BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat, sebagai salah satu negara dengan ekonomi paling berkembang di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, telah menjadi suatu Negara yang mulai melahirkan wirausahawan yang terus bertambah di tiap tahunnya. Jumlah wirausahawan di Indonesia saat ini hanya sebesar 0.18% dari total jumlah penduduk di Indonesia, sementara untuk dapat tegolong cukup setidaknya dibutuhkan presentase wirausahwan sebanyak 2%, dan pada akhirnya jika nanti Indonesia sudah menjadi lima besar Negara ekonomi dunia pada tahun 2050 maka angkanya diperkirakan akan menjadi 5% (Uno, 2010). Dengan melihat perkembangan tersebut, persaingan di dalam dunia perindustrian akan semakin ketat, terutama industri kecil menengah yang belakangan mulai berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Di era modern seperti sekarang, dunia Industri berkembang dengan dinamis. Perkembangan dan perubahan lingkungan yang begitu cepat termasuk perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi serta perubahan sosial ekonomi, telah mengakibatkan timbulnya persaingan bisnis dalam berbagai industri. Persentase Kuartal Gambar 1.1 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Tahun 2010 2012 (Badan Pusat Statistik) 1
2 Industri-industri tersebut secara berkala berlomba untuk tetap bertahan dengan terus mengembangkan usahannya baik jasa maupun produk. Hampir semua jenis binis di dunia ini tidak hanya mengharapkan keuntungan yang besar, namun juga bisnis yang bersifat langgeng sehingga membawa keuntungan jangka panjang baik bagi pemilik usaha, pekerja, dan konsumen dari produk yang ditawarkan bisnis tersebut. Tujuan lain dari suatu usaha adalah untuk menyampaikan produk yang dihasilkan kepada konsumen dengan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat kualitas. Perusahaan harus melakukan langkah strategis agar semua keinginan tesebut dapat terwujud, yang pada akhirnya perusahaan tidak akan kehilangan penjualan aibat hilangnya konsumen, dan kedepannya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi seiring dengan berjalannya bisnis tersebut. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan, cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengembangkan kapabilitas ataupun kompetensi perusahaan. Pengembangan kapabilitas dan kompetensi dapat dilakukan dengan menerapkan inovasi dibidang pengembangan teknologi. Penggunaan dan penerapan teknologi yang tepat dalam teknik produksi di suatu industri dapat memperbesar peluang untuk memenangkan persaingan dan bertahan dalam dunia industri. Salah satu peluang dalam penerapan teknologi industri adalah dalam penggunaan mesin CNC (Computer Numerically Controlled). Pada masa sekarang pengaplikasian dari mesin CNC dapat berkembang mengikuti kebutuhan sehari-hari. Contoh penerapan aplikasi teknik CNC yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang industri adalah pada teknik pembuatan batik. Di Indonesia sendiri batik berkembang menjadi tekstil lokal utama yang mendominasi pasar traditional di beberapa daerah. Sebagai salah satu perbandingan data dari Badan Pusat Statistik mengenai perkembangan batik di Indonesia pada tahun 1999 sampai dengan 2002 semakin meningkat setiap tahunnya.
