PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada Desember 2015 tercatat 101,01 atau mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,64. Indeks NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 95,41; Subsektor Hortikultura (NTPH) 95,02; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 103,74; Subsektor Peternakan (NTPT) 105,09 dan Subsektor Perikanan (NTNP) 105,87. Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 102,83 atau turun sebesar 0,11 persen dari sebelumnya 102,95. Pada Desember 2015, secara nasional 12 provinsi mengalami kenaikan Indeks NTP, sedangkan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan indeks. Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,09 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,98 persen. Pada Desember 2015, Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,71 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada semua kelompok yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 1,16 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,47 persen; perumahan 0,15 persen; sandang 0,33 persen; kesehatan 0,07 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,10 persen; serta kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,54 persen. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). Indeks NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Indeks NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi Indeks NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Indeks Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Petanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dengan komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 1

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Sulawesi Tenggara pada Desember 2015, Indeks NTP Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan 0,36 persen dibanding bulan November 2015 yaitu dari 100,64 menjadi 101,01. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor Desember 2016 (2012=100) Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 15 Des 15 % Perub Nov 15 Des 15 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima (It) 127,37 128,38 0,79 114,90 115,48 0,50 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,32 123,52 0,98 120,23 121,03 0,66 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 104,12 103,93-0,18 95,57 95,41-0,16 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) 124,24 125,68 1,16 115,09 114,87-0,19 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121,28 122,38 0,90 120,16 120,89 0,61 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 102,44 102,70 0,25 95,79 95,02-0,80 3. Tanaman Perkeb. Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) 116,97 118,12 0,98 122,71 125,05 1,90 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,76 121,81 0,87 119,82 120,54 0,60 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 96,86 96,97 0,11 102,41 103,74 1,29 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) 125,81 126,15 0,27 122,15 122,91 0,62 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 116,50 117,42 0,80 116,20 116,95 0,65 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 107,99 107,43-0,52 105,12 105,09-0,02 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima (It) 123,39 124,21 0,66 129,21 131,23 1,57 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,50 121,46 0,79 123,20 123,96 0,62 c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 102,40 102,26-0,13 104,88 105,87 0,95 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) 128,93 129,45 0,40 134,33 136,46 1,58 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121,50 122,35 0,70 123,96 124,68 0,58 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 106,12 105,80-0,30 108,37 109,45 1,00 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) 119,41 120,46 0,88 116,87 118,66 1,52 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 119,76 120,80 0,87 121,38 122,24 0,71 c. Nilai Tukar Petani (NTPi) 99,71 99,72 0,01 96,29 97,07 0,81 Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) 123,91 124,87 0,77 120,24 121,43 0,99 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,36 121,43 0,89 119,47 120,22 0,63 c. Nilai Tukar Petani (NTP) 102,95 102,83-0,11 100,64 101,01 0,36 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016

Nilai Tukar Petani Desember 2015 mengalami kenaikan disebabkan dua subsektor yang membangun NTP Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan yaitu: subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,29 persen dan subsektor perikanan 0,95 persen. Sedangkan subsektor yang mengalami penurunan adalah subsektor tanaman pangan sebesar 0,16 persen; subsektor hortikultura 0,80 persen; dan subsektor peternakan sebesar 0,02 persen. 110 100 90 80 70 60 Gambar 1 Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor Desember 2015 50 Nasional Sultra Tan.Pangan Hortikultura TPR Peternakan Perikanan 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Jika dilihat dari Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada Desember 2015, empat subsektor mengalami kenaikan, sedangkan satu subsektor lainnya mengalami penurunan. Subsektor yang mengalami kenaikan yaitu: subsektor tanaman pangan sebesar 0,50 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,90 persen; subsektor peternakan 0,62 persen; dan subsektor perikanan 1,57 persen. Sedangkan subsektor hortikultura turun sebesar 0,19 persen. 2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Desember 2015, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,63 persen dibandingkan November 2015, yaitu dari 119,47 menjadi 120,22. Jika dilihat untuk masing-masing subsektor, terjadi kenaikan indeks di semua subsektor yaitu subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,66 persen; subsektor hortikultura 0,61 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,60 persen; subsektor peternakan 0,65 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,62 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 3

