EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Okta Dian Setyawan Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: Diansetyawan249@ymail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Reciprocal Teaching menghasilkan motivasi dan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori pada siswa kelas VIII SMP N 1 Borobudur tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 siswa yang tediri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan perhitungan uji multivariat dengan taraf signifikansi 5% diperoleh F obs sebesar 132,752 dengan F tabel sebesar 3,15 yang berarti bahwa rerata motivasi dan prestasi belajar kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Setelah dilanjutkan uji t univariat diperoleh t obs untuk motivasi belajar sebesar 3,359 dan t obs untuk prestasi belajar sebesar 2,703 dengan t tabel sebesar 2,326. Hal ini menunjukan bahwa motivasi dan prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik daripada motivasi dan prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran ekspositori. Kata kunci: Reciprocal Teaching, lingkaran, motivasi, prestasi belajar Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu proses pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan yang terjadi karena adanya interaksi dengan masyarakat. Dalam suatu pendidikan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, dan kurikulum. Faktor yang paling penting dalam pendidikan adalah guru, sesuai dengan salah satu peran guru adalah sebagai motivator siswa. Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pembelajaran, salah satunya pada pembelajaran matematika. Saat ini matematika masih menjadi pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa sehingga siswa kurang menyukai matematika. Rasa tidak suka tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi untuk mempelajari matematika. Akibatnya siswa kurang bersungguhsungguh dalam belajar matematika sehingga prestasi belajarnya rendah. Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa 59
Berdasarkan observasi dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Borobudur, guru hanya membacakan materi, siswa mencatat, dan mencoba menyelesaikan soal sesuai contoh dari guru. Dengan model pembelajaran tersebut, siswa cenderung bosan dan tidak punya motivasi untuk belajar. Hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar siswa kurang optimal. Akibatnya prestasi belajar siswa kurang memuaskan dan tidak memenuhi batas ketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 68. Hasil belajar matematika pada materi lingkaran yang dicapai belum memuaskan, masih banyak siswa SMP N 1 Borobudur yang memperoleh nilai di bawah standar yang ditetapkan oleh sekolah. Kurang optimalnya belajar siswa dapat diatasi dengan penerapan model pembelajaran yang sesuai, agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih perhatian sehingga siswa dapat lebih termotivasi. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan motivasi dan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori pada siswa kelas VIII SMP N 1 Borobudur Tahun Pelajaran 2013/2014?. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan motivasi dan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori pada siswa kelas VIII SMP N 1 Borobudur Tahun Pelajaran 2013/2014. Peneliti menggunakan model Reciprocal Teaching melalui pembelajaran berbalik ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kemauan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri. Melatih siswa agar dapat mempersentasikan idenya, dan guru cukup berperan sebagai fasilitator, dan mediator. Dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching diharapkan siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Pada dasarnya pembelajaran Reciprocal Teaching menekankan pada siswa untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat 60 Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman, keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk berlatih menggunakan keempat strategi dan menerima umpan balik dari anggota kelompok lainnya. Guru sebagai fasilitator berperan aktif dalam membimbing dan membantu siswa agar lebih pandai menggunakan strategi tersebut. Dalam pembelajaran guru dapat mengembangkan sendiri yang intinya siswa belajar mandiri. Model pembelajaran timbal-balik merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran karena Reciprocal Teaching menunjukan kepada kita cara untuk menjadi guru yang lebih baik dan menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar. Metode Penelitian Penelitian eksperimental (experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua prasyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat (Nana S. Sukmadinata, 2012: 194). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sehingga dalam pelaksanaannya peneliti membutuhkan desain penelitian yang tepat. Desain penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP N 1 Borobudur. Waktu pelaksanaan penelitian dari persiapan sampai tahapan pengolahan data dan penyusunan laporan dimulai pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan maret 2014. Populasi menurut Sugiyono (2010: 61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VIII SMP N 1 Borobudur yang berjumlah 221 siswa yang terdiri dari 7 kelas, yaitu A, B, C, D, E, F, G. Agar diperoleh sampel yang dapat mewakili populasi, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil dua kelas secara acak dari populasi. Dua kelas tersebut dengan perincian satu kelas Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa 61
sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching dan satu kelas sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran ekspositori. Dalam penelitian ini, metode pengambilan data dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, metode tes dan metode angket. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang kemampuan awal siswa yang diambil dari nilai UAS semester genap kelas VIII SMP N 1 Borobudur untuk pelajaran matematika yang digunakan dalam menguji keseimbangan. Metode tes yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk memperoleh data tentang prestasi belajar dalam penelitian ini disusun instrument tes prestasi belajar siswa pada materi lingkaran yang sebelumnya diujicobakan pada kelas uji coba dengan validitas 0,576. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap 30 soal tes uji coba prestasi belajar matematika, terdapat 5 item soal yang tidak dipakai yaitu 1, 2, 4, 5, dan 12. Sehingga terpilih 25 item soal prestasi belajar matematika yang semuanya mewakili masing-masing indikator yang tertuang dalam kisi-kisi penyusunan soal. Setelah diperoleh data prestasi belajar dilakukan analisis data. Uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang sama atau tidak. Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai variansi yang sama. Sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas yang menyatakan sampel berasal dari variansi yang berdistribusi normal dan uji homogenitas menyatakan bahwa kedua kelompok berasal dari variansi yang sama. Selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil dan Pembahasan Hasil dari angket dan tes prestasi belajar matematika kedua kelompok dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Dari uji normalitas dan uji homogenitas menunjukan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal dan tidak ada perbedaan variansi atau homogen. Kemudian dilakukan uji multivariat dan taraf 62 Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
signifikan α = 0,05 dipeoleh nilai F obs sebesar 132,752 dengan nilai tabel F 0.05;2,61 sebesar 3,15, dengan DK = F F < 3,15 atau F > 3,15. Karena nilai F obs DK maka H 0 ditolak, berarti rerata motivasi dan prestasi belajar dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching tidak sama dengan rerata motivasi dan prestasi belajar dengan model pembelajaran ekspositori. Karena dalam kesimpulan H 0 ditolak atau terdapat perbedaan, maka untuk mengetahui perbedaan terletak pada motivasi atau prestasi belajar siswa, dilanjutkan uji univariat secara terpisah. Uji hipotesis untuk angket motivasi belajar menggunakan distribusi t dan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh nilai uji t (t obs ) sebesar 3,359 dengan nilai tabel t 0.0125 ;62 sebesar 2,326, dengan DK = t t < 2,326 atau t > 2,326. Karena nilai t obs DK maka H 0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa dengan pembelajaran Reciprocal Teaching tidak sama dengan motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori. Rerata motivasi belajar matematika dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching diperoleh 90, sedangkan rerata motivasi belajar matematika dengan model pembelajaran ekspositori diperoleh 81. Tampak bahwa rerata motivasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik daripada rerata motivasi belajar matematika dengan model pembelajaran ekspositori. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik daripada dengan model pembelajaran ekspositori pada kelas VIII SMP N 1 Borobudur tahun pelajaran 2013/2014. Uji hipotesis untuk prestasi belajar menggunakan distribusi t dan taraf signifikansi α = 0,05 diperoleh nilai uji t (t obs ) sebesar 2,703 dengan nilai tabel t 0.0125 ;62 sebesar 2,326 dengan DK = t t < 2,326 atau t > 2,326. Karena nilai t obs DK maka H 0 ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa dengan pembelajaran Reciprocal Teaching tidak sama dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran ekspositori. Rerata prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching diperoleh 75, sedangkan rerata prestasi belajar matematika dengan pembelajaran ekspositori diperoleh 67. Tampak bahwa rerata prestasi belajar matematika siswa dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa 63
lebih baik daripada rerata prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran ekspositori. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik daripada dengan model pembelajaran ekspositori pada kelas VIII SMP N 1 Borobudur tahun pelajaran 2013/2014. Penutup Proses dan hasil penyusunan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi lingkaran dimulai dari tahap perencanaan untuk merancang perangkat pembelajaran kemudian dilakukan penelitian. Dari hasil analisis data penelitian yang sudah duperoleh dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching pada siswa kelas VIII SMP N 1 Borobudur memberikan motivasi dan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran ekspositori. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru untuk meningkatkan kualitas prestasi belajar matematika siswa. Prestasi belajar matematika siswa dapat ditingkatkan dengan memperhatikan metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat dijadikan suatu alternatif apabila guru dan calon guru matematika ingin melakukan proses pembelajaran matematika. Selain itu dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, sebaiknya guru memahami masing-masing tingkat karakter motivasi setiap siswa agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru dapat memberikan perlakuan yang sesuai terhadap tingkat motivasi belajarnya. Daftar Pustaka Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Predana Media Group. Syaodih Sukmadinata, Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 64 Ekuivalen: Eksperimentasi Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa