Studi Karakteristik Pengeringan Pupuk NPK (15:15:15) Menggunakan Tray Dryer

dokumen-dokumen yang mirip
EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DALAM TRAY DRYER

PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATUBARA PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER TERHADAP KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA

DINAMIKA PINDAH MASSA DAN WARNA SINGKONG (Manihot Esculenta) SELAMA PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

PROSES PERPINDAHAN MASSA DAN PERUBAHAN WARNA AMPAS TAHU SELAMA PENGERINGAN MENGGUNAKAN PEMANAS HALOGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Buah Mahkota Dewa

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA

KARAKTERISTIK PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER) MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

Studi Eksperimen Karakteristik Pengeringan Batubara dengan Variasi Beban Pengeringan pada Cyclone Coal Dryer

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

Analisis Distribusi Suhu, Aliran Udara, Kadar Air pada Pengeringan Daun Tembakau Rajangan Madura

HASIL DAN PEMBAHASAN

Model Pengeringan Lapisan Tipis Cengkeh (Syzygium aromaticum) 1) ISHAK (G ) 2) JUNAEDI MUHIDONG dan I.S. TULLIZA 3) ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

BAB III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

III. METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Proses Perpindahan Panas Konveksi Alamiah dalam Peralatan Pengeringan

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan komoditas pertanian yang penting karena banyak

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

LOGO MERITIA ARDYATI DANY PRATAMA PUTRA Oleh: Pembimbing: Ir. Minta Yuwana, MS Prof. Dr. Ir. Heru Setyawan, M.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

LAMPIRAN. Arang Sekam (C)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH UKURAN PARTIKEL TERHADAP LAJU PENGERINGAN PUPUK ZA DI DALAM TRAY DRYER Kristina Dwiyanti Nia Maulia

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

MODEL MATEMATIS PENGERINGAN LAPISAN TIPIS BIJI KOPI ARABIKA (Coffeae arabica) DAN BIJI KOPI ROBUSTA (Coffeae cannephora) ABSTRAK

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

METODOLOGI PENELITIAN

Pada proses pengeringan terjadi pula proses transfer panas. Panas di transfer dari

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-367

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-373

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. PROTOTYPE PENGERING BIOMASSA TIPE ROTARY (Tinjauan Pengaruh Waktu Pengeringan terhadap Nilai Kalor Produk dan Laju Pengeringan)

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN EFISIENSI ENERGI PADA ALAT PENGERINGAN DAUN SELEDRI BERBASIS KONTROL SUHU DAN HUMIDITY UDARA

TEMPERATUR UDARA PENGERING DAN MASSA BIJI JAGUNG PADA ALAT PENGERING TERFLUIDISASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM BORAT (H 3 BO 3 ) TERHADAP SOLUBILITAS CO 2 DALAM LARUTAN K 2 CO 3 Pembimbing : Dr. Ir. Kuswandi, DEA Ir.

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

BAB III METODE PENELITIAN

1. Bengkuang yang digunakan diperoleh dari pasar pakem 2. Udara panas sebagai media pengering

KADAR AIR KESETIMBANGAN (Equilibrium Moisture Content) BUBUK KOPI ROBUSTA PADA PROSES ADSORPSI DAN DESORPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam SNI (2002), pengolahan karet berawal daripengumpulan lateks kebun yang

III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Skripsi LABORATORIUM THERMODINAMIKA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

PENGARUH KETEBALAN BAHAN TERHADAP KINETIKA PENGERINGAN KENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pada umunya merupakan hasil proses pengeringan menggunakan spray dryer.

METODOLOGI PENELITIAN

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

SIMULASI PROSES EVAPORASI BLACK LIQUOR DALAM FALLING FILM EVAPORATOR (FFE) DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA DITINJAU DARI PENGARUH ARAH ALIRAN UDARA

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Temu Putih. Penyortiran Basah. Pencucian. Pengupasan. Timbang, ± 200 g. Pengeringan sesuai perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Seminar Skripsi Studi Karakteristik Pengeringan Pupuk NPK (15:15:15) Menggunakan Tray Dryer LABORATORIUM PERPINDAHAN ` PANAS DAN MASSA Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS Disusun oleh : Argatha Febriansyah - (2310100106) Rucita Ramadhana - (2310100152) Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Ali Altway, MS. 2. Dr. Ir. Susianto, DEA.

PENDAHULUAN 2

PUPUK NPK MEMEGANG PERANAN PENTING PADA SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA 2

Bahan Baku Granulasi Pengeringan Dedusting Scrubber Pengayakan Pendinginan Keterangan : Proses : Recycle Pelapisan Pengantongan 3

Proses pengeringan pada industri Pupuk NPK memegang peranan penting dimana kandungan air dalam spesifikasi Pupuk NPK (15:15:15) dibatasi maksimum 1,5-2% (www.fao.org) (Pupuk Phonska SNI 02-2803- 2000) 4

Mengapa Kadar Air Dalam Pupuk NPK Perlu Dibatasi? Kadar Air Yang Berlebihan Merusak Struktur Granular Pupuk Mempengaruhi Kualitas Dan Kandungan Gizi Pupuk 5

Mengapa Perlu Dilakukan Studi Karakteristik Pengeringan? Proses pengeringan pada skala industri memerlukan desain alat pengering yang tepat dan efesien. Desain alat pengering ini memerlukan data karakteristik pengeringan pupuk tersebut. Dipilih Tray dryer karena cocok digunakan untuk skala laboratorium, memiliki efisiensi thermal yang tinggi, cocok untuk segala bahan, moisture content akhir lebih rendah, dan memiliki resiko yang lebih rendah terhadap ledakan (Mujumdar,1995) (EPA,2006) 6

PENELITIAN SEBELUMNYA Laboratorium Perpindahan Panas Massa dan Pemisahan Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember DIKBASAN (2007) Penelitian tentang studi karakteristik Telah melakukan studi karakteristik pengeringan Pupuk NPK (15 : 15 :15) melalui eksperimen pengeringan dengan apel menggunakan fixed-bed dantunnel simulasi. dryer Secara garis besar penelitian ini menginvestigasi dengan variabel tentang bebas suhu persamaan udara, aliran pengeringan udara semi-empiris. dan moisture relatif. Hasil pengukuran digunakan untuk menentukan kurva laju pengeringan. 10 6

PENELITIAN SEBELUMNYA Laboratorium Perpindahan Panas Massa dan Pemisahan Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember SRINIVASA (2008) Telah melakukan studi karakteristik pengeringan PenggunaanPupuk tray NPK dryer(15 untuk : 15 :15) menentukan melalui eksperimen dengan fixed-bed dan simulasi. karakteristik pengeringan pernah digunakan Secara garis besar penelitian ini menginvestigasi pada sawdust dari tentang kayu pohon persamaan palm. pengeringan semi-empiris. Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengeringan meningkat dengan peningkatan suhu medium pengering. 10 7

PENELITIAN SEBELUMNYA Laboratorium Perpindahan Panas Massa dan Pemisahan Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian eksperimen secara komprehensif dilakukan untuk mengukur distribusi kadar air dalam potongan kentang dengan range variabel suhu (60-80 0 C) dan kecepatan udara 1-1.5 m/s. AKPINAR (2004) Kemudian hasil diuji dengan 4 model untuk menentukan parameter proses pengeringan. 10 8

PENELITIAN SEBELUMNYA Laboratorium Perpindahan Panas Massa dan Pemisahan Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Melakukan studi eksperimental karakteristik pengeringan limbah padat tapioka. Hasil penelitian di evaluasi menggunakan tiga belas model semi-teoritis. Dan diperoleh bahwa model Midilli paling tepat untuk menjelaskan kurva karakteristkik pengeringan limbah padat Harianto D & Khoir M (2009) 10 9

PENELITIAN SEBELUMNYA Laboratorium Perpindahan Panas Massa dan Pemisahan Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Han 2002 Proses pengeringan pupuk NPK menggunakan fixed bed dryer secara eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan laju pengeringan secara jelas meningkat dengan peningkatan suhu udara dan pengaruh laju aliran udara tidak begitu terlihat jelas pada laju pengeringan. 10

PERUMUSAN MASALAH Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam menentukan kondisi operasi atau mendesain alat pengering yang tepat, maka diperlukan studi karakteristik pengeringan Pupuk NPK (15:15:15). 11

TUJUAN PENELITIAN 1. Mengkaji pengaruh suhu udara pengering, kecepatan udara pengering, dan ukuran partikel sampel terhadap karakteristik pengeringan pupuk NPK (15:15:15). 2. Menemukan model yang tepat untuk menjelaskan karakteristik pengeringan pupuk NPK (15:15:15) memakai model pengeringan semi teoritis 12

METODOLOGI PENELITIAN

TAHAPAN PENELITIAN Studi Literatur Preparasi Sampel Melakukan Percobaan Proses Pengeringan Membuat Kurva Karakteristik Memilih Model semi-teoritis untuk mengevaluasi hasil percobaan Menentukan Parameter Model Pengeringan Menganalisa hasil penelitian 15

GAMBAR SKEMA TRAY DRYER Keterangan gambar : 1. Inlet udara masuk 2. Kipas angin 3. Pemanas 4. Display suhu Td dan Tw dan switch termokopel 5. Pengatur kecepatan udara 6. Termokopel 7. Termometer bola kering 8. Termometer bola basah 9. Pintu kaca 10. Timbangan digital 11. Tray 12. Wadah sampel 13. Ruangan Pengering 14. Voltage Regulator sebagai pengatur suhu 16

Variabel Penelitian Variabel yang telah dikaji adalah : Suhu udara pengering yaitu : 60, 70, dan 80 o C Kecepatan udara pengering yaitu : 0,6 dan 1,4 m/s Ukuran partikel yaitu : 6, 8, dan 10 mesh Variabel respon antara lain adalah : Kurva karakteristik pengeringan Pupuk NPK Karakteristik model pengeringan semi-teoritis 17

