BAB I PENDAHULUAN. Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran. merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan
|
|
- Indra Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran merupakan salah satu muatan penting Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kriteria Ketuntasan Minimal menjadi acuan bersama antara pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Setiap satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang tuanya (Depdiknas, 2008:3) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan pada setiap awal tahun pelajaran. Guru menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung dan kemampuan (intake) peserta didik. Dari ketiga aspek tersebut diberi skor antara 0-100, kemudian dihitung nilai rata-rata untuk setiap indikator, rata-rata setiap kompetensi dasar, rata-rata setiap standar kompetensi. Untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran diperoleh dari rata-rata semua standar kompetensi. Dalam implementasinya sangat sulit untuk mempertimbangkan ketiga aspek di atas. Menentukan nilai kompleksitas sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam memahami mata pelajaran tersebut. Sedangkan kenyataannya masih banyak guru mengajar bukan pada bidang keahliannya, misalnya latar belakang 1
2 pendidikan pendidikan sejarah tetapi mengajar mata pelajaran sosiologi, mata pelajaran matematika tetapi mengajar mata pelajaran fisika dan masih banyak yang lainnya. Sehingga hasil penentuan kompleksitasnya menjadi bias. Begitu juga dalam penentuan nilai daya dukung, sebagian besar guru masih kesulitan dalam menentukannya. Karena sangat sulit untuk menilai kondisi sekolah yang sesungguhnya. Sedangkan akhir-akhir ini, setelah adanya kebijakan kelulusan 40:60 hampir semua kepala sekolah menginstruksikan guru-guru untuk menaikkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga mau tidak mau guru harus menaikkan nilai daya dukung untuk menaikkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal di sekolah tersebut daya dukungnya tidak memenuhi, misalnya laboratoriumnya saja tidak ada, tetapi diberi nilai daya dukung yang tinggi. Akibatnya nilai daya dukung menjadi tidak valid. Sedangkan dalam penentuan nilai kemampuan (intake) siswa, terutama pada siswa baru sangat sulit ditentukan, karena harus mencari nilai raport pada sekolah sebelumnya. Hal ini sangat sulit dilakukan oleh guru, karena guru belum kenal dengan anak didiknya, dan tidak tahu nilai raport pada sekolah sebelumnya. Apalagi jika mata pelajaran tersebut tidak ada pada sekolah sebelumnya, misalnya mata pelajaran kimia dan sosiologi. Untuk mempermudah, kebanyakan guru mengarang atau memperkirakan nilai kemampuan (intake) siswa baru sehingga nilai kemampuan siswa terutama pada siswa baru menjadi tidak valid. Menurut Widodo (2009:1), dalam kenyataannya tidak jarang ditemui nilai KKM yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi karena penyusunan dan penetapannya kurang tepat. Memang cukup rumit, guru harus menentukan setiap kriteria dengan nilai tinggi, sedang, atau rendah (Halian, 2011). Sebagian besar guru menetapkan 2
3 nilai KKM hanya berdasarkan alasan agar mudah dicapai siswa dan terkesan semaunya, ada juga secara spontan menyebut suatu angka aman. Sementara itu ada juga guru yang beranggapan bahwa penetapan nilai KKM merepotkan dan menambah pekerjaan guru (Widodo, 2009:2). Berdasarkan laporan dari Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2007:8), guru masih banyak yang belum tahu cara menentukan KKM. Sedangkan dari hasil penelitian Siswono (2008:29), penentuan KKM pada hampir semua sekolah yang diamati ditetapkan tanpa analisis sesuai metode yang digunakan dalam KTSP. Sebanyak 3 sekolah dari 40 sekolah yang sudah menggunakan cara penetapan dari KTSP dengan mempertimbangkan faktor kemampuan rata-rata siswa, kompleksitas indikator, dan daya dukung sarana dan prasarana. Dari hasil penelitian pendahuluan di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Pamekasan, masih banyak guru-guru yang menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tanpa melakukan analisis. Sehingga hasil penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut menjadi tidak valid. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari metode baru sebagai alternatif untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Teknik Delphi yaitu sebuah metode yang secara sistematis mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini para ahli dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok (Cunningham, 1982:130). Dari Teknik Delphi tersebut diharapkan diperoleh nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) seperti apa yang dicitacitakan oleh guru setiap mata pelajaran, yaitu nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sesungguhnya, bukan hasil dari rekayasa nilai. 3
