BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. menjadi pemicu berbagai masalah, baik masalah dibidang ekonomi maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL

BAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lembaran Fakta MIGRASI, REMITANSI DAN PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah pada tahun 2009 menerapkan kebijakan moratorium dalam rangka

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk 2010, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk

Ratu Erma Rahmayanti, Ketua DPP Muslimah HTI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alternatif kesempatan kerja bagi daerah-daerah yang kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

PENDEKATAN TEORETIS TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini keberadaan pembantu rumah tangga sangat diperlukan yang diakibatkan

BAB III PERCERAIAN DI KALANGAN EKS TKI DI DESA GENUK WATU KECAMATAN NGORO KABUPATEN JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERMIGRASI PEKERJA MIGRAN PEREMPUAN (Kasus di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FENOMENA PENGANGGURAN TERDIDIK DI INDONESIA

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dunia meningkat sangat pesat, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya seorang anak dilahirkan sebagai akibat dari hubungan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

LATAR BELAKANG KRISIS EKONOMI PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN KASUS PEMBUNUHAN KEKERASAN PADA ANAK KASUS PENJUALAN BAYI KOMUNIKASI SUAMI DAN ISTRI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Umur responden petani mina padi yaitu berkaitan dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. pemberian ASI eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB V HASIL PENELITIAN. Uraian pada Bab V memberikan gambaran mengenai hasil penelitian. Cakupan hasil

PENELITIAN KAJIAN WANITA

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan

2015 DAMPAK IBU BEKERJA SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI LUAR NEGERI TERHADAP BERUBAHNYA FUNGSI DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

Statistik Deskriptif. Perumahan. Seminar Hasil Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

BAB 4 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB IV KARAKTERISTIK PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB I PENDAHULUAN. kerja sektor informal.tenaga kerja sektor informal merupakan tenaga kerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

BAB I PENDAHULUAN. Sektor informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai dampak, antara lain terjadinya mobilitas penduduk dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

DAMPAK MIGRASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

BAB III PSIKOLOGIS SUAMI YANG DITINGGAL ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA TEMBONG

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK TENAGA KERJA WANITA DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN KECENDERUNGAN BERMIGRASI INTERNASIONAL

BAB 9. KELUARGA DAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah salah satu sumber tenaga kerja yang terbesar di dunia. Salah

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. orang umumnya mulai berpikir untuk berumah tangga dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. KOTA PEKALONGAN NO. 0123/Pdt.G/2013/PA.Pkl TENTANG HAK ASUH ANAK

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesediaan Membayar ( Willingness to Pay )

BAB I PENDAHULUAN. manusia sehingga setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu penyumbang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang cukup besar adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN Jumlah penduduk yang besar merupakan modal dasar pembangunan akan menjadi kenyataan apabila pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, selain itu dibarengi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Namun keadaan yang terjadi saat ini jumlah penduduk yang besar menjadi pemicu berbagai masalah, baik masalah dibidang ekonomi maupun sosial.salah satu masalah di bidang ekonomi yaitu melimpahnya tenaga kerja yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran.oleh karena itu, pemerintah membuat terobosan melakukan ekspor jasa tenaga kerja ke luar negeri. Adanya mobilitas tenaga kerja wanita ke luar negeri menunjukkan bahwa perempuan sudah tidak hanya bergerak di sektor domestic (rumah tangga) yang wilayah operasinya meliputi dapur, sumur dan kasur dengan aktivitas utama isah-isah, umbah-umbah dan lumah-lumah (mencuci peralatan dapur, mencuci pakaian dan melayani seksual laki-laki (suami)), namun sudah memasuki ruang publik yang dikalangan masyarakat sebagai dunianya laki-laki.dengan demikian, perempuan tidak hanya sebagai kanca wingking yang bersifat suwarga manut neraka katut, namun sudah mematahakan anggapan yang terlanjur tertanam di masyarakat. 129

