BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. Kata kebudayaan berasal dari kata Sansakerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial dalam upaya berinteraksi dengan orang lain.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. hormat yang digunakan untuk membuat kata-kata menjadi lebih indah. Ciri dari

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).

BAB I PENDAHULUAN. 1992, Narrog: 2009). Hal ini berarti, setiap bahasa alami di dunia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. mengandung banyak pengetahuan didalamnya. Tidak jarang ditemui kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi (Sutedi:2003). Modalitas merupakan kata keterangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

BAB I PENDAHULUAN. Aizuchi sering digunakan ketika terjadi interaksi komunikasi,apabila seorang penutur

BAB I PENDAHULUAN. kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu (dianggap baik, indah, gagah berani,

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ERIZA MUTAQIN A

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia seringkali berinteraksi dan dalam berinteraksi manusia menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Chaer, 2007:32). Bahasa sebagai sarana komunikasi yang menjembatani interaksi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain dalam suatu masyarakat akan membentuk suatu sistem sosial. Sistem sosial yang dimaksud adalah suatu kultur bahasa unik, yang menjadi penanda khas bagi masyarakat tersebut, sekaligus membedakannya dari komunikasi masyarakat bahasa lain yang secara regional maupun kultur berbeda. Wujud bahasa dipergunakan biasanya dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang disebut sebagai faktor penentu, misalnya faktor siapa yang bertutur dan siapa lawan tutur, apa tujuan tuturan, masalah apa yang dituturkan, situasi penutur pada saat bertutur, serta bagaimana kultur dari penutur dan lawan tutur. Penggunaan bahasa yang dipengaruhi oleh segala aturan tersebut disebut dengan istilah Sosiopragmatik. Sosiopragmatik merupakan gabungan dari dua buah ilmu Linguistik yaitu Sosiolinguistik dan Pragmatik. Menurut (Sumarsono:2004) Sosiolinguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa terkait dengan orang-orang yang memakai bahasa tersebut. Sosiolinguistik merupakan ilmu yang menghubungkan antara 1

pengguna bahasa dengan budaya yang mempengaruhinya. Sedangkan pragmatik adalah salah satu cabang Linguistik yang mempelajari bahasa secara eksternal yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi (Wijana 1996:1). Pragmatik pada dasarnya memperhatikan aspek-aspek proses komunikatif. Levinson ( 2006:197) mengatakan bahwa Pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya, konteks tersebut tergramatisasi dan terkodifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur bahasanya. Pragmatik adalah kajian tentang penggunaan bahasa sesungguhnya. Di dalam Pragmatik terdapat pembahasan mengenai deiksis. Deiksis adalah ungkapan yang terikat oleh konteks, menurut Purwo (1984:1) sebuah kata dapat dikatakan bersifat deiksis apabila rujukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung siapa yang menjadi pembicara, saat dan tempat dituturkannya kata-kata itu. Sedangkan menurut Lyons (dalam Djajasudarrma, 1993:43) menyatakan deiksis dapat juga diartikan sebagai lokasi dan identifikasi orang, objek, peristiwa, proses, atau kegiatan yang sedang dibicarakan atau yang sedang dituju dalam hubungannya dengan dimensi ruang dan waktunya, pada saat dituturkannya oleh penutur atau lawan tutur. Levinson (2006:111) membagi deiksis menjadi beberapa kategori seperti deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis sosial, dan deiksis wacana. Dalam penelitian ini penelitian hanya membahas deiksis sosial. Deiksis sosial berarti kata atau frasa yang referennya dapat berubah-ubah berdasarkan jarak sosial antara penutur dan lawan tutur. Biasanya deiksis sosial digunakan untuk menyatakan rujukan berdasarkan perbedaan kedudukan atau status sosial antara penutur dan lawan tutur yang ditandai dengan pemilihan kata. Dalam beberapa 2