Gambar 2. Indeks Harga Yang Diterima & Indeks Harga Yang Dibayar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Desember 2015 126 124 122 120 118 116 114 112 110 108 106 104 102 100 Nasional Sultra Indeks Harga Yang Diterima Petani Indeks Harga Yang Dibayar Petani 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (Padi & Palawija (NTPP)) NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) Desember 2015 dibandingkan November 2015, mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen, lebih kecil daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,66 persen. Hal ini yang menyebabkan turunnya NTP subsektor tanaman pangan. Naiknya Indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 0,28 persen dan palawija sebesar 1,08 persen akibat naiknya harga beberapa komoditas diantaranya gabah sebesar 0,28 persen; ubi jalar 1,91 persen; jagung 1,37 persen; dan ketela pohon/ubi kayu 1,15 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,75 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,20 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) NTP subsektor hortikultura (NTPH) pada Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 0,80 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,19 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,61 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga subkelompok buahbuahan sebesar 1,84 persen pengaruh turunnya harga beberapa komoditas antara lain: mangga 4,74 persen; jeruk 2,60 persen; dan pisang 0,49 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,69 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,10 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR) pada Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,90 persen lebih tinggi dari pada kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,60 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016

Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,90 persen akibat naiknya harga beberapa komoditas antara lain: biji jambu mete 4,28 persen; kakao sebesar 2,49 persen; dan cengkeh 1,54 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,63 persen dan indeks BPPBM 0,48 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) NTP Peternakan (NTPT) Desember 2015 turun sebesar 0,02 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen lebih kecil daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,65 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok ternak besar 0,15 persen; unggas sebesar 1,22 persen; dan hasil ternak 1,06 persen pengaruh naiknya harga beberapa komoditas antara lain: ayam ras pedaging 4,11 persen; telur ayam ras 1,46 persen; telur ayam buras 1,32 persen; dan sapi potong 0,16 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,73 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,56 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTP Perikanan (NTNP) Desember 2015 naik sebesar 0,95 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,57 persen lebih besar dari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,62 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks subkelompok penangkapan sebesar 1,58 persen dan subkelompok budidaya sebesar 1,52 persen. Sedangkan naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,89 persen dan BPPBM sebesar 0,06 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2015, NTN naik sebesar 1,00 persen. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,58 persen lebih besar dari pada kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,58 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks subkelompok penangkapan laut sebesar 1,58 persen pengaruh naiknya beberapa komoditas, antara lain: ikan cakalang sebesar 4,29 persen; kuwe/bebara 4,09 persen; tembang 3,30 persen; dan ikan teri 3,17 persen. Terjadinya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,89 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2015, NTPi naik sebesar 0,81 persen. Hal ini karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,52 persen lebih besar daripada kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,71 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks subkelompok budidaya laut sebesar 1,53 persen dan budidaya air payau sebesar 1,52 persen pengaruh naiknya komoditas rumput laut sebesar 1,56 persen dan ikan bandeng 1,52 persen. Terjadinya kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,87 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,23 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 5

