0
Pengaruh Penggunan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Ratna Dewi 2102111024 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih, yang berjumlah 245 orang dan yang menjadi sampel penelitian sebanyak 36 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menentukan satu kelas yang dijadikan wakil populasi dengan menggunakan teknik Random Sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model desain penelitian One Group Pre-test Post-test Design yang hanya dilaksanakan pada satu kelas (kelompok) saja. Di dalam desain ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test dan pengukuran sesudah eksperimen disebut post-test. Instrumen yang digunakan adalah tes essay menulis teks teks prosedur kompleks. Hasil rata-rata diperoleh sesudah penerapan Model Pembelajaran Inkuiri adalah 76,9. Sedangkan sebelum penerapan Model Pembelajaran Inkuiri adalah 64,8. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan siswa menulis teks prosedur kompleks, hal tersebut terbukti setelah diperoleh perhitungan pada uji t yaitu diperoleh t hitung >t tabel yaitu 6,33 > 2,03. Kata Kunci: pengaruh, model, pembelajaran inkuiri, kemampuan, teks prosedur kompleks PENDAHULUAN Di dunia pendidikan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu berbahasa dan bersastra saja namun juga digunakan sebagai sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. Dalam kurikulum 1
2013 pembelajaran bahasa Indonesia telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memiliki implikasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang tidak terlepas dari teks dalam bentuk lisan maupun tulisan. Proses pembelajaran scientific menjadi terintegasi dengan empat langkah kegiatan dengan enam M (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta). Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan sematamata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks terbagi dari beberapa jenis teks yang harus dikuasai siswa yaitu teks eksposisi, teks deskripsi, penceritaan (recount), prosedur, laporan, eksplanasi, diskusi, surat, iklan, catatan harian, negosiasi, pantun, dongeng, anekdot, dan fiksi sejarah. Dalam hal ini peneliti memilih teks prosedur kompleks untuk diteliti karena peneliti menemukan beberapa persoalan yang dihadapi siswa dalam menulis teks prosedur kompleks. Pada kenyataannya, masih banyak ditemukan persoalan yang dihadapi siswa dalam menulis teks prosedur kompleks. Diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu guru bahasa Indonesia Ibu Nadrah, S.Pd. kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014 masih rendah. Peneliti juga memperoleh keterangan dari para siswa yang mengatakan bahwa materi ini merupakan sesuatu yang baru yang membuat mereka masih kurang memahami. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks siswa perlu diberikan motivasi dengan baik serta diperlukan pemilihan model pembelajaran yang interaktif dan inovatif yaitu model pembelajaran inkuiri. Menurut Basyiruddin Usman (dalam Istarani, 2012: 132), Model pembelajaran inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari, analisis, dan argumentatif dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dalam mencari, dan menganalisis. Dengan demikian siswa didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran. 2
Mulyasa (2013: 1) mengatakan, Teks adalah ungkapan pikiran manusia yang di dalamnya ada situasi dan konteks. Dalam Kemdikbud (2013: 77) mengatakan, Teks merupakan bahasa yang terdapat di dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural. Konteks situasi merupakan lingkungan langsung yang berada di dalam teks, sementara konteks kultural merupakan suatu sistem nilai dan norma yang mempresentasikan suatu kepercayaan di dalam suatu kebudayaan. Menurut Muhamad Ali (2000: 325) mengatakan, Teks prosedur kompleks merupakan jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah ini tidak dapat dilakukan secara acak, harus diurutkan sesuai prosedurnya. Berdasarkan materi penjelasan dalam buku teks siswa kelas X SMA, dalam penulisan teks prosedur kompleks terdapat struktur teks yang harus diperhatikan, yakni 1) tujuan yang akan dicapai (berisi tujuan dari pembuatan teks prosedur kompleks atau hasil akhir yang akan dicapai), 2) langkah-langkah (berisi langkahlangkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan, langkah-langkah urutan yang tidak dapat diubah urutannya) dan ciri-ciri kebahasan teks prosedur kompleks yakni 1) kata penghubung waktu, 2) kata ganti benda, 3) kata kerja, 4) kalimat perintah. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks, peneliti akan menilai dan menginterpretasikan aspek yang akan dinilai. Ada beberapa aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu: 1. sesuai dengan struktur teks prosedur kompleks 2. sesuai dengan ciri-ciri kebahasan teks prosedur kompleks 3. unsure EYD Dari hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Air Putih dan berdiskusi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia, diketahui bahwa siswa masih kesulitan dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini terlihat ketika siswa disuruh menulis teks prosedur kompleks oleh guru sebagian besar siswa belum mampu menuliskan teks prosedur kompleks dengan baik, siswa tidak mampu mengaktualisasikan idenya ke dalam teks prosedur kompleks dengan baik karena hanya terbatas pada pemahaman teoritis saja. 3
Nilai yang diperoleh siswa belum mencapai KKM, nilai KKM pada standar kompetensi di sekolah tersebut adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas X Tahun pembelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran bahsa Indonesia untuk materi menulis adalah 64,8. Model Pembelajaran Inkuiri dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipermasalahkan. Model ini juga merupakan salah satu dari model yang diterapkan dalam kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena di dalam model tersebut terdapat pendakatan Scientific. Menurut Bruce Joyce (dalam Ngalimun 2012:65) menjelaskan bahwa model Inkuiri adalah proses pemecahan masalah melalui langkah-langkah yang sistematis dan logis yaitu perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Sedangkan menurut Roestiyah (dalam Trianto, 2007) model pembelajaran inkuiri adalah suatu tekhnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di kelas. Pelaksanaannya yaitu guru membagi tugas, meneliti suatu masalah, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membagi tugasnya di dalam kelompok. Hasil kerja mereka dalam kelompok didiskusikan di depan kelas, kemudian membuat laporan yang tersusun baik. Dapat disimpulkan model pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Kegiatan model pembelajaran inkuiri menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. 4
Model pembelajaran inkuiri memiliki tujuan dan manfaat dalam peningkatan kreativitas belajar siswa. Menurut Jarolimek (dalam Tarigan, 1977) tujuan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa sehingga mereka dapat menjadi pemecah masalah yang mandiri. Joice dan Weil (1980) mengatakan bahwa tujuan umum dari model pembelajaran inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan displin dan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk memunculkan masalah dan mencari jawabannya sendiri. Berdasarkan model pembelajaran tersebut dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mampu memahami konsep-konsep pembelajaran yang disampaikan guru dalam hal ini teks prosedur kompleks serta membantu siswa untuk mampu mencari, menganalisis dan menyampaikan pandangannya mengenai teks prosedur kompleks baik secara lisan maupun tulisan. METODOLOGI PENELITIAN Arikunto (2006: 160) mengatakan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan demikian, metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai kebenaran dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna mencapai tujuan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Air Putih. Alasan peneliti menetapkan sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut, jumlah siswa di SMA Negeri 1 Air Putih cukup memadai untuk dijadikan populasi penelitian, dan di sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian tentang permasalahan yang sama. Proses penelitian ini diadakan pada semester genap tahun pembelajaran 2013/2014. Menurut Sugiyono (2009 : 297) juga menyatakan bahwa populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014, sebanyak 245 siswa. Sampel penelitian yang terdiri dari 36 siswa yang diambil 5
dengan teknik random sampling (sampel acak). Adapun pengambilan sampel ini dengan teknik random sampling (sampel acak) karena peneliti ingin memberikan kesempatan yang sama pada tiap-tiap subjek untuk terpilih sebagai anggota sampel dengan kata lain subjek mempunyai peluang yang sama untuk dipilih tanpa pandang bulu. Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yakni Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri (X), dan yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis teks prosedur kompleks. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model one-group pre-test post-test design. Desain penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok saja yaitu kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding. Prosedur dalam penelitian eksperimen ini dimulai dengan pemberian tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian siswa diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri dan selanjutnya diadakan tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa setelah adanya perlakuan. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin mengetahui pengaruh penerapan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap kemampuan menulis teks eprosedur kompleks oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini, data yang diperoleh akan diolah dengan mencari mean, standar deviasi, standar error, dan standar error perbedaan mean kedua hasil. Selain itu, data tersebut juga akan diolah dalam uji persyaratan normalitas dan homogenitas. Selanjutnya untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak, maka dilakukan uji hipotesis. Adapun jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini berjumlah 36 siswa, berikut ini adalah data yang diperoleh dari masing-masing tes: 6