bahasa, perbedaan tingkat sosial antara pembicara dengan pendengar yang diwujudkan dengan seleksi kata dan frasa atau sistem morfologi kata-kata tertentu (Nababan, 1987:42). Menurut Fillmore (2009:4), deiksis sosial berarti aspek kalimat yang mencerminkan dan membentuk atau ditentukan oleh realitas tertentu dari situasi sosial tindak tutur terjadi. Dia menambahkan bahwa deiksis sosial mengkodekan identitas sosial manusia, atau hubungan sosial antara manusia, dan orang-orang serta lingkungan di sekitarnya. Deiksis sosial dapat berupa panggilan kehormatan, hubungan kekerabatan, dan hubungan sosial dengan masyarakat. Sementara itu di Jepang deiksis sosial merupakan sebuah ragam hormat yang berkaitan langsung dengan penggunaan honorofiks untuk merujuk kepada lawan bicara. Budaya Jepang lebih menekankan bahwa penutur dan lawan tutur harus bertindak menurut posisi sosial masing-masing dan aturan-aturan serta keharusan yang disatukan dalam sisi lainnya. Lebih jauh lagi disampaikan oleh Nakane sebagai berikut : the japanese always use an existing structure of vertical personal relations for organization of any inter-institutional or inter-professional gruop, such as an organizing committe of a lerge convertion of the kind that requires the co-operation of experts from various fields.(nakane, 1972:77) Orang Jepang selalu memakai struktur hubungan vertikal yang ada untuk organisasi dalam institusi sendiri maupun kelompok profesional seperti panitia dalam konversi besar yang membutuhkan kerjasam para ahli dari berbagai bidang. Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat Jepang sangat memperhatikan struktur hubungan vertikal atau status sosial masing-masing dalam berbahasa, yang mana struktur hubungan vertikal tersebut dapat 3

mengkotak-kotakkan status sosial hingga menciptakan jarak dalam berkomunikasi antarindividu bahkan dalam masyarakat. Dengan kata lain, hubungan sosial vertikal menjadi begitu penting dalam tatanan sosial masyarakat Jepang. Dalam kehidupan sehari-hari ketika berbicara dengan seseorang, orang Jepang selalu memilih kata-kata yang pantas untuk diucapkan sesuai dengan jabatan dan statusnya dalam masyarakat. Komunikasi dalam kegiatan sehari-hari tersebut tidak terlepas dari penggunaan deiksis sosial. Selain itu penggunaan deiksis sosial dapat dijumpai pada penulisan karya sastra dan pada industri hiburan. Pada penelitian ini peneliti mengambil salah satu drama Jepang yang berjudul Great Teacher Onizuka remake 2012 Episode 1-2. Drama Jepang merupakan salah satu media bagi pembelajar asing untuk mempelajari bahasa Jepang, lewat drama tidak hanya bisa mendengarkan audio atau suara dari sebuah tuturan namun juga dapat melihat visualnya dari berbagai aktivitas para tokoh dalam drama tersebut. Selain itu melalui drama ungkapan verbal dan non-verbal seperti mimik wajah dan bahasa tubuh ketika tuturan tersebut disampaikan juga dapat dipahami. Drama Great Teacher Onizuka Remake 2012 ini bercerita tentang kehidupan masyarakat Jepang terutama pada kehidupan sekolah di Jepang. Cerita dalam drama ini juga banyak terdapat percakapan antara kepala sekolah dan direktur sekolah, antara kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan murid, antara murid dengan murid, serta antara orang tua dan anak yang mempunyai status sosial yang berbeda-beda dalam kehidupan bermasyarakat. 4

Interaksi sosial dan komunikasi antar tokoh dalam drama ini juga memperlihatkan keragaman seperti hubungan dan komunikasi antara atasan dan bawahan, antara rekan kerja, teman sebaya, dan kepada orang tua. Hubungan dengan tingkat sosial yang berbeda itu memperlihatkan pula perbedaan pemakaian bahasa dalam komunikasi antartokoh dalam drama ini. Sehingga peneliti mengambil drama ini sebagai sumber data untuk membahas penggunaan deiksis sosial di Jepang. Salah satu contoh deiksis sosial dalam drama Great Teacher Onizuka Remake 2012 Episode 1-2 adalah sebagai berikut : Contoh 1 : 冬月 : ちょっとあなたたち, 皆さんの迷惑に... なっ ているでしょ 暴れる人 : はい何ですか? Fuyutsuki Abareruhito Fuyutsuki Pengacau : Chotto anata-tachi no minasan no meiwaku ni...nat...teirudesho. : Hai nandesuka. : Tunggu anda sekalian mengganggu yang lain loh... : ya ada apa? (Great Teacher Onizuka Remake 2012 eps 01 00:01:10-00:01:20) Situasi : Pada waktu pagi hari ketika berangkat kerja, Fuyutsuki yang merupakan seorang guru bertemu dengan para pengacau di tengah perjalanan. Para pengacau tersebut membuat kekacauan dengan mengganggu orang-orang yang berjalan di sekitar jalan tersebut. Fuyutsuki mencoba untuk bicara dengan pengacau tersebut untuk menghentikan perbuatan mereka. Tuturan yang terjadi antara penutur (Fuyutsuki) dan lawan tutur (seorang pengacau) terlihat adanya penggunaan deiksis sosial hubungan vertikal yang terdapat pada penggunaan verba bantu desu. Verba bantu desu pada percakapan di 5

