BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB III. PELAKSANAAN PINJAMAN TALANGAN HAJI ib BRI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

ANALISIS PENERAPAN AKAD QARD} WAL IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PURWOKERTO

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. A. Aplikasi akad ijarah di BSM KCP Pemalang. Contoh kasus yang terjadi di Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai berikut:

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI TAKE OVER PADA PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH DI PT. BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PEMBANTU MOJOKERTO

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB III DANA TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat untuk meminjam uang. Secara umum pengertian bank. menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN LANDASAN SYARI AH BAI BITSAMAN AJIL. sebagai pembelian barang dengan pembayaran cicilan atau angsuran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKAD IJARAH MULTIJASA PADA PEMBIAYAAN PERNIKAHAN DI KJKS BTM KEDUNGWUNI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mudharabah. Produk Deposito Mudharabah ini berdasarkan dari akad

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENGALIHAN UTANG KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB III CABANG SURABAYA. 1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT-UGT Sidogiri

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Pengertian, Dasar Hukum, Rukun Dan Syarat Murabahah. satunya adalah akad murabahah. Akad Murabahah sama dengan bentuk

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

Transkripsi:

52 BAB IV IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Penerapan Akad Ijārah dalam BNI ib Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan Secara umum timbulnya ijārah disebabkan oleh adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang oleh nasabah yang tidak memiliki kemampuan keuangan. Dengan kata lain, apabila nasabah memiliki kemampuan keuangan, maka pemenuhan kebutuhan barang atau manfaat barang akan dilakukan langsung oleh nasabah kepada pemilik barang (produsen) tanpa melalui bank syariah. Dengan demikian praktik ijārah yang terjadi pada aktivitas perbankan syariah secara teknis merupakan perubahan cara pembayaran sewa dari tunai di muka (bank dengan pemilik barang) menjadi angsuran (bank dengan nasabah) dan/atau pengunduran periode waktu pembayaran (disesuaikan dengan kemampuan nasabah) atas biaya sewa yang telah dibayarkan di muka (untuk bank). 1 Berikut adalah gambaran dari pembiayaan ijārah: 1. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan ijārah kepada bank syariah. hlm. 223 1 Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. 2008. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

53 2. Bank membeli/menyewa obyek ijārah yang dibutuhkan nasabah dari pemasok/penjual/pemilik. 3. Setelah itu nasabah dan bank melakukan kontrak/kesepakatan, menentukan harga sewa dan jangka waktunya. 4. Bank mengirim obyek ijārah kepada nasabah sesuai dengan yang telah ditentukan dalam kontrak. Setelah periode ijārah berakhir, nasabah mengembalikan obyek ijārah kepada bank. 5. a). Pada kasus jika bank dalam memperoleh obyek ijarah lewat pembelian (al bai wal ijārah), setelah periode ijārah berakhir, maka hak milik ada pada bank dan dapat disewakan lagi. b). Pada kasus jika bank dalam memperoleh obyek ijārah lewat sewa (sejajar al- ijārah wal ijārah), setelah periode ijārah berakhir, maka bank harus mengembalikan obyek ijārah kepada pemasok/penjual/pemilik. 2 Tidak jauh berbeda dengan penjelasan di atas, pembiayaan haji yang diluncurkan oleh BNI Syariah Pekalongan merupakan kegiatan menalangi dana untuk mendapatkan seat porsi haji di Kementerian Agama bagi nasabah yang belum memiliki kemampuan dana untuk mendaftar sebagai calon jama ah haji. Dalam pembiayaan ini biasanya pihak bank sudah bekerja sama dengan Kementerian Agama sebagai suplier/pihak yang mengurusi perjalanan haji. 2 Adiwarman A. Karim. Islamic Banking: Fiqh and Financial Analysis. Edisi 3, cet. 1. 2005. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm. 144