Setiap TKW memiliki alasan atau faktor pendorong yang melatbelakangi keputusan mereka untuk bekerja ke luar negeri yang berbeda antara satu dengan lainnya.penelitian ini merupakan penelitian metode campuran yakni menerapkan dua pendekatan kualitatif dan kuantitafi sekaligus ((John W. Creswell, 2010). Desa Ngawonggo merupakan salah satu dari desa di Kabupaten Klaten yang masih aktif mengirimkan penduduknya khususnya perempuan bekerja ke luar negeri. Dalam penelitian ini ditemukan perempuan yang minat bekerja ke luar negeri ialah mereka yang memiliki karakteristik berumur 27-35 tahun hal ini karena daerah tujuan ke luar negeri lebih banyak Arab Saudi yang tidak mensyaratkan batasan umur, status mereka yang belum menikah karena responden berpendapat bahwa status tersebut bebas tanpa ada tanggung jawab dengan pasangan. Tingkat pengetahuan mempengaruhi pola berpikir responden, tingkat pendidikan yang tinggi memaksa untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang berdampak pada keingginan memperoleh pendapatan yang tinggi, sehingga biasanya responden yang bekerja lebih berpengalaman dan membandingkan gaji yang diperoleh relative kecil sehingga mencari pekerjaan yang mendapatkan gaji yang besar yaitu bekerja ke luar negeri. Tingginya beban ekonomi yang tidak dapat dicukupi dengan bekerja di daerah asal memaksa anak pertama dalam keluarga untuk memutuskan bermigrasi, hal ini terjadi karena tingkat ekonomi mayoritas responden yang rendah sehingga mejadikan alasan untuk bekerja ke luar negeri. 130

Penelitian ini dibuktikan dengan hasil analisis Kuantitaif Regresi Linear Logistik terdapat tiga variabel dependen yang mempengaruhi minat perempuan bekerja ke luar negeri yaitu, Variabel Status Perkawinan signifikan pada α = 0,05 (p-value 0,007), nilai Exp (B) sebesar 18,681 dapat dijelaskan responden yang belum menikah peluang melakukan migrasi ke luar negeri lebih besar 18,681 kali dibandingkan dengan respoden yang sudah menikah, serta nilai koefisien determinasi (B) positif 2,929 yang berarti bahwa belum menikah, maka minat bekerja ke luar negeri semakin tinggi. Variabel status pekerjaan berpengaruh karena signifikan pada α = 0,05 (p-value 0,010) dan nilai Exp (B) 10,948 yang berarti bahwa responden yang memiliki pekerjaan di daerah asal peluang melakukan migrasi ke luar negeri untuk bekerja lebih besar 10,948 dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki pekerjaan di daerah asal, serta nilai koefisien (B) pada variabel status pekerjaan respoden di daerah asal bernilai positif yaitu 2,393, artinya bahwa responden yang memiliki pekerjaan, memilih berminat bekerja ke luar negeri. Status ekonomi rumah tangga menjadi variabel terakhir yang masuk dalam regresi linear logistic, variabel ini juga berpengaruh terhadap minat, signifikan α = 0,005 bila menggunakan taraf signifikan 0,05 maka variabel ini menunjukkan pengaruh yang signifikandan nilai koefisien (B) 4,433. Nilai Exp (B) 84,174 yang berarti bahwa probabilitas reponden yang berminat bekerja ke luar negeri 84,174 lebih besar responden dengan status ekonomi rumah tangga yang rendah dibandingkan dengan responden yang memiliki status ekonomi tinggi 131

