BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Ulangan F Tabel DB JK KT F hitung ragam

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2. KERANGKA TEORITIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

3. METODE DAN PENELITIAN

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (Ocimum sanctum) untuk pengendalian akar gada (plasmodiophora brassicae)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN. Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Electrical Conductivity (EC) Menurut Sutiyoso (2009) untuk sayuran daun digunakan EC 1,5-2,0 ms/cm.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Transkripsi:

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji secara statistik. Pengamatan selintas ini digunakan untuk mendukung hasil pengamatan utama. Pada penelitian ini tanaman sawi ditanam di kebun percobaan Kartini Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana yang bertempat di kota Salatiga dengan ketinggian tempat ± 578 meter di atas permukaan laut (m dpl) (Google earth, 2016). Pada saat penanaman sawi, lahan disekitarnya ditanami dengan tanaman kacang tanah dan jagung. Menurut Wahyudi (2011), tanaman sawi varietas Tosakan dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi (100-700 mdpl). Hal ini berarti kondisi lingkungan tanam sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi. Hama yang dijumpai adalah tikus, belalang, ulat pemakan daun dan siput. Serangan hama tersebut terjadi pada saat awal penanaman bibit tanaman sawi dan pada saat tanaman sawi masih muda, sedangkan pada umur tanaman tujuh hari setelah pindah tanam (hst) serangan hama tergolong rendah dan tidak berpengaruh pada hasil tanaman sawi. Pengendalian hama hanya dilakukan pada awal pindah tanam bibit sawi. untuk mengusir tikus digunakan alat ultrasonik dan untuk mengendalikan ulat dan belalang dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, untuk mengganti tanaman yang mati dilakukan penyulaman. Tabel 4.1. Suhu maksimum, suhu minimum, rata-rata suhu dan kelembaban udara Suhu Suhu minimum Rata-rata Kelembaban Bulan maksimum ( o c) ( o c) suhu ( o c) udara (%) Maret 16 32,76 20,55 26,66 81,60 April 16 35,3 25,53 30,42 80,98 Mei 16 36,36 30,09 33,23 80,70 Sumber: Hasil pengukuran pengamatan selintas

Menurut Sastrahidrajad dan Soemarno (1996) kondisi iklim yang dikehendaki tanaman sawi adalah 15,6 o C - 21,1 o C. Pada Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa suhu maksimum dan suhu minimum selama penanaman 20,55 o C - 36,36 o C sehingga kondisi suhu kurang sesuai untuk penanaman sawi. Pada Tabel 4.1. kelembaban udara (RH) pada lingkungan penanaman sawi antara 80,70-81,60% sehingga RH lingkungan cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Haryanto (1994) yang mengemukakan bahwa tanaman sawi memerlukan udara yang sejuk, maka tanaman sawi akan lebih cepat berkembang jika ditanam pada daerah yang kelembabannya tinggi. Tabel 4.2. Curah hujan Bulan Curah hujan Hari hujan (hari) (mm/bulan) Maret '16 345 10 April '16 270 7 Mei '16 150 5 Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air, kota Salatiga Pada saat penelitian ini tanaman sawi ditanam di greenhouse sederhana sehingga hujan tidak langsung berdampak pada tanaman. Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban udara di dalam greenhouse sehingga pertumbuhan sawi akan cepat berkembang. Tabel 4.3. Tabel Klorofil daun, ph Media, kelembaban media, diameter batang dan luas daun Media tanam Derajat Diameter Klorofil Kelembaban Luas daun keasaman batang (%) media (%) (cm 2 ) (ph) Media (cm) P0 Tanah (Kontrol) 32,53 7,05 75,9 0,71 121,72 P1 Bata Halus 36,14 7,11 73,5 0,65 114,17 P2 Bata Kasar 35,95 7,59 22,9 0,76 114,97 P3 Cocopeat 33,96 7,07 75,8 0,79 127,41 P4 Pasir 35,04 7,56 32,7 0,66 72,91 P5 Arang Sekam 34,96 7,35 27,6 0,73 113,63 P6 Arang Kayu 30,36 7,80 15,9 0,68 111,50 P7 Floral foam 37,65 7,58 100,0 0,66 90,69 P8 Serbuk Gergaji 22,41 7,86 74,2 0,29 24,27 Sumber: Hasil pengukuran pengamatan selintas Keterangan: nilai-nilai kelembaban media berdasarkan pada alat ukur ph meter dan moisture meter lapangan. Nilai klorofil diukur menggunakan alat klorofil meter. 18