3 Batik sebagai salah satu kekayaan traditional yang dimiliki Indonesia; terutama masyarakat Jawa; telah menjadi budaya yang tidak hanya bernilai seni tinggi, tetapi juga menjadi suatu bagian kecendrungan gaya hidup yang dinikmati oleh kalangan masyarakat dari berbagai golongan. Seperti yang ditetapkan oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009, batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Batik yang ada di pasar sebagian besar adalah batik yang sudah didesain oleh pengusaha atau pengrajin batik atau dapat dikatan produk make to stock. Kecendrungan konsumen pakaian, dalam hal ini pakaian batik dewasa ini menginginkan produk yang exclusive untuk dirinya seperti pakaian yang khusus didesain dengan bahan dan mode pilihan konsumen atau dapat disebut produk desgin to order. Demikian juga untuk produk batik, ada kecendrungan konsumen menginginkan desain yang sesuai dengan keinginan sendiri dan ingin mendapatkan hasilnya dengan waktu yang cepat tanpa menghilangkan sisi seni dan kualitas dari batik itu sendiri. Dari kondisi tersebut, terdapat peluang dalam pengembangan teknologi pada batik dalam hal mempercepat dan mengefisienkan proses pembuatan batik. Sebagai bahan perbandingan, proses menghasilkan pola pada kain batik dengan menggunakan canting cap secara manual paling tidak membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi untuk menghasilkan suatu pola yang indah dan bernilai seni tinggi, sehingga ada keterbatasan kemampuan dalam melakukan pengecapan batik. Keterbatasn itu dapat berupa waktu, tingkat konsentrasi dari pembatik harus dapat berkerja dengan ketekunan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengecapan dan tenaga manusianya sendiri. Oleh karenanya, pemakaian mesin untuk pengecapan pola batik dapat menjadi terobosan dan inovasi baru dalam membantu pembuatan batik cap. Penerapan teknologi yang dapat digunakan dalam pembuatan batik cap adalah dengan menggunakan mesin yang mampu bergerak dalam pola yang akurat dengan program yang telah dibuat, yaitu mesin CNC
4 (Computer Numerically Controlled). Pada masa sekarang pengaplikasian dari mesin CNC dapat berkembang mengikuti kebutuhan. CNC yang dapat dan telah dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan dalam berbagai bidang industri, contohnya CNC untuk pembuatan ukiran kayu, CNC untuk pembuatan furniture. Sebagai bahan perbandingan, proses mengahsilkan pola pada kain batik dengan masker lilin (wax) paling tidak melibatkan dua tahapn utama. Pertama drafter batik dimana tugasnya adalah membuat pola pada tembaga (canting cap). Lalu operator canting (pembatik) mengerjakan pekerjaan plotter di mana penanya berupa canting cap. Dengan adanya komputerisasi (dalam hal ini menggunakan CNC batik), proses pengecapan dapat diefisiensi dan diefektifkan dengan maksimal dimana proses cap bisa digantikan oleh mesin CNC yang memiliki keakuratan yang tinggi. Pada pengembangan perancangan sebelumnya didapat beberapa kekurangan yang ada pada tools, yakni waktu setup yang besar yang berakibat pada efisiensi waktu saat proses pengecapan. Dari latar belakang tersebut maka penulis mengangkat permasalahn ini sebagai bahan penelitian, dengan fokus utama yaitu membuat tools pembantu untuk canting cap yang akan diintegrasikan dengan mesin CNC agar dapat menghasilkan pola yang sesuai dengan desain yang diinginkan dan memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dan presisi, yang tidak lain jika dalam dunia pembatik adalah membuat stamp yang biasanya digunakan secara manual dapat di integrasikan dengan mesin CNC dimana dapat melakukan proses pengecapan pola dengan baik saat digunakan dalam proses membatik.
5 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah diatas, maka perlu pengembangan tools yang baru pada mesin CNC batik untuk mencapai efisiensi pengecapan dalam hal waktu, sehingga kuantitas produksi dapat meningkat. 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dan batasan masalah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah: 1. Masalah yang akan diamati adalah pengembangan desain tools untuk mengintegrasikan canting cap dengan mesin CNC batik. 2. Desain yang dihasilkan merupakan prototype awal. 3. Perancangan disesuaikan dengan ketersediaan teknologi manufaktur yang ada. 4. Mekanisme yang digunakan untuk pengujian berbasis pada mesin CNC batik yang sudah ada sebelumnya. 5. Batik yang diproduksi batik cap. 6. Biaya yang digunakan dalam penelitian adalah biaya material. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian ini adalah: 1. Menghasilkan rancangan tools changer pada mesin CNC batik, dalam hal ini berfokus pada hasil akhir berupa interchange-able dan rigidity produk. 2. Melakukan pengujian fungsional prototype dengan hasil penelitian sehingga di dapatkan sistem penggabungan yang terbaik antara tools dengan canting cap dalam proses membatik menggunakan CNC batik.
6 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari perancangan tools stamp batik ini adalah sebagai berikut: 1. Perancangan dan pembuatan tools diharapkan dapat mengoptimalkan hasil dari pencetakan yang dilakukan oleh mesin CNC. 2. Memberikan pilihan metode/cara dalam pembuatan pola batik.