BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka. Cipta, 2009), hlm

dokumen-dokumen yang mirip
Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS MODEL KONTINYU PADA PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Struktur Kurikulum 2013 MI

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang Press, 1990), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Putra, 2012), hlm Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi utama untuk mencerdaskan kehidupan

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI. berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. 1 Dengan ini mereka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Team Game Tournament (TGT), dan Prestasi Belajar.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-qur an surat Al- alaq ayat 1-5

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

2 Eksternal a. Faktor Keluarga 77,62% Tinggi b. Faktor Sekolah 78,45% Tinggi c. Faktor Masyarakat 78,01% Tinggi Rata-rata 78,03% Tinggi

BIDANG KURIKULUM ( Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB II TINJUAN PUSTAKA

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyaluran dan penempatan siswa pada program peminatan. Program peminatan

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN TEORI. berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal

KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

DAFTAR PUSTAKA. Agoes Dariyo, Dasar-dasar Pedagogig Modern, (Jakarta: Indeks, 2013)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Oemar Hamalik menjelaskan belajar adalah modifikasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

Kasi. Kurikulum dan Penilaian SMP dan SMA BID. SMP dan SMA DISDIK PROV. DKI JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar, 2011), hlm Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. skripsi ini. Adapun hal-hal yang diuraikan berkaitan dengan fokus masalah yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Eko Margono F

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB XII PEMINATAN PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan budaya. Pendidikan sepanjang hayat oleh umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. 1 Pendidikan berkaitan denga proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan siswa yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pembelajaran. 2 1 Fuat Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan,(Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hlm.1-2. 2 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 15-16. 1

Proses pembelajaran siswa dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1) faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, 2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni keadaan/kondisi di sekitar siswa, 3) faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan untuk mempelajari materimateri pelajaran. 3 Faktor internal dari dalam siswa, meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis yang bersifat jasmani dan aspek psikologi yang bersifat rohaniah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil belajar siswa dalam aspek psikologis, adalah motivasi siswa. 4 Siswa akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, hal tersebut menjadi prinsip dan hukum pertama kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan belajar tersebut disebut motivasi. 5 Motivasi berperan penting dalam menentukan seberapa banyak yang akan dipelajari siswa dari kegiatan yang mereka lakukan atau dari informasi yang mereka peroleh. Siswa yang termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosdakarya, 2010), hlm. 129. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,..., hlm. 130-131. 5 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 40. 2

menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari, menyerap dan mengingat lebih banyak. 6 Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikuti. Motivasi merupakan faktor penting dalam belajar karena motivasi mampu memberi semangat pada seorang anak dalam kegiatan belajarnya. 7 Menurut Chaplin konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat, bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan diluar kontrol manusia. Sebuah pendapat mengemukakan, bahwa manusia disamping sebagai mahluk rasional juga sebagai mahluk yang mekanistik, yaitu mahluk yang digerakkan oleh sesuatu diluar nalar. 8 Allah berfirman dalam surat Al-Thaha 114 yang berbunyi: Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS Thaha 114) 6 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik edisi Kesembilan Jilid 2, (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 100. 7 Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 126. 8 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi : Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 178-179. 3

Ayat tersebut mengandung arti tentang motivasi untuk belajar. Kalimat terakhir ayat tersebut menganjurkan untuk mempunyai dorongan untuk belajar dan menambahakan ilmu pengetahuan. 9 Ayat tersebut merupakan doa agar diberi keleluasaan ilmu pengetahuan oleh Allah. 10 Doa merupakan pembangkit motivasi tertinggi dalam islam, karena hanya Allah yang Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Berkehendak. Memohon keberhasilan kepada Allah adalah langkah yang tepat agar segala keinginan kita dapat berhasil. 11 Doa menghubungkan manusia dengan kekuasaan Allah. Doa menegaskan sebagai sebuah kehendak yang dimiliki manusia. Penyakit terbesar dalam mewujudkan kehendak adalah kemalasan dan keputusasaan, penyakit ini hanya dapat dilawan oleh motivasi dan stamina. Doa yang berkelanjutan akan menjadi sumber motivasi dan stamina. 12 Pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah terdapat beberapa kebijakan baru, diantaranya yaitu struktur kurikulumnya pada pembelajaran di SMA, terdiri atas kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh siswa dan kelompok mata 9 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, 2002, (Jakarta: LenteraHati), hlm.80-81. 10 Yusuf Burhanuddin, Misteri Bulan Ramadhan, 2007, (Tangerang: Qultummedia), hlm.140 11 Rajendra Kartawijaya, Raih 5 Mukjizat Setiap Hari, 2014, (Jakarta: Mizan Digital), hlm. 137. 12 Muhammmad Rusli Malik, Puasa, 2003, (Jakarta : Pustaka Zahra), hlm.80. 4