54 Bagi calon nasabah pembiayaan haji yang ingin mengajukan pembiayaan, pertama-tama nasabah dijelaskan tentang syarat-syarat dan prosedur pengajuan pembiayaan oleh bank. Jika calon nasabah setuju untuk melanjutkan permohonan pembiayaan tersebut, maka bank akan meminta calon nasabah untuk melengkapi persyaratan-persyaratan itu sekaligus melakukan survey kepada calon nasabah. Setelah data permohonan di-input lalu diajukan kepada pemutus dan dianalisis, barulah ditentukan diterima atau tidaknya. Jika diterima, bank akan memberikan pembiayaan atas jasa pemberangkatan haji. Jika ditolak, maka pihak bank akan menolak permohonan pembiayaan tersebut dengan perkataan yang baik dan sopan. Dalam hal ini akad yang digunakan adalah akad ijārah, yaitu akad pemindahan hak guna atas jasa, melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang/jasa itu sendiri. 3 Dalam hal ini bank bertindak sebagai pemberi jasa (Mu ajir) dan nasabah sebagai pengguna jasa (Musta jir). Obyek yang disewakan (Ma jur) berupa jasa pengurusan biaya perjalanan haji berupa nomor-nomor antrian serta adanya upah/ujrah. Pada hakikatnya pembiayaan talangan haji adalah pinjaman (qard) dari bank syariah kepada nasabah untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh kursi (seat) haji pada saat pelunasan BPIH (Biaya Perjalanan 3 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hlm. 117

55 Ibadah Haji). Dana talangan ini dijamin dengan deposit yang dimiliki nasabah. Kemudian nasabah wajib mengembalikan sejumlah uang yang dipinjam itu dalam jangka waktu tertentu. Atas jasa peminjaman dana talangan ini, bank syariah memperoleh imbalan (fee/ujrah) yang besarnya tak didasarkan pada jumlah dana yang dipinjamkan. Dasar fikihnya adalah akad qard wal ijārah, sesuai Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 tanggal 26 Juni 2002 tentang biaya pengurusan haji oleh LKS (lembaga keuangan syariah). Jadi akad qard wal ijārah adalah gabungan dua akad, yaitu akad qard (pinjaman) dengan akad ijārah (jasa). Menurut Ustad Ahmad Ahidin, akad qard wal ijārah tidak sah menjadi dasar pembiayaan talangan haji, karena dalil yang digunakan tidak sesuai untuk membolehkan akad qard wal ijārah. Sebab dalil yang ada hanya membolehkan qard dan ijārah secara terpisah. Tak ada satupun dalil yang membolehkan qard dan ijārah secara bersamaan dalam satu akad. 4 Selanjutnya dalam akad qard wal ijārah, obyek akadnya adalah jasa qard dengan mensyaratkan tambahan imbalan. Itu tidak boleh, sebab setiap qard (pinjaman) yang mensyaratkan tambahan adalah riba, meski besarnya tak didasarkan pada jumlah dana yang dipinjamkan. Kaidah fikih menyebutkan : Kullu qardin syaraţa fīhi an yazidahū fahuwa haram 4 http://www.jurnalhaji.com/category/konsultasi-haji-umrah. tanggal 21 September 2011, 11:23

56 bigairi khilaf yang artinya setiap pinjaman yang mensyaratkan tambahan hukumnya haram tanpa ada perbedaan pendapat. 5 Berdasarkan pemaparan di atas, penulis berasumsi bahwa pembiayaan haji merupakan pemberian pinjaman talangan dana oleh bank kepada nasabah untuk bisa mendapatkan seat porsi haji di Kementerian Agama, dalam hal ini akad yang sebenarnya digunakan adalah akad pinjaman (qard). Sedangkan untuk pengurusan ibadah haji yang dilakukan oleh bank syariah menggunakan akad ijārah dimana bank akan mengharapkan imbalan atas jasa pengurusan tersebut. Dan biaya atas jasa pengurusan ibadah haji tersebut tidak ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman yang diberikan akan tetapi bersifat pasti, karena bank juga merupakan unit usaha yang membutuhkan biaya untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Penulis sependapat dengan Ustad Ahmad Ahidin bahwa penggunaan dua akad sekaligus dalam satu transaksi itu tidak boleh, seharusnya transaksi itu dibuat terpisah yaitu akad pinjaman (qard) yang pengembaliannya dilakukan tanpa adanya imbalan, nasabah hanya dikenakan biaya administrasi dan materai. Selanjutnya pengurusan ibadah haji nasabah tersebut dilakukan oleh bank menggunakan akad ijārah, di mana bank akan mendapatkan imbalan atas jasa pengurusan ibadah haji tersebut. 5 M. Sa id Burnu, Mausu ah al-qawa id al-fiqhiyah, 8/484