Karakteristik responden yang tidak minat bekerja ke luar negeri adalah mereka yang memiliki umur pada kelompok muda yaitu 19-26, ketidakminatan dikarena ketakutan akan tindak kriminal yang diterima sejumlah TKW baik pada saat bekerja ke luar negeri maupun penipuan sekembalinya menjadi TKW, ketakutan akan ketidakharmonisan dalam berumah tangga mereka tuturkan juga dengan melihat bebrapa kasus perceraian dikalangan TKW di Desa Ngawonggo itu sendiri karena di daearah tersebut para TKW terkadang membawa serta hasil dari kerja ke luar negeri istilah yang umum di masyarakat tersebut adalah anak import anak yang diperoleh dari hubungan dengan laki-laki lain di negara tujuan TKW, sehingga pasangan tidak dapat menerima keadaan tersebut. Hal ini menjadikan responden yang menikah memilih tidak minat bekerja ke luar negeri, selain alasan tersebut, alasan religiouspun mengikutinya yaitu tidak diperbolehkan bekerja tanpa didampingi muhrim.tingkat pendidikan yang rendah juga salah satu alasan untuk tidak ingin bekerja ke luar negeri karena anggapan mereka dengan hanya berpendidikan rendah pekerjaan yang dapat diperoleh pada sektor informal yaitu pembantu rumah tangga, alasan ini dikemukan oleh salah satu responden sama-sama jadi babu, mending babu di negara sendiri.responden yang tidak minat mayoritas tidak bekerja untuk mengisi waktu mereka mayet untuk membantu ekonomi keluarga sebatas memberikan uang saku atau jajan untuk anak mereka, mereka beranggapan bahwa dengan begini masih bisa melanjutkan kehidupan tanpa harus jauh-jauh bekerja karena ada suami yang memiliki tanggung jawab untuk menafkahi. Kebutuhan dasar yang telah terpenuhi karena tingkat perekonomian mereka yang 132

tinggi menjadikan mereka tidak minat bekerja ke luar negeri.selain itu di Desa Ngawonggo masih ada istilah tunggu brok dimana anak terakhir bertanggung jawab untuk merawat orang tua dibandingkan anak pertama yang biasanya menjadi tulang punggung keluarga. Responden yang tidak minat biasanya memiliki pengetahuan yang rendah dalam syarat-syarat dan kondisi di negara tujuan TKW sehingga berpengaruh juga terhadap persepsi yang rendah pula.faktor penahan seseorang untuk tidak bermigrasi adalah kenyamanan yang diperoleh di daerah asal, namun di daerah penelitian mereka yang tidak minat justru mengatakan ketersediaan sarana prasarana rendah, kesempatan kerja yang rendah juga menyebabkan dia tidak minat karena keengganan untuk bekerja.mereka mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada budaya bekerja ke luar negeri. 7.2 SARAN 1. Pengetahuan perempuan tentang bekerja keluar negeri rendah karena mereka mayoritas tidak tahu cara mendaftar menjadi tenaga kerja wanita secara resmi, mereka mendapat informasi dari tetangga, kerabat maupun teman. Perempuan di Desa Ngawonggo yang sedang bekerja maupun pernah bekerja keluar negeri terutama di Negara Arab Saudi mendaftar lewat calo di mana hanya menyerahkan KTP dan pas foto, sehingga rentan mendapat perlakuan yang kasar bahkan ditipu. Oleh karena itu ada perlu adanya penyuluhan dari dinas terkait yaitu perangkat desa, BNP2TKI, dan dinas ketenagakerjaan tentang tata cara menjadi tenaga kerja yang legal. 133

2. Informasi bekerja keluar negeri mempengaruhi keberminatan perempuan bekerja keluar negeri baik informasi dari migran kembali, lembaga pemerintahan yang terkait maupun lembaga lainnya. Hendaknya perempuan yang memutuskan untuk bekerja keluar negeri dengan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi di luar negeri. Pemerintah (Depnakertrans dan BNP2TKI) sebaiknya berperan aktif meningkatkan sosialisasi ke desa-desa khususnya desa kantong TKW untuk memberikan informasi dan penjelasan mengenai proses pengiriman dan penempatan pekerja migran di luar negeri secara legal agar tidak terjadi permasalahan selama proses keberangkatan hingga proses kembali ke daerah asal. Sosialisasi juga dapat mengurangi calo dalam proses perekrutan pekerja migarn secara ilegal. 3. Pembinaan dan pelatihan ketrampilan untuk para perempuan agar dapat mengembangkan usaha sehingga bisa membantu perekonomian keluarga tanpa harus bekerja ke luar negeri. 4. Adanya industri menengah yaitu pabri ktekstil di daerah tersebut diharapkan dapat menyerap tenaga kerja perempuan, dengan cara memberikan pelatihan menjahit agar perempuan di Desa Ngawonggo bekerja tanpa meninggalkan daerah asal. 134