PROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

REPRESENTASI MATEMATIS MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

Learning Style. M e m p e l a j a r i c a r a b e l a j a r u n t u k b e l a j a r l e b i h b a i k l a g y o l l a w i j a y a n t i

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK BERGAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIIIPADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi matematika (mathematical communication), penalaran. (mathematical problem solving), mengaitkan ide ide (connection), dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT GAYA KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai pelajaran wajib dikuasai dan dipahami dengan baik oleh

MATHEMATICAL REPRESENTATION ABILITY IN PRIVATE CLASS XI SMA YPI DHARMA BUDI SIDAMANIK

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Instrumen Gaya Belajar Kolb s. 1. Jawablah 12 pertanyaan yang tersedia di bawah ini masingmasing berakhir dengan 4 pernyataan.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Baharuddin (Apriani, 2008: 9) mengemukakan bahwa pemahaman adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LITERASI MATEMATIS SISWA PADA KONTEN QUANTITY DI SMP NEGERI 02 PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

Proses Metakognitif Siswa SMA dalam Pengajuan Masalah Geometri YULI SUHANDONO

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

EKSPLORASI KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN PECAHAN PADA ANAK-ANAK DI RUMAH PINTAR BUMI CIJAMBE CERDAS BERKARYA (RUMPIN BCCB)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Profil Kreativitas Mahasiswa Berdasarkan Gaya Berpikirnya dalam Memecahkan Masalah Fisika di Universitas Negeri Makassar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan pembelajaran matematika dinyatakan dalam National Council

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN KETRAMPILAN PROSES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

e-issn: 2549-5070 p-issn: 2549-8231 MEDIVES 1 (2) (2017) 82-90 Journal of Medives Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika PROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB Fariz Setyawan Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Ahmad Dahlan fariz.setyawan@pmat.uad.ac.id Diterima: Mei 2017; Disetujui: Juni 2017; Dipublikasikan: Juli 2017 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil representasi materi PLSV (Persamaan Linear Satu Variabel) siswa SMP bedasarkan gaya belajar Kolb yang terdiri dari assimilator, akomodator, konverger, dan diverger. Peneliti melakukan wawancara kepada empat siswa SMP N 22 Surabaya yang memenuhi karakteristik keempat tipe gaya belajar Kolb. Terdapat tiga tahapan analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah Subjek Assimilator (SA) mengaitkan hubungan antara berbagai representasi yang disajikan dengan melihat kesamaan dari representasi yang diberikan dan membuat representasi simbolis. Subjek akomodator (SM) mengaitkan bentuk representasi simbolis (S) dan kata-kata (K) bedasarkan kesamaan bilangan. Subjek Konverger (SK) mengaitkan berbagai bentuk representasi kata-kata (K), diagram (D) dan simbol (S) dari segi kepraktisan. Subjek Diverger (SD) mengaitkan berbagai bentuk representasi dari segi kesamaan angka dan huruf yang diketahui dan hasil penyelesaian yang diperoleh. Kata kunci: representasi, plsv, gaya belajar kolb. ABSTRACT This is a descriptive qualitative research. The aim of this study is to describe the representation profile of Linear Equation of One Variable (LEOV) of Junior High School Students based on Kolb Learning styles: assimilator, akomodator, konverger, and diverger. The researcher conduct an interview with four SMP N 22 Surabaya students whom qualify the characteristics of Kolb s learning styles. There are three analysis data phases: data reduction, data representation, and conclusion. Based on the result, Assimilator Subject (SA) make connection between LEOV s representation by looking for its similarity and prefer symbol representation. Akomodator Subject (SM) make connection between symbol representation (S) and word representation (K) based on the number similarity. Converger Subject (SK) make connection between representations: word (K), diagram (D) and symbol (S) representation based on its practical uses. Diverger Subject (SD) make connection between representation based on given word and number similarities and the solution which is derived. Kata kunci: representation, leov, kolb s learning styles.

