PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG Jaliyar* ), Lita Lovia ** ), Melisa** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of research was students comprehend mathematis concept still weakness. The aims of the research to know was students ability comprehend mathematis concept through which use cooperative learning model type Think Pair Share be better than comprehend mathematis concept by applied coventional learning VII class SMPN 7 Padang. Kind of the research was an experiment. The population of the research was all of the student on VII grade of SMPN 7. Then, the sample classes were VII.8 as experimental class and VII.7 as control class. Instrument the research was the last test with indicator comprehend concept. The average score of students comprehend mathematis concept was control class more weakness and different than average score of experimental class. Hypothesis was tested by t-test, and. The result of the reseach was showed that students comprehend mathematis concept by applied model cooperative learning type Think Pair Share be better than comprehend mathematis concept by applied coventional learning VII class SMPN 7 Padang. Keys word: Think Pair Share, Students comprehend mathematic concept PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu dasar yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam menempuh jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai dengan perguruan tinggi. Matematika dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara logis, kritis, dan sistematis. Matematika sangat berperan untuk bekal pengetahuan dan pembentukan sikap serta pola pikir siswa baik dari segi pemahaman konsep matematis, komunikasi, penalaran dan pemecahan masalah. Oleh karena itu keberadaan pelajaran matematika disekolah sangat penting. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada Tanggal 7-11 Oktober 2014 di SMPN 7 Padang, bahwa guru telah melaksanakan proses
pembelajaran secara berkelompok. Namun pelaksanaan belajar secara berkelompok tersebut belum terlaksana dengan maksimal. Pada saat belajar kelompok siswa cenderung pasif dalam mengeluarkan pendapat dan hanya mengharapkan siswa yang dianggap pintar saja mengerjakan tugas kelompok tersebut. Dalam pelaksanaan presentasi kelompok, banyak siswa yang terlihat kebingungan dan juga tidak dapat bertanggung jawab terhadap hasil diskusi yang dikerjakan. Jika guru memberikan soal latihan yang modelnya tidak sama dengan contoh maka siswa kesulitan menyelesaikan soal tersebut. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep siswa masih rendah. Mengatasi masalah tersebut, model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). TPS dapat mengembangkan kemampuan potensi siswa secara aktif, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara individu, berpasangan dan berbagi dengan seluruh siswa di kelas. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Trianto, 2007: 42). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Penelitian relevan dengan Fefri Sansra (2012) dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap Pemahaman Konsep Matematis siwa kelas VIII SMPN 1 Ranah Batahan. Dan penelitian oleh Andra Gusnita (2011) dengan judul Pengaruh penerapan Model Pembelajaraan Kooperatif tipe Think Pair Share Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII MTsN Pancung Soal.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Penelitian dilakukan dari tanggal 27 April sampai dengan 27 Mei 2015 di SMPN 7 Padang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 7 Padang dengan kelas VII.8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.7 sebagai kelas kontrol. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik daripada dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMPN 7 Padang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Tes akhir mengandung indikator pemahaman konsep matematis yaitu menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikan konsep atau alogaritma ke pemecahan masalah. Menurut Shadiq (2009: 13), Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang harus diperhatikan dalam penilaian. Siswa dikatakan mampu memahami konsep jika siswa mampu mendefenisikan konsep, mengidentifikasi dan memberikan contoh atau bukan contoh dari konsep. Instrumen diuji cobakan terlebih dahulu di SMP N 25 Padang pada tanggal 12 Mei 2015. Daya pembeda yang diperoleh untuk semua soal signifikan dan klasifikasi soal diterima/baik dengan reliabilitas 0,990. Untuk mengukur kemampuan Pemahaman konsep matematis siswa digunakan rubrik analitik skala 4 merujuk pada Iryanti (2004: 14). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji t satu pihak. Data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas pada Sudjana (2005:466) dan uji homogenitas merujuk pada Sudjana (2005: 249), kemudian uji hipotesis dengan uji t satu pihak oleh Sudjana (2005:239).