atas merupakan contoh dari penggunaan deiksis sosial karena antara penutur (Fuyutsuki) dan lawan tutur (seorang pengacau) tidak saling kenal sebelumnya, sehingga mereka menggunakan bentuk sopan dalam bertutur. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada contoh di atas maka dalam berkomunikasi orang Jepang sangat memperhatikan lawan tuturnya dengan memakai kata-kata atau bentuk honorifiks yang sesuai. Sehingga mereka dapat saling menghormati satu sama lain lewat pemilihan kata tersebut. Maka dari itu peneliti mengambil objek kajian deiksis sosial untuk diteliti, agar mengetahui penggunaan deiksis sosial di Jepang, khususnya yang terdapat pada drama Great Teacher Onizuka Remake 2012 Episode 1-2. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimanakah penggunaan deiksis sosial yang terdapat dalam drama Great Teacher Onizuka Remake 2012 Episode 1-2? 1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan penggunaan dari deiksis sosial yang terdapat dalam drama Great Teacher Onuzuka Remake 20112 Episode 1-2. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian dieksis sosial ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis peneliti berharap penelitian ini bisa menambah pengetahuan serta pemahaman lebih luas mengenai deiksis, khususnya deiksis 6

sosial di bidang Pragmatik. Secara praktis manfaat yang diharapkan dapat tercapai dari penelitian ini adalah dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam penelitian ini bagi mahasiswa, masyarakat dan secara khusus bagi pembelajar bahasa di bidang deiksis khususnya deiksis sosial. 1.5 Batasan Masalah Peneliti merasa perlu membatasi masalah dalam penelitian ini agar penelitian tidak mengambang dan jelas. Dalam penelitian ini peneliti hanya membahas tentang penggunaan deiksis sosial yang terdapat dalam drama Great Teacher Onizuka Remake 20112 Episode 1-2. Peneliti hanya menggunakan episode 1 dan 2 pada drama Great Teacher Onizuka Remake 2012 karena sudah dapat mewakili data yang di perlukan. 1.6 Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data lisan dan tulisan. Penelitian ini merupakan penelitian yang menghasilkan data berupa data lisan dan dicatat dalam bentuk tulisan maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode dan teknik penelitian terdiri dari penyediaan data, analisis data,dan penyajian hasil analisis data. Berikut ini akan menjelaskan masing-masing metode dan teknik penelitian tersebut. 1.6.1 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data dapat disebut dengan penjaringan data. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dengan menyimak, sebelumnya peneliti mengambil data dari 7

drama Jepang. Metode pengumpulan ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Metode simak dalam hal ini memiliki teknik dasar yaitu teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan (Mahsun, 2005:90). Penyadapan penggunaan bahasa ini dapat dilakukan baik pada penggunaan bahasa secara lisan maupun tulisan. Teknik lanjutan dari teknik sadap yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah teknik simak bebas libat cakap, pada teknik ini peneliti tidak terlibat dalam dialog percakapan yang sedang diteliti. Peneliti hanya sebagai pengamat. Setelah diamati langkah selanjutnya adalah mencatat semua tuturan yang dibutuhkan untuk diteliti, yang dinamakan teknik catat. 1.6.2 Analisis Data Setelah melakukan pengumpulan data, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data. Data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode padan. Sudaryanto (1993:13) menyatakan bahwa metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (languange) yang bersangkutan. Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis data dari metode padan ini adalah teknik pilah unsur penentu (PUP). Teknik pilah unsur penentu adalah teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993:1). Dalam teknik pilah unsur penentu ini digunakan daya pilah Sosiopragmatik karena unsur penentunya adalah lawan tutur yang didasarkan pada kebudayaannya dan teori SPEAKING oleh Dell Hymes untuk menganalisis konteks atau situasi tuturan 8

