menganalisis gaya bahasa perulangan dalam puisi dengan menggunakan objek yang berbeda sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 2011. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Ismail, Taufik. 2013. Debu di Atas Debu. Jakarta: Majalah Sastra Horison. Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tarigan., Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.