57 B. Analisis Pembiayaan dan Model Penghitungan Ujrah dalam BNI ib Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan 1. Analisis Penerimaan Permohonan Pembiayaan Haji BNI Syariah Cabang Pekalongan dalam memberikan pembiayaan haji, terlebih dahulu pihak bank menyeleksi nasabah dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Analisis yang digunakan oleh BNI Syariah adalah analisis 5 C yaitu : 6 a) Character, yaitu keadaan watak/sifat dari calon penerima pembiayaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Untuk mengetahui karakter calon penerima pembiayaan, maka dilakukan wawancara. Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat diketahui karakter calon penerima pembiayaan. b) Capital, merupakan modal atau penghasilan yang dimiliki ataupun yang diterima oleh calon penerima pembiayaan. c) Capacity, merupakan kapasitas calon penerima pembiayaan (pengusaha) dalam mengelola modal untuk dapat menghasilkan laba dalam memenuhi kewajibannya. d) Collateral, merupakan jaminan untuk menjamin kelangsungan pembayaran angsuran. Dalam pembiayaan haji, bank tidak membutuhkan jaminan karena dana tidak diterima oleh nasabah 6 Data hasil wawancara dengan bapak Priagung Budihantoro, Asisten Pemasaran bagian pembiayaan di BNI Syariah Pekalongan, tanggal 21 September 2011 pukul 11:15

58 akan tetapi dibayarkan langsung kepada Kementerian Agama. Jadi apabila nasabah membatalkan kontraknya, maka bank secara otomatis akan menarik dana yang sudah masuk ke Kementerian Agama tersebut dan mengembalikan sisanya kepada nasabah setelah dipotong dengan biaya administrasi dan operasional. e) Condition of Economy, merupakan situasi kondisi politik, sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan atau tempat calon penerima pembiayaan bekerja. Yang sangat diperhatikan dalam analisis 5 C adalah karakter, bila calon penerima pembiayaan dianggap memiliki karakter yang buruk walaupun mempunyai penghasilan yang cukup maka permohonan pembiayaan akan ditolak. Berikut adalah tabel simulasi angsuran BNI ib Pembiayan Haji beserta syarat-syarat pengajuan pembiayaan, 1. Skim angsuran ujrah+pokok Maksimum Jangka Waktu (Tahun) 1 2 3 4 5 5.000.000 487.500 279.500 209.722 175.000 154.167 6.000.000 570.833 320.833 237.500 195.833 170.833 7.000.000 654.167 362.500 265.278 216.667 187.500 8.000.000 737.500 404.167 293.056 237.500 204.167 9.000.000 820.833 445.833 320.833 258.333 220.833 10.000.000 904.167 487.500 348.611 279.167 237.500 11.000.000 1.022.917 564.583 411.806 335.417 289.583 12.000.000 1.106.250 606.250 439.583 356.250 306.250 13.000.000 1.189.583 647.917 467.361 377.083 322.917 14.000.000 1.272.917 689.583 495.139 397.917 339.583

59 15.000.000 1.356.250 731.250 522.917 418.750 356.250 16.000.000 1.475.000 808.333 586.111 475.000 408.333 17.000.000 1.558.333 850.000 613.889 495.833 425.000 18.000.000 1.641.667 891.667 641.667 516.667 441.667 19.000.000 1.725.000 933.333 669.444 537.500 458.333 20.000.000 1.808.333 975.000 697.222 558.333 475.000 21.000.000 1.918.229 1.043.229 751.563 605.729 518.229 22.000.000 2.001.563 1.084.896 779.340 626.563 534.896 23.000.000 2.084.896 1.126.563 807.118 647.396 551.563 23.750.000 2.147.396 1.157.813 827.951 663.021 564.063 Tabel 4.1 Simulasi angsuran BNI ib Pembiayaan Haji skim angsuran ujrah+pokok Syarat-syarat pengajuan pembiayaan : 1. Fotocopy KTP (Suami/Istri), KK, Surat Nikah 2. Fotocopy SK Awal dan SK Akhir (untuk pegawai/pns) 3. Slip gaji (Karyawan/PNS) 4. PNS/Karyawan : Pada saat pensiun, pinjaman sudah harus lunas 5. Surat Ijin Usaha (untuk Pengusaha/Profesi) Syarat khusus : Biaya : 1. Potongan maksimal 40% dari gaji 2. Uang muka minimal 5% dari seat porsi Haji 1. Administrasi maksimal Rp. 100.000,- 2. Materai 2. Skim angsuran ujrah Maksimum Jangka Waktu (Tahun) 1 2 3 4 5 5.000.000 37.500 39.583 41.667 41.667 41.667 6.000.000 45.000 47.500 50.000 50.000 50.000

