BAB III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bukit Gunung Sulah Kelurahan Gunung Sulah

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang analisis habitat monyet ekor panjang dilakukan di hutan Desa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU SEBAGAI UPAYA KONSERVASI REKREKAN (Presbytis fredericae)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2014 di Kawasan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Febuari 2015 di kanan

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

4 METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. endangered berdasarkan IUCN 2013, dengan ancaman utama kerusakan habitat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon.

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. ketiga di dunia setelah Brazil dan Zaire (FAO, 1991). Hutan tropis ini merupakan

Analisis Vegetasi Hutan Alam

III. METODE PENELTTIAN Tempat dan Waktu. Penelitian dilaksanakan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

IV. METODE PENELITIAN

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem


BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

PANDUAN PENGELOLAAN RIPARIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januarisampai dengan Februari

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sokokembang bagian dari Hutan Lindung Petungkriyono yang relatif masih

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

IV. METODE PENELITIAN

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul

3. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

12/29/2010. PEMODELAN SPASIAL KESESUAIAN HABITAT TAPIR (Tapirus indicus Desmarest 1819) DI RESORT BATANG SULITI- TAMAN NASIONAL KERINCI-SEBLAT

III. METODE PENELITIAN

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

111. METODOLOGI. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober tahun 2000 selama kurang lebih

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Lampung (Gambar 2).

3. METODE. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DKI Jakarta. Sumber : Samsoedin dan Waryono 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif dengan metode

3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

KONSERVASI SATWA LIAR

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) Jawa Tengah, difokuskan di lereng sebelah selatan Gunung Merbabu, yaitu di sekitar Blok Pandean dan Nglorokan, secara administrasi berada di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, dan secara Resort termasuk dalam wilayah kerja Resort Semuncar, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Kopeng Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan Inventarisasi hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa rekrekan ditemukan di kedua blok tersebut, hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Balai Taman Nasional Gunung di jumpai sebanyak 15 ekor, pada tahun 2012 hasil Inventarisasi Primata oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu di jumpai sebanyak 6 ekor dan pada tahun 2013 pada kegiatan Survei Pendahuluan Rencana Aksi Surili Jawa di jumpai sebanyak 6 ekor; serta hasil Survei Distribusi dan Populasi Surili Jawa oleh Kasih Putri dkk. pada bulan Mei 2013 di temukan sebanyak 5 ekor;. Menurut Satyatama (2008), dari empat buah jalur pendakian yang ada di TNGMb, yaitu Jalur Tekelan-Puncak, Cuntel-Puncak, Wekas-Puncak, dan selo-puncak yang berhasil diinventarisasi dan diinterpretasi, hanya pada jalur Selo -Puncak terjadi perjumpaan dengan Rekrekan. Lebih lanjut, menurut Haryoso (2011) dari hasil pengamatan di sekitar jalur Selo-Puncak, keberadaan rekrekan hanya dapat dijumpai pada blok Pandean dan Nglorokan. Lokasi penelitian berdasarkan peta kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu tersaji pada gambar 3. 29

Gambar 3 : Lokasi Penelitian berdasarkan peta kawasan TNGMb

31 B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 13 bulan, terhitung mulai Bulan Mei 2014 s/d Mei 2015 dengan rincian kegiatan pada Tabel 3 : Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian No 1 Uraian Kegiatan Penyusunan draf proposal Waktu (Bulan) 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 2 Penelitian pendahuluan 3 Pengajuan Proposal Penelitian 4 Seminar Proposal penelitian 5 Pengambilan data penelitian 6 Pengolahan data dan analisis data 7 Penyusunan draf hasil penelitian 8 Seminar hasil penelitian C. Tata Laksana Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini secara observasi, deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan gambaran umum habitat rekrekan (Presbytis fredericae)