4 1.2 Pembatasan Masalah Penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap awal tahun pelajaran baru di Sekolah Menengah Atas sangat luas. Semua mata pelajaran harus ditentukan nilai Kriteria Ketuntasan Minimalnya. Untuk Kelas X terdiri dari 17 mata pelajaran, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bahasa Asing serta Muatan Lokal. Untuk Kelas XI dan XII terdiri atas 14 mata pelajaran, baik untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Program Bahasa. Perbedaan mata pelajaran diantara ketiga program tersebut terletak pada mata pelajaran ciri khasnya. Untuk Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mata pelajaran ciri khasnya adalah Fisika, Kimia dan Biologi. Untuk Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mata pelajaran ciri khasnya adalah Ekonomi, Geografi dan Sosiologi. Sedangkan untuk Program Bahasa mata pelajaran ciri khasnya adalah Sastra Indonesia, Antropologi dan Bahasa Asing. Untuk meneliti semua mata pelajaran tersebut memerlukan banyak waktu, tenaga dan biaya. Selain itu, penelitian tentang penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi ini masih baru, sehingga perlu diuji coba untuk salah satu mata pelajaran saja. Untuk itu, dalam penelitian ini hanya meneliti tentang penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X. Sedangkan untuk mata 4
5 pelajaran yang lain, penetapannya dapat dilaksanakan setelah penelitian ini selesai, dengan cara mengikuti prosedur yang sama seperti dalam penelitian ini. 1.3 Perumusan Masalah Dalam proses penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), banyak sekali permasalahan yang dihadapi guru. Mulai dari penetapan nilai kompleksitas setiap indikator, daya dukung, sampai penetapan nilai kemampuan siswa. Untuk itu perlu dicari cara lain untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), misalnya dengan menggunakan metode kualitatif professional judgement yang salah satunya adalah Teknik Delphi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya yaitu kebanyakan tidak validnya hasil penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh para guru, hal ini disebabkan oleh biasnya penetapan nilai kompleksitas, daya dukung dan kemapuan siswa. Sehingga perlunya mencari cara baru sebagai alternatif untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut, yaitu dengan menggunakan Teknik Delphi yang telah dijelaskan dalam rumusan masalah. Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu dirumuskan tujuan penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 5
6 untuk menetapkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan. 1.5 Kegunaan Penelitian Setelah penelitian tentang penetapan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan selesai, maka dari hasil penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh kegunaan baik kegunaan teroritis maupun praktis. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menemukan cara baru untuk menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang nantinya dapat digunakan oleh para pendidik mulai dari tingkat dasar dan menengah. 2. Kegunaan Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi Kepala Sekolah dan para guru untuk menerapkan cara baru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul tesis Penetapan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan Teknik Delphi di SMA Negeri se Kabupaten Pamekasan yang berimplikasi pada pemahaman isi tesis, perlu kiranya memberikan beberapa penegasan istilah sebagai berikut : a. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) : Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan untuk setiap mata pelajaran. 6
7 b. Teknik Delphi : Sebuah metode yang secara sistematis mencari, mengumpulkan, mengevaluasi dan mentabulasi opini seorang ahli dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis yang independen tanpa diskusi kelompok (Cunningham, 1982:130). 7
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL () KELAS X 3 Bahasa Indonesia 65 B 5 Matematika 60 B 6 Fisika 60 B 7 Biologi 60 B 8 Kimia 60 B 9 Sejarah 65 B 10 Geografi 65 B 11 Ekonomi 65 B 12 Sosiologi 65 B 13 Kesenian
Lebih terperinciBAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH
BAB V TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH, MADRASAH TSANAWIYAH, DAN MADRASAH ALIYAH I. TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH Komponen Kelas dan I II III a. Al-Qur'an-Hadis 2 b. Akidah-Akhlak
Lebih terperinciRambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP
Rambu-rambu Pengisian Mapel untuk SMA KTSP MATA PELAJARAN KELAS WAJIB Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 Bahasa Indonesia 4 4 4 Sejarah Indonesia 1 1 1 Bahasa Inggris 4 4 4 Penjasorkes 2 2 2 Teknologi
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA PATRA MANDIRI 1 PLAJU a. Struktur Kurikulum 1. Kelas x Peminatan MIPA (kurikulum 2013) 1.1 Mata Pelajaran a) Kelompok A (wajib) : 6 Mata Pelajaran b) Kelompok B (wajib)
Lebih terperinciPENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA
PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA Departemen Pendidikan Nasional LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) Setiap akhir semester, guru menelaah hasil pencapaian belajar setiap peserta didik (semua
Lebih terperinciIMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1
IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PENGERTIAN KURIKULUM (Pasal 1 UU No. 0 Tahun 00) Seperangkat rencana & pengaturan SNP Tujuan
Lebih terperinciJADWAL PELAJARAN KELAS X-MIPA T.P. 2017/2018
putusan tua Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Jawa Timur JADWAL PELAJARAN KELAS X-MIPA 1 PPKn Matematika Fisika Sejarah Indonesia Matematika IPA Olahraga 2 PPKn Matematika Fisika Sejarah Indonesia Matematika
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH Nomor :. Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Madrasah Ibtidaiyah...... Nomor Pokok Sekolah Nasional :... Kabupaten/Kota...