dalam data yang dianalisis. Contoh analisis penggunaan deiksis sosial dapat dilihat pada percakapan berikut : Situasi : Fuyutsuki yang merupakan guru dari Miki merasa cemas mengenai keadaan Miki yang tidak pulang ke rumah dari semalam, sehingga Fuyutsuki mencoba menghubungi ayah Miki yang bernama Katsuragi melalui telepon. Mendengar telepon berdering Katsuragi mengangkatnya dan berbicara dengan Fuyutsuki. Katsuragi adalah seorang ketua dari kepolisian. Katsuragi sangat sibuk karena selama ini dia hanya mementingkan pekerjaannya tanpa mempedulikan perasaan anaknya yang bernama Miki. 冬月 : 美姫さんの件でお話があるのですが 葛城 : 美姫の件とおっしゃると? Fuyutsuki Katsuragi : Mikisan no ken de ohanashigaarundesuga. : Miki no kento ossharuto? Fuyutsuki : Saya ingin bicara mengenai Miki Katsuragi : Apa yang ingin dibicarakan tentang Miki? (GTO eps 02 00:31:09-00:31:13) Analisis Pada percakapan di atas, tuturan yang terjadi antara penutur (Fuyutsuki) dan lawan tutur (Katsuragi) terlihat adanya penggunaan deiksis sosial hubungan vertikal yang terdapat pada penggunaan kata kerja ossharu. Kata kerja ossharu pada tuturan di atas termasuk ke dalam referent honorifics sebagai sonkeigo (subject honorification). Tuturan di atas menggunakan kata kerja khusus bentuk sonkeigo yaitu ossharu (osshaimasu) bentuk sopan dari kata kerja iimasu, 9

Katsuragi menggunakan kata kerja ossharu pada saat bertanya pada Fuyutsuki untuk menunjukkan perasaan hormat kepada Fuyutsuki sebagai orang yang belum ia kenal atau merupakan orang luar bagi dirinya. Dilihat dari konsep uchi dan soto antara penutur dan lawan tutur adalah orang yang berada di luar kelompok (soto) karena mereka tidak satu lingkungan kerja serta mereka tidak pernah kenal sebelumnya. Sehingga dalam bertutur Katsuragi sebagai lawan tutur menggunakan ragam bahasa hormat (sonkeigo) untuk menghormati penutur dan untuk meninggikan derajat penutur. Berdasarkan uraian di atas, pertama peneliti menguraikan situasi tuturan dengan menggunakan teori SPEAKING, peneliti tidak merincikan satu persatu dari unsur SPEAKING tersebut. Unsur SPEAKING bisa terlihat jelas dari uraian antar kalimat yang ada dalam situasi tersebut. Kemudian peneliti menganalisis percakapan tersebut dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini seperti Sosiopragmatik, konsep uchi dan soto, dan honorifics di Jepang. Berdasarkan teori yang ada peneliti menjelaskan penggunaan deiksis sosial dalam drama Great Teacher Onizuka Remake 2102 Episode 1-2. 1.6.3 Penyajian Hasil Analisis Data Penyajian hasil analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penyajian informal dan penyajian formal. Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun sifatnya dengan terminologi yang teknis. Penelitian ini menggunakan cara penyajian data secara informal menggunakan kata-kata biasa dengan cara memaparkan analisis penggunaan deiksis sosial yang terdapat dalam drama Great Teacher Onizuka Remake 2012 Episode 1-2. 10

1.7 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang saling berhubungan satu sama lain dan tidak terlepas dari ruang lingkup, secara umum dikemukakan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang penelitian terdahulu dan landasan teori yang meliputi tentang teori mengenai Sosiopragmatik dan deiksis. Bab III berisi tentang analisis penggunaan deiksis sosial. Bab IV berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. 11