Klorofil adalah zat pewarna yang memberikan warna hijau pada daun dan berperan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan untuk menghasilkan cadangan makanan. Pada tabel 4.3. nilai klorofil antara 22,41-36,14. Menurut Fransisca (2009) dalam Haryanto (2003) ph tanah dan media tanam lainnya yang baik untuk tanaman sawi adalah ph 6 - ph 7. Pada tabel 4.3. ph media antara 7,05-7,86. Hal Ini diduga ph pada media tanam dapat menghambat pertumbuhan tanaman karena dapat menghambat penyerapan unsur hara dalam media. Kelembaban media berpengaruh pada ketersediaan air pada media agar tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik. Pada tabel 4.3. kelembaban media tanam berkisar 15,9 % 100 %. Pada Tabel 4.3. diameter batang tanaman sawi antara 0,29 cm - 0,73 cm dan luas daun antara 24,27 cm 2 127,41 cm 2. Diameter batang dan luas daun dapat berpengaruh terhadap berat hasil tanaman karena pada tanaman sawi yang dipanen dan dimanfaatkan sebagai sayuran adalah batang dan daunnya. 1.2. Pengamatan Utama Pengamatan utama dipilah menjadi dua sub bab, yaitu komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Komponen pertumbuhan yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun dan umur panen tanaman. Komponen hasil yang diamati meliputi berat berangkasan basah tanaman, berat berangkasan kering tanaman, berat berangkasan basah akar dan berat berangkasan kering akar. Penampilan dari sebuah tanaman akan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: faktor lingkungan, faktor genetik dan interaksi faktor genetik terhadap lingkungan hidupnya (Allard dan Bardsaw, 1964). Dalam penelitian ini, ketiga faktor tersebut berpengaruh karena tanaman sawi ditanam pada media tanam yang berbeda beda dan materi genetik yang digunakan sama dan seragam, keseragaman genetik dapat dibuktikan bahwa uji F kelompok tinggi tanaman dan jumlah daun pada saat pindah tanam (15 hst) tidak signifikan berpengaruh. 19

4.2.1. Komponen Pertumbuhan Komponen pertumbuhan tanaman sawi diukur pada saat pindah tanam hingga tanaman sawi secara fisik siap di panen. Kriteria fisik tanaman sawi siap dipanen adalah tanaman tegak berdaun lebar dan belum memasuki fase pembungaan. Tinggi tanaman (cm) 35 30 25 20 15 10 5 0 Tinggi Tanaman P0 tanah (kontrol) P1 bata Halus P2 bata Kasar P3 cocopeat P4 pasir P5 arang sekam P6 arang kayu P7 floral foam P8 serbuk gergaji Grafik 4.1. Grafik Tinggi Tanaman Pada grafik 4.1. dapat dilihat proses pertumbuhan tinggi tanaman selama 38 hst. Pada 0 hst hingga 25 hst pertumbuhan tinggi tanaman sawi masih terus meningkat akan tetapi pada perlakuan P3 tinggi tanaman terhenti pada 21 hst. Hal ini karena pada perlakuan P3 tanaman sawi mengalami pertumbuhan tanaman lebih cepat sehingga umur panen tanaman lebih singkat dibandingkan dengan perlakuan lainnya sedangkan pertumbuhan tinggi tanaman sawi pada perlakuan P8 mengalami peningkatan tinggi tanaman yang terbilang sangat lambat bahkan pada saat panen bentuk fisik tanaman masih terbilang kecil sehingga tanaman memiliki umur panen yang panjang. Hal ini diduga karena terdapat kandungan tanin pada media tanam serbuk gergaji kayu mahoni sehingga pertumbuhan tanaman sawi terhambat. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Prayitno dkk, (2013) yang mengatakan bahwa serbuk gergaji kayu mahoni banyak mengandung senyawa tanin. 20