Lebih terperinciStruktur Kurikulum 2013 MI
MADRASAH IBTIDAIYAH Struktur Kurikulum 2013 MI MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER-MINGGU I II III IV V VI Kelompok A 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur an Hadis 2 2 2 2 2 2 b. Akidah Akhlak 2 2
Lebih terperinciBIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /
BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) sgifis48@gmail.com 08128533491/0817804183 Tujuan Umum : Mewujudkan Visi dan Misi SMAN 48 Tujuan Khusus : Meningkatkan Pencapaian Kompetensi
Lebih terperinciSTANDAR IMPLEMENTASI KURIKULUM MADRASAH DI SIMPATIKA Versi 1.0 (Rilis Tanggal 8 Maret 2016)
STANDAR IMPLEMENTASI KURIKULUM MADRASAH DI SIMPATIKA Versi 1.0 (Rilis Tanggal 8 Maret 2016) A. Standar Struktur Kurikulum Sesuai dengan KMA no. 207 Th. 2014 bahwa Pelaksanaan Kurikulum Madrasah pada jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar ( SD ) merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang harus ditempuh oleh anak, sebagai penjabaran dari ayat 3 pasal 31 Undang undang Dasar
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DR. HERRY WIDYASTONO, APU Pembina Utama Muda, Gol. IV/c Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Khusus & Wks. Kepala Bidang Kurikulum Pendidikan Menengah PUSAT KURIKULUM BALITBANG
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KEMENTERIAN AGAMA R E P U B L I K I N D O N E S I A I J A Z A H MADRASAH IBTIDAIYAH Nomor :. Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Madrasah Ibtidaiyah....... Nomor Pokok Sekolah Nasional :... Kabupaten/Kota...
Lebih terperinciPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Tahun 006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS MODEL KONTINYU PADA PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS MODEL KONTINYU PADA PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciKasi. Kurikulum dan Penilaian SMP dan SMA BID. SMP dan SMA DISDIK PROV. DKI JAKARTA
23 DESEMBER 2017 di SMAN 42 Jakarta 1. Korwas SMA DKI 2. Ketua MGMP Prov. DKI 3. Tim Pengembang Kurikulum SMA DKI 4. Koord. Wakil Kepala SMA Bid. Kurikulum Kasi. Kurikulum dan Penilaian SMP dan SMA BID.