83 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 82 90 PENDAHULUAN Terdapat lima standar proses yang dilalui siswa dalam pembelajaran matematika. Diantaranya adalah (1) Problem solving (Pemecahan masalah); (2) Reasoning and proof (Penalaran dan pembuktian); (3) Communication (Komunikasi); (4) Connections (Koneksi); (5) Representations (Representasi). (NCTM, 2000). Bedasarkan standar proses tersebut, representasi merupakan salah satu standar proses yang berkaitan dengan pemahaman matematika. Hal ini dikarenakan representasi ide-ide matematika merupakan dasar dari bagaimana siswa mampu mendefinisikan dan membedakan ide-ide tersebut. Selain itu, terdapat tiga alasan mengapa representasi merupakan salah satu dari standar proses, yaitu: (1) kelancaran dalam melakukan translasi diantara berbagai jenis representasi yang berbeda merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki siswa untuk membangun suatu konsep dan berpikir matematis; (2) ide-ide matematis yang disajikan guru melalui berbagai representasi akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap siswa dalam mempelajari matematika; dan (3) siswa membutuhkan latihan dalam membangun representasinya sendiri sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman konsep yang baik dan fleksibel yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah (Fadillah, 2011). Berdasarkan penjelasan tersebut, representasi memiliki peran penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan, melalui representasi, siswa mengembangkan dan memperdalam pemahaman dan keterkaitan antar konsep matematika yang mereka miliki melalui membuat, membandingkan, dan menggunakan konsep itu sendiri. Representasi juga membantu siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide atau pemikiran mereka. Oleh karena itu kecakapan membangun representasi diyakini sebagai bagian penting dalam meningkatkan keempat standar proses lainnya yang dilalui siswa dalam pembelajaran matematika. Selain itu, representasi dapat menggambarkan kemampuan komunikasi, kemampuan penalaran, dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian tentang representasi seringkali dikaitkan dengan penyelesaian masalah. Hal itu juga diungkapkan oleh Montague (dalam Fadillah, 2011) bahwa pada dasarnya representasi merupakan langkah awal yang dilakukan siswa sebelum menyelesaikan masalah. Hal ini berarti bahwa untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dalam matematika diperlukan kemampuan representasi baik untuk memahami konsep matematika maupun sebagai strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Persamaan linier satu variabel (PLSV) merupakan topik yang diajarkan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Materi PLSV penting bagi siswa SMP. Hal ini dikarenakan materi PLSV merupakan materi dasar dalam mempelajari materi Aljabar tingkat lanjut. Masalah yang melibatkan persamaan linear satu variabel adalah salah satu masalah yang memungkinkan perkembangan kemampuan representasi siswa. Seorang siswa dapat memunculkan beragam representasi dalam ide yang

Fariz Setyawan, Profil Representasi Siswa SMP terhadap Materi PLSV Ditinjau dari Gaya Belajar KOLB 84 sama. Kemampuan menyajikan suatu konsep dalam bentuk yang berbeda-beda merupakan salah satu indikator pemahaman matematika. Seperti yang dijelaskan oleh Panasuk (2010) bahwa salah satu indikator dari pemahaman konseptual adalah kemampuan untuk mengenali hubungan yang sama secara struktural yang diwujudkan dalam beberapa bentuk representasi. Representasi tampaknya telah mendapat perhatian yang lebih dari peneliti utamanya dalam kaitannya dengan pemahaman siswa pada materi matematika tertentu. Ini dijelaskan oleh Panasuk bahwa mengajar dengan melibatkan representasi mengharuskan guru mempunyai dasar pengetahuan yang kokoh dalam matematika, keterampilan yang baik dalam menganalisis konsep dan tugas. Sebaliknya, jika tidak melibatkan representasi beragam akan dapat melemahkan siswa dan membatasi mereka dalam mempelajari suatu konsep. Lebih lanjut, peran representasi dalam menyelidiki pemahaman matematika siswa dapat dihubungkan dengan bagaimana siswa membangun pengetahuannya menggunakan berbagai representasi baik yang diterimanya maupun yang dibuatnya. Siswa dalam membangun pengetahuannya dipengaruhi oleh gaya belajar yang mereka dimiliki. Gaya belajar berhubungan dengan bagaimana siswa memperoleh, menyimpan, maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi yang dialaminya. Dunn, et al., 2002 menemukan bahwa terdapat hubungan antara gaya belajar dan pemahaman siswa dengan menginvestigasi hubungan antara kecenderungan individu dan pengaruh lain. Salah satu gaya belajar yang melibatkan pengalaman siswa adalah gaya belajar Kolb. Kolb (2014) mengklasifikasikan empat jenis gaya belajar yang meliputi gaya belajar assimilator, akomodator, konverger, dan diverger. Gaya belajar Kolb dipilih karena gaya belajar Kolb adalah gaya belajar yang didasarkan pada keterkaitan dari pengetahuan siswa. Knisley (2002) menyatakan bahwa gaya belajar Kolb adalah gaya belajar yang paling bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika terutama untuk memecahkan dan mengajukan masalah dengan pendekatan dalam membangun strategi dan mengembangkan strategi tersebut dalam pembentukan konsep. Salah satu proses pembentukan konsep adalah diwujudkan dalam beberapa bentuk representasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui profil representasi siswa pada materi PLSV siswa ditinjau dari perbedaan gaya belajar Kolb. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun subjek penelitian diklasifikasi bedasarkan gaya belajar Kolb yang terdiri dari empat subjek penelitian dengan tipe gaya belajar assimilator, akomodator, konverger, dan diverger. Terdapat empat siswa SMP 22 Surabaya yang dipilih sebagai subjek penelitian dengan mempertimbangkan kesamaan kemampuan matematika. Instrumen penelitian terdiri dari Angket Gaya Belajar Kolb yang diadaptasi dari Honey & Mumford, Tes Pemahaman