10,00 Jumlah Daun 8,00 6,00 4,00 2,00 P0 tanah (kontrol) P1 bata Halus P2 bata Kasar P3 cocopeat P4 pasir P5 arang sekam P6 arang kayu P7 floralfoam P8 serbuk gergaji Grafik 4.2. Jumlah daun Pada grafik 4.2. menunjukkan penambahan jumlah daun pada tanaman sawi. Penambahan jumlah daun meningkat dengan signifikan pada 4 hst 18 hst dan pada perlakuan P3 memiliki jumlah daun yang cenderung lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada Tabel 4.4. menunjukkan data: tinggi tanaman, jumlah daun, dan umur panen. Tinggi tanaman dan jumlah daun merupakan variabel pertumbuhan vegetatif tanaman sawi. Tabel 4.4. Tinggi tanaman, jumlah daun pada saat panen, dan umur panen Variabel Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Umur Panen (hari) P0 tanah (kontrol) 30,87 c 7,93 c 35,60 b P1 bata Halus 30,69 c 7,33 b 38,67 cd P2 bata Kasar 30,54 c 7,53 bc 38,40 cd P3 cocopeat 32,00 d 8,00 c 33,00 a P4 pasir 30,59 c 7,33 b 39,73 d P5 arang sekam 30,91 c 7,13 b 37,33 bc P6 arang kayu 29,39 b 7,27 b 39,73 d P7 floral foam 29,11 b 7,53 bc 39,73 d P8 serbuk gergaji 13,24 a 4,60 a 53,00 e Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan tidak beda nyata antar perlakuan sedangkan angka diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata antar perlakuan. 21

Tinggi tanaman pada perlakuan P3 (Media Cocopeat) nyata paling tinggi dibanding perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan oleh ph media tanam yang optimum terjadi pada media cocopeat. Media cocopeat memiliki ph media sebesar 7,07 (Tabel 4.3.). Tanaman sawi untuk tumbuh secara optimal membutuhkan ph optimum antara ph 6 ph 7. Unsur hara akan mudah diserap tanaman pada ph media antara ph 6 ph 7 (Meina, 2016). Hal ini berarti serapan unsur hara tanaman pada media tanam cocopeat lebih baik dibandingkan dengan serapan unsur hara pada media tanam lainnya yang memiliki penyimpangan lebih jauh dari ph optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi. Namun, pada perlakuan P0 (media tanah), tinggi tanaman yang lebih rendah dibanding media cocopeat diduga bukan karena ph yang jauh menyimpang dari ph optimum melainkan dari perkembangan akar tanaman. Data berat segar akar pada tabel 4.5. perlakuan media cocopeat nyata lebih baik pertumbuhan akarnya dibandingkan dengan pertumbuhan akar pada perlakuan media tanah. Fungsi akar pada tanaman untuk menyerap air dan unsur hara yang berada pada media tanam, sehingga penyerapan unsur hara pada cocopeat lebih baik dibandingkan dengan media tanah. Hasil pengamatan jumlah daun pada Tabel 4.4. menunjukkan perlakuan P8 serbuk gergaji memiliki rata rata jumlah daun yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya walaupun antar perlakuan memiliki koding berbeda tetapi rata rata perbedaan 1 daun dianggap kurang signifikan. Perlakuan P8 menghasilkan jumlah daun yang nyata paling sedikit. Hal ini diduga pada media serbuk gergaji kayu mahoni banyak mengandung tanin sehingga pertumbuhan daun terhambat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Fahmi (2016) yang mengatakan bahwa zat tanin dapat menjadi zat penghambat pertumbuhan tanaman. Hasil pengamatan umur panen sangat bergantung pada varietas dari tanaman yang ditanam. Pada deskripsi label benih varietas tanaman sawi, varietas Tosakan memiliki umur panen 25 30 hari setelah tanam. Hal ini dapat di wujudkan bila kondisi lingkungan optimum untuk pertumbuhan tanaman sawi varietas Tosakan. Dalam penelitian ini lingkungan yang dimodifikasi adalah media tanam dan nutrisi tanaman. Nutrisi tanaman antar perlakuan relatif sama sedangkan media antar perlakuan berbeda. Media tanam berpengaruh terhadap 22