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 11
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI Jl. Sumatera I Rt. 00/06 Rawa Lele Jombang Telp. (0) 95009 Fax. (0) 7869 Kec. Ciputat Tangerang Selatan 5. Website: smantangsel.sch.id email:
Lebih terperinciModel Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii
KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 3 C. Ruang Lingkup... 3 BAB II JUDUL BAB II... 4 A. Pengertian Peminatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,
I. PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Untuk lebih jelasnya peneliti
Lebih terperinciKURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA
KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Peraturan Akademik DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA : Jl. Raya Solo Jogya Km 13, Pucangan, Kartasura, ( 0271 ) 780593
Lebih terperinciPENGISIAN PDSS DAN PENDAFTARAN SNMPTN 2017
PENGISIAN PDSS DAN PENDAFTARAN SNMPTN 2017 TAHAPAN SNMPTN TAHAPAN PELAKSANAAN SNMPTN 2017 Pengisian PDSS oleh Sekolah 14 Januari s.d. 10 Februari 2017 Finalisasi PDSS oleh Sekolah 14 Januari s.d. 10 Februari
Lebih terperinciRANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR HAKIKAT PENILAIAN Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang yang berkelanjutan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan sang penciptanya, yaitu bermanfaat
Lebih terperinciLAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS... Alamat Sekolah:... LOGO PEMDA /SEKOLAH. Nama Peserta Didik :...
CONTOH LHB - KTSP No.. LPORN HSIL BELJR PESERT DIDIK SEKOLH MENENGH TS... lamat Sekolah:... LOGO PEMD /SEKOLH Nama Peserta Didik :..................... No. Induk Peserta Didik :..................... 0
Lebih terperinciDIRI YANG MENYATU DENGAN LINGKUNGAN: LOKAL NASIONAL GLOBAL
DESAIN KURIKULUM SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Oeh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 010 LATAR BELAKANG & TUJUAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN BERMUTU JANGAN (terlalu) ELITIS
Lebih terperinciPERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Jalan Kemakmuran 51 Telp. (0287) 551094 Karanganyar KEBUMEN 54364 Nomor : 800/ 303 /2010 Tentang PERATURAN AKADEMIK
Lebih terperinciKriteriaKetuntasan Minimal
Penetapan KriteriaKetuntasan Minimal Materi 9 - Sosialisasi SMA 2006 1 Materi 9 - Sosialisasi SMA 2006 2 Tujuan Pembelajaran Hari Ini Mahasiswa dapat menetapkan kriteria ketuntasan minimal Ajukan pertanyaan
Lebih terperinciSosialisasi Kurikulum 2013 oleh Wakil Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan
Liputan Sosialisasi Kurikulum 2013 Sosialisasi Kurikulum 2013 oleh Wakil Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Wakil Menteri Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, M.S. (kanan) dan Rektor UNDIKSHA
Lebih terperinciDAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA
DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA No. Periode Kode Kemampuan Nilai Tarif Keterangan Program Studi 1 2017 K8 6700000 Kategori 8 S1 Bimbingan Konseling 2 2017 K5
Lebih terperinci2015 PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR SISWA KELAS BILINGUAL DENGAN KELAS REGULER PADA MATA PELAJARAN MIPA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan perilaku manusia berkat adanya interaksi antara manusia satu dengan yang lain. Dalam proses belajar pada dasarnya mencari suatu kebenaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cakupan IPA adalah pelajaran biologi yang membahas tentang mahluk hidup dan lingkungan serta diajarkan untuk menambah informasi, mengembangkan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Depdiknas,
Lebih terperinciSMA/SMK/MA atau sederajat (termasuk SRI di luar negeri) yang mempunyai NPSN dan telah mengisi PDSS dengan lengkap dan benar.