1. Menentukan moisture ratio hasil eksperimen MReksperimen = wt w 0 w e w e MCt MC = e = MC 0 MC e MCt MC 0 2. Menganalisa hasil eksperimen dengan model two term eksponen dan midili. Dengan persamaan : MRmodel two term eksponential = a. exp (-kt) + (1-a).exp (-kat) MRmodel midilli = a. exp (-kt n ) + bt 18

Analisa Statistik Model 1. Koefesien Determinan (R 2 ) R 2 = SSR SSE = 1 - SST SST Sum of Square Error (SSE) = (MR ex MR m ) 2 Sum of Square Total (SST) = (MR ex MR rata-rata ex ) 2 2.Standard Error of Estimate (SEE) SEE = N 2 MR exp MR i 1 model N n 3. Root Mean Square Error (RMSE) RMSE = 1 N MR MR N i 1 i,pre 4. Mean Sum of Squares of Errors (MSE) MSE = MR exp,i MR pre,i N n 2 i,exp 2 1/ 2 19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kurva hubungan antara moisture content terhadap waktu pada pupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan suhu udara pengering ( C) dengan ukuran partikel 10 mesh dan kecepatan udara pengering 0.6 m/s 6 Moisture Content (gr H 2 O/ gr sampel kering) 5 4 3 2 1 0 suhu 60 C suhu 70 C suhu 80 C 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Waktu (menit) 21

Kurva hubungan antara moisture content terhadap waktu pada pupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan kecepatan udara (m/s) dengan ukuran partikel 6 mesh dan suhu 80 0 C Moisture Content (gr H 2 O/ gr sampel kering) 6 5 4 3 2 1 0 kecepatan 0.6 m/s kecepatan 1.4 m/s 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Waktu (menit) 22

Kurva hubungan antara moisture content terhadap waktu pada pupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan ukuran partikel (mesh) dengan kecepatan udara pengering 0.6 m/s dan suhu 80 o C. Moisture Content (gr H 2 O/ gr sampel kering) 6 5 4 3 2 1 0 10 mesh 8 mesh 6 mesh 0 20 40 60 80 100 120 140 160 Waktu (menit) 23

Kurva hubungan antara drying rate terhadap free moisture pada pupuk NPK (15:15:15) berdasarkan perbedaan suhu udara pengering ( C) dengan ukuran partikel 10 mesh dan kecepatan udara pengering 0.6 m/s Rate Drying (gr H 2 O/cm 3.menit) 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 suhu 60 C suhu 70 C suhu 80 C 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Free Moisture (gr H 2 O/ gr sampel kering) 24

Evaluasi model pengeringan

Model Two term eksponensial MR Model Two Term Eksponensial 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 +38 % -13.5 % a = 1.5224 T -0.1058 V 0.00034 D 0.0116 p k = 0.000017 T 1.581 V 0.4059 D 0.1909 p 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 MR Eksperimen 26

Hasil Analisa Statistik Model Two Term Eksponensial 27

1 0.9 0.8 Model midilli +7.6 % -5.3 % MR Model Midilli 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 a = 1.0940 T -0.01789 v -0.00629 D p -0.00693 b = -0.00167 T 0.00578 v 0.3547 D p -0.066 k = 0.0079 T -0.000022 v -0.000002 D p -0.0000014 n = 0.06711 T 0.65074 v 0.0226 D p -0.0697 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 MR Eksperimen 28

Hasil Analisa Statistik Model Midilli 29

Model Midilli 1 0.9 0.8 0.7 Moisture Ratio (MR) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 50 100 150 200 250 300 Waktu (menit) 30

KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara pengering dan kecepatan udara pengering memberi pengaruh yang signifikan terhadap laju pengeringan, sedangkan untuk ukuran partikel pupuk NPK (15:15:15) kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laju pengeringan. 32

2. Pada penelitian ini Model Midilli direkomendasikan sebagai model pengeringan untuk granular pupuk NPK (15:15:15) dengan nilai parameter dan koefisien model emipiris sebagai berikut : MR = a. exp (-kt n ) + bt a = 1.0940 T -0.01789 v -0.00629 D -0.00693 p b = -0.00167 T 0.00578 v 0.3547 D -0.066 p k = 0.0079 T -0.000022 v -0.000002 D -0.0000014 p n = 0.06711 T 0.65074 v 0.0226 D -0.0697 p 33

Kurva pengaruh ukuran partikel sampel terhadap laju pengeringan pupuk NPK variabel suhu 60 C dan kecepatan udara 0.6 m/s 0.03 10 mesh Rate Drying (gr H 2 O/cm 3.menit) 0.02 0.01 8 mesh 6 mesh 0 0 1 2 3 4 5 Free Moisture (gr H2O/ gr sampel kering)

Kurva pengaruh kecepatan udara pengering terhadap laju pengeringan pupuk NPK variabel suhu 60 C dan ukuran partikel 10 mesh 0.04 Rate Drying ( gr H 2 O/ cm 3.menit ) 0.03 0.02 0.01 kecepatan 0.6 m/s kecepatan 1.4 m/s 0 0 1 2 3 4 5 Free Moisture ( gr H 2 O/ gr sampel kering )