Tabel 2. Nilai Tukar Petani Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2015 (2012=100) Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 15 Des 15 % Perub Nov 15 Des 15 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tanaman Pangan a. Indeks yang Diterima 127,37 128,38 0,79 114,90 115,48 0,50 - Padi 126,30 126,89 0,46 115,40 115,72 0,28 - Palawija 130,01 132,13 1,63 113,64 114,86 1,08 b. Indeks yang Dibayar 122,32 123,52 0,98 120,23 121,03 0,66 - Indeks Konsumsi RT 124,17 125,66 1,20 121,97 122,88 0,75 - Indeks BPPBM 116,49 116,79 0,26 111,87 112,10 0,20 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 104,12 103,93-0,18 95,57 95,41-0,16 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima 124,24 125,68 1,16 115,09 114,87-0,19 - Sayur-sayuran 122,02 124,64 2,15 123,91 126,48 2,08 - Buah-buahan 126,18 126,61 0,34 109,41 107,40-1,84 - Tanaman Obat 119,44 119,52 0,06 121,85 121,85 0,00 b. Indeks yang Dibayar 121,28 122,38 0,90 120,16 120,89 0,61 - Indeks Konsumsi RT 123,96 125,34 1,11 121,79 122,64 0,69 - Indeks BPPBM 113,10 113,36 0,23 110,78 110,89 0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 102,44 102,70 0,25 95,79 95,02-0,80 3. Tanaman Perkeb Rakyat a. Indeks yang Diterima 116,97 118,12 0,98 122,71 125,05 1,90 - Tan. Perkeb Rakyat 116,97 118,12 0,98 122,71 125,05 1,90 b. Indeks yang Dibayar 120,76 121,81 0,87 119,82 120,54 0,60 - Indeks Konsumsi RT 123,44 124,75 1,06 121,45 122,22 0,63 - Indeks BPPBM 112,45 112,69 0,21 112,09 112,63 0,48 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 96,86 96,97 0,11 102,41 103,74 1,29 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima 125,81 126,15 0,27 122,15 122,91 0,62 - Ternak Besar 127,82 127,87 0,05 121,11 121,30 0,15 - Ternak Kecil 124,04 123,88-0,14 130,69 130,69 0,00 - Unggas 122,71 123,75 0,85 122,17 123,66 1,22 - Hasil Ternak 119,58 121,13 1,29 124,55 125,87 1,06 b. Indeks yang Dibayar 116,50 117,42 0,80 116,20 116,95 0,65 - Indeks Konsumsi RT 124,11 125,55 1,16 122,65 123,54 0,73 - Indeks BPPBM 109,70 110,17 0,43 110,02 110,64 0,56 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 107,99 107,43-0,52 105,12 105,09-0,02 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016

Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 15 Des 15 % Perub Nov 15 Des 15 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima 123,39 124,21 0,66 129,21 131,23 1,57 - Penangkapan 128,93 129,45 0,40 134,33 136,46 1,58 - Budidaya 119,41 120,46 0,88 116,87 118,66 1,52 b. Indeks yang Dibayar 120,50 121,46 0,79 123,20 123,96 0,62 - Indeks Konsumsi RT 124,21 125,63 1,14 124,05 125,15 0,89 - Indeks BPPBM 114,23 114,42 0,17 121,03 121,11 0,06 c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 102,40 102,26-0,13 104,88 105,87 0,95 5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima 128,93 129,45 0,40 134,33 136,46 1,58 - Penangkapan Laut 128,90 129,32 0,33 134,33 136,46 1,58 b. Indeks yang Dibayar 121,50 122,35 0,70 123,96 124,68 0,58 - Indeks Konsumsi RT 123,59 124,90 1,06 124,09 125,20 0,89 - Indeks BPPBM 118,25 118,40 0,13 123,72 123,72 0,00 c. NTN 106,12 105,80-0,30 108,37 109,45 1,00 5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima 119,41 120,46 0,88 116,87 118,66 1,52 - Budidaya Laut 114,85 114,69-0,14 117,21 119,00 1,53 - Budidaya Air Payau 119,57 119,39-0,15 114,62 116,36 1,52 b. Indeks yang Dibayar 119,76 120,80 0,87 121,38 122,24 0,71 - Indeks Konsumsi RT 124,67 126,18 1,21 123,94 125,02 0,87 - Indeks BPPBM 111,24 111,47 0,21 114,56 114,82 0,23 c. NTPi 99,71 99,72 0,01 96,29 97,07 0,81 4. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 Provinsi yang dilaporkan, terjadi kenaikan NTP di 12 provinsi pada Desember 2015, sedangkan 21 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi pada November 2015 tercatat di Provinsi Sumatera Utara sebesar 1,09 persen disusul Provinsi DKI Jakarta 0,82 persen serta Provinsi Jambi sebesar 0,61 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan NTP terbesar adalah Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,98 persen disusul Provinsi Nusa Tenggara Timur 0,78 persen dan Provinsi Papua 0,73 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 7