Ketentuan Umum - SNMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan rapor semester 1 (satu) sampai dengan semester 5 (lima) bagi SMA/SMK/MA atau sederajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah besar yang saat ini sedang dihadapi oleh pemerintah adalah pengangguran, karena masih lemahnya mutu pendidikan dan mencari lapangan pekerjaan. Kemudian, salah
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 PALEMBANG
ANGKET PEMINATAN CALON PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 06 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018 A. Pengantar. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang identitas dan minat Anda terhadap pendidikan
Lebih terperinciPEDOMAN PENDATAAN NILAI RAPOR (SMP/MTs, SMA/MA, DAN SMK)
PEDOMAN PENDATAAN NILAI RAPOR (SMP/MTs, SMA/MA, DAN SMK) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN 2012 Pedoman Pengelolaan Data Rapor Hal - 1 DAFTAR
Lebih terperinciDAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA
DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA No. Periode Program Studi Kode Kemampuan Keterangan Nilai Tarif 1 2018 S1 Bimbingan Konseling K5 Kategori 5 4120000 2 2018 S1
Lebih terperinciPENGISIAN PDSS DAN PENDAFTARAN SNMPTN 2017
PENGISIAN PDSS DAN PENDAFTARAN SNMPTN 2017 TAHAPAN PELAKSANAAN SNMPTN 2017 Pengisian PDSS oleh Sekolah 14 Januari s.d. 10 Februari 2017 Finalisasi PDSS oleh Sekolah 14 Januari s.d. 10 Februari 2017 Verifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan potensi peserta didik. Keberhasilan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami kemajuan dalam segala aspek, baik dalam hal Proses Belajar Mengajar, kualitas dan kuantitas tenaga pendidik serta
Lebih terperinci2. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan Guru Agama dan Penjas
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR Metode
Lebih terperinciBAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ( SKL) 1. Pengertian Standar kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan mencakup
Lebih terperinci2016, No Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2016 KEMENAG. Pendidikan. Agama Kristen. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA
Lebih terperinciFarida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011
Farida Nurhasanah Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011 PERMEN NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI Materi minimal dan Tingkat kompetensi minimal untuk mencapai Kompetensi Lulusan Minimal 2 Memuat
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL (UN) UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) DAN UJIAN SEKOLAH (US)
UJIAN NASIONAL (UN) UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) DAN UJIAN SEKOLAH (US) DASAR HUKUM US,USBN,UN PERMENDIKBUD NO. 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciLAMPIRAN. Fasilitas Akademik Sekolah
LAMPIRAN 1. Besaran Ruang Tabel 27. Besaran Ruang Sumber : Dokumen Pribadi Fasilitas Akademik Sekolah Ruang Kelas Laboratorium Bahasa Laboratorium IPA Laboratorium Komputer 251 Fasilitas Non Akademik Sekolah
Lebih terperinciPENJURUSAN SISWA. Universitas. Negeri. Padang JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN. alizamar BK UNP Padang
PENJURUSAN SISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Universitas Negeri Padang LATAR BELAKANG Pendidikan yang berkelanjutan berlangsung sepanjang hayat SMA/MA tugas pokoknya menyiapkan
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES SMA NEGERI 1 BUMIAYU website :
Digunakan Untuk Kalangan Sendiri DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES SMA NEGERI 1 BUMIAYU Email : smansa_bumiayu@yahoo.co.id website : www.smansa-bumiayu.sch.id 1 PENGESAHAN Peraturan Akademik SMA Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendah pada tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dilakukan melalui berbagai cara, salah satu di antaranya adalah dilaksanakannya Ujian Nasional (UN) pada jenjang
Lebih terperinciPEMBUKAAN PENGANTAR KEPALA SEKOLAH AGENDA MENJELANG UNBK UJIAN PRAKTEK, USBN, UNBK DAN SNMPTN
PEMBUKAAN PENGANTAR KEPALA SEKOLAH AGENDA MENJELANG UNBK UJIAN PRAKTEK, USBN, UNBK DAN SNMPTN AGENDA MENJELANG UNBK NO BULAN TANGGAL KETERANGAN 1 JANUARI 24-26 TRY OUT 2 2 FEBRUARI 1-3 TRY OUT 3 6-13 UJIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
Lebih terperinciPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan cuoi trong cuontentang phim buon. Nguoi da den nhu la giac mo roi ra di cho anh bat ngo... http://nhattruongquang.0catch.com
Lebih terperincisiswa yang terdiri: Peserta UAMBN MI : siswa Peserta UN MTs : siswa Peserta UN MA : siswa
Press Release Nasional (UN) untuk MTs dan MA Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) untuk MI 2008/2009 Dasar Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah No
Lebih terperinciDepartemen Pendidikan Nasional. Sosialisasi KTSP
Departemen Pendidikan Nasional PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SD/MI LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) Setiap akhir semester, guru menelaah hasil pencapaian belajar setiap peserta didik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, instrumentasi dan teknik analisis data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciINFORMASI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMA TAHUN 2016 SMA NEGERI 23 PROVINSI DKI JAKARTA
INFORMASI UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH SMA TAHUN 2016 SMA NEGERI 23 PROVINSI DKI JAKARTA PENYELENGGARA JENIS UJIAN HASIL SEKOLAH Ujian Sekolah Lulus? Ya Ijazah Tidak Ulang Kelas IX atau XII NEGARA