32 2. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang menjadi objek penelitian ini adalah rekrekan dan vegetasi, sedangkan alat yang digunakan yaitu : Peta kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, peta topografi, dan citra satelit google earth untuk menentukan jumlah dan posisi unit sampling, Global Positioning System (GPS) untuk menentukan keberadaan rekrekan, Meteran untuk mengukur diameter pohon, kamera digital untuk merekam aktivitas penelitian, kompas untuk menentukan arah mata angin tally sheet untuk mencatat data lapangan. tambang plastik untuk menentukan jarak, teropong binokuler untuk mengamati rekrekan. temperatur untuk mengukur suhu, soiltester untuk mengukur ph dan kelembaban, serta thally sheet untuk mencatat data lapangan. 3. Populasi dan sampel penelitian Berdasarkan hasil inventarisasi terhadap rekrekan maka populasi rekrekan terjadi penurunan jumlah pada lokasi jalur pendakian Selo (blok Pandean), hasil Survei yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Balai Taman Nasional Gunung di jumpai sebanyak 15 ekor, pada tahun 2012 hasil Inventarisasi Primata oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu di jumpai sebanyak 6 ekor dan pada tahun 2013 pada kegiatan Survei Pendahuluan Rencana Aksi Surili Jawa di jumpai sebanyak 6 ekor; serta hasil Survei Distribusi dan Populasi Surili Jawa oleh Kasih Putri dkk. pada bulan Mei 2013 di temukan sebanyak 5 ekor. Sedangkan sampel penelitian adalah rekrekan (Prebytis fredericae) atau monyet yang berukuran antara 42-61cm dengan kepala bulat, hidung pesek, dan perut besar. Ekor umumnya lebih panjang dari pada tubuhnya. Monyet ini memiliki tungkai kecil dan ramping serta ekor lebih panjang dari ukuran kepala dan badannya, memiliki ketebalan ekor seragam dari pangkal hingga ujung, rambut yang menutupi tubuhnya cukup panjang dan tebal,

33 rambut di kepala membentuk jambul dan berujung runcing, alis meremang kaku mengarah ke depan (Napier dan Napier, 1967). 4. Variabel penelitian Variabel yang digunakan untuk vegetasi pada penelitian ini adalah secara kuantitatif dapat diukur melalui indeks nilai penting (INP), indeks ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting mengambarkan kedudukan suatu ekologis suatu jenis dalam komonitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif (DR), (Mueller-Dombois dan ellenberg, 1974; Soerianegara dan Indrawan, 2005),: dengan perhitungan sebagai berikut: a. Kerapatan = Jumlah Individu Suatu Jenis Luas Petak Ukur b. Kerapatan Relatif = Kerapatan suatu jenis x 100% Kerapatan Seluruh Jenis c. Frekuensi = Jumlah subpetak ditemukannya suatu jenis Jumlah seluruh subpetak pengamatan d. Frekuensi Relatif = Frekuensi suatu jenis x 100 % Frekwensi Seluruh Jenis e. Dominasi = Jumlah luas Bidang Dasarsatu jenis Luas areal sampel f. Dominasi Relatif = Dominasi satu jenis x 100 % Dominasi Seluruh jenis

34 5. Prosedur pengumpulan data Prosedur penelitian mengenai Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu sebagai upaya Konservasi Rekrekan (Presbytis fredericae) di Taman Nasional Gunung Merbabu dilakukan dengan menghimpun data primer dan data sekunder. Data primer yang dihimpun dari lapangan antara lain: a. Data rekrekan yang terdapat dalam lokasi penelitian b. Data kondisi vegetasi di Taman Nasional Gunung Merbabu, yang meliputi jumlah pohon dan tiang, jumlah tumbuhan pakan tingkat pohon dan tiang, luas bidang dasar tingkat pohon dan tiang, serta persentase penutupan tajuk. c. Data Abiotik terhadap populasi rekrekan di Taman Nasional Gunung Merbabu, meliputi : suhu, kelembaban, ketinggian tempat, kelerengan, jarak dari sungai (sumber air), jalan setapak ladang masyarakat, dan aktivitas manusia lainnya. d. Data quisioner tentang peran serta masyarakat terhadap rekrekan di Taman Nasional Gunung Merbabu Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: a. Data hasil penelitian sebelumnya atau hasil Inventarisasi terdahulu yang menggambarkan perjumpaan Rekrekan sebanyak 5 ekor di blok Pandean kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu. b. Peta kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu berupa peta penutupan vegetasi, peta kelerengan, peta ketinggian dan citra satelit google earth.