Propinsi Tabel 3. Nilai Tukar Petani per Provinsi dan Persentase Perubahannya Desember 2015 (2012=100) It Ib NTP Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb Aceh (11) 117,76 0,61 120,00 0,90 98,13-0,28 Sumatera Utara (12) 122,73 1,93 121,98 0,83 100,62 1,09 Sumatera Barat (13) 117,66 0,57 120,36 0,89 97,75-0,32 Riau (14) 115,48 1,17 121,52 0,82 95,03 0,35 Jambi (15) 116,34 1,39 121,54 0,77 95,72 0,61 Sumatera Selatan (16) 115,88 0,55 120,67 0,84 96,03-0,28 Bengkulu (17) 113,35 0,44 121,93 0,96 92,96-0,51 Lampung (18) 125,46 0,55 120,83 0,74 103,84-0,19 Bangka Belitung (19) 121,33-0,61 117,89 0,38 102,92-0,98 Kep. Riau (21) 116,10 0,26 117,53 0,47 98,78-0,21 DKI Jakarta (31) 118,50 0,99 119,97 0,17 98,77 0,82 Jawa Barat (32) 132,42 0,89 123,47 0,85 107,24 0,04 Jawa Tengah (33) 123,79 0,84 121,32 0,88 102,03-0,04 DI Yogyakarta (34) 125,28 1,33 121,23 1,00 103,34 0,32 Jawa Timur (35) 130,53 0,76 122,99 1,17 106,13-0,41 Banten (36) 129,29 0,88 120,32 0,95 107,45-0,07 Bali (51) 125,48 0,63 119,36 0,91 105,13-0,27 Nusa Tenggara Barat (52) 126,51 0,58 119,10 0,77 106,22-0,20 Nusa Tenggara Timur (53) 121,77-0,01 118,58 0,77 102,69-0,78 Kalimantan Barat (61) 115,08 0,01 119,83 0,09 96,03-0,09 Kalimantan Tengah (62) 118,06 0,51 120,79 0,91 97,74-0,40 Kalimantan Selatan (63) 116,31 0,41 117,44 0,83 99,03-0,41 Kalimantan Timur (64) 117,26-0,11 120,50 0,62 97,31-0,73 Sulawesi Utara (71) 119,35 0,88 123,24 0,96 96,85-0,09 Sulawesi Tengah (72) 119,87 0,90 120,08 0,70 99,82 0,20 Sulawesi Selatan (73) 130,16 0,82 122,34 0,85 106,39-0,02 Sulawesi Tenggara (74) 121,43 0,99 120,22 0,63 101,01 0,36 Gorontalo (75) 129,43 1,59 123,96 1,29 104,41 0,29 Sulawesi Barat (76) 123,76-0,04 117,08 0,69 105,71-0,72 Maluku (81) 125,58 0,81 122,38 0,54 102,61 0,27 Maluku Utara (82) 122,58 1,34 118,48 0,77 103,46 0,56 Papua Barat (91) 121,08 1,15 120,65 0,72 100,35 0,43 Papua (94) 113,97 0,21 118,61 0,95 96,08-0,73 Nasional 124,87 0,77 121,43 0,89 102,83-0,11 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016

5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan perubahan nilai konsumsi rumah tangga di wilayah perdesaan. Pada Desember 2015, dilaporkan bahwa semua provinsi mengalami inflasi perdesaan. Provinsi yang mengalami inflasi perdesaan tertinggi adalah Provinsi Gorontalo sebesar 1,64 persen disusul Provinsi Jawa Timur 1,54 persen, dan Provinsi Yogyakarta sebesar 1,29 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami inflasi perdesaan terendah adalah Provinsi Kalimantan Barat 0,06 persen disusul Provinsi DKI Jakarta 0,28 persen dan Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,42 persen. Gambar 3. Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara Desember 2015 (Persen) Persen (%) 1,20 1,10 1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga Transportasi & Komunikasi Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 9

Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Menurut Provinsi Desember 2015 (2012=100) Propinsi Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Aceh (11) 1,07 2,13 0,38 0,03 0,18 0,41 0,07-0,01 Sumatera Utara (12) 1,02 1,90 0,38 0,30 0,55 0,28 0,23 0,26 Sumatera Barat (13) 1,10 2,42 0,10 0,01 0,28-0,05 0,09 0,16 Riau (14) 0,94 1,70 0,60 0,29 0,15 0,53-0,24 0,24 Jambi (15) 0,93 1,79 0,54 0,31 0,03-0,10-0,27 0,05 Sumatera Selatan (16) 1,08 1,91 0,46-0,02 0,47 0,58 0,15 0,33 Bengkulu (17) 1,13 2,22 0,46 0,59 0,20 0,14 0,13 0,17 Lampung (18) 0,91 1,72 0,46 0,04 0,38 0,31 0,39 0,37 Bangka Belitung (19) 0,42 0,78 0,42-0,08 0,28 0,43 0,02 0,00 Kepulauan Riau (21) 0,62 1,06 0,90-0,03 0,56-0,01 0,33 0,10 DKI Jakarta (31) 0,28 0,63 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,08 Jawa Barat (32) 1,16 2,27 0,55 0,29 0,14 0,28 0,57 0,16 Jawa Tengah (33) 1,14 2,24 0,65 0,33 0,12 0,21 0,01 0,04 DI Yogyakarta (34) 1,29 3,03 0,30 0,74 0,16 0,15 0,04 0,04 Jawa Timur (35) 1,54 3,09 1,05 0,22 0,04 0,10 0,01 0,13 Banten (36) 1,11 1,94 0,76 0,88 0,11 0,28 0,15 0,29 Bali (51) 1,08 2,41 0,42 0,22 0,35 0,11 0,30 0,01 NTB (52) 0,95 1,90 0,26 0,01 0,02 0,26-0,03 0,23 NTT (53) 0,91 1,59 0,39 0,13 0,52 0,31 0,06 0,10 Kalbar (61) 0,06 0,00 0,13 0,00 0,73 0,23 0,01-0,10 Kalteng (62) 1,07 1,94 0,75 0,05 0,06 0,61 0,40-0,12 Kalsel (63) 1,04 1,89 0,80 0,35 0,12 0,09 0,43 0,06 Kaltim (64) 0,73 1,37 0,36 0,15 0,07 0,25 0,17 0,00 Sulut (71) 1,21 2,27 0,20 0,43 0,49 0,06 0,00 0,21 Sulteng (72) 0,96 1,97 0,22 0,24 0,19 0,24 0,08 0,05 Sulsel (73) 1,16 2,04 1,02 0,36 0,26 0,31 0,06 0,21 Sulawesi Tenggara (74) 0,71 1,16 0,47 0,15 0,33 0,07 0,10 0,54 Gorontalo (75) 1,64 2,98 0,49 0,25 0,19-0,03 0,19 0,07 Sulawesi Barat (76) 0,80 1,45 0,45 0,47 0,14-0,04 0,05 0,06 Maluku (81) 0,67 1,04 0,70 0,15 0,62 0,17 0,02-0,09 Maluku Utara (82) 0,93 1,53 0,10 0,59 1,06 0,50 0,68 0,35 Papua Barat (91) 0,91 1,82 0,35 0,11 0,12 0,23 0,04 0,14 Papua (94) 1,16 1,99 0,28 0,78 0,34 0,46 0,00 0,39 Nasional 1,14 2,22 0,61 0,26 0,21 0,22 0,13 0,14 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016

6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Desember 2015, NTUP Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen. Hal ini disebabkan Indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,99 persen lebih besar dari pada kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,34 persen. Naiknya NTUP gabungan juga disebabkan naiknya NTUP di empat subsektor penyusun NTUP, yaitu; subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,30 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat 1,42 persen; subsektor peternakan 0,06 persen dan perikanan sebesar 1,50 persen. Sedangkan subsektor hortikultura turun sebesar 0,29 persen. Tabel 5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2015 (2012=100) Subsektor Nasional Sulawesi Tenggara Nov 15 Des 15 % Perub Nov 15 Des 15 % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Tanaman Pangan 109,34 109,92 0,53 102,71 103,02 0,30 2. Hortikultura 109,85 110,86 0,92 103,90 103,60-0,29 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 104,02 104,82 0,77 109,47 111,03 1,42 4. Peternakan 114,69 114,51-0,16 111,02 111,09 0,06 5. Perikanan 108,03 108,55 0,48 106,75 108,36 1,50 a. Tangkap 109,04 109,33 0,27 108,57 110,29 1,58 b. Budidaya 107,35 108,07 0,67 102,02 103,34 1,29 Gabungan 109,38 109,92 0,50 107,27 107,96 0,65 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 11

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara Informasi lebih lanjut hubungi: Hj. Wa Zalima, S.Si Telp 0401 3121751 3135363 Fax 0401 3122355 Email: zalima@bps.go.id 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016