85 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 82 90 Konseptual, Tes Kemampuan Matematika dan Pedoman Wawancara. Validasi instrumen angket gaya belajar dilakukan oleh tiga ahli dan salah satunya adalah ahli alih bahasa, sedangkan untuk TPK divalidasi oleh tiga dosen pendidikan matematika. Setelah data terkumpul secara lengkap, prosedur analisis data dilakukan bedasarkan analisis yang dilakukan oleh Miles & Huberman (1994: 10) dimana terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun penjelasan pada masing-masing tahap dijelaskan sebagai berikut. 1. Reduksi data Reduksi data dalam penelitian ini meliputi kegiatan yang melibatkan proses memilih, memfokuskan perhatian, menyederhanakan data mentah di lapangan, mengabstraksi, dan mentransformasi. Kegiatan dalam reduksi data tersebut diawali dengan membaca, mempelajari dan menelaah seluruh data yang diperoleh. 2. Penyajian Data Data yang terkumpul ditulis secara apa adanya untuk setiap subjek penelitian sesuai dengan urutan kegiatan siswa. Selanjutnya, dilakukan analisis mengenai representasi materi PLSV bedasarkan keempat kategori tipe gaya belajar Kolb. Adapun data dapat berupa deskripsi, diagram, dan hubungan antara masingmasing kategori gaya belajar. 3. Penafsiran data dan penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan didasarkan verifikasi pada hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul. Hal ini dikarenakan data sebelumnya bersifat sementara dan belum kuat jika tanpa bukti yang konsisten. Selanjutnya penarikan kesimpulan pada penelitian ditujukan untuk mendeskripsikan representasi siswa dalam terhadap materi PLSV. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi Representasi Materi PLSV Subjek Assimilator (SA) SA mengaitkan hubungan antara berbagai representasi yang disajikan dengan melihat kesamaan angka dan huruf yang digunakan. Sebagaimana dikemukakan oleh Kolb (2005) bahwa siswa dengan gaya belajar Assimilator belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai dan menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif. Sebagai contoh, SA menyatakan representasi soal cerita lebih bervariasi dibanding representasi lain karena baginya soal cerita tersebut membuatnya lebih fleksibel dalam memisalkan nilai yang akan dicari. Adapun hasil pekerjaan SA ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.