35 Prosedur pengambilan data secara primer dapat di uraikan sebagai berikut : a. Data rekrekan Pengambilan data primer terhadap rekrekan di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu dilakukan secara langsung dengan penghitungan langsung pada saat ada perjumpaan dengan rekrekan. Pengumpulan data rekrekan (Presbytis fredericae) dilakukan menggunakan Metode Kombinasi antara: Metode Garis Transek (Line Transect) dan Pengamatan Terkonsentrasi (Conncentration count). Rinaldi (1992) menyatakan bahwa metode ini digunakan untuk mengetahui struktur kelompok berupa ukuran dan komposisi suatu kelompok satwa dimana pengamatan atau pencatatan dilakukan secara langsung pada saat kelompok satwa sedang melakukan aktivitas. Kelebihan dari metode ini dibandingkan dengan metode-metode sensus lainya yaitu tidak perlu dilakukan pengamatan pada seluruh areal wilayah studi, namun hanya melakukan pengamatan pada lokasilokasi yang telah diketahui menjadi tempat berkumpulnya satwa, hal ini membuat peluang perjumpaan satwa yang tinggi, sehingga nilai ketelitian pengamatan juga tinggi serta tidak menyebabkan satwa mengalami stress atau trauma. Metode ini dilaksanakan secara bersama-sama dengan pengumpulan data vegetasi. Arah garis transek dan titik pengamatan ditentukan sama dengan arah dan titik dalam pengumpulan data vegetasi. Metode kombinasi dipilih agar dapat memperoleh data rekrekan (Presbytis fredericae) dengan peluang perjumpaan yang lebih tinggi. Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan, diperlukan observasi lapangan terlebih dahulu, secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, pelaksanaan observasi lapangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan inventarisasi rekrekan pada bulan mei 2013 dan inventarisasi surili bulan September tahun 2012, secara tidak

36 langsung dilakukan melalui studi literatur hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan tema. Hasil observasi menunjukan lokasi perjumpaan Rekrekan (Presbytis fredericae) paling sering terjadi pada lereng bagian Selatan Gunung Merbabu. Pengamatan perilaku Rekrekan (Presbytis fredericae) menggunakan metode Terkonsentrasi (Conncentration count), yaitu: pengamatan terhadap pola aktivitas satwa dalam kelompok atau subkelompok sebagai obyek pengamatan yang dicatat atau dipindai secara cepat. Metode ini memiliki kegunaan untuk mengetahui pola perilaku rekrekan. Pengumpulan data secara langsung dilakukan jika terjadi perjumpaan antara peneliti dengan obyek satwa liar yang diteliti. Untuk lebih jelasnya, bentuk Metode Garis Transek (Line Transect) terhadap rekrekan (Presbytis fredericae), seperti tersaji pada gambar 4. S 1 To P 1 P 2 P 3 P 4 Arah pengamatan S 2 Ta Gambar 4 : Transek Garis (Line Transect) Pengamatan Satwa Liar. Keterangan: T 0 T a = titik awal jalur pengamatan = titik akhir jalur pengamatan P (1;2) = posisi pengamat S (1;2) = posisi satwa liar

37 Pengamatan Terkonsentrasi (Conncentration count) dilakukan terkonsentrasi pada satu titik yang diduga sebagai tempat dengan perjumpaan satwa tinggi. Misalnya tempat tersedianya pakan, air untuk minum dan sebagainya. Data yang diambil meliputi nama jenis, jumlah individu, dan luasan lokasi pengamatan untuk menduga kepadatan populasi. b. Data kondisi vegetasi Prosedur pengambilan data khusnya vegatasi di Taman Nasional Gunung Merbabu berdasarkan tipe ekosistem yang ada. Tipe ekosistem yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu di klasifikasi menjadi 3 tipe ekosistem yaitu : tipe ekosistem pegunungam bawah (1.000 1.500 m dpl), tipe ekosistem pegunungam atas (1.500 2.400 m dpl) dan tipe ekosistem hutan pegunungan sub-alpin (2.400 3.000 m dpl). Sehingga lokasi penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe ekosistem yaitu : tipe ekosistem pegunungan bawah (1.000 1.500 m dpl) dan tipe ekosistem pegunungam atas (1.500 2.400 m dpl) Pengambilan data vegetasi difokuskan pada tingkat pohon dan tiang sebagai sumber makanan dan cover bagi rekrekan. Hal ini juga didasarkan atas karakteristik perilaku rekrekan yang pada aktivitas harian bersifat arboreal (sebagian besar pada strata pohon). Kategori pohon dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang mempunyai keliling batang lebih dari 62,8 cm atau diameter setinggi dada (dbh, 1,3 m dari permukaan tanah) lebih dari 20 cm, dan tiang adalah dengan keliling batang lebih dari 31,4 cm atau diameter setinggi dada antara 10-20 cm (Kusmana, 1997). Parameter yang dicari dalam pengukuran komponen biotik adalah struktur vegetasi, yang meliputi : jumlah tumbuhan tingkat pohon dan tiang, jumlah tumbuhan pakan tingkat pohon dan tiang, tinggi pohon dan tiang, diameter setinggi data (dbh), dan persentase