Tabel 1 Identifikasi Kecenderungan Nilai Pre-Test RENTANG F. ABSOLUTE F. RELATIVE KATEGORI 85 100 75 84 65 74 55 64 00 54 0 6 17 10 3 0% 16,67% 47,22% 27,78% 8,33% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 36 100% Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa kemampuan menulis teks prosedur kompleks sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri termasuk kategori baik sebanyak 6 siswa atau 16,67%, kategori cukup sebanyak 17 siswa atau 47,22%, kategori kurang sebanyak 10 siswa atau 27,78% dan kategori sangat kurang sebanyak 3 siswa atau 8,33%. Identifikasi hasil Pre-Test pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di atas termasuk normal dan dalam kategori wajar, dikarenakan kategori yang paling banyak adalah kategori cukup. Adapun frekuensi table di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut: Grafik 1 Frekuensi Hasil Pre-Test 47,22% Frekuensi 20 0 0% 16,67% 27,78% 8,33% Kategori 7
Tabel 2 Identifikasi Kecenderungan Nilai Post-Test RENTANG F. ABSOLUTE F. RELATIVE KATEGORI 85 100 75 84 65 74 55 64 00 54 10 16 8 2 0 27,78% 44,44% 22,22% 5,56% 0% Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 36 100% Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil Post-Test menulis teks prosedur kompleks termasuk kategori baik sekali sebanyak 10 siswa atau 27, 78%, kategori baik sebanyak 16 siswa atau 44,44%, kategori cukup sebanyak 8 siswa atau 22,22%, dan kategori kurang sebanyak 2 siswa atau 5,56%. Identifikasi hasil Post- Test pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di atas termasuk normal dan dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori baik. Adapun frekuensi table di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut.: Grafik 4 Frekuensi Hasil Post-Test Frekuensi 20 15 10 5 0 27,78% Sangat Baik 44,44% 22,22% 5,56% 0% Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Kategori 8
Berdasarkan perhitungan uji normalitas, diperoleh L hitung sebesar 0,,11 dengan menggunakan α = 0,05, dan N = 36, serta nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh Ltabel sebesar 0,1456. Dengan demikian, Lhitung < Ltabel yaitu 0,11 < 0,1456 dan hal ini membuktikan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada post-test juga membuktikan data berdistribusi normal, dengan perolehan L hitung sebesar 0,10 dengan menggunakan α = 0,05, dan N = 36, serta nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh L tabel sebesar 0,1456. Dengan demikian, L hitung < L tabel yaitu 0,10 < 0,14. Perhitungan uji homogenitas juga menunjukkan varians kedua variabel tersebut homogen, terbukti dengan F hitung = 1,06 dengan dk pembilang dan penyebut 36 dari tabel distribusi F untuk α =0,05 diperoleh F tabel untuk dk pembilang dan penyebut 36 yaitu F tabel = 1,78 Jadi, F hitung < F tabel yakni 1,06 < 1,78. Setelah t 0 diketahui, maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df = n-1 = 36-1 = 36. Dari df = 35 diperoleh taraf signifikansi sebesar 2,03. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa t 0 > t tabel, yakni 6,33 > 2,03. Dengan demikian, hipotesis alternatif (H a ) diterima. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis teks prosedur kompleks oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih Tahun Pembelajaran 2013/2014. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014 sebelum menggunakan model pembelajaran inkuiri berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata kemampuan siswa adalah 64,8. Kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014 sesudah menggunakan model pembelajaran inkuiri berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata kemampuan siswa adalah 76,9. Kemampuan menulis teks prosedur kompleks dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri siswa kelas X SMA Negeri 1 Air Putih tahun pembelajaran 2013/2014 memiliki pengaruh yang 9
signifikan. Hal ini terbukti dari pengujian hipotesis, yaitu t hitung >t tabel, yakni 6,33 > 2,03 yang membuktikan bahwa hipotesis alternatif ( Ha ) diterima. Model pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang mampu membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk berpikir secara kritis melalui masalah yang akan dialami siswa sehinggaa lebih memudahkan siswa untuk membuka pemikirannya dalam menuangkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan sesuai dengan masalah yang akan dialami. Kemampuan menulis teks prosedur kompleks merupakan kesanggupan siswa dalam menuangkan ide/gagasannya ke dalam bentuk tulisan berdasarkan masalah yang telah dihadapi siswa. Kemampuan tersebut dituangkan secara tertulis dalam bentuk teks prosedur kompleks dengan memperhatikan aspek penilian yaitu aspek struktur penulisan teks prosedur kompleks, aspek ciri-ciri kebahasaan teks prosedur kompleks, dan aspek koherensi. Penggunaan model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkan dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari. Jadi Model Pembelajaran Inkuiri memberikan siswa pemahaman untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui masalah yang telah dipecahkan dan menumbuhkan kreativitas untuk menulis teks prosedur kompleks. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi, 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Kemdikbud. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. 10
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Presindo. Tarigan, H.G. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif. Jakarta: Grafindo. 11