Fariz Setyawan, Profil Representasi Siswa SMP terhadap Materi PLSV Ditinjau dari Gaya Belajar KOLB 86 Hal ini relevan dengan pernyataan Knisley (2002) yang mengemukakan bahwa siswa dengan gaya belajar assimilator belajar melalui abstract conceptualization (AC) dan reflective observation (RO). Dengan kata lain, SA mengaitkan konsep-konsep dengan mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis. Selain itu, SA menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat, dengan mengobservasi dan merefleksikan pengalamannya dari berbagai segi. Hal ini relevan dengan Kolb & Kolb (2005) bahwa siswa dengan gaya belajar Assimilator menganalisis sesuatu yang abstrak, menyelesaikan masalah secara logis, tahap demi tahap dengan memulai dari asumsi dan menyimpulkan pada akhir penyelesaian. Gaya belajar assimilator didasarkan pada Gambar 1. Representasi SA cara belajar dimana seseorang menerima dan memroses informasi baru serta mengambil kesimpulan atas informasi yang diperoleh dengan cara yang logis (Muro & Terry, 2007). Deskripsi Representasi Materi PLSV Subjek Akomodator (SM) SM hanya mengaitkan bentuk representasi kata-kata (K) dan simbol (S) dari kesamaan, dimana representasi simbol (S) adalah model matematika dari representasi kata-kata yang diberikan. SM mengkaitkan hubungan antara berbagai representasi yang disajikan dengan melihat adanya kesamaan angka dan huruf. Selain itu, SM lebih memilih sesuatu yang kongkrit dibanding sesuatu yang abstrak. Adapun hasil pekerjaan SM ditunjukkan pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Representasi SM

87 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 82 90 Hal ini relevan dengan Knisley (2002) yang menyatakan bahwa siswa dengan gaya belajar akomodator belajar melalui active experimentation (AE) dan concrete experience (CE). Hal ini tercermin saat SM mencoba menjelaskan model matematika dari informasi yang diberikan kepada peneliti dengan cara memperagakannya. Sejalan dengan teori tersebut Kolb & Kolb (2005) mengemukakan bahwa siswa dengan gaya belajar akomodator belajar dengan cara terlibat langsung dalam situasi kongkrit dan lebih pada intuisi daripada logika. Gaya belajar akomodator didasarkan pada cara belajar dimana seseorang terlibat aktif dalam situasi konkret (Muro & Terry, 2007). Deskripsi Representasi Materi PLSV Subjek Konverger (SK) SK mengaitkan berbagai bentuk representasi kata-kata (K), diagram (D) dan simbol (S) dari segi kepraktisan, dimana representasi diagram dipilih karena baginya lebih mudah untuk dikerjakan dibanding dengan menggunakan kata-kata maupun simbol. Selain itu, SK mengaitkan hubungan antara berbagai representasi yang disajikan dengan melihat adanya kesamaan bilangan. Hal yang menarik dalam penelitian ini adalah SK melihat kesamaan dari representasi-representasi yang diberikan dari berbagai persepektif seperti yang dilakukan oleh subjek assimilator. Adapun hasil pekerjaan SK ditunjukkan pada gambar 3. Hal ini relevan dengan Knisley (2002) yang menyatakan bahwa siswa dengan gaya belajar Konverger belajar melalui Abstract Conceptualization (AC) dan Active Experimentation (AE). Selain itu, Kolb & Kolb (2005) mengemukakan bahwa siswa dengan gaya belajar konverger belajar dengan menggunakan teori dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan mengembangkan strategi dan pendekatan individu. Gambar 3. Representasi SK Deskripsi Representasi Materi PLSV Subjek Diverger (SD) SD mengaitkan berbagai bentuk representasi kata-kata (K), diagram (D) dan simbol (S) dari kesamaan angka dan huruf. Adapun hasil pekerjaan SD ditunjukkan pada gambar 4. Hal ini relevan dengan Knisley (2002) yang menyatakan bahwa siswa dengan gaya belajar Diverger belajar melalui Reflective Observation (RO) dan