Lebih terperinci2015, Direktorat Pembinaan SMA i
2015, Direktorat Pembinaan SMA i KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah menetapkan kebijakan implementasi Kurikulum 2013 secara terbatas di 1.270 SMA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka di bawah ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinci1. Pembukaan 3. PAPARAN BK SMAN 21 JAKARTA. 4. Sambutan kepala sman 21 jakarta 6. Lain-Lain 7. PENUTUP
1. Pembukaan 3. PAPARAN BK SMAN 21 JAKARTA 4. Sambutan kepala sman 21 jakarta 6. Lain-Lain 7. PENUTUP BIDANG KURIKULUM JUNDAN ISKANDAR, M.PD. DRA. RATMINI KADIRAN, S.KOM DRS. SAKSI GINTING RASIONAL Kurikulum
Lebih terperinciMATERI KULIAH PENGAJARAN MIKRO MODUL DWI RAHDIYANTA FT-UNY
MATERI KULIAH PENGAJARAN MIKRO MODUL DWI RAHDIYANTA FT-UNY Pengertian Modul Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG GELAR DAN SEBUTAN BAGI LULUSAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,
Lebih terperinciKriteria Ketuntasan Minimal
Departemen Pendidikan Nasional Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal PENETAPAN KKM ANALISIS PENCAPAIAN KKM RAMBU-RAMBU KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi : latar belakang masalah, fokus penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
Lebih terperinciNomor : 0090/SDAR/BSNP/I/ Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan Mata Pelajaran dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018
Nomor : 0090/SDAR/BSNP/I/2018 29 Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012
Sosialisasi Penyelenggaraan UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012 dipersiapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan Kementrian Pendidikan dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 25 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG PEMINATAN PADA PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciPeraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat membantu peserta didik dalam usaha mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program studi para siswa (Ruslan,1986:13). Tujuan dari penjurusan (Ruslan, 1986:14), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dengan pengkhususan.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tim Peneliti. iii
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami sampaikan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL SUPERVISI KTSP
LAPORAN HASIL SUPERVISI KTSP PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN Laporan hasil ini disi oleh Petugas Supervisi berdasarkan hasil penjaringan data melalui kuesioner, pengamatan, wawancara dan studi dokumen. Pengisian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan
BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan dahulu kancah atau tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMA X Semarang,
Lebih terperinciLAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMA NEGERI 1 GAMPING
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMA NEGERI 1 GAMPING Jl. Tegalyoso Banyuraden, Gamping Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Disusun Oleh : Nuryadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layanan pendidikan di sekolah diarahkan untuk memfasilitasi perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya optimalisasi potensi siswa itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai potensi yang ada dalam diri seseorang. Dalam proses memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi
Lebih terperinciDraft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA
Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA A. Landasan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12, 35, 37, dan 38; 2. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu Negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman semakin lama semakin maju, begitu juga. informasi dengan cepat, mudah dan melimpah dari berbagai sumber.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman semakin lama semakin maju, begitu juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan
Lebih terperinciStandar Nasional Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia Dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal ini disebabkan oleh pendidikan mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia tingkat pendidikan formal diawali dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru sangat berperan dalam
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN
Lebih terperinciSOSIALISASI UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2016/2017 SMA NEGERI 78 JAKARTA
SOSIALISASI UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2016/2017 SMA NEGERI 78 JAKARTA 2-3 JAN 2017 KRITERIA KELULUSAN SMA NEGERI 78 TAHUN 2017 Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan SMA ditentukan
Lebih terperinciKurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Kurikulum 2013 MANAJEMEN PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ELEMEN PERUBAHAN Standar Kompetensi Lulusan Standar Proses Elemen Perubahan Standar Isi Standar Penilaian 8/30/2016 DRAFT 2 ELEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan,
Lebih terperinciKURIKULUM Kerangka Dasar
KURIKULUM 2004 Kerangka Dasar Departemen Pendidikan Nasional 1 PENDAHULUAN LANDASAN : UUD 1945, GBHN, UU No. 20 th 2003 (Sisdiknas), UU No. 22 th 1999 (Otonomi Daerah), UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu pembangunan ditentukan oleh suatu kualitas pendidikan warganya, karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi diri
Lebih terperinci