ketersediaan air, unsur hara dan tempat perakaran tanaman, jika perumbuhan akar tanaman baik maka penyerapan air dan unsur hara tanaman akan berlangsung baik sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman yang baik. Umur panen pada penelitian ini menunjukan umur panen perlakuan P3 cocopeat nyata lebih cepat dibandingkan dengan P0 tanah (kontrol) dan perlakuan media lainnya hal ini di dukung dengan pertumbuhan akar tanaman perlakuan P3 (Tabel 4.5) nyata lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya 4.2.2. Komponen Hasil Hasil pengamatan komponen hasil dari tanaman sawi disajikan pada Tabel 4.5. Beberapa hasil pengamatan yang tercantum pada tabel 4.5. antara lain berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat segar akar dan berat kering akar. Tabel 4.5. Berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat segar akar dan berat kering akar. Variabel Berat Berat segar Perlakuan Berat segar Berat tanaman kering akar tanaman akar (g) kering (g) (g) (g) P0 tanah (kontrol) 3,46 b 0,21 b 41,93 cd 4,19 cd P1 bata Halus 3,60 b 0,27 b 39,89 bc 3,69 bc P2 bata Kasar 3,56 b 0,29 b 39,56 bc 3,98 bc P3 cocopeat 4,67 c 0,30 b 47,79 d 4,54 d P4 pasir 3,33 b 0,31 b 38,15 bc 3,78 bc P5 arang sekam 4,28 c 0,31 b 41,28 bcd 4,06 bcd P6 arang kayu 3,02 b 0,23 b 34,92 b 3,46 b P7 floral foam 3,66 bc 0,27 b 38,85 bc 3,85 bc P8 serbuk gergaji 1,01 a 0,05 a 4,93 a 0,46 a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan tidak beda nyata antar perlakuan sedangkan angka diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata antar perlakuan. Pengamatan berat segar akar bertujuan untuk mengetahui apakah akar tanaman sawi dapat tumbuh dengan baik pada media tanam. Pertumbuhan tanaman memerlukan air dan unsur hara yang terkandung di dalam media tanam yang telah diberikan unsur hara lewat larutan nurtisi sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pengamatan berat segar akar pada perlakuan media P3 cocopeat dan P5 arang sekam nyata lebih berat dibandingkan dengan perlakuan 23