Fariz Setyawan, Profil Representasi Siswa SMP terhadap Materi PLSV Ditinjau dari Gaya Belajar KOLB 88 Concrete Experience (CE). Sejalan dengan teori tersebut, Kolb & Kolb (2005) mengemukakan bahwa siswa dengan gaya belajar diverger memiliki kemampuan berimajinasi dan kreatif dalam menghubungkan suatu informasi dengan informasi yang lain. Penelitian ini sejalan dengan (Handayani, et al., 2014) bahwa representasi matematis siswa secara symbol, grafik, gambar, dan tulisan setelah diberikan wawancara klinis dapat menyelesaikan masalah. Gambar 4. Representasi SD PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Profil representasi materi PLSV pada subjek dengan gaya belajar assimilator (SA) yaitu mengenali kesamaan antara pernyataan yang diberikan kedalam representasi kata-kata dengan melihat kesamaan dari representasi yang diberikan. Ide-ide dan fakta yang diungkap SA dalam mengenali dan menyatakan hubungan dari representasi berbeda adalah ide variabel, ide operasi hitung aljabar, fakta tanda operasi hitung, fakta bilangan dan huruf, prinsip substitusi 2. Profil representasi materi PLSV pada subjek dengan gaya belajar akomodator (SM) yaitu SM mengenali kesamaan atau hubungan dari representasi yang berbeda dengan membandingkan bentuk representasi kata-kata dan simbol. Ide-ide dan fakta yang diungkap SM dalam mengenali kesamaan dan hubungan dari representasi yang diberikan antara lain ide variabel, fakta tanda tambah, fakta huruf dan angka. 3. Profil representasi materi PLSV pada subjek dengan gaya belajar konverger (SK) yaitu SK mengaitkan hubungan antara berbagai representasi yang disajikan dengan melihat kesamaan dan perbedaan dari representasi yang diberikan. SK mengaitkan berbagai bentuk representasi kata-kata (K), diagram (D) dan simbol (S) dari segi kepraktisan, dimana representasi diagram dipilih karena baginya lebih mudah untuk dikerjakan dibanding dengan menggunakan kata-kata maupun simbol. Ide-ide matematika yang diungkap SK dalam mengaitkan hubungan dari berbagai representasi adalah ide variabel, fakta tanda

89 Journal of Medives, Volume 1, No. 2, Juli 2017, pp. 82 90 tambah, fakta ruas garis, fakta huruf dan angka. 4. Profil representasi materi PLSV pada subjek dengan gaya belajar diverger (SD) yaitu SD mengaitkan hubungan antara berbagai representasi yang disajikan dari berbagai perspektif. SD mengaitkan berbagai bentuk representasi kata-kata (K), diagram (D) dan simbol (S) dari segi kesamaan angka dan huruf yang diketahui dan hasil penyelesaian yang diperoleh, dimana representasi simbol dipilih karena baginya lebih mudah untuk dikerjakan dengan menggunakan simbol. Ide-ide dan fakta yang diungkap SD dalam mengaitkan beberapa representasi yang berbeda antara lain fakta tanda tambah, ide variabel, dan ide operasi bentuk aljabar. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Guru sebaiknya mempertimbangkan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran. 2. Subjek dengan gaya belajar assimilator, akomodator, konverger, dan diverger sebaiknya memperhatikan cara belajar yang dimilikinya, baik dari segi bagaimana, lingkungan maupun metode belajar yang digunakan. DAFTAR PUSTAKA Muro, P. D., & Terry, M. (2007). A Matter of Style: Applying Kolb's Learning Style Model to College Mathematics Teaching Practices. Journal of College Reading and Learning, 38(1), 53-60. Dunn, R., Beaudry, J. S., & Klavas, A. (2002). Survey of Research on Learning Styles. California Journal of Science Education, 2(2), 75-98. Fadillah, S. (2011). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended. Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2). Handayani, M., Hartoyo, A., & Ijuddin, R. (2014). Mengatasi Kesulitan Representasi Matematis Siswa pada Materi Spldv Menggunakan Wawancara Klinis kelas X SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(8). Honey, P., & Mumford, A. (2006). Kolb's Learning Style Re: Brainbase Keeping the Brain in Mind. Knisley, J. (2001). A Four-Stage Model of Mathematical Learning. The Mathematics Educator, 12(1). Kolb, D. A. (2014). Experiential learning: Experience as the Source of Learning and Development. FT press. Kolb, A. Y., & Kolb, D. A. (2005). Learning Styles and Learning Spaces: Enhancing Experiential Learning in Higher Education. Academy of Management Learning & Education, 4(2), 193-212. Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. Sage.

Fariz Setyawan, Profil Representasi Siswa SMP terhadap Materi PLSV Ditinjau dari Gaya Belajar KOLB 90 NCTM (National Council of Teacherof Mathematics). (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM Panasuk, R. M. (2011). Taxonomy for Assessing Conceptual Understanding in Algebra Using Multiple Representations. College Student Journal, 45(2), 219-233.