60 7.000.000 52.500 55.417 58.333 58.333 58.333 8.000.000 60.000 63.333 66.667 66.667 66.667 9.000.000 67.500 71.250 75.000 75.000 75.000 10.000.000 75.000 79.167 83.333 83.333 83.333 11.000.000 82.500 87.183 91.667 91.667 91.667 12.000.000 90.000 95.000 100.000 100.000 100.000 13.000.000 97.500 102.917 108.333 108.333 108.333 14.000.000 105.000 110.833 116.667 116.667 116.667 15.000.000 112.500 118.750 125.000 125.000 125.000 16.000.000 120.000 126.667 133.333 133.333 133.333 17.000.000 127.500 134.583 141.667 141.667 141.667 18.000.000 135.000 142.500 150.000 150.000 150.000 19.000.000 142.500 150.417 158.333 158.333 158.333 20.000.000 150.000 158.333 166.667 166.667 166.667 21.000.000 157.500 166.250 175.000 175.000 175.000 22.000.000 165.000 174.167 183.333 183.333 183.333 23.000.000 172.500 182.083 191.667 191.667 191.667 23.750.000 178.125 188.021 197.917 197.917 197.917 Tabel 4.2 Simulasi angsuran BNI ib Pembiayaan Haji skim angsuran ujrah Syarat-syarat pengajuan pembiayaan : 1. Fotocopy KTP (Suami/Istri), KK, Surat Nikah 2. Fotocopy SK Awal dan SK Akhir (untuk pegawai/pns) 3. Slip gaji (Karyawan/PNS) 4. PNS/Karyawan : Pada saat pensiun, pinjaman sudah harus lunas 5. Surat Ijin Usaha (untuk Pengusaha/Profesi) Syarat khusus : 1. Potongan maksimal 40% dari gaji 2. Uang muka minimal 20% dari seat porsi Haji 3. Pada saat jatuh tempo harus melunasi pokok Biaya :

61 1. Administrasi maksimal Rp. 100.000,- 2. Materai 3. Pengelolaan Rekening Pembiayaan THI (Tabungan Haji Indonesia) Rp. 2.500,- Setelah analisis dilakukan dan data di-input, maka data calon penerima pembiayaan akan diajukan ke pemutus apakah permohonan pembiayaan itu akan diterima atau ditolak. Pada pembiayaan haji di BNI Syariah cabang Pekalongan yang telah diluncurkan sejak tahun 2008, tercatat nasabah yang mengajukan pembiayaan haji mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah nasabah yang telah disetujui dalam pengajuan pembiayaan haji dari bulan Juni sampai Desember tahun 2010 tercatat sampai 47 nasabah. Kemudian untuk tahun 2011 sampai sekarang sudah mencapai 218 nasabah dengan rincian sebagai berikut: 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 45 40 42 32 27 16 11 5 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Gambar 4.1 Grafik Nasabah Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan Tahun 2011. 7 7 Data diolah dari wawancara dengan Bapak Priagung Budihantoro selaku karyawan bagian pembiayaan BNI Syariah Cabang Pekalongan pada tanggal 21 September 2011

62 Dari garfik nasabah pembiayaan haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan diatas terbukti bahwa produk pembiayaan haji sangat diminati masyarakat kota Pekalongan. Berdasarkan data yang diperoleh, adanya uang muka (urbun) yang harus dibayar oleh calon nasabah pembiayaan, bank menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembiayaan, transaksi bebas riba, pembiayaan haji dilakukan dengan cara angsuran, ujrah dibayarkan sebagai biaya sewanya, hal ini sudah sesuai dengan akad pembiayaan ijārah. Bank sebagai pemilik dana dan jasa, nasabah pembiayaan sebagai penyewa, adanya jasa yang disewakan, adanya ujrah, dan adanya pernyataan (sighah) serah terima maka telah memenuhi rukun akad pembiayaan ijārah. Kedua belah pihak (Muajir dan Musta jir) cakap hukum dan tidak dalam keadaan terpaksa, manfaat atas jasa yang disewakan harus jelas dan diketahui oleh kedua belah pihak, kepemilikan aset/jasa tetap pada yang menyewakan, akad ijārah dihentikan pada saat aset/jasa yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa, upah atas jasa pengurusan haji tidak dapat dipakai sebagai patokan tingkat keuntungan, cara pelunasannya disebutkan dengan jelas, pernyataan serah terima (ijab qabul) jelas dengan menyebutkan spesifik pihak-pihak yang berakad, hal ini sesuai dengan syarat akad pembiayaan ijārah.

63 2. Model Penghitungan Ujrah dalam BNI ib Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan mempunyai dua macam penghitungan ujrah. 1. Menggunakan skim angsuran ujrah+pokok dengan sistem anuitas yaitu pembayaran ujrah+pokok dibayarkan teratur setiap bulan dengan nilai angsuran tetap, akan tetapi dalam perhitungannya besarnya ujrah dan pokok akan berbeda setiap bulannya dan biasanya angsuran ujrah di awal lebih besar dan nilanya akan terus menurun hingga nilai ujrah-nya kecil di akhir periode, sedangkan nilai angsuran pokoknya makin lama makin besar hingga lunas. Jadi angsuran pokoknya akan selesai/lunas pada saat periode berakhir. Apabila nasabah melunasi semua pinjamannya, maka tidak akan dikenakan biaya ujrah untuk bulan-bulan selanjutnya, hanya membayar sisa pinjaman pokoknya saja. Ujrah hanya dikenakan sampai pada saat bulan pelunasan (bulan di mana nasabah melunasi semua pinjaman pokoknya). 8 Penghitungan ujrah ini menggunakan sistem anuitas, karena dalam penghitungan ini bank lebih menekankan untuk mengambil keuntungannya lebih dulu daripada pelunasan pokoknya. Sehingga nilai keuntungan bank lebih dulu/cepat diambil oleh bank daripada nilai pokok yang dipinjamkan. 8 Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 172

64 Contoh : Pada tanggal 21 September 2011, pak Yusuf mengajukan permohonan pembiayaan Haji (dengan anggapan nilai seat porsi haji Rp. 25 juta) di BNI Syariah Pekalongan. Setelah bank melakukan penilaian terhadap permohonan tersebut dan permohonan tersebut diterima. Kemudian pak Yusuf diperlihatkan tabel simulasi angsurannya, dan pak Yusuf membayarkan uang muka/urbun sebesar Rp. 20 juta kepada bank. Beliau memiliki kesanggupan untuk mengangsur selama satu tahun (12 bulan). Bank melakukan kesepakatan kepada pak Yusuf untuk memilih skim angsurannya, mau menggunakan skim angsuran ujrah+pokok atau skim angsuran ujrah. Kemudian pak Yusuf memilih yang skim angsuran ujrah+pokok. Pak Yusuf sanggup dan akan mengangsur ujrah+pokok per bulannya sebesar Rp. 487.500,- kepada BNI Syariah Pekalongan. Maka penghitungannya adalah sebagai berikut : Nilai seat porsi Haji : Rp. 25.000.000,- Uang muka/urbun : Rp. 20.000.000,- Nilai pembiayaan : Rp. 5.000.000,- Ujrah+pokok : Rp. 487.500,- (per bulan) Angsuran ujrah dan pokoknya dapat dilihat pada tabel 4.3. Berikut adalah tabel contoh penghitungan dengan menggunakan skim angsuran ujrah+pokok berdasarkan nilai anuitas:

65 Anuitas ujrah sekitar 30% untuk jangka waktu satu tahun (12 bulan) Outstanding pokok ujrah angsuran 1 5.000.000 362.500 125.000 487.500 2 4.637.500 371.563 115.938 487.500 3 4.265.938 380.852 106.648 487.500 4 3.885.086 390.373 97.127 487.500 5 3.494.713 400.132 87.368 487.500 6 3.094.581 410.135 77.365 487.500 7 2.684.445 420.389 67.111 487.500 8 2.264.057 430.899 56.601 487.500 9 1.833.158 441.671 45.829 487.500 10 1.391.487 452.713 34.787 487.500 11 938.774 464.031 23.469 487.500 12 474.743 475.631 11.869 487.500 5.000.888 849.112 5.850.000 Tabel 4.3 Simulasi penghitungan skim angsuran ujrah+pokok untuk jangka waktu 1 tahun dengan nilai anuitas ujrah sekitar 30% Anuitas ujrah sekitar 29,9% untuk jangka waktu dua tahun (24 bulan) Outstanding pokok ujrah angsuran 1 5.000.000 154.584 124.583 279.167 2 4.845.416 158.435 120.732 279.167 3 4.686.981 162.383 116.784 279.167 4 4.524.598 166.429 112.738 279.167 5 4.358.169 170.576 108.591 279.167 6 4.187.593 174.826 104.341 279.167 7 4.012.767 179.182 99.985 279.167 8 3.833.584 183.647 95.520 279.167 9 3.649.938 188.223 90.944 279.167 10 3.461.715 192.913 86.254 279.167 11 3.268.802 197.719 81.448 279.167 12 3.071.083 202.646 76.521 279.167 13 2.868.437 207.695 71.472 279.167 14 2.660.742 212.870 66.297 279.167 15 2.447.872 218.174 60.993 279.167

66 16 2.229.698 223.610 55.557 279.167 17 2.006.087 229.182 49.985 279.167 18 1.776.905 234.892 44.275 279.167 19 1.542.013 240.745 38.422 279.167 20 1.301.268 246.744 32.423 279.167 21 1.054.524 252.892 26.275 279.167 22 801.632 259.193 19.974 279.167 23 542.439 265.651 13.516 279.167 24 276.788 272.270 6.897 279.167 4.995.483 1.704.525 6.700.008 Tabel 4.4 Simulasi penghitungan skim angsuran ujrah+pokok untuk jangka waktu 2 tahun dengan nilai anuitas sekitar 29,9% Anuitas ujrah sekitar 27,5% untuk jangka waktu lima tahun (60 bulan) Outstanding pokok ujrah angsuran 1 5.000.000 39.584 114.583 154.167 2 4.960.416 40.491 113.676 154.167 3 4.919.926 41.419 112.748 154.167 4 4.878.507 42.368 111.799 154.167 5 4.836.139 43.339 110.828 154.167 6 4.792.800 44.332 109.835 154.167 7 4.748.468 45.348 108.819 154.167 8 4.703.120 46.387 107.780 154.167 9 4.656.733 47.450 106.717 154.167 10 4.609.283 48.538 105.629 154.167 11 4.560.745 49.650 104.517 154.167 12 4.511.095 50.788 103.379 154.167 13 4.460.308 51.952 102.215 154.167 14 4.408.356 53.142 101.025 154.167 15 4.355.214 54.360 99.807 154.167 16 4.300.854 55.606 98.561 154.167 17 4.245.248 56.880 97.287 154.167 18 4.188.368 58.184 95.983 154.167 19 4.130.184 59.517 94.650 154.167 20 4.070.667 60.881 93.286 154.167 21 4.009.787 62.276 91.891 154.167 22 3.947.510 63.703 90.464 154.167 23 3.883.807 65.163 89.004 154.167

67 24 3.818.644 66.656 87.511 154.167 25 3.751.988 68.184 85.983 154.167 26 3.683.804 69.746 84.421 154.167 27 3.614.057 71.345 82.822 154.167 28 3.542.712 72.980 81.187 154.167 29 3.469.733 74.652 79.515 154.167 30 3.395.080 76.363 77.804 154.167 31 3.318.717 78.113 76.054 154.167 32 3.240.604 79.903 74.264 154.167 33 3.160.701 81.734 72.433 154.167 34 3.078.967 83.607 70.560 154.167 35 2.995.359 85.523 68.644 154.167 36 2.909.836 87.483 66.684 154.167 37 2.822.353 89.488 64.679 154.167 38 2.732.865 91.539 62.628 154.167 39 2.641.326 93.637 60.530 154.167 40 2.547.689 95.782 58.385 154.167 41 2.451.907 97.977 56.190 154.167 42 2.353.929 100.223 53.944 154.167 43 2.253.707 102.520 51.647 154.167 44 2.151.187 104.869 49.298 154.167 45 2.046.318 107.272 46.895 154.167 46 1.939.046 109.731 44.436 154.167 47 1.829.315 112.245 41.922 154.167 48 1.717.070 114.817 39.350 154.167 49 1.602.253 117.449 36.718 154.167 50 1.484.804 120.140 34.027 154.167 51 1.364.664 122.893 31.274 154.167 52 1.241.770 125.710 28.457 154.167 53 1.116.061 128.591 25.576 154.167 54 987.470 131.537 22.630 154.167 55 855.932 134.552 19.615 154.167 56 721.381 137.635 16.532 154.167 57 583.745 140.790 13.377 154.167 58 442.956 144.016 10.151 154.167 59 298.940 147.316 6.851 154.167 60 151.623 150.692 3.475 154.167 4.999.069 4.250.951 9.250.020 Tabel 4.5 Simulasi penghitungan skim angsuran ujrah+pokok untuk jangka waktu 5 tahun dengan nilai anuitas ujrah sekitar 27,5%

68 2. Menggunakan skim angsuran ujrah yaitu pembayaran ujrah dilakukan setiap bulan sedangkan pelunasan pinjaman pokoknya diakhir periode atau bisa juga dilunasi seluruhnya di pertengahan periode. Contoh : Pada tanggal 21 September 2011, pak Andi tertarik dengan produk pembiayaan haji di BNI Syariah Pekalongan. Akhirnya beliau berminat dan mengajukan permohonan pembiayaan haji di BNI Syariah Pekalongan. Setelah permohonan itu dianalisis dan permohonan tersebut diterima. Bank juga telah menawarkan pilihan sistem angsurannya, dan pak Andi berminat pada sistem angsuran ujrah. Akhirnya pak Andi membayar uang muka/urbun sebesar Rp. 5 juta dan jangka waktu pelunasannya adalah lima tahun. Pak Andi sanggup dan akan mengangsur ujrah per bulannya sebesar Rp. 166.667,- dan pada saat jatuh tempo akan melunasi pinjaman pokoknya sebesar Rp. 20 juta kepada BNI Syariah Pekalongan. Maka penghitungannya adalah sebagai berikut : Nilai seat porsi haji : Rp. 25.000.000,- Uang muka/urbun : Rp. 5.000.000,- (20% dari seat porsi haji) Nilai Pembiayaan : Rp. 20.000.000,- Ujrah : Rp. 166.667,- (per bulan) Ujrah per tahun : 12 x Rp. 166.667,- : Rp. 2.000.004,- (per tahun)

69 Prosentase ujrah per tahun : x 100% : x 100% : 10% (per tahun) Ujrah selama 5 tahun : 60 x Rp. 166.667,- : Rp. 10.000.020,- (5 tahun) Prosentase ujrah 5 tahun : x 100% : x 100% : 50% (5 tahun) Pinjaman pokok masih tetap : Rp. 20.000.000,- (harus dilunasi pada saat jatuh tempo). Penghitungan ujrah dengan cara flate ataupun anuitas tidak dipermasalahkan dalam perbankan syariah, karena yang namanya penghitungan itu hanyalah alat/instrumen yang digunakan untuk mempermudah dalam kegiatan perbankan. 9 Cara penghitungan ujrah dalam pembiayaan haji di BNI Syariah Pekalongan menggunakan dua skim angsuran yang berbeda. Yang pertama menggunakan skim angsuran ujrah+pokok dan yang kedua menggunakan skim angsuran ujrah. 9 Adiwarman A. Karim, op.cit., hlm. 371

70 Menurut penulis pada skim angsuran ujrah+pokok, perhitungan ujrahnya berdasarkan sistem anuitas dan prosentase ujrahnya berbeda tiap tahunnya tergantung jangka waktu angsuran. Sedangkan pada skim angsuran ujrah, pembayaran ujrah dibayarkan tiap bulan (sifatnya flate) dan pelunasan pokok dibayarkan pada saat jatuh tempo, dengan batas waktu maksimal 5 tahun. Semakin besar jumlah pinjaman dan semakin lama jangka waktunya maka akan semakin besar pula biaya sewa (ujrah) yang akan dikenakan. Menurut penulis hal ini tidak sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 pada ketentuan umum poin empat, yaitu besar imbalan jasa al-ijārah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qard yang diberikan LKS kepada nasabah.