P1, P2, P4, P6, dan P8 tetapi tidak beda nyata dengan P7 floral foam. Selanjutnya hasil berat kering akar antara P3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P2, P4, P5, P6, dan P7. Hal ini menunjukkan bahwa hasil asimilat neto yang ditimbun dalam perakaran adalah sama. Dengan kata lain, semua media hidroponik yang dipilih mampu menghasilkan berat kering akar yang sama dengan media tanah, kecuali media serbuk gergaji. Fahmi (2016) mengatakan bahwa media tanam cocopeat dan arang sekam berstruktur gembur, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. akar akan berkembang dengan baik pada struktur media yang gembur karena akar tidak kesulitan untuk berkembang di dalam media tanam. Agoes (1994) mengatakan bahwa media tanam Floral foam terbuat dari material yang empuk sehingga akar pada tanaman tidak kesulitan untuk menembus media sehingga perkembangan akar tanaman baik. Pengamatan berat kering akar menunjukkan perlakuan media P8 serbuk gergaji nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena serbuk gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu mahoni yang diduga masih banyak mengandung zat tanin. Zat ini diduga merupakan zat penghambat pertumbuhan tanaman. Fahmi (2016) yang mengatakan bahwa zat tanin dapat menjadi zat penghambat pertumbuhan tanaman Pengamatan berat segar tanaman pada perlakuan media P3 cocopeat nyata lebih berat dibandingkan dengan media yang lain tetapi tidak beda nyata terhadap perlakuan media P0 tanah (kontrol) dan P5 arang sekam. Berdasarkan nilai korelasi pada tabel 4.6., maka dapat dinyatakan bahwa berat segar tanaman berkorelasi erat dengan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tanaman, berat segar akar, dan berat kering akar. Dengan kata lain, berat segar tanaman sangat dipengaruhi oleh dengan tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tanaman, berat segar akar, dan berat kering akar. Tinggi tanaman dan jumlah daun berpengaruh pada berat segar tanaman karena produk hasil tanaman sawi berupa batang dan daunnya sehingga semakin tinggi (panjang) batangnya dan semakin banyak daunnya akan meningkatkan bobot dari hasil panen tanaman. Berat segar tanaman yang dihasilkan pada penelitian ini rata - rata berkisar 4,93 gram - 47,79 gram sedangkan berat tanaman yang dijual di pasar 24

berkisar 25 gram - 78 gram. Hal ini berarti perlakuan media yang produksi tanamannya memenuhi syarat penjualan di pasar adalah media perlakuan P0 P7. Media cocopeat (P3) menghasilkan berat kering yang nyata lebih berat dibandingkan dengan media yang lain tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan media tanah (P0) dan arang sekam (P5). Berat kering tanaman diduga berkaitan erat dengan berat segar tanaman, kadar air tanaman, dan hasil asimilat netto. Hasil analisis berat segar tanaman dan berat kering tanaman (Tabel 4.5.) menunjukkan hasil uji BNJ yang sinkron pada perlakuan yang sama. Hal ini diduga kadar air pada tanaman sawi di semua media relatif sama, yaitu berkisar 89,95% 90,76%. Nilai kadar air diperoleh dari berat segar dikurangi berat kering dibagi berat segar dikalikan 100%. Jika kadar air relatif sama, maka selisih berat kering dengan berat segar tanaman relatif sama. Hasil asimilat neto berkaitan dengan luas daun dan jumlah daun tanaman. Pada Tabel 4.3. Perlakuan P3 cocopeat dan P0 tanah memiliki luas daun terluas secara berurutan. Jumlah daun dari media cocopeat dan tanah relatif sama dan terbanyak diantara semua perlakuan, sehingga asimilat neto yang paling banyak dihasilkan tanaman dari media cocopeat dan media tanah. Perlakuan arang sekam P5 menghasilkan berat kering tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3 dan P0. Padahal luas daun dari dari P5 lebih kecil dibanding P3 dan P0. Hal ini diduga daun dari P5 lebih tebal daripada P3 dan P0. Perlakuan P7 floral foam memiliki hasil berat segar dan berat kering yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan P3 cocopeat (Tabel 4.5). Hal ini diduga karena ketersediaan oksigen pada sistem perakaran media cocopeat lebih baik dibandingkan dengan media floral foam. Hal ini didukung oleh data kelembaban media cocopeat 75,8 % dan floral foam yang mencapai 100 % (Tabel 4.3), sehingga berdampak pada hasil dari berat segar tanaman. 25

Tabel 4.6. Nilai Korelasi Terhadap Berat Segar Tanaman Variabel Nilai Korelasi Terhadap Berat Segar Tanaman Berat segar tanaman 1,0000 Tinggi Tanaman 0,9840 Jumlah Daun 0,9758 Umur Panen -0,9798 Berat kering tanaman 0,9961 Berat segar akar 0,9597 Berat kering akar 0,8971 26