BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Sugiarto Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian pembiayaan Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang di berikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang di berikan pasti akan terbayar. Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan yang telah di terimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan. Menurut pasal 1 Ayat 25 UU RI Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istisna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh 11
2 12 e. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujarah, tanpa imbalan, atau bagi hasil Unsur-unsur pembiayaan Unsur-unsur pembiayaan dalam perbankan adalah sebagai berikut : a. Bank syariah Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak lain yang membutuhkan dana. b. Mitra Usaha Partner Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, atau pengguna dana yang di salurkan oleh bank syariah. c. Kepercayaan ( Trust ) Bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana bank syariah sesuai dengan jangka waktu yang telah di perjanjikan. d. Akad Merupakan suatu kontrak perjanjian yang dilakukan antara bank dengan nasabah. 1 Pasal 1 Ayat 25 UU No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
3 13 e. Risiko Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengundang resiko tidak kembali dana. f. Jangka waktu Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayarkan kembali pembiayaan yang telah diberikan bank syariah. g. Balas Jasa Sebagai balas jasa dana yang di salurkan oleh bank syariah, maka nasabah membayar sejumlah tertentu sesuai dengan akad yang telah disepakati antara bank dan nasabah. 3. Fungsi Pembiayaan Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain : a. Pembiayaan dapat meningktakan arus tukar-menukar barang dan jasa. b. Pembiayaan merupakan alat yang di pakai untuk memanfatkan ide fund. c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga. d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. 4. Manfaat Pembiayaan Beberapa manfaat pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada mitra usaha antara lain :
4 14 a. Manfaat pembiayaan bagi bank 1) Pembiayaan yang di berikan bank kepada nasabah mendapatkan balas jasa dengan berupa bagi hasil, margin sesuai dengan penjanjian. 2) Pembiayaan akan berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank. 3) Pemberian bembiayaan kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan produk bank syariah lain seperti produk dana dan jasa. 4) Kegiatan pembiayaan dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai untuk lebih memahami secara perinci aktivitas usaha para nasabah di berbagai sektor usaha. b. Manfaat pembiayaan bagi debitur 1) Meningkatkan usaha nasabah. 2) Biaya yang di perlukan dalam rangka mendapatkan pembiayaan dari bank syariah relatif murah, misalnya biaya provisi. 3) Nasabah dapat memilih berbagai macam pembiayaan berdasarkan akad yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. 4) Bank dapat memberikan fasilitas lain kepada nasabah seperti transfer dan sebagainya. 5) Jangka waktu pembiayaan sesuai dengan jenis pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam membayarkan kembali pembiayaan. c. Manfaat pembiayaan bagi pemerintah 1) Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.
5 15 2) Pembiayaan dapat di gunakan sebagai alat pengendali moneter. 3) Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. 4) Secara tidak lansung pembiayaan dapat meningkatkan pendapatan negara seperti pajak. d. Manfaat pembiayaan bagi masyarakat luas 1) Mengurangi tingkat pengangguran. 2) Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misalkan akuntan, notaris, asuransi. 3) Penyimpanan dana akan mendapatkan imbalan berupa bagi hasil lebih tinggi dari bank apabila keuntungan bank meningkat. 4) Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan seperti letter of kredit, transfer, kliring dan lainya. 5. Analisis pembiayaan Merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank syariah untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah di ajukan oleh calon nasabah. Dengan melalukan analisis permohonan pembiayaan, bank syariah akan memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan di biayai layak. Bank melakukan analisis pembiayaan dengan tujuan untuk mencegah secara dini kemungkinan terjadinya deoult oleh nasabah. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam mengambil keputusan untuk menyetujui menolak permohonan pembiayaan.
6 16 Analisis yang baik akan mmenghasilkan keputusan yang tepat. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai acuan bagi bank syariah untuk meyakini kelayakan atas permohonan pembiayaan nasabah. Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal dengan prinsip 5C dan analisis 6A. a. Analisis 5C 1) Character Menggambarkan watak dan kepribadian calon nasabah. Cara yang perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui character nasabah antara lain: a) BI Checking BI Checking dapat digunakan oleh bank untuk mengetahui dengan jelas calon nasabahnya, baik kualitas pembiayaan calon nasabah bila telah menjadi debitur bank lain. b) Informasi dari pihak lain. Dalam hal calon nasabah belum memiliki pinjaman di bank lain, maka cara yang efektif dengan meneliti nasabah melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasabah.
7 17 2) Capacity Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya setelah bank syariah memberikan pembiayaan. Bebepara cara yang dapat di tempuh dalam mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah antara lain : a) Melihat laporan keuangan b) Memeriksa Slip gaji dan rekening tabungan c) Survei ke lokasi usaha calon nasabah 3) Capital Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek pembiayaan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai. Cara yang di tempuh oleh bank untuk mengetahui capital antara lain : a) Laporan keuangan calon nasabah b) Uang Muka Maksudnya uang muka yang dibayarkan dalam memperoleh pembiayaan. 4) Collateral Merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan. Dalam hal nasabah tidak bisa melakukan pembayaran maka bank syariah dapat melakukan penjualan terhadap
8 18 agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagi sumber pembiayaan kedua untuk melunasi pembiayaan. 5) Conditio of economi Merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi. b. Analisis 6A Analisis 6A, artinya terdapat enam aspek yang perlu di lakukan analisis terhadap permohonan pembiayaan, yang terdiri dari : 1) Analisis aspek hukum Analisis aspek hukum perlu dilakukan oleh bank syariah untuk evaluasi terhadap legalitas calon nasabah. Dalam akad pembiayaan terdapat dua pihak yang berserikat, antara bank dan nasabah. 2) Analisis aspek pemasaran Aspek pemasaran merupakan aspek yang sangat penting untuk di analisis lebih mendalam karena hal ini berkaitan dengan aktivitas pemasaran produk calon nasabah. Bank syariah dapat mengetahui sejauh mana produk yang dihasilkan oleh calon nasabah bertahan dan bersaing di pasaran. Aspek pemasaran yang perlu di analisis, yaitu : a) Produk yang di pasarkan b) Pangsa pasar
9 19 c) Pesaing d) Strategi pemasaran 3) Analisis aspek teknis Merupakan analisis yang dilakukan bank syariah dengan tujuan untuk mengetahui fisik dan lingkungan usaha perusahaan calon nasabah serta proses produksi. Dengan menganalisis aspek teknis bank syariah dapat menyimpulkan apakah perusahaan ( calon nasabah ) menjalankan aktivitas produksi secara efisien. Analisis aspek teknis ini dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap : a) Lokasi pabrik Untuk mengetahui apakah lokasi pabrik berada di tempat yang aman sehingga muncul kemungkinan mengganggu lingkungan. b) Layout pabrik Adanya pemisahan antara gedung kantor, gedung pabrik dan gudang. c) Proses produksi Bank perlu mengetahui untuk satu unit produksi barang membutuhkan waktu berapa lama, sehingga bank dapat menentukan berapa kebutuhan modal kerja dalam satu siklus usaha. d) Ketersedian bahan baku e) Ketersediaan tenaga kerja dan kualitasnya.
10 20 4) Analisis aspek manajemen Yang perlu dilakukan penelitian dalam aspek manajemen antara lain : a) Struktur organisasi b) Job description c) Sistem dan prosedur d) Penataan sumberdaya manusia e) Pengalaman usaha f) Management skill 5) Analisis aspek keuangan Aspek keuangan diperlukan oleh bank untuk mengetahui kemampuan keuangan perusahaaan dalam memenuhi kewajibannya baik kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Instrumen yang perlu di analisis adalah liquiditas, solvability dan profitability. 6) Analisis aspek sosial ekonomi Analisis aspek sosial ekonomi antara lain meliputi : a) Dampak yang di timbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan b) Pengaruh perusahaan terhadap lapangan kerja c) Pengaruh perusahaan terhadap pendapatan negara d) Debitur melakukan kegiatan yang tidak bertentangan dengan kondisi lingkungan sekitar, sehingga aktivitas calon nasabah.