38 penutupan tajuk. Analisis Biotik (vegetasi) mengunakan metode jalur berpetak, seperti pada gambar 5 berikut ini 20x20 10 x 10 Arah pengamatan Keterangan : Gambar 5 : Petak Ukur Plot 10 m x 10 m : Perhitungan Tingkat Tiang 20 m x 20 m : Perhitungan Tingkat Pohon c. Data Abiotik terhadap rekrekan Prosedur pengambilan data abiotik terhadap populasi rekrekan dalam penelitian ini meliputi suhu, kelembaban, ketinggian tempat, kelerengan, jarak dari sungai dan jarak dari gangguan. Untuk mengukur ketinggian tempat pengamatan dan karakteristik jenis vegetasi yang mendukung aktivitas rekrekan digunakan GPS, suhu digunakan thermometer celcius sedangkan kelembaban dan ph digunakan Soiltaster d. Pengambilan data tentang presepsi masyarakat terhadap rekrekan Pengambilan data presepsi masyarakat berupa wawancara dan pengambilan data quisioner dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi dan budaya, serta persepsi masyarakat tentang potensi Rekrekan (Presbytis fredericae). Lingkup wilayahnya adalah desa sekitar kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merbabu, yaitu Desa Tarubatang Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali.

39 Pengambilan sampel masyarakat menggunakan metode purposive sampling dengan mempertimbangkan bahwa masyarakat yang menjadi sampel memiliki informasi yang diperlukan. Terutama informasi yang berkaitan dengan rekrekan dan kondisi habitat di Taman Nasional Gunung Merbabu, baik masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak terlibat langsung. Berdasarkan kondisi masyarakat di lokasi penelitian, maka dipilih sebanyak lima komponen masyarakat sebagai sampel, yaitu ; 1) Tokoh masyarakat; 2) Tokoh agama; 3) Aparat desa; 4) Kelompok pemuda, dan 5) masyarakat umum/petani. Jumlah sampel yang diambil pada point 1 sampai dengan 5 masing-masing 3 (tiga) orang. Teknik penelitian untuk memperoleh data primer mengenai peran serta masyarakat terhadap pengelolaan habitat rekrekan di Taman Nasional Gunung Merbabu adalah dengan cara wawancara terstruktur (Structure Interview) menggunakan pertanyaan terbuka. Artinya, pewawancara membuat daftar pertanyaan tertulis yang telah disediakan pilihan jawabannya, akan tetapi responden masih diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan lain yang sudah disediakan. Instrumen yang berupa daftar pertanyaan ini telah diujicobakan oleh peneliti sebelumnya (umar, 2009) sehingga wawancara dapat berjalan lancar dan runtut. 6. Prosedur Analisis data Analisis Data Vegetasi dengan metode Indeks Nilai Penting (INP), indeks ini digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas. Indeks Nilai Penting dihitung berdasarkan penjumlahan nilai Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Relatif (DR), (Mueller-Dombois dan ellenberg, 1974; Soerianegara dan Indrawan, 2005),

40 Indeks Nilai Penting (INP)(%) = KR+FR+DR Selanjunya dari hasil indeks nilai penting dihitung keanekaragaman jenis pada berbagai tipe habitat rekrekan, Indeks Keanekaragaman jenis dengan menggunakan rumus indeks Shannon-Wiener sebagai berikut : Keterangan: H = ni ni log N N H = indeks keanekaragaman Shannon-Weinner ni = jumlah individu setiap jenis ke-i N = jumlah individu seluruh jenis Untuk menentukan keanekaragaman Habitat Rekrekan digunakan klasifikasi nilai menurut Shannon-Wiener seperti tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi nilai Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener H > 3 Nilai H H 1 H 3 Kategori Menunjukan bahwa keanekaragaman spesies dikategorikan tinggi, Penyebaran jumlah individu tiap spesies tinggi dan kestabilan komunitas tinggi Menunjukkan bahwa keanekaraman spesies dikategorikan sedang, Penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang H < 1 Menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies dikategorikan sedikit atau rendah, Penyebaran jumlah individu tiap spesies rendah dan kestabilan komunitas rendah