pelajaran peminatan yang diikuti oleh siswa yang disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan. Kelompok peminatan terbagi atas kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu alam, peminatan ilmu-ilmu sosial, peminatan ilmu-ilmu bahasa dan budaya, serta mata pelajaran pilihan (lintas minat atau pendalaman). Kelompok peminatan MIPA (Matematika Ilmu Pengetahuan Alam) yang terdiri dari mata pelajaran matematika, biologi, fisika dan kimia, kelompok peminatan I I S (Ilmu-ilmu Sosial) terdiri dari geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi dan kelompok peminatan I B B (Ilmu Budaya dan Bahasa) terdiri atas bahasa dan sastra indonesia, bahasa dan sastra inggris, bahasa dan sastra asing lainnya serta antropologi. Kelompok mata pelajaran lintas minat yang disediakan untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik siswa dengan orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan di luar pilihan minat, siswa dapat memilih mata pelajaran diluar jurusannya. Penjelasan di atas diketahui bahwa pada pelaksanaan kurikulum 2013 dengan KTSP, terdapat perbedaan yaitu adanya mata pelajaran diluar jurusannya yang dapat dipilih oleh siswa pada kurikulum 2013. Kelompok MIPA dipilihkan salah satu mata pelajaran lintas minat yang berbasis pada bidang I I S, sedangkan pada program I I S dipilihkan salah satu mata pelajaran lintas minat berbasis bidang MIPA. Pengalaman yang didapatkan ketika melaksanakan PPL (Praktek Pengalaman 5

Lapangan) di SMA Negeri 13 Semarang, ketika proses belajar mengajar berlangsung masih terdapat beberapa siswa yang terlihat malas belajar, terlambat memasuki kelas ketika pelajaran biologi telah dimulai, dan terlambat mengumpulkan tugas. Siswa membutuhkan motivasi baik dari diri sendiri, teman sebaya, guru, maupun dari keluarga untuk mengatasi masalah tersebut agar tercapai tujuan Pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 di SMA Negeri 13 Semarang, bahwa pada mata pelajaran lintas minat ditentukan dari pihak sekolah semenjak kelas X dan supaya memudahkan dalam pengelompokkan, siswa dalam kelas yang sama memiliki mata pelajaran lintas minat yang sama. Uraian tersebut diatas, membuat penulis tertarik untuk meneliti apakah ada persamaan atau perbedaan yang signifikan mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi antara kelompok peminatan (MIPA) yang memang memiliki paket mata pelajaran peminatan biologi dan motivasi belajar biologi pada kelompok lintas minat (I I S) dimana mata pelajaran biologi merupakan paket mata pelajaran yang ditawarkan diluar mata pelajaran peminatan I I S, oleh karena itu penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Komparasi Motivasi Belajar Biologi Antara Siswa Kelompok Peminatan dan Kelompok Lintas Minat Di SMA Negeri 13 Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 6

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang, permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana motivasi belajar biologi siswa kelompok peminatan di SMA Negeri 13 Semarang? 2. Bagaimana motivasi belajar biologi siswa kelompok lintas minat di SMA Negeri 13 Semarang? 3. Bagaimana perbandingan motivasi belajar biologi antara siswa kelompok peminatan dan kelompok lintas minat di SMA Negeri 13 Semarang tahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui bagaimana motivasi belajar biologi siswa kelompok peminatan di SMA Negeri 13 Semarang? b. Mengetahui bagaimana motivasi belajar biologi siswa kelompok lintas minat di SMA Negeri 13 Semarang? c. Mengetahui perbandingan motivasi belajar biologi antara siswa kelompok peminatan dan kelompok lintas minat di SMA Negeri 13 Semarang 7

2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Guru 1) Guru lebih memahami motivasi belajar biologi yang dimiliki oleh siswa kelompok peminatan dan siswa kelompok lintas minat. 2) Sebagai informasi bagi guru untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan biologi. 3) Guru lebih mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat mengoptimalkan proses kegiatan belajar mengajar. b. Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa untuk lebih giat dalam belajar, khususnya dalam pembelajaran biologi. c. Peneliti Sebagai calon guru, peneliti diharapkan dapat mengetahui keadaan kelas secara riil, memahami permasalahan praktis dalam pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. 8

d. Sekolah Sebagai sumber informasi masukan dan memberi sumbangan pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 9