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil belajar matematika siswa dapa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas Sampel S x mak x min Eksperimen 75,9 14,09 95,2 46,0 Kontrol 66,4 16,58 95,2 23,8 Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai ratarata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa kelas kontrol Sedangkan simpangan baku lebih tinggi kelas kontrol daripada kelas eksperimen. Hal ini menunjukan bahwa nilai pada kelas kontrol lebih beragam jika dibandingkan dengan kelas eksperimen. Uji hipotesis yang digunakan uji t satu pihak. Hasil pengujian diperoleh dan =, karena maka tolak H 0 dan terima H 1. Jadi dari uji hipotesis yang dilakukan disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih baik daripada dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 7 Padang. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan soal secara individu tentang lembaran soal yang diberikan oleh guru (Thinking), selanjutnya siswa secara berpasangan mendiskusikan apa yang telah dipikirkan dan menuliskannya pada lembar jawaban berpasangan yang dibagikan oleh guru (Pairing). Setelah siswa menyelesaikan secara berpasangan, kemudian beberapa pasangan mempresentasikan hasil kerja di depan kelas (Sharing). Hal pertama yang dilakukan guru adalah membagi siswa secara berpasangan berdasarkan kemampuan akademik, kemudian guru menyuruh siswa duduk bersama pasangannya dan guru membagikan lembaran soal pada masing-masing siswa. Pertemuan pertama suasana di kelas mengalami keributan karena pada saat pembagian kelompok, mereka
memilih-milih anggota pasangannya, namun guru memberikan penjelasan bahwa semua anggota pasangan tetap menguasai materi. Guru memberikan motivasi pada siswa dengan cara memberikan arahan dan nasehat. Setiap pertemuan siswa diberi lembaran soal dan siswa memikirkan penyelesaian soal secara individu (Thinking). Siswa kesulitan pada tahap Thinking kebanyakan siswa belum mau memikirkan soal secara individu. Pada tahap Pairing belum semua pasangan melaksanakan diskusi dengan baik. Tahap Sharing masih kurang berani untuk mempresentasikan di depan kelas. Pertemuan selanjutnya siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS. Siswa sudah mampu memikirkan jawaban dari soal secara individu, dan dalam berpasangan siswa sudah mau bertukar pendapat dan sudah berani mempresentasikan hasil kerja berpasangan di depan kelas. Setelah itu guru memberikan penjelasan dari jawaban berpasangan yang dipresentasikan jika ada yang belum dimengerti, setelah itu guru memberikan penghargaan kepada siswa kepada kelompok terbaik. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini adalah pada tahap berpasangan (pairing). Saat berpasangan, siswa berdiskusi lebih terfokus, saling bertukar pendapat satu sama lainya dan dapat bekerja sama dengan baik bersama pasangannya. Hal ini yang membedakan TPS dengan model pembelajaran lain. Disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir. Tes Akhir Pemahaman Konsep Indikator yang digunakan dalam penelitian terdapat dua indikator yaitu, menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Siswa berkemampuan rendah pada kelas eksperimen sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dengan jelas dan menuliskan jawaban sesuai yang diminta oleh soal. Siswa
mampu menentukan panjang sisi lainnya dari sebuah persegi panjang. Sedangkan siswa berkemampuan rendah pada kelas kontrol belum tepat menentukan panjang sebuah sisi dari persegi panjang yang lain. Siswa berkemampuan tinggi pada kelas eksperimen sudah mampu menyatakan ulang sebuah konsep dari soal yang diberikan yaitu dua buah sudut pada sebuah jajaran genjang berjumlah 180 dan siswa juga mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Sedangkan siswa berkemampuan tinggi pada kelas kontrol belum tepat menyatakan ulang sebuah konsep dengan baik dari soal yang diberikan. Hasil penelitian yang dilakukan pada kedua kelas sampel diperoleh ratarata kelas eksperimen 75,88 dengan simpangan baku 14,09 dan rata-rata kelas kontrol 66,43 dengan simpangan baku 16,58. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Share Think lebih baik daripada dengan menerapkan pembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 7 Padang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share lebih baik daripada dengan menerapkanpembelajaran konvensional siswa kelas VII SMPN 7 Padang. DAFTAR PUSTAKA Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja.Yogyakarta : Depdiknas. Shadiq, Fajar. (2009). Kemahiran Matematika.Yogyakarta : Depdiknas. Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.