11 21 B. Pensiunan 1. Pengertian pensiunan Pengertian perusahan dana pensiunan secara umum dapat dikatakan merupakan perusahaan yang memunggut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiunan sesuai perjanjian. Artinya dana pensiunan dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan karyawan suatu perusahaan, kemudian menyebarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiunan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Selanjutnya pengertian pensiunan merupakan hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiunan atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan Tujuan Pensiunan Dewasa ini pelaksanaan program pensiunan atau harapan untuk memperoleh pensiun di hubungkan dengan berbagai tujuan. Masing-masing tujuan memiliki maksud tersendiri, baik dari penerima pensiunan maupun bagi penyelenggara pensiunan. Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelengarakan dana pensiunan bagi karyawannya adalah sebagai berikut : hal Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,(jakarta: PT. Rajagrafindo persada,2009),
12 22 a. Memberikan penghargaan kepada karyawannya yang telah mengabdi di perusaahan tersebut. b. Agar dimasa usia pensiunan karyawan tetap dapat menikmati hasil yang di peroleh setelah bekerja di perusahaannya. c. Memberikan rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat menurunkan turn over karyawan. d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. e. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiunan, manfaat yang diperoleh dengan adanya pensiunan adalah : a. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah masa pensiunan. b. Memberikaan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja. Selanjutnya bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiunan tujuan penyelengaraan dana pensiunan adalah : a. Mengelola dana pensiunan untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai kegiatan investasi. b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
13 23 3. Jenis-jenis Pensiunan Proses pelaksanaan pensiunan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Para penerima pensiunan dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jenis pensiunan ada sesuai dengan tujuan masing-masing. Jenis-jenis pensiunan yang ditawarkan dapat dilihat dari bebagai kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada. Secara umum jenis pensiunan yang dapat di pilih oleh karyawan yang akan menghadapi pensiunan antara lain : a. Pensiunan Normal. Yaitu pensiunan yang di berikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiunan seperti yang di tetapkan perusahaan. b. Pensiunan dipercepat Jenis pensiunan ini di berikan karna kondisi tertentu, misal karena ada pengurangan pegawai di perusahaan tersebut. c. Pensiunan ditunda Yaitu pensiunan yang diberikan kepada karyawan yang meminta pensiunan sendiri, namun usia pensiunan belum memenuhi untuk pensiunan. d. Pensiunan Cacat Yaitu pensiunan yang di berikan bukan karena usia, tetapi lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk di pekerjakan.
14 24 4. Akad-akad pensiunan Pembiayaan yang diberikan kepada pensiunan dalam rangka memberi kesempatan dan kemudahan memperoleh fasilitas pembiayaan untuk menjebatani kebutuhan para pensiunan dengan menggunakan murabahah dan ijarah. 3 Murabahah adalah jual beli dengan harga asal di tambah keuntungan yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah. Dalam hal ini bank menyebutkan harga barang kepada nasabah yang kemudian bank memberikan laba dalam jumlah tertentu sesuai dengan kesepakatan. 4 Ijarah adalah hak untuk memanfaatkan barang atau jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak guna ( manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian dalam ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. 5 3 Veni, Sales Assistant di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bukittinggi, wawancara langsung, 28 Maret Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.29 5 A diwarman A. Karim. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2014), h. 138
15 25 5. Rukun dan Syarat Murabahah dan Ijarah 1. Rukun dan syarat Murabahah Rukun jual beli menurut mazhab hanafi adalah ijab dan qabul yang menunjukan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang menepati kedudukan ijab dan qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan cara dua harta milik, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Menurut jumhur ulama ada empat rukun dalam jual beli yaitu: a. Orang yang menjual. b. Orang yang membeli. c. Sighat. d. Barang atau sesuatu yang diakadkan. 6 Syarat-syarat yang harus ada dalam setiap transaksi pembiayaan murabahah yaitu: a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian) Pembelian kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat-syarat transaksi jual beli. 6 Bagya Agung Prabowo, Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah pada perbankan syariah.(uii Press Yogyakarta IKAPI, 2012), h. 31
16 26 b. Mengetahui besarnya keuntungan Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (Isaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli. 7 c. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. d. Kontrak harus bebas dari riba Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan,sedangkan tambahan terdapat harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungannya. e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara ( rukun yang diterapkan ) Apabila transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah. Karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak ditetapkan. 8 7 Ibid, h.32 8 Ibid
17 27 2. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun dari ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: a. Penyewa ( musta jir ) b. Pemberi sewa ( muajjir ) c. Obye sewa ( ma jur ) d. Harga sewa ( ujrah ) e. Manfaat sewa ( munfaah ) f. Ijab dan qabul ( sighat ) Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hukum-hukum syariah terpenuhi, yaitu: a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. b. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab atas pemiliharaannya sehingga aset tersebut dapat memberi manfaat kepada penyewa. c. Ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, ijarah masih akan tetap berlaku.
18 28 d. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila aset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir. 9 C. Landasan Hukum Murabahah dan Ijarah 1. Landasan hukum murabahah a. Landasan syariah 1). QS. An Nissa :29 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ( An-nissa: 29 ) 10 2). Al Hadist Dari Suhaib Ar Rumi r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan jual beli secara tangguh mugaradhah ( mudharabah ), dan campuran gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (H.R Ibnu Majah). 11 b. Landasan hukun perbankan syariah 9 Ascarya, akad dan produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2008). h Ikatan Bankir Syariah. Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2014), h Muhammad Syafi i Antoni, Bank Syariah Suatu Umum, (Tazkia Institute.1999), h. 146
19 29 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04 DSN/MUI/IV/2000 tentang murabahah. 12 Menimbang, mengingat, memperhatikan: memutuskan, menetapkan: Fatwa tentang pembiayaan Murabahah 1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 3) Barang yang diperjual belikan tidak di haramkan. 4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah. 5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian. 6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah. 2. Landasan hukum ijarah a. Landasan syariah 1) Al-quran Artinya: dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah: 233) 13 h Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika. 2008). H Muhammad Syafi I Antoni,Bank Syariah Dari Teori ke Prakek, (Jakarta: Gema Insani,2011).
20 30 2) Al-Hadis Riwayat Abu Daud dan sa d Ibn Waqqash: kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya, maka rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak Ikatan Bankir Syariah, h. 30
BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli
BAB II LANDASAN TEORI A. Promosi 1. Pengertian Promosi Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan dan bersepakatan tujuan antara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok
BAB II LANDASAN TEORI A. Murabahah 1. Pengertian Murabahah Murabahah berasal dari kata ribhun yang artinya keuntungan. Murabahah adalah jual beli barang harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
Lebih terperinciMURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI
22 BAB II MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI A. Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Terdapat beberapa muraba>h}ah pengertian tentang yang diuraikan dalam beberapa literatur, antara lain: a. Muraba>h}ah adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pensiun 1. Pengertian Pensiun Dana pensiun adalah sekumpulan aset yang dikelola dan dijalankan oleh suatu lembaga untuk menghasilkan suatu manfaat pensiun, yaitu suatu pembayaran
Lebih terperinciPengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
Pengertian ADALAH jual beli barang pda harga asal dengan tembahan keuntungan yanng disepakati. Dalam istilah teknis perbankan syari ah murabahah ini diartikan sebagai suatu perjanjian yang disepakati antara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang
BAB II DASAR TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang operasional dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi data pendukung dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah suatu pandangan atau cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka tidak ada satu pun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Take Over 1. Pengertian Take Over Take over menurut fatwa DSN-MUI adalah pemindahan hutang nasabah dari bank / lembaga keuangan konvensional ke bank / lembaga keuangan syariah,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000
48 BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000 A. Analisis praktik pembiayaan murabahah di BMT El Labana Ngaliyan Semarang Dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Nasabah Nasabah adalah aset atau kekayaan utama perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang mengatakan pelanggan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. secara dini indeksi-indeksi penyimpangan (deviation) dari kesepakatan
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sistim Maintain 1. Pengertian Sistim Maintain Sistim maintain atau disebut juga pengawasan pembiayaan merupakan usaha untuk mengetahui dan menyusun strategi perbaikan secara
Lebih terperinciBAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah
Lebih terperinciBAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur
Lebih terperinciBAB II Landasan Teori
BAB II Landasan Teori A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan adalah bentuk kata lain dari kredit. Secara etimologi istilah kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti kepercayaan. Dalam Kamus
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Murabahah Kontribusi dari Administrator Saturday, 15 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis
Lebih terperinciRESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH
BAB IV ANALISIS APLIKASI PENGAJUAN PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DAN RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BPR SYARIAH JABAL NUR SURABAYA A. Aplikasi Pengajuan Pembiayaan Mura>bah}ah di BPR Syariah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH A. PENGERTIAN PEMBIAYAAN Dalam kamus perbankan konsep yang dimaksud biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA
51 BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA A. Aplikasi Pemberian Upah Tanpa Kontrak Di UD. Samudera Pratama Surabaya. Perjanjian (kontrak) adalah suatu peristiwa
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin
45 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin Akad musyārakah ada beberapa prosedur yang
Lebih terperinciBAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN
52 BAB IV IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN A. Analisis Penerapan Akad Ijārah dalam BNI ib Pembiayaan Haji di BNI Syariah Cabang Pekalongan Secara umum
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Implementasi Ijārah Jasa Simpan di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya
Lebih terperinciBAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH
BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH A. Pengertian Murabahah 1. Secara Bahasa Secara bahasa murabahah mempunyai pengertian saling menguntungkan dapat dipahami bahwa keuntungan itu dimiliki oleh kedua pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan di Bank Syariah Pada bagian ini dipaparkan mengenai pengertian pembiayaan, dasar hukum pembiayaan, tujuan pembiayaan, jenis-jenis pembiayaan, dan klasifikasi pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a) Implementasi Akad Murabahah Di Indonesia, aplikasi jual beli murabahah pada perbankan syariah di dasarkan pada Keputusan Fatwa Dewan Syariah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Penulis ingin melakukan pembahasan dan penelitian terhadap pengaruh prinsip jual
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH
ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH (Sulhan PA Bengkulu) 1. Perbankan Syari ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari ah dan Unit Usaha
Lebih terperinci2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di
No.148, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Bank. Perkreditan. Pembiayaan. Kebijakan. Penyusunan dan Pelaksanaan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Sehubungan dengan hal tersebut sudah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA
59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA Lembaga-lembaga keuangan muncul karena tuntutan obyek yang berlandaskan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deposito 1. Pengertian Deposito Secara umum, deposito diartikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle L/C Impor Syariah Kontribusi dari Administrator Sunday, 16 April 2006 Terakhir kali diperbaharui Saturday, 22 April 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa tinjauan pustaka terdahulu yang berhubungan dengan sistem screening nasabah pembiayaan yaitu Skripsi oleh Maulana Syam Idris
Lebih terperinciija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Murabahah 1. Definisi Murabahah BAB II LANDASAN TEORI Salah satu skim fiqih yang paling popular di gunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2017 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI DAERAH TERTENTU DI INDONESIA YANG TERKENA BENCANA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BANK 1. Pengertian Bank Pengertian Lembaga keuangan menurut Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 1967 menurut Martono, 2002:2 menyatakan bahwa Semua badan melalui kegiatan-kegiatannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Ijarah 1) Pengertian Ijarah Al- Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya adalah al- iwadh yang arti dalam bahasa indonesianya ialah ganti dan upah. 1 Secara
Lebih terperinciBAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo
BAB IV ANALISIS TERHADAP PERSAMAAN DAN PERBEDAAN APLIKASI PRODUK TALANGAN HAJI DI PT TABUNG HAJI UMRAH HANAN NUSANTARA SURABAYA DAN BMT SIDOGIRI SEPANJANG SIDOARJO A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk
Lebih terperinciBAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al
48 BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al Qardh Pada dasarnya ijab qabul harus dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening
Lebih terperinci2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.151, 2017 KEUANGAN OJK. Bank. Bencana Alam. Daerah Tertentu. Kredit. Pembiayaan. Perlakuan Khusus. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an. perkembangan syariah merupakan cita-cita para praktis ekonomi islam pada saat itu, sehingga pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan berdasarkan prinsip syari ah dalam praktiknya di lembaga perbankan syari ah telah membentuk sebuah sub sistem, sistem pembiayaan berdasarkan prinsip syari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus di penuhi, baik itu kebutuhan primer maupun sekunder yang harus dipenuhi setiap keluarga maupun individu untuk menjalankan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan
29 BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Monitoring 1. Pengertian Menurut kamus Oxford online, monitoring secara umum berarti pengawasan, pemantauan, pengamatan. 1 Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Sistem Menurut James A.Hall (2001:5), sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistemsubsistem
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perbankan di dunia semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan dunia. Perbankan mulai dikenal di Indonesia
Lebih terperinciNo. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA
No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO
BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO A. Analisis Perubahan Harga dalam Jual Beli Cabe dengan Sistem
Lebih terperinciMura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang
BAB II TINJAUAN TENTANG MURA>BAHAH,WADI AH, ISTISHNA A. Mura>bahah 1. Pengertian Mura>bahah Secara umum Mura>bahah diartikan sebagai akad jual beli barang dengan menyatakan tsaman (harga perolehan) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan ekonomi dan bisnis syariah atau bisnis islami telah diadopsi ke dalam kerangka besar kebijakan ekonomi di Indonesia dewasa ini. Hal tersebut dipelopori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, manusia secara naluri adalah makhluk yang senantiasa bergantung dan terikat serta saling membutuhkan kepada yang lain.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)
No.136, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/16/PBI/2008
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Teori tentang Pembiayaan Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan tujuan pembangunan nasional Indonesia untuk mencapai terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan demokrasi ekonomi, telah dikembangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.
Lebih terperinci4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D
DEWAN SYARI AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL NO: 31/DSN-MUI/VI/2002 Dewan Syari ah Nasional, setelah Tentang PENGALIHAN HUTANG Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa
Lebih terperinciHalal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle
Halal Guide.INFO Guide to Halal and Islamic Lifestyle Pembiayaan Multijasa Kontribusi dari Administrator Thursday, 18 May 2006 Terakhir kali diperbaharui Thursday, 18 May 2006 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur dan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh
BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH A. Pengertian Pembiayaan Murabahah 1. Pengertian Murabahah Salah satu skim Fiqh yang paling populer digunakan oleh perbankan syari ah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dunia perbankan dirasa semakin cepat dan pesat perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank baru bermunculan, bukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bank syari ah diwujudkan dengan pemberian pembiayaaan. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008, pembiayaan
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank setelah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu elemen yang vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bank berperan sebagai pihak Intermediasi antara kelompok yang berkelebihan
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kelangsungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil Koperasi syariah yang lebih dikenal dengan nama KJKS (Koperasi Jasa Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di Indonesia. Pada saat ini, lembaga keuangan tidak hanya melakukan kegiatan berupa pembiayaan investasi
Lebih terperinciRESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN
BAB IV ANALISIS PENENTUAN PEMBAYARAN MARGIN PADA PROSES RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik 1) Pengertian akad pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik berdasarkan undang-undang Berdasarkan penjelasan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.204, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Pasca Bencana Nasional. Permasalahan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4949) PERATURAN
Lebih terperinciRESCHEDULING DAN KOLEKTABILITAS
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH, RESCHEDULING DAN KOLEKTABILITAS A. Pembiayaan Mura>bah}ah 1. Definisi Pembiayaan Definisi pembiaayan dalam undang-undang perbankan Syariah nomor 21
Lebih terperinciAKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA
AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA David Irawan (06) A. PENDAHULUAN Menghadapi dunia global dewasa ini, kebutuhan hidup manusia semakin bervariatif, dimulai dari keinginan untuk memiliki kebutuhan pokok sehari-hari
Lebih terperinciElis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Secara bahasa Rahn berarti tetap dan lestari. Sering disebut Al Habsu artinya penahan. Ni matun rahinah artinya karunia yang tetap dan lestari. Secara teknis menahan salah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 39 /PBI/2008 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PENANGANAN KHUSUS PERMASALAHAN PERBANKAN PASCABENCANA NASIONAL DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS, PROVINSI
Lebih terperinciBAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota
BAB IV PRODUK SANTUNAN MUAWANAH BMT UGT SIDOGIRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KEPMEN NO 91 TAHUN 2004 (PETUNJUK KEGIATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH) 1. Analisis Produk Santunan Muawanah dan Asuransi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju, menyebabkan banyak bermunculan bank-bank yang menawarkan berbagai fasilitas layanan seperti menerima
Lebih terperinciBAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1
BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1 5.1. Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha lembaga
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH
62 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH A. Analisis Terhadap Operasionalisasi Produk Dirham Shield Dalam perekonomian di Indonesia
Lebih terperinciPorsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.
Bagi Hasil: Mudharabah Musyakarah SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity POOLING DANA Alhamdulillah... Pembiayaan/Jual Beli: Murabahah Angsuran Murabahan Sekaligus Sewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking
BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Kredit dan Pembiayaan 1. Kredit a. Pengertian Kredit Kredit berasal dari kata Italia, credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditur bahwa debiturnya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka
1 IBNU KHOLDUN (10220052) PENDAPAT TOKOH AGAMA TERHADAP UTANG PIUTANG PANENAN KOPI (Studi Kasus Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Pada akhir-akhir ini
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan salah satu aktivitas kehidupan manusia dan bahkan telah merasuki semua sendi kehidupan masyarakat modern. Dengan fenomena ini mustahil orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan perekonomian di Indonesia saat ini tidak bisa dipisahkan dari dunia perbankan. Apalagi bila dihubungkan dengan pembiayaan, maka aktivitas perekonomiannